Anda di halaman 1dari 15

PERESEPAN HEMODIALISIS KRONIK

Oleh : dr. Riska Sulistia Dewi


Pada gagal ginjal kronik hemodialisis merupakan salah satu
cara dari terapi pengganti ginjal memperbaiki kualitas hidup
pasien.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan


peresepan hemodialisis.
I. Urea Sebagai Marker Solute.
Merupakan toksin kecil yang sangat penting dalam proses dialisis.

A. Pemantauan pengeluaran kadar ureum serum


- Hal ini sangat penting dalam dialisis meskipun
kadar urea serum yang rendah tidak selalu
mencerminkan adekuasi dari dialisis tersebut.
- Kadar urea serum tidak hanya tergantung pada kecepatan
pengeluaran tetapi juga kecepatan dari produksi urea.
- Kadar urea serum yang rendah juga dapat ditemukan pada
pasien yang asupan proteinnya tidak baik.
B. Pengukuran pengeluaran urea dengan :
- U R R (rasio reduksi urea)
- Kt/V

C. Dosis dialisis untuk tiga kali dalam seminggu.


Standar dialisis adekuat berdasarkan panduan KDOQI :
- Kt/V > 1.2 target 1.4
- U R R > 65% target 70%
Adapun hal-hal yang mempengaruhi dosis dialisis tersebut
antara lain :
1. Efek gender / jenis kelamin.
KDOQI 2006 merekomendasikan target dialisis pada wanita
harus lebih tinggi meningkatkan dosis dialisis.
2. Pasien yang lebih kecil.
KDOQI 2006 menyarankan memberikan dosis dialisis lebih
pada pasien yang lebih kecil.
3. Pasien malnutrisi.
Dengan memberikan dosis dialysis yang lebih tinggi pada
pasien dengan malnutrisi dapat memberikan manfaat yang
lebih baik terhadap pasien tersebut.
4. Sisa pembuangan urea pada ginjal.
5. Lamanya waktu / durasi dialisis.
KDOQI 2006 merekomendasikan minimal dialisis selama 3
jam pada pasien dengan dialisa 3 kali seminggu.

D. Target adekuasi untuk dialisis selain 3 kali seminggu.


- Dialisis 2 kali seminggu KDOQI merekomendasikan
Kt/V 2.0
- Dialisis 4 kali seminggu atau lebih Kt/V/sesi 0.8
II. Penulisan Resep Awal.
A. Dosis dialisis.
Resep dialisis melibatkan 2 komponen utama :
K (klirens) dan t (waktu dialisis).
Elemen peresepan HD :
- Tipe dialyzer.
- Kapasitas UF (Fluid Removal).
- Lama dialisis.
- Blood Flow (Qb), Dyalisate Flow (Qd).
- Anti koagulan.
Dengan demikian untuk dosis HD yang diresepkan perlu
ditentukan hal berikut :
1. Tentukan TB dan BB untuk menentukan volume.
2. Tentukan volume (liter).
3. Tentukan klirens urea dari dialyzer yang dipakai sesuai
dengan Qb.
4. Lama dialisis yang diinginkan (jam).
5. Target Kt/V yang ideal adalah 1.2 (URR 65%) pada HD 3
kali seminggu selama 4 jam perkali HD.
6. Untuk HD 2 kali seminggu target Kt/V adalah 1.8
selama 4 – 5 jam perkali HD.
7. Frekuensi pengukuran HD sebaiknya dilakukan secara
berkala (ideal 1 kali / bulan) min. tiap 6 bulan.
III. Memeriksa Pencapaian Dosis Dialisis Yang Terlaksana.
KDOQI merekomendasikan untuk memonitor nilai urea
nitrogen darah (SUN) predialisis & post dialisis.
IV. Menyesuaikan peresepan awal dialisis.
V. Menghitung dan memantau nilai normal protein nitrogen
appearance rate (nPNA).
VI. Pemilihan dializer.
- Bahan membran.
- Jenis dializer KDOQI 2006 merekomendasikan
penggunaan dializer high flux.
VII. Pembuangan cairan.
- Berat badan kering dievaluasi setiap 2 minggu.
- Jumlah cairan yang dibuang.
VIII. Larutan dialisis.
A. Flow rate 500 ml/menit.
B. Komposisi :
- Bicarbonate (35 mm) + acetat (4 mM).
- Pottasium = 2.0 mM (3.0 mM untuk pasien terapi digitalis
atau pasien dengan predialisis rendah protein).
- Sodium 135 – 145 mM.
- Dextrose = 200 mg/dl.
- Calcium = 1.25 – 1.75 mM.
- Magnesium = 0.25 – 0.5 mM.
C. Suhu (34.5 – 36.5℃)
IX. Pemilihan anti koagulan (heparin)
- Free heparin.
- Minimal heparin.
- Regular heparin.
X. Komplikasi selama proses dialisis.
Hipotensi, kram, mual, muntah, nyeri dada.
XI. Pemantauan pasien.
1. Sebelum dialisis.
- Berat badan BB sebelum dan sesudah dialisis harus
dibandingkan dengan target BB kering untuk mencapai
kenaikan BB interdialisis.
- Tekanan darah.
- Suhu.
- Akses.
2. Selama proses dialisis.
Monitor TD, HR setiap 30 – 60 hari.
3. Pemeriksaan laboratorium.
SUN 1 bulan sekali.
Serum albumin 3 bulan sekali.
Serum kreatinin 1 bulan sekali.
Serum total kolesterol 200 – 250 mg/dl resiko mortalitas
rendah.
Serum potassium 5.0 – 5.5 mmol/L resiko mortalitas
rendah.
Serum pospor 1 bulan sekali (N = < 5.5 mg/dl)
Serum kalsium 1 bulan sekali (N = 9 – 12 mg/dl).
Serum alkalin phosphatase 3 bulan sekali (N = 30 – 115
unit/L).
Serum bicarbonate 1 bulan sekali.
HB 11 – 13 g/dl.
Serum aminotransferase 1 bulan sekali.
Serum PTH dan serum aluminium jika dibutuhkan.
Resep HD.
* Lama HD.
* UF Goal (UFR 1h, 2h, 3h, 4h).
* Jenis dializer.
* Antikoagulan.
* Qb.
* Qd.
* Temperatur.
* Apakah perlu tranfusi darah/albumin ?
* Adakah terapi lain ?
* Pemantauan saat HD.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai