Anda di halaman 1dari 7

HIPERURISEMIA-GOUT ARTHRITIS

(E79.0 - M10)
No. 204.115/SOP
:
Dokumen 01/VI/2022/Pusk
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
: 13 Juni 2022
Terbit
Halaman : 1/4

PUSKESMAS
dr. Hj. Yanti Fadillah, MM. RS.
CICALENGKA NIP. 197704142007012011
DTP
1. Pengertian  Hiperurisemia adalah kondisi kadar asam urat dalam darah lebih
dari 7,0 mg/dl pada pria dan pada wanita 6 mg/dl.
 Gout merupakan penyakit progresif akibat deposisi kristal
monosodium urat (MSU) di sendi, ginjal, dan jaringan ikat lainnya
sebagai akibat dari hiperurisemia yang berlangsung kronik.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan medis


kasus Hiperurisemia-Gout Arthritis.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cicalengka DTP Nomor 800/204/SK


01/IV/2020/Pusk tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Pada masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Puskesmas
Cicalengka DTP

4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.
2. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2018. Pedoman
Diagnosis dan Pengelolaan Gout.

5. Prosedur 1. Dokter melakukan hand hygiene


2. Dokter memakai APD yang sesuai
3. Dokter melakukan anamnesis gejala klinis dan faktor risiko:
 Bengkak pada sendi
 Nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada malam
hari.
 Bengkak disertai rasa panas dan kemerahan.
 Demam, menggigil, dan nyeri badan.
 90% mengenai 1 sendi (monoartikular) pada serangan
pertama, dan keluhan dapat menghilang dalam 3-10 hari
walau tanpa pengobatan.
 Faktor risiko:
- Usia dan jenis kelamin
- Obesitas
- Alkohol
- Hipertensi
- Gangguan fungsi ginjal
- Penyakit-penyakit metabolik
- Pola diet
- Obat: aspirin dosis rendah, diuretik, obat-obat TBC
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik:
 Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya
melibatkan sendi metatarsophalang 1 atau sendi tarsal
lainnya.
 Sendi yang mengalami inflamasi tampak kemerahan dan
bengkak.
5. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang:
 Kadar asam urat darah > 7 mg/dl.
6. Dokter menegakkan diagnosis klinis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang dengan ketentuan sbb:
 Hiperurisemia, jika kadar asam urat serum > 6.8 mg/ dl.
 Artritis gout akut ditandai dengan:
- nyeri hebat, nyeri sentuh/tekan, onset tiba-tiba, disertai
bengkak dengan atau tanpa eritema yang mencapai
puncak dalam 6−12 jam pada satu sendi (monoartritis
akut).
- manifestasi klinis gout yang tipikal, yaitu podagra
(artritis monoartikular sendi metatarsofalangeal-1)
berulang disertai hiperurisemia.
7. Dokter melakukan penatalaksanaan sbb:
 Hiperurisemia tanpa gejala klinis:
- Non-medikamentosa berupa modifikasi gaya hidup
seperti:
o menurunkan berat badan hingga ideal,
o menghindari alkohol, minuman yang
mengandung gula pemanis buatan, makanan
berkalori tinggi serta daging merah dan seafood
berlebihan,
o dianjurkan untuk mengonsumsi makanan rendah
lemak, dan
o latihan fisik teratur.
- Medikamentosa:
o tidak dilakukan secara rutin
o obat penurun asam urat seperti alopurinol dapat
diberikan jika kadar urat serum >9 mg/dl atau >8
mg/dl dengan faktor risiko kardiovaskular
(gangguan ginjal, hipertensi, diabetes melitus,
dan penyakit jantung iskemik).
 Gout akut:
- Non-medikamentosa berupa modifikasi gaya hidup
seperti pada penanganan hiperurisemia tanpa gejala
klinis
- Medikamentosa, dengan ketentuan sbb:
o rekomendasi obat untuk serangan gout akut yang
onsetnya <12 jam adalah kolkisin dengan dosis
awal 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg.
o terapi pilihan lainnya: NSAIDs atau kortikosteroid
oral jangka pendek selama 3-5 hari.
o penggunaan obat penurun asam urat seperti
alopurinol diberikan dengan ketentuan sbb:
 tidak diberikan saat serangan gout akut.
 pada pasien yang sudah dalam terapi rutin
obat penurun asam urat, terapi tetap
dilanjutkan.
 pemberian alopurinol dimulai 2 minggu
setelah serangan akut reda dengan dosis
awal 100 mg/hari, dapat ditingkatkan secara
bertahap sampai target asam urat darah < 6
mg/dl tercapai, sampai dosis maksimal 900
mg/hari. Pemantauan kadar asam urat darah
dilakukan secara rutin setiap 4 minggu.
8. Dokter melakukan konseling dan edukasi kepada pasien/
keluarga pasien berupa anjuran untuk memodifikasi gaya hidup:
 Minum cukup (8-10 gelas/hari).
 Mengelola obesitas dan menjaga berat badan ideal.
 Hindari konsumsi alkohol
 Pola diet sehat (rendah purin).
9. Dokter merujuk pasien jika memenuhi kriteria rujukan:
 Apabila pasien mengalami komplikasi atau pasien memiliki
penyakit komorbid
 Bila nyeri tidak teratasi

6. Unit Terkait Seluruh unit pelayanan klinis

7. Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal


Mulai
Historis
Diberlakukan
DAFTAR TILIK SOP HIPERURISEMIA-GOUT ARTHRITIS (E79.0 - M10)
(Monitoring Kepatuhan Petugas)

Unit :
Petugas Pelaksana :
Petugas Yang Dinilai :
Tanggal Pelaksanaan :
Keterangan :
1. Daftar tilik ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan SOP
2. Isilah kotak jawaban dengan tanda √ pada kolom jawaban yang sesuai
3. Kolom jawaban “YA” bila petugas melaksanakan
4. Kolom jawaban “TIDAK” bila tidak melaksanakan
5. Kolom jawaban “TIDAK BERLAKU” bila langkah tersebut tidak berlaku/tidak bisa
dilaksanakan
TIDAK
NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1 Apakah dokter melakukan hand hygiene
2 Apakah dokter memakai APD yang sesuai
3 Apakah dokter melakukan anamnesis berikut:
a) Bengkak pada sendi
b) Nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada
malam hari.
c) Bengkak disertai rasa panas dan kemerahan.
d) Demam, menggigil, dan nyeri badan.
e) 90% mengenai 1 sendi (monoartikular) pada
serangan pertama, dan keluhan dapat menghilang
dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan
f) Faktor risiko:
 Usia dan jenis kelamin
 Obesitas
 Alkohol
 Hipertensi
 Gangguan fungsi ginjal
 Penyakit-penyakit metabolik
 Pola diet
 Obat: aspirin dosis rendah, diuretik, obat-obat
TBC
4 Apakah dokter melakukan Pemeriksaan fisik:
 Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya
melibatkan sendi metatarsophalang 1 atau sendi
tarsal lainnya.
 Sendi yang mengalami inflamasi tampak kemerahan
dan bengkak
5 Apakah dokter melakukan pemeriksaan penunjang:
 Kadar asam urat darah > 7 mg/dl
6 Apakah dokter menegakkan diagnosis klinis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang dengan
ketentuan sbb:
 Hiperurisemia, jika kadar asam urat serum > 6.8 mg/
dl.
 Artritis gout akut ditandai dengan:
- nyeri hebat, nyeri sentuh/tekan, onset tiba-tiba,
disertai bengkak dengan atau tanpa eritema
yang mencapai puncak dalam 6−12 jam pada
satu sendi (monoartritis akut).
- manifestasi klinis gout yang tipikal, yaitu
podagra (artritis monoartikular sendi
metatarsofalangeal-1) berulang disertai
hiperurisemia.
7 Apakah dokter melakukan penatalaksanaan berikut:
a) Hiperurisemia tanpa gejala klinis:
 Non-medikamentosa berupa modifikasi gaya hidup
seperti:
- menurunkan berat badan hingga ideal,
- menghindari alkohol, minuman yang
mengandung gula pemanis buatan, makanan
berkalori tinggi serta daging merah dan
seafood berlebihan,
- dianjurkan untuk mengonsumsi makanan
rendah lemak, dan
- latihan fisik teratur.
 Medikamentosa:
- tidak dilakukan secara rutin
- obat penurun asam urat seperti alopurinol
dapat diberikan jika kadar urat serum >9 mg/dl
atau >8 mg/dl dengan faktor risiko
kardiovaskular (gangguan ginjal, hipertensi,
diabetes melitus, dan penyakit jantung
iskemik).
b) Gout akut:
 Non-medikamentosa berupa modifikasi gaya hidup
seperti pada penanganan hiperurisemia tanpa
gejala klinis
 Medikamentosa, dengan ketentuan sbb:
- rekomendasi obat untuk serangan gout akut
yang onsetnya <12 jam adalah kolkisin dengan
dosis awal 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5
mg.
- terapi pilihan lainnya: NSAIDs atau
kortikosteroid oral jangka pendek selama 3-5
hari.
- penggunaan obat penurun asam urat seperti
alopurinol diberikan dengan ketentuan sbb:
o tidak diberikan saat serangan gout akut.
o pada pasien yang sudah dalam terapi rutin
obat penurun asam urat, terapi tetap
dilanjutkan.
o pemberian alopurinol dimulai 2 minggu
setelah serangan akut reda dengan dosis
awal 100 mg/hari, dapat ditingkatkan
secara bertahap sampai target asam urat
darah < 6 mg/dl tercapai, sampai dosis
maksimal 900 mg/hari. Pemantauan kadar
asam urat darah dilakukan secara rutin
setiap 4 minggu.
8 Apakah dokter melakukan Konseling & Edukasi kepada
pasien/ keluarga pasien berupa anjuran modifikasi gaya
hidup:
 Minum cukup (8-10 gelas/hari).
 Mengelola obesitas dan menjaga berat badan ideal.
 Hindari konsumsi alkohol
 Pola diet sehat (rendah purin).
9 Apakah dokter melakukan rujukan berdasarkan Kriteria
rujukan:
 Apabila pasien mengalami komplikasi atau pasien
memiliki penyakit komorbid
 Bila nyeri tidak teratasi
TOTAL
TINGKAT KEPATUHAN (Compliance Rate) . . . . . %

Anda mungkin juga menyukai