Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN CA MAMAE DI RUANG POLI ONKOLOGI RSUD


dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :

Nama : BELLA YOYUNANDA


NIM : 1930013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada dengan Ca Mamae di Ruang Poli Onkologi Rumah


Sakit Unit Daerah dr. Saiful Anwar Malang yang Dilakukan Oleh :
Nama : Bella Yoyunanda
NIM : 1930013
Prodi : Profesi Ners
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners
Departemen Keperawatan Medikal Bedah yang dilaksanakan pada tanggal 28
Oktober 2019 – 02 November 2019, yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Malang, November 2019

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(.............................................) (.............................................)
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan
Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat
payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya. Termasuk dalam catatan Word Health Organization (WHO)
dimasukkan dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan
kode nomor 17 (WHO, 2009). Menurut Kumar dkk (2007), kurva insidens
usia bpada kanker payudara bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker
ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka
tertinggi pada usia 45-66 tahun. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara
merupakan 28% kanker pada wanita kulit putih dan 25% pada kulit hitam.
Sedangkan presentase ketahanan hidup adalah 5 tahun 16-22%, sedangkan
ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5% apabila tidak diobati.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar
kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus
besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan
patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah
kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan
kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak diderita
wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada
wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker
tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan
bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka
ke-2 tertinggi (WHO, 2009).
Menurur Reksoprodjo dkk (2010), berdasarkan umur, kanker
payudara lebih sering ditemukan pada umur 40-49 tahun (decade V) sekitar
30% untuk kasus-kasus di Indonesia. Angka kematian kanker payudara
menjadi nomor dua setelah kanker leher rahim/ serviks.
3Data perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi)
menyebutkan rata-rata prognosis harapan hidup penderita kanker payudara
untuk 5 stadium. Pada stadium 0, 10 tahun dengan harapan hidup 98%,
stadium 1, 5 tahun dengan harapan hidup 85%; stadium II, 5 tahun dengan
harapan hidup 60-70%; stadium III, 5 tahun dengan harapan hidup 30-50%;
stadium IV, 5 tahun dengan harapan hidup 15% (Setiati, 2009).

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menambah pengetahuan tentang penyakit kanker payudara mulai
dari pengertian, penyebab, tanda gejala, jenis, pencengahan sampai
penanganannya.
2. Tujuan Khusus
Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker
payudara

1.3 MANFAAT
Dari laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada penderita
diabetes melitus diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perawat
Memberikan motivasi kepada perawat untuk dapat meningkatkan asuhan
keperawatan kepada pasien kanker payudara sehingga dapat
meningkatkan kualitas dalam tindakan.
2. Bagi instansi terkait
Menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
dengan meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang penanganan
kanker payudara.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Ca mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
dimana mammae sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembangbiak
dari menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Sofian,2012).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara
(Medicastore, 2014).
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun
metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Inflammatory Carcinoma
adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi merah,
bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan
kecil. Ini terjadi karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat
jaringan getah bening. Pada 90 persen kasus, kanker telah menyebar pada
jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan kanker yang agresif
dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan
kanker terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.

2.2 Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa
faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu:
virus, faktor lingkungan , faktor hormonl dan familial
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat meastrual:
Early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical
hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara,
Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy
estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas

Stadium
Tahap 0 Tis N0 M0
Tahap I T1 N0 M0
Tahap IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Tahap IIB T2 N1 M0
T3 N1 M0
Tahap IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
Tahap IIIB T4 Sembarang N M0
Semabarang T N3 M0
Tahap IV Semabarang T Sembarang N M1
Ket:
Tumor Primer (T)
a) T0: Tidak ada bukti tumor primer
b) Tis: Karsinoma insitu: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular insitu,
atau penyakit paget puting susu dengan atau tanpa tumor
c) T1: Tumor ≤ 2 cm dalam dimensi terbesarnya
d) T2: Tumor > 2 cm tetapi tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
e) T3: Tumor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
f) T4: Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada
atau kulit.
Nodus Limfe Regional (N)
a) N0: Tidak ada metastasis nodus limfe regional
b) N1: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) yang dapat
ditegakkan
c) N2: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) terfiksasi pada
satu sama lain atau pada struktur lainnya
d) N3: Metastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsi lateral Metastasis
Jauh
a) M0: Tidak ada metastasis yang jauh
b) M1: Metastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe supraklavikular
ipsilateral)

Stadium
1. Stadium 0 : kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya
didalam payudara yang normal.
2. Stadium I: tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum
menyebar keluar payudara.

Gambar 2.2 Stage 1 Cancer


3. Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak.
Gambar 2.3 Stage 2a Cancer

4. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

Gambar 2.4 Stage 2b Cancer


5. Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlekatan satu sama
lain.
Gambar 2.5 Stage 3a Cancer
6. Stadium IIIb : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam
kulit payudara atau dinding dada.

Gambar 2.6 Stage 3b Cancer


7. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan
dinding dada.

Gambar 2.6 Stage 4 Cancer


2.3 Manifestasi Klinis
a. Adanya massa atau benjolan pada buah dada
b. Perubahan simetri pada buah dada
c. Perubahan kulit pada buah dada, penebalan, cekungan, kulit pucat sekitr
puting susu, adanya mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya
ulkus.
d. Perubahan temperatur kulit (hangat, panas, kemerahan)
e. Adanya cairan yang keluar dari puting susu
f. Perubahan pada puting susu, seperti gatal, terbakar, adanya erosi dan
terjadi retraksi.
g. Rasa sakit
h. Penyebaran kanker ke tulang sehingga tulang mudah rapuh dan terjadi
peningkatan kalsium di dalam darah
i. Pembengkakan di daerah lengan.

2.4 Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik
sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa
berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak
akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor
untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
2.5 Pathway
2.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mammografi
b. Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
c. Pemeriksaan biopsi
d. Mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
e. Ultra sonound
f. Untuk membedakan antara kista dan tumor.
g. Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi hati,
biopsi hati dapat digunakan sebagai deteksi penyebar kanker buah dada.
h. Tes hurmanal receptor assay
i. Dipergunakan untuk mengetahui apakah tumor tergantung pada
estrogen atau progesteron.

2.7 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe dan pembuluh
darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum
tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian

2.8 Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan
otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit
di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena mencicipi adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna
merah dan mengeras, bisul dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada adegan dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
adegan dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, mirip
kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae besar lengan
berkuasa pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun
keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, mirip
kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bundar dengan tonjolan frontal di adegan anterior
dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi
mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri
tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan
nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,
dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


1. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak eksklusif memeriksakan benjolan yang terasa
pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
2. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
3. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan contoh eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri ketika defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
4. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat contoh acara dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
6. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan contoh tidur karena nyeri.
7. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akhir operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
8. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melaksanakan perannya dalam berinteraksi social.
9. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
10. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
11. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien mendapatkan kondisinya
dengan lapang dada.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan pembedahan,
mis; anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berafiliasi dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berafiliasi dengan pengangkatan bedah
jaringan
4. Ansietas berafiliasi dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan perihal Kanker mammae berafiliasi dengan
kurang pemajanan informasi
6. Gangguan body image berafiliasi dengan kehilangan adegan dan fungsi
tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berafiliasi dengan kehilangan adegan tubuh,
perubahan dalam citra diri
3.3 Rencana Keperawatan

DIAGNOSA KEP. NOC NIC


Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh v Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan food and Fluid Intake § Kaji adanya alergi
pembedahan, mis; Kriteria Hasil : makanan
anoreksia v Adanya peningkatan § Kolaborasi dengan
berat tubuh sesuai jago gizi untuk
dengan tujuan menentukan jumlah
v Berat tubuh ideal kalori dan nutrisi yang
sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien.
badan § Anjurkan pasien untuk
v Mampu meningkatkan intake Fe
mengidentifikasi § Anjurkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan protein
v Tidak ada tanda tanda dan vitamin C
malnutrisi § Berikan substansi gula
v Tidak terjadi § Yakinkan diet yang
penurunan berat tubuh dimakan mengandung
yang berarti tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
jago gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan isu perihal
kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan
jumlah acara yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila pengecap dan
cavitas oral.
§ Catat kalau pengecap
berwarna magenta,
scarlet

Gangguan rasa NOC : NIC :


nyaman nyeri v Pain Level, Pain Management
berhubungan dengan v Pain control, § Lakukan pengkajian
proses pembedahan v Comfort level nyeri secara
Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
v Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi, kualitas
nyeri, bisa menggunakan dan faktor presipitasi
tehnik nonfarmakologi § Observasi reaksi
untuk mengurangi nyeri, nonverbal dari
mencari bantuan) ketidaknyamanan
v Melaporkan bahwa § Gunakan teknik
nyeri berkurang dengan komunikasi terapeutik
menggunakan untuk mengetahui
administrasi nyeri pengalaman nyeri pasien
v Mampu mengenali § Kaji kultur yang
nyeri (skala, intensitas, menghipnotis respon
frekuensi dan tanda nyeri
nyeri) § Evaluasi pengalaman
v Menyatakan rasa nyeri masa lampau
nyaman setelah nyeri § Evaluasi bersama
berkurang pasien dan tim kesehatan
v Tanda vital lain perihal
dalam rentang normal ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
§ Kontrol lingkungan
yang dapat menghipnotis
nyeri mirip suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
§ Kurangi faktor
presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
§ Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
§ Ajarkan perihal teknik
non farmakologi
§ Berikan analgetik
untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan
dokter kalau ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
§ Monitor penerimaan
pasien perihal
administrasi nyeri
Analgesic
Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
perihal jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diharapkan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik
sempurna waktu terutama
ketika nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
kulit berhubungan Skin and Mucous Management
dengan Membranes Anjurkan pasien untuk
pengangkatan bedah Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
jaringan v Integritas kulit yang yang longgar
baik bisa dipertahankan Hindari kerutan padaa
(sensasi, tempat tidur
elastisitas, temperatur, Jaga kebersihan kulit biar
hidrasi, pigmentasi) tetap bersih dan kering
v Tidak ada luka/lesi Mobilisasi pasien (ubah
pada kulit posisi pasien) setiap dua
v Perfusi jaringan baik jam sekali
v Menunjukkan Monitor kulit akan
pemahaman dalam adanya kemerahan
proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau
dan mencegah terjadinya minyak/baby oil pada
sedera berulang derah yang tertekan
v Mampu melindungi Monitor acara dan
kulit dan mobilisasi pasien
mempertahankan Monitor status nutrisi
kelembaban kulit dan pasien
perawatan alami
Ansietas berhubung NOC : NIC :
an dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan v Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan
v Klien bisa pendekatan yang
mengidentifikasi dan menenangkan
mengungkapkan gejala · Nyatakan dengan
cemas terperinci impian
v Mengidentifikasi, terhadap pelaku pasien
mengungkapkan dan · Jelaskan semua
menunjukkan tehnik prosedur dan apa yang
untuk mengontol cemas dirasakan selama
v Vital sign dalam batas prosedur
normal · Temani pasien
v Postur tubuh, ekspresi untuk menunjukkan
wajah, bahasa tubuh dan keamanan dan
tingkat acara mengurangi takut
menunjukkan · Berikan isu faktual
berkurangnya kecemasan mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
· Dorong keluarga
untuk menemani anak
· Lakukan back /
neck rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menjadikan kecemasan
· Dorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
perihal penyakit, v Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobata process - Kaji tingkat pengetahuan
n v Kowledge : health klien dan keluarga
kurang paparan Behavior perihal proses penyakit
terhadap informasi Kriteria Hasil : -Jelaskan perihal
v Pasien dan keluarga patofisiologi penyakit,
menyatakan pemahaman tanda dan gejala serta
perihal penyakit, kondisi, penyebabnya
prognosis dan acara-Sediakan isu perihal
pengobatan kondisi klien
v Pasien dan keluarga-Berikan isu perihal
bisa melaksanakan perkembangan klien
prosedur yang dijelaskan-Diskusikan perubahan gaya
secara benar hidup yang mungkin
v Pasien dan keluarga diharapkan untuk
bisa menjelaskan mencegah komplikasi di
kembali apa yang masa yang akan datang
dijelaskan perawat/tim dan atau kontrol proses
kesehatan lainnya penyakit
-Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body 1) Klien tidak aib Diskusikan dengan
image berhubungan dengan keadaan dirinya. klien atau orang terdekat
dengan kehilangan 2) Klien dapat respon klien terhadap
adegan dan fungsi mendapatkan efek penyakitnya.
tubuh pembedahan. Rasional : membantu
dalam memastikan
dilema untuk memulai
proses pemecahan
masalah
Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses adaptasi.
Berikan dukungan
emosi klien.
Rasional : klien bisa
mendapatkan keadaan
dirinya.
Anjurkan keluarga
klien untuk selalu
mendampingi klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid
2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku latih Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification
2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai