Anda di halaman 1dari 5

VARISELA (B01.

9)
No. 204.117/SOP
:
Dokumen 01/VI/2022/Pusk
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
: 13 Juni 2022
Terbit
Halaman : 1/4

PUSKESMAS
dr. Hj. Yanti Fadillah, MM. RS.
CICALENGKA NIP. 197704142007012011
DTP
1. Pengertian Varisela atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air
adalah infeksi akut primer oleh virus varicella-zoster (VZV) yang
menyerang kulit dan mukosa, umumnya terjadi pada anak-anak,
dan merupakan penyakit yang sangat menular.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan medis


kasus varisela.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cicalengka DTP Nomor 800/204/SK


01/IV/2020/Pusk tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Pada masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Puskesmas
Cicalengka DTP

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur 1. Dokter melakukan hand hygiene


2. Dokter memakai APD yang sesuai
3. Dokter melakukan anamnesis gejala klinis dan faktor risiko:
 Demam, malaise, dan nyeri kepala.
 Kemudian disusul timbulnya lesi kulit berupa papul eritem
yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel.
 Biasanya disertai rasa gatal.
 Faktor risiko:
- Anak-anak.
- Riwayat kontak dengan penderita varisela.
- Keadaan imunodefisiensi.
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap tanda
patognomonis:
 Erupsi kulit berupa papul eritematosa, kemudian menjadi
vesikel
 Vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops), lalu akan
menjadi keruh dan kemudian menjadi krusta.
 Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-
vesikel baru yang menimbulkan gambaran polimorfik khas
untuk varisela.
 Penyebaran terjadi secara sentrifugal, dapat menyerang
selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas atas.
5. Dokter menegakkan diagnosis klinis berdasarkan anamnesis,
dan pemeriksaan fisik.
6. Dokter melakukan penatalaksanaan sbb:
 Non-medikamentosa:
- Menghindari gesekan kulit agar vesikel tidak pecah.
- Nutrisi TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
- Istirahat, dan
- Mencegah kontak dengan orang lain.
 Medikamentosa:
- Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi.
Aspirin dihindari karena dapat menyebabkan Reye’s
syndrome.
- Losio kalamin dapat diberikan untuk mengurangi gatal.
- Antivirus oral Asiklovir diberikan selama 7-10 hari,
efektif diberikan pada 24 jam pertama setelah timbul
lesi:
o Dewasa: 5 x 800 mg/hari
o Anak-anak: 4 x 20 mg/kgBB (maksimal 800 mg).
7. Dokter melakukan konseling dan edukasi kepada pasien/
keluarga berupa pemberian informasi sbb:
 Edukasi bahwa varisella merupakan penyakit yang self-
limiting pada anak yang imunokompeten.
 Komplikasi yang ringan dapat berupa infeksi bakteri
sekunder. Oleh karena itu, pasien sebaiknya menjaga
kebersihan tubuh.
 Penderita sebaiknya dikarantina untuk mencegah
penularan.
8. Dokter merujuk pasien jika memenuhi kriteria rujukan:
 Terdapat gangguan imunitas
 Mengalami komplikasi yang berat seperti pneumonia,
ensefalitis, dan hepatitis.

6. Unit Terkait Seluruh unit pelayanan klinis

7. Rekam Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan Mulai
Historis
Diberlakukan

DAFTAR TILIK SOP HIPERURISEMIA-GOUT ARTHRITIS (E79.0 - M10)


(Monitoring Kepatuhan Petugas)

Unit :
Petugas Pelaksana :
Petugas Yang Dinilai :
Tanggal Pelaksanaan :
Keterangan :
1.
Daftar tilik ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan SOP
2.
Isilah kotak jawaban dengan tanda √ pada kolom jawaban yang sesuai
3.
Kolom jawaban “YA” bila petugas melaksanakan
4.
Kolom jawaban “TIDAK” bila tidak melaksanakan
5.
Kolom jawaban “TIDAK BERLAKU” bila langkah tersebut tidak berlaku/tidak bisa
dilaksanakan
TIDAK
NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1 Apakah dokter melakukan hand hygiene
2 Apakah dokter memakai APD yang sesuai
3 Apakah dokter melakukan anamnesis berikut:
 Demam, malaise, dan nyeri kepala.
 Kemudian disusul timbulnya lesi kulit berupa papul
eritem yang dalam waktu beberapa jam berubah
menjadi vesikel.
 Biasanya disertai rasa gatal.
 Faktor risiko:
- Anak-anak.
- Riwayat kontak dengan penderita varisela.
- Keadaan imunodefisiensi.
4 Apakah dokter melakukan Pemeriksaan fisik terhadap tanda
patognomonis:
 Erupsi kulit berupa papul eritematosa, kemudian
menjadi vesikel
 Vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops), lalu
akan menjadi keruh dan kemudian menjadi krusta.
 Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi
vesikel-vesikel baru yang menimbulkan gambaran
polimorfik khas untuk varisela.
 Penyebaran terjadi secara sentrifugal, dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran
napas atas.
5 Apakah dokter menegakkan diagnosis klinis berdasarkan
anamnesis, dan pemeriksaan fisik.
6 Apakah dokter melakukan penatalaksanaan berikut:
a) Non-medikamentosa:
 Menghindari gesekan kulit agar vesikel tidak
pecah.
 Nutrisi TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
 Istirahat, dan
 Mencegah kontak dengan orang lain.
b) Medikamentosa:
 Gejala prodromal diatasi sesuai dengan
indikasi. Aspirin dihindari karena dapat
menyebabkan Reye’s syndrome.
 Losio kalamin dapat diberikan untuk
mengurangi gatal.
 Antivirus oral Asiklovir diberikan selama 7-10
hari, efektif diberikan pada 24 jam pertama
setelah timbul lesi:
- Dewasa: 5 x 800 mg/hari
- Anak-anak: 4 x 20 mg/kgBB (maksimal
800 mg).
7 Apakah dokter melakukan Konseling & Edukasi kepada
pasien/ keluarga pasien berupa pemberian informasi sbb:
 Edukasi bahwa varisella merupakan penyakit yang
self-limiting pada anak yang imunokompeten.
 Komplikasi yang ringan dapat berupa infeksi bakteri
sekunder. Oleh karena itu, pasien sebaiknya menjaga
kebersihan tubuh.
 Penderita sebaiknya dikarantina untuk mencegah
penularan
8 Apakah dokter melakukan rujukan berdasarkan Kriteria
rujukan:
 Terdapat gangguan imunitas
 Mengalami komplikasi yang berat seperti pneumonia,
ensefalitis, dan hepatitis.
TOTAL
TINGKAT KEPATUHAN (Compliance Rate) . . . . . %

Anda mungkin juga menyukai