Anda di halaman 1dari 24

RE-USE DIALIZER

DR. DYAH ARUM K


BACKGROUND

• Pelayanan HD boleh menggunakan dialiser beberapa


kali pada pasien
• High-flux dialiser mahal  US 1990 – 78%  2013- 50%
• Indonesia  sejak 1998 saat krisis moneter
• Hanya hollow-fiber dialiser yang bertanda ‘multiple use’
yang dapat di re-proses
REPROCESSING TECHNIQUE
Standart  Association for The Advancement of Medical Instrumentation
(AAMI)

Re-Process tech

automatic manual

- Mesin
- Label keluar otomatis Dilakukan oleh staf HD
- tes terkomputerisasi

Total cell volume


Koefisien ultrafiltrasi (Kuf )
Pressure pada bagian kompartemen darah Indikator
Re-processing Phase

1
• Pre-first Use

2
• Dialysis treatment

3
• Post dialysis
• Dicatat
• Ukur TCV
• Dialyzer  rinsed, pressure test, filled
germicide
Re-processing Phase

1
• Pre-first Use

2
• Dialysis treatment

3
• Post dialysis
Make sure  not discoloured, Leaking, significant clotting (header)
????
Bila menggunakan asam perasetat sebagai desinfektan perlu dilakukan
pengecekan sebelum kontak dengan pasien  cek kecukupan desinfektan
 air-fluid level pd header secara horisontal  2/3 full

Germicide  dibutuhkan waktu tertentu uji sensitifitas dengan strip


test
priming dialyzer dengan normal saline dan lakukan recirculating
rinse dengan minimum UF dan QB 200ml/min  500ml/min saat
melewati kompartemen dialisat 15-30 menit

PCP harus melakukan “time-out” untuk memastikan bahwa dialiser


tersebut benar untuk si pasien tersebut

That this dialyzer is for this patient?


That it is the correct model for this patient? Sign on the
It had the right contact time with the germicide? safety checklist
Is that now free of germicides?
Is the label confirmed that the dialyzer is safe to use?
Re-processing Phase

1
• Pre-first Use

2
• Dialysis treatment

3
• Post dialysis
At the end return blood  transport to reprocessing area
 pastikan dialiser tertutup agar tidak terjadi kontaminasi
dengan dialiser lain yang dibawa pada saat yang sama

Dialyzer  rinsed, cleaned, tested,


disinfected, inspected, labeled, and Stored
1. RINSING

After use  dialiser harus segera dibilas dengan air


bertekanan  apabila tidak langsung dibilas
harus didinginkan dulu dalam lemari es selama 2
jam dan maksimal selama 36-48 jam setelah proses
dialisis.
Air yang digunakan harus sesuai dengan standart
AAMI  bila tidak maka harus segera di proses
ulang
2. CLEANING

• Water
AAMI standart  bacteria <100cfu/ml dan endotoxin < 0.25
eu/ml
• Rinsing
dengan salin (+/- heparin) saat masih di mesin dialisis
dengan air standart AAMI (RO)selama 20-30 menit  dibilas
dengan tekanan sesuai dengan aturan pada dialiser untuk
membilas bekuan dan butiran plasma yang menempel
pada blood circuit
• Bleach
sodium hypochlorite 0,06% atau kurang menghilangkan
protein yang menempel pada fiber
• Asam perasetat
Campuran asam asetat dan hydrogen peroxide (Renalin) 
cleaning agent  tidak membersihan protein yang
menmpel secara sempurna
3. TEST DIALYZER
PERFORMANCE
Mengecek keutuhan membran, clearance (TCV), dan
daya ultrafiltrasi
 Pressure for leaks
dilakukan dengan memberikan tekanan pada kedua
membran menggunakan udara atau nitrogen  tekanan
menurun  bocor
 Blood compartment volume/ Total Cell Volume (TCV)
untuk mengukur clearance bagi molekul kecil seperti urea
 membersihkan kompartemen darah yang terisi udara
dan mengukur volume cairan yang didapat
dilakukan saat pemakaian pertama untuk mengukur TCV
dasar  diukur setiap habis dipakai untuk menilai  TCV <
80% tidak boleh di reuse  penurunan 20% TCV berkorelasi
dengan penurunan klirens urea 10%
 Water Permeability (KUF)
secara tidak langsung mengukur kemapuan
perpindaha zat yang bermolekul besar  mengukur
volume air yang melewati membran pada tekanan
dan suhu yang dberikan  penurunan KUF biasanya
disertai dengan penurunan klirens β2-microglobulin
Clinical Confirmation
dilakukan secara langsung pada saat terapi dialisa
dengan proses mencatat dan mencocokkan
berapa kali penggunaan reuse serta pencocokan
terhadap TCV
4. DESINFEKSI

 Germicides
after cleaned and tested  asam perasetat
formaldehyde/ glutaraldehyde tidak dianjurkan
lagi di US
• Pengujian pemberian germicides
 strip test
• Heat Sterilization
Kauffman (1992)  air dengan suhu 1050 C
Levin (1995)  citric acid at 950C

SPORA
5. FINAL INSPECTION

• Visual  discoloured, Leaking, clotting


6. LABELLING

• Nama pasien
• Tanda lain apabila terdapat nama yang sama
• Jumlah pemakaian (re-use)
• Baseline TCV
• Tanggal dan waktu dialiser di proses ulang

 Tetap dicatat dalam file apabila dialiser gagal tes


7. PENYIMPANAN

• Asam perasetat  shelf life 14-21 hari  bisa


berkurang  perlu di desinfeksi lagi setiap 14 hari
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

• First use reaction


gelisah, nyeri dada, batuk, dyspneu, hipoksemia,
hipotensi bio-incompatibility membran 
penumpukan material protein  atau IgE
anafilaktoid reaction (chemical use)
• Biohazard waste
reuse mengurangi limbah medis dan cost untuk
pembuangan limbah medis tsb.
CLINICAL CONCERN

• Formaldehyde
pasien  anti-N-antibodi  hemolisis
acute reaction  rasa terbakar pada akses fistula,
dan gatal pada daerah lengan selama dialisis
• Morbiditas dan mortalitas
Galvao (2002); Bond (2011)  tidak ada bukti bahwa
dialiser reuse mempengaruhi mortalitas pasien
• Pirogen/ bakterial kontaminasi
Gram negatif water borne bacteria 
Stenotrophomonas maltophilia, Burkholderia cepacia, Ralstonia
picketti
 insidensinya rendah pada center dialisis yang tidak
menggunakan sistem reuse
• ReaksiAnafilaktoid
Asam perasetat/ hidrogen peroksida/ asam asetat  aktifasi
komplemen (faktor XII, bradikinin, kalikrein )  reaksi anafilaktoid
• Transmisi Infeksi
terhadap pasien dengan HBV, HCV, dan HIV
pasien HBV  isolated room
CDC  HIV dan HCV boleh menggunakan re use
• Potensi penurunan fungsi:
1. Urea clearance
studi HEMO  klirens urea 1,4-2,9% pada pemakaian > 20x
penggunaan reuse  adekuat bila menggunakan antikoagulan
yang memadai  meningkatkan clearance
2. β2- mikroglobulin
terjadi deposit protein pada membran  menurunkan clearance
dan ultrafiltration rate
Pada high flux dializer  reuse dapat membantu clearance β2-
mikroglobulin bergantung pada tipe dan prosedur Re-use  asam
perasetat yang digunakan pada high flux akan menurunkan secara
signifikan clearance β2- mikroglobulin
Albumin Loss  bleach  meningkat
permeabilitasnya terhadap albumin

sesuai dengan banyaknya dialiser tersebut


diproses
ASPEK MEDIKOLEGAL

USA
• US federal regulation  harus mengikuti panduan
NKF (2007)
• LabeL Produsen  single use or multiple use??
• Bahan disposable  bisa di reuse apabila sesuai
oleh standart FDA  tidak ada produk dispo yang
bisa di re-use
• Informed consent

Anda mungkin juga menyukai