Anda di halaman 1dari 3

ABSES FOLIKEL RAMBUT

No. Dokumen : / /SOP/PUSK-SKM/..../2019


No. Revisi :
Tanggalterbit : ..../..../2019
S Halaman : 1/2
O
P

UPT
PUSKESMAS dr. NELFIANNI
SUKAMENANT NIP.197710142006042007
I

1. Pengertian Abses folikel rambut merupakan infeksi pada folikel rambut yang
disebabkan oleh bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus dan
Streptokokus. Abses folikel rambut merupakan penyakit yang sering
dijumpai. Penularannya melalui kontak langsung dengan agen penyebab.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam melakukan penanganan terhadap pasien
dengan abses folikel rambut
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sukamenanti No:
4. Referensi PERMENKES No. 5 Tahun 2014
5. Prosedur/ 1. Keluhan:
Langkah- Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit. Awalnya
langkah berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah
dengan dasar dan pinggiran sekitarnya kemerahan. Keluhan ini dapat
meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri.
Faktor resiko:
1. Higiene yang kurangbaik
2. Defisiensigizi
3. Imunodefisiensi (CD4 dan CD8 yang rendah)

2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul
eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya
berupa papul, vesikel atau pustule perifolikuler dengan eritema di
sekitarnya dan disertai rasa nyeri.
Furunkulosisa dalah beberapa furunkel yang tersebar.
Karbunkela dalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan
beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di
beberapa puncak.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dari apusan cairan secret dari dasar lesi dengan
pewarnaan Gram
2. Pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan leukositosis.

3. Komplikasi

1
1. Erisipelas adalah peradangan epidermis dan dermis yang ditandai
dengan infiltrate eritema, edema, berbatas tegas, dan disertai dengan
rasa panas dan nyeri. Onset penyakit ini sering didahului dengan
gejala prodromal berupa menggigil, panas tinggi, sakit kepala, mual
muntah, dan nyeri sendi. Pada pemeriksaan darah rutin dapat
dijumpai leukositosis 20.000/mm3 ataulebih.
2. Selulitis adalah peradangan supuratif yang menyerang subkutis,
ditandai dengan peradangan lokal, infiltrate eritema berbatas tidak
tegas, disertai dengan rasa nyeri tekan dan gejala prodromal tersebut
di atas.
3. Ulkus
4. Limfangitis
5. Limfadenitis supuratif
6. Bakteremia (sepsis)

4. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Terapi suportif dengan menjaga higiene, nutrisi TKTP dan stamina
tubuh.
2. Farmakoterapi dilakukan dengan:
a. Topikal:
• Bila banyak pus / krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
permanganaskalikus (PK) 1/5.000 atau yodium povidon 7,5%
yang dilarutkan 10 kali.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam
fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama
7-10 hari.
b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di
bawahini:
• Penisilin yang resisten terhad appenisilinase, seperti: kloksasilin.
- Dosisdewasa: 3 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7
hari.
- Dosisanak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7
hari.
• Amoksisilin dengan asam klavulanat.
- Dosisdewasa: 3 x 250-500 mg
- Dosisanak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7
hari
• Klindamisin 4 x 150 mg per hari, pada infeksi berat dosisnya 4 x
300-450 mg per hari
• Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20- 50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
• Sefalosporin, misalnya sefadroksil dengan dosis 2 x 500 mg atau
2 x 1000 mg per hari. c. Insisi untuk karbunkel yang menjadi
abses untuk membersihkan eksudat danjaringan nekrotik.

5. Konseling dan Edukasi


Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegah anpenyakit dengan menjaga
kebersihan diri dan stamina tubuh.
Kriteria Rujukan

2
Pasien dirujuk apabila terjadi:
1. Komplikasi mulai dari selulitis.
2. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari.
3. Terdapat penyaki tsistemik (gangguan metabolic endokrin dan
imunodefisiensi).

Peralatan
Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan
Gram

6. Prognosis
Apabila penyakit tanpa disertai komplikasi, prognosis umumnya bonam,
bila dengan komplikasi, prognosis umumnya dubiaadbonam.

6. Diagram
melakukan vital sign menegakan diagnose
Alir Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

7. Unit 1. Rekam medis


Terkait 2. KlinikUmum
3. Klinik KIA
8. Hal-hal -
yang perlu
diperhatika
n
9. Dokumen Rekam Medis
terkait
10. Rekaman
No Halaman Yang Isi Tgl. mulai
historis
perubahan dirubah Perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai