Oleh :
Mengetahui,
(.............................................) (.............................................)
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat
payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya. Termasuk dalam catatan Word Health Organization (WHO)
dimasukkan dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan
kode nomor 17 (WHO, 2009). Menurut Kumar dkk (2007), kurva insidens
usia bpada kanker payudara bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker
ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka
tertinggi pada usia 45-66 tahun. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara
merupakan 28% kanker pada wanita kulit putih dan 25% pada kulit hitam.
Sedangkan presentase ketahanan hidup adalah 5 tahun 16-22%, sedangkan
ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5% apabila tidak diobati.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar
kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus
besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan
patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah
kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan
kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak diderita
wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada
wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker
tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan
bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka
ke-2 tertinggi (WHO, 2009).
Menurur Reksoprodjo dkk (2010), berdasarkan umur, kanker
payudara lebih sering ditemukan pada umur 40-49 tahun (decade V) sekitar
30% untuk kasus-kasus di Indonesia. Angka kematian kanker payudara
menjadi nomor dua setelah kanker leher rahim/ serviks.
3Data perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi)
menyebutkan rata-rata prognosis harapan hidup penderita kanker payudara
untuk 5 stadium. Pada stadium 0, 10 tahun dengan harapan hidup 98%,
stadium 1, 5 tahun dengan harapan hidup 85%; stadium II, 5 tahun dengan
harapan hidup 60-70%; stadium III, 5 tahun dengan harapan hidup 30-50%;
stadium IV, 5 tahun dengan harapan hidup 15% (Setiati, 2009).
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menambah pengetahuan tentang penyakit kanker payudara mulai
dari pengertian, penyebab, tanda gejala, jenis, pencengahan sampai
penanganannya.
2. Tujuan Khusus
Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker
payudara
1.3 MANFAAT
Dari laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada penderita
diabetes melitus diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perawat
Memberikan motivasi kepada perawat untuk dapat meningkatkan asuhan
keperawatan kepada pasien kanker payudara sehingga dapat
meningkatkan kualitas dalam tindakan.
2. Bagi instansi terkait
Menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
dengan meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang penanganan
kanker payudara.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Ca mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
dimana mammae sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembangbiak
dari menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Sofian,2012).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara
(Medicastore, 2014).
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun
metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Inflammatory Carcinoma
adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi merah,
bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan
kecil. Ini terjadi karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat
jaringan getah bening. Pada 90 persen kasus, kanker telah menyebar pada
jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan kanker yang agresif
dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan
kanker terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.
2.2 Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa
faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu:
virus, faktor lingkungan , faktor hormonl dan familial
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat meastrual:
Early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical
hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara,
Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy
estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
Stadium
Tahap 0 Tis N0 M0
Tahap I T1 N0 M0
Tahap IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Tahap IIB T2 N1 M0
T3 N1 M0
Tahap IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
Tahap IIIB T4 Sembarang N M0
Semabarang T N3 M0
Tahap IV Semabarang T Sembarang N M1
Ket:
Tumor Primer (T)
a) T0: Tidak ada bukti tumor primer
b) Tis: Karsinoma insitu: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular insitu,
atau penyakit paget puting susu dengan atau tanpa tumor
c) T1: Tumor ≤ 2 cm dalam dimensi terbesarnya
d) T2: Tumor > 2 cm tetapi tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
e) T3: Tumor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
f) T4: Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada
atau kulit.
Nodus Limfe Regional (N)
a) N0: Tidak ada metastasis nodus limfe regional
b) N1: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) yang dapat
ditegakkan
c) N2: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) terfiksasi pada
satu sama lain atau pada struktur lainnya
d) N3: Metastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsi lateral Metastasis
Jauh
a) M0: Tidak ada metastasis yang jauh
b) M1: Metastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe supraklavikular
ipsilateral)
Stadium
1. Stadium 0 : kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya
didalam payudara yang normal.
2. Stadium I: tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum
menyebar keluar payudara.
4. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
2.4 Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik
sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa
berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak
akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor
untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
2.5 Pathway
2.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mammografi
b. Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
c. Pemeriksaan biopsi
d. Mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
e. Ultra sonound
f. Untuk membedakan antara kista dan tumor.
g. Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi hati,
biopsi hati dapat digunakan sebagai deteksi penyebar kanker buah dada.
h. Tes hurmanal receptor assay
i. Dipergunakan untuk mengetahui apakah tumor tergantung pada
estrogen atau progesteron.
2.7 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe dan pembuluh
darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum
tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian
2.8 Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan
otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit
di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena mencicipi adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna
merah dan mengeras, bisul dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada adegan dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
adegan dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, mirip
kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae besar lengan
berkuasa pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun
keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, mirip
kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bundar dengan tonjolan frontal di adegan anterior
dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi
mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri
tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan
nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,
dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan
jumlah acara yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila pengecap dan
cavitas oral.
§ Catat kalau pengecap
berwarna magenta,
scarlet
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid
2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku latih Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification
2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd