“GOUT”
Disusun Oleh :
Kelas :
G1
Dosen :
Maifitrianti, M.Farm., Apt.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gout merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme purin di dalam
tubuh. Dimana akan terjadi peningkatan produksi asam urat dan penurunan ekskresi asam
urat oleh ginjal sehingga menyebabkan penumpukan kadar asam urat di sendi dan saluran
ginjal. Gout adalah hasil dari metabolisme tubuh oleh salah satu protein (purin) dalam ginjal.
Dalam hal ini, ginjal berfungsi mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh dimana
sebagian sisa asam urat dibuang melalui air seni (urin), (Brunner & Suddarth, 2002).
Apabila kadar asam urat berlebihan dan ginjal tidak mampu mengatur keseimbangannya,
maka akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Pada saat kadar asam urat tinggi dan tidak
segera diobati dapat menyebabkan penyakit batu ginjal. Menurut Prince dan Wilson, 2005
tanda dan gejala asam urat adalah terjadinya peningkatan asam urat serum, nyeri hebat yang
datang tibatiba, pergerakan kaku, mudah merasa letih dan lesu, kemerahan di kulit, sakit
tenggorokan, nafsu makan berkurang, lidah berwarna merah (gusi berdarah). Penyakit gout
yang berkaitan dengan peninggian asam urat tidak begitu di kenal masyarakat, sebagian besar
masyarakat menyebutnya penyakit asam urat.
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Gout adalah penyakit metabolit yang paling sering menyerang pria parubaya hingga
lansia dan wanita pasca menopause. Hiperurisemia adalah ciribiologi gout saat ini, plasma
dan cairan ekstra seluler menjadi jenuh dengan asamurat, dibawah kondisi yang tepat, dapat
mengkristal dan menghasilkan manifestasi klinik yang dapat terjadi secara tunggal atau
dalam kombinasi. (Harrison 2005, hal 903)
B. EPIDEMIOLOGI
Gout adalah radang sendi peradangan yang paling umum di Amerika Serikat danEropa
Barat. Insiden tahunan adalah sekitar 62 kasus per 100.000 orang di Amerika Serikat.
Insiden meningkat seiring bertambahnya usia dan tampaknya meningkat, mungkin karena
jumlah pasien yang lebih besar dengan faktor risiko untuk gout (Dipiro 2008, hal 1).
Sedangkan jumlah kejadian artritis gout di Indonesia masih belum jelas karena data yang
masih. Hal ini disebabkan karena indonesia memiliki berbagai macam jenis etnis dan
kebudayaan, jadi sangat memungkinkan jika indonesia memiliki lebih banyak variasi
jumlah kejadian artritis gout (Talarima et al 2012).
C. PATOFISIOLOGI
Asam urat adalah produk akhir degradasi purin. Produksi asam urat yang belebihan dapat
terjadi akibat kelainan pada sistem enzim yang mengatur metabolisme purin. Asam urat
dapat diproduksi berlebihan karena peningkatan kerusakan asam nukleat jaringan, seperti
gangguan mieprolifenatif dan limfoprolifebatif. Deposisi Kristal urat dalam cairan si novial
menghasil kan peradangan (Dipiro 2015 hal 1).
D. TANDA DAN GEJALA
1. Umum
Pasien biasanya dalam kesulitan akut.
2. Gejala
3. Tanda-tanda
c. Tophi (biasanya di tangan, pergelangan tangan, siku, atau lutut) mungkin ada
pada penyakit kronis dan parah. (Dipiro 2008 hal 892 )
4. DIAGNOSIS
Diagnosis definitif membutuhkan aspirasi cairan sinovial dari sendi yang terkena dan
identifikasi kristal intraseluler MSU monohydrate dalam leukosit cairan sinovial. Ketika
aspirasi sendi tidak memungkinkan, diagnosis dugaan didasarkan pada adanya tanda dan
gejala yang khas, serta respons terhadap pengobatan. (Dipiro 2015 hal 2)
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Jumlah sel darah putih (WBC) dalam plasma perifer mungkin hanya sedikit
mengikat
2. Tingkat serum asam urat sering meningkat tetapi mungkin normal selama serangan
akut
METODOLOGI PRAKTIKUM
B. Judul Praktikum
STROKE
C. Resep dan Pertanyaan
Kasus
Seorang pria E.N usia 52 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
siku kanannya. Pasien menceritakan bahwa kemarin dia bermain basket bersama
temannya dan ketika bangun di pagi hari siku kanannya nyeri dan kaku. Pasien
kemudian meminum parasetamol, namun setelah beberapa jam pasien merasakan nyeri
hebat pada siku kanannya dan susah untuk digerakkan.
Riwayat medis pasien : hipertensi, gastritis ringan, dan obesitas
Riwayat pengobatan : Captopril 25 mg dua kali sehari
Riwayat alergi : tidak ada
Hasil pemeriksaan vital : tekanan darah 120/90 mmHg, suhu 37ºC, HR 90 x/menit,
RR 16 x/menit
Hasil pemeriksaan fisik pada siku kanan : nyeri tekan (+), siku kanan membengkak,
teraba hangat, dan kemerahan.
Skor Visual Analogue Scale (VAS) : 6
Hasil pemeriksaan laboratorium :
PEMBAHASAN
A. Hasil
BUN 10 mg/dl
SCr 10 mg/dl
Asessment :
Tidak tepat obat Allopurinol karna Allopurinol mempunya interaksi dengan
Captopril, obat hipertensi yang digunakan oleh pasien.
Plan :
Disarankan Allopurinol diganti dengan Kolkisin dosis rendah (0.5 mg 1x/hari)
B. Pembahasan
Pada praktikum farmakoterapi kali ini kita membahas tentang penyakit gout, gout
adalah Gout adalah penyakit metabolit yang paling sering menyerang pria paru baya
hingga lansia dan wanita pasca menopause. Hiperurisemia adalah ciribiologi gout saat
ini, plasma dan cairan ekstraseluler menjadi jenuh dengan asamurat, dibawah kondisi
yang tepat, dapat mengkristal dan menghasilkan manifestasi klinik yang dapat terjadi
secara tunggal atau dalam kombinasi.(Harrison 2005, hal 903) Terjadi gout karna
adanya penumpuk cairan di sendi menyebabkan nyeri penyebab (over produksi =
makanan,fungsi tubuh yg mengalami perubahan . Penurunan eksresi= obat obat an )
Penanganan utama bagaimana mengatasi serangan akutnya, kemudian baru diberikan
tindakan pencegahan Hiperuresemia jika lebih dari 6 , disebut gout apabila ada
inflamasi obat yang digunakan Colchisin digunakan untuk gout jika serangan kurang
dari 12 jam jika gejala dari 12 jam maka first line nya NSAID, kolkisin. Kolkisin
memiliki kekurangan, dosis kecil sehingga mengurangi kepatuhan pada pasien,
memiliki efek samping yang banyak, indeks terapi sempit dan interaksi obatnya
banyak. Kolkisin bisa dipakai first line jika dosis rendah, kondisi pasien tidak
kontraindikasi pada obat ini, kurang dari 12 jam. Bagusnya kolkisin, mengurangi
terjadinya inflamasi. Kekurangan, kolkisin mahal tidak ada generik, untuk memilih
NSAID tergantung kondisi pasien, yang bermasalah biasanya efeksamping
Kortikosteroid dipakai sebagai second line karna efek sampingnya yang banyak.
Kortikosteroid bisa oral atau parenteral, intakular NSAID biasanya diberikan biasanya
selama tujuh hari. Pemberian kolkisin sampai hilangnya nyeri, atau jangan dihentikan
sebelum diberikan allupurinol. Allupurinol sebgai profilaksis, pemberian allupurinol
dapat meningkatkan leukosit asam urat sehingga memperparah, biasanya 2 minggu
diberikan setelah serangan obat gout biasanya diberikan setelah pasien mengalami
gejala lebih dari dua kali selama setahun. Faktor risiko gout diantaranya adalah
obesitas, hipertensi, alkohol, makanan yang kurang sehat.
Jawab Pertanyaan
1. Nyeri siku sebelah kanan.
Riwayat medis : Hipertensi, gastritis ringan, obesitas
Riwayat Pengobatan : Captopril 25 mg
Nyeri tekan, siku kanan membengkak, terapa hangat, kemerahan
TD : 120/90 mmHg
Suhu 37°C
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Gout adalah penyakit metabolit yang paling sering menyerang pria paru baya
hingga lansia dan wanita pasca menopause. Hiperurisemia adalah cirri biologi
gout saat ini, plasma dan cairan ekstraseluler menjadi jenuh dengan asam urat,
dibawah kondisi yang tepat, dapat mengkristal dan menghasilkan manifestasi
klinik yang dapat terjadi secara tunggal atau dalam kombinasi (Harrison 2005,
hal 903)
6. Obat gout biasanya diberikan setelah pasien mengalami gejala lebih dari dua
kali selama setahun
11. Kalau kolkisin sampai hilangnya nyeri, atau jangan stop sebelum diberikan
Allupurinol.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro. 2008. Pharmacotherapy principle & Practice. New York : McGraw-Hill Medical
Publishing Division.
Harrison’s. 2009. Manual Of Medicine 17th Edition. New York : The McGraw-Hill
Companies.