Anda di halaman 1dari 40

“ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY. E DENGAN RESIKO GOUT ARTRITIS (ASAM


URAT)”

DI SUSUN
OLEH :
NAMA : NURJANNAH MS
NIM : 201801007

STIKES BATARA GURU SOROWAKO


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Gerontik
Penyakit asam urat merupakan kondisi yang bisa menyebabkan gejala nyeri yang tak
tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian. Semua sendi di
tubuh berisiko terkena asam urat, tetapi sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan,
lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Umumnya, penyakit asam urat dapat lebih mudah
menyerang laki- laki, khususnya mereka yang berusia di atas 30 tahun.

Pada wanita, penyakit asam urat ini dapat muncul setelah terkena menopause. Rasa sakit yang
dialami pengidap asam urat, dapat berlangsung selama rentang waktu 3-10 hari dengan
perkembangan gejala yang begitu cepat dalam beberapa jam pertama. Sering kali orang salah
kaprah dan menyamakan penyakit asam urat dengan rematik. Padahal, rematik adalah istilah
yang menggambarkan rasa sakit pada persendian atau otot yang mengalami peradangan.

2. Etiologi Gerontik
Berikut ini adalah faktor yang menjadi penyebab datangnya penyakit asam urat, antara
lain:

 Makanan yang berzat purin tinggi yang dikonsumsi, seperti jeroan hewan, hidangan
laut ,dan daging merah.
 Banyak mengonsumsi minuman dengan gula tinggi dan minuman beralkohol.
 Menggunakan obat-obatan dengan jenis tertentu, seperti obat pengencer darah, obat
penghambat enzim, dan obat-obatan kemoterapi.
 Mempunyai riwayat penyakit asam urat pada anggota keluarga. 

Gejala Penyakit Asam Urat 

Terdapat banyak gejala penyakit asam urat yang umum terjadi, antara lain:

 Sendi mendadak terasa sangat sakit.


 Kesulitan untuk berjalan akibar sakit yang mengganggu, khususnya di malam hari.
 Nyeri akan berkembang dengan cepat dalam beberapa jam dan disertai nyeri hebat,
pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit sendi.
 Saat gejala mereda dan bengkak pun mengempis, tetapi kulit di sekitar sendi yang
terkena akan tampak bersisik, terkelupas dan terasa gatal.

Meski gejala penyakit ini bisa mereda dengan sendirinya, harus tetap dilakukan
pengobatan untuk mencegah risiko kambuh dengan tingkat gejala yang meningkat.

3. Patofisiologi Gerontik

Gerontik adalah peradangan sendi yang terjadi akibat deposit monosodium urat pada
persendian, cairan ekstraseluler, kartilago, tendon dan bursa sehingga penyakit ini sering
dikenal dengan arthritis gout. Gout ditandai dengan peradangan berulang yang biasanya
terjadi pada sendi metatarsal jari pertama, tumit kaki, sendi lutut, dan sendi siku,Diagnosis
penyakit ini ditegakkan dengan anamnesis berupa keluhan nyeri monoartikuler, pemeriksaan
fisik berupa tanda radang pada sendi yang terkena, dan pemeriksaan penunjang yaitu
menemukan kristal monosodium urat.
Penatalaksanaan arthritis Gerontik dibagi menjadi terapi farmakologis dan nonfarmakogis.
Penatalaksanaan farmakologis yaitu dengan pemberian obat untuk menurunkan kadar asam
urat dan menghilangkan peradangan. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan perubahan
gaya hidup yang meliputi diet dan aktifitas fisik.

4. Manifestasi Klinis
Terdapat banyak gejala penyakit asam urat yang umum terjadi, antara lain

 Sendi mendadak terasa sangat sakit.


 Kesulitan untuk berjalan akibar sakit yang mengganggu, khususnya di malam hari.
 Nyeri akan berkembang dengan cepat dalam beberapa jam dan disertai nyeri hebat,
pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit sendi.
 Saat gejala mereda dan bengkak pun mengempis, tetapi kulit di sekitar sendi yang terkena
akan tampak bersisik, terkelupas dan terasa gatal.

Meski gejala penyakit ini bisa mereda dengan sendirinya, harus tetap dilakukan pengobatan
untuk mencegah risiko kambuh dengan tingkat gejala yang meningkat.

5. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memperoleh diagnosis penyakit asam urat, dokter akan terlebih dahulu menanyakan
riwayat penyakit pasien, dan seberapa sering gejala muncul, serta melihat lokasi sendi yang
sakit. Setelah itu, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan untuk memastikan adanya kristal
pemicu nyeri pada persendian, seperti:

 Tes darah : Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar asam urat dan kreatinin dalam
darah. Seseorang dengan kadar asam urat dalam darah hingga 7 mg/dL, dinilai sudah
menderita penyakit asam urat. Namun demikian, tes ini tidak selalu dapat memastikan
penyakit asam urat. Beberapa orang diketahui memiliki kadar asam urat tinggi, namun tidak
menderita penyakit asam urat. Sebaliknya, ada orang yang memiliki gejala dan tanda
penyakit asam urat meski kadar asam urat dalam darah normal.
 Tes urine 24 jam : Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa kadar asam urat dalam urine
yang dikeluarkan pasien selama 24 jam.
 Tes cairan sendi : Prosedur ini mengambil cairan sinovial pada sendi yang sakit, untuk
diperiksa di bawah mikroskop.
 Pencitraan: Pemeriksaan foto Rontgen dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab radang
pada sendi. Sedangkan USG dapat mendeteksi kristal asam urat pada sendi dan tofi
(benjolan).
 Dual energy CT scan :  Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kristal asam urat di sendi meski
tidak terjadi peradangan.
 Biopsi synovial :  Prosedur ini mengambil sebagian kecil jaringan (membran sinovial) di
sekitar sendi yang terasa sakit, untuk diperiksa di bawah mikroskop.
6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan arthritis gout meliputi farmakologis dan nonfarmakologis.


a. Penatalaksanaan Akut
Penatalaksanaan fase akut gout dapat menggunakan obat antiinflamasi non steroid,
kolkisin, dan kortikosteroid.
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) pada arthritis gout berperan untuk mengontrol
peradangan dan mengurangi rasa nyeri. OAINS ini adalah obat lini pertama untuk
mengatasi arthritis gout akut. OAINS yang biasa digunakan untuk mengatasi gout adalah:
 Indometasin 150-200mg/hari selama tiga hari dan dilanjutkan dengan 75-100mg/hari
untuk minggu selanjutnya apabila perlu
 Naproksen 2x500 mg diberikan selama 2-5 hari
 Celecoxib 2x200mg diberikan selama 2-5 hari (2,4)
Efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan OAINS ini adalah edema pada
pretibia dan ulkus gaster. Pada arthritis gout kronik dengan nilai kadar asam urat yang
belum terkontrol, OAINS dosis rendah juga dapat digunakan sebagai profilaksis.
Kolkisin
Peran kolkisin pada arthritis gout akut adalah dengan mencegah fagositosis neutrofil
terhadap kristal asam urat, sehingga mengurangi respon inflamasi. Kolkisin dapat
menghilangkan rasa nyeri dalam 18-48 jam. Pemberian kolkisin diindikasikan pada
pasien dengan serangan arthritis gout <36 jam dan dimulai dengan dosis 1-1.2mg diikuti
dengan 0.5-0.6 mg setiap dua jam sampai batas 6mg.
Efek samping yang dapat timbul adalah mual,muntah,diare, dan kram perut. Dosis efektif
akan menimbulkan efek samping diare pada kebanyakan pasien, sehingga harus
dilakukan edukasi mengenai hal ini.
Untuk menghindari efek samping ini dapat dilakukan dengan mengurangi dosis.Setelah
fase akut teratasi, kolkisin dapat diteruskan dengan dosis profilaksis yaitu 0.6 mg dalam
dua dosis sehari.
Kortikosteroid
Kortikosteroid pada pasien dengan arthritis gout diindikasikan jika pasien tidak bisa
menggunakan OAINS dan kolkisin. Penggunaan steroid harus diseleksi berdasarkan
adanya komorbiditas. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien tuberkulosis. Pada pasien
diabetes, kortikosteroid dapat memperburuk kontrol glukosa darah.
Kortikosteroid yang digunakan pada gout adalah Prednison 20-40 mg per hari diberikan
selama tiga sampai empat hari. Dosis kemudian diturunkan secara bertahap selama 1-2
minggu.
Pasien dengan gout satu atau dua sendi dapat ditatalaksana dengan drainase diikuti
dengan injeksi intraartikular triamsinolon 10-40 mg atau deksametason 2-10 mg
dikombinasi dengan lidokain.Efek samping yang terjadi pada penggunaan steroid ini
adalah peningkatan kadar gula, supresi imun, perubahan mood dan retensi cairan.

b. Profilaksis
Profilaksis serangan akut gout dapat menggunakan inhibitor xanthine oxidase,
probenesid, dan lesinurad.
Inhibitor Xanthine Oxidase
Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah allopurinol, pirazolopirimidin dan analog
dari hipoksantin seperti febuxostat. Obat ini menghambat perubahan xantin dan
hipoxantine menjadi asam urat dalam tubuh dengan cara menghambat pusat molybdenum
pterin yaitu tempat aktivasi enzim xantin oksidase. Pada umumnya obat ini digunakan
pada pasien dengan peningkatan asam urat akibat produksi yang berlebihan.
Golongan ini tidak digunakan pada penatalaksanaan gout akut karena dapat memperparah
nyeri dan inflamasi. Golongan ini dapat diberikan setelah serangan akut reda atau untuk
mencegah serangan rekuren.
Pasien dengan gangguan filtrasi ginjal dosis harus disesuaikan yaitu adalah 1x100 mg
sedangkan dalam keadaan normal dapat menggunakan dosis 1x300mg.Efek samping
yang timbul pada penggunaan allopurinol adalah terjadinya serangan arthritis gout akut,
akibat remodeling deposit kristal asam urat karena penurunan konsentrasi asam urat yang
cepat. Keadaan ini biasanya terjadi pada terapi allopurinol yang tidak teratur. Untuk
mencegah terjadinya serangan arthritis gout, pemberian allopurinol dapat dikombinasi
dengan kolkisin.
Probenesid
Probenesid adalah agen yang dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara mengurangi
reabsorbsi asam urat di ginjal dan meningkatkan kadar asam urat pada urin. Peningkatan
kadar asam urat di urin ini dapat menimbulkan risiko terjadinya batu asam urat di ginjal.
Untuk mencegah hal ini sebaiknya setelah 24 jam pemberian probenesid, dilakukan
pengukuran kadar asam urat di urin, jika kadar asam urat >800mg/24 jam sebaiknya obat
ini dihentikan. Untuk mengurangi risiko ini dilakukan dengan pemberian obat yang
mengurangi keasaman urin dan mengedukasi pasien untuk minum air yang banyak untuk
mencegah kristalisasi urin.(2,4,8)
Lesinurad
Obat ini digunakan dengan dosis satu kali sehari dan dikombinasi  dengan allopurinol
dengan dosis 300mg allopurinol dan 200mg lesinurad. Efek kerja obat ini sama seperti
probenesid yaitu meningkatkan ekskresi asam urat di ginjal sehingga berisiko
menimbulkan batu asam urat. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, obat ini
menjadi kontraindikasi.
c. Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang diperlukan pada pasien gout meliputi diet dan aktivitas fisik.
Karena asam urat merupakan hasil pemecahan senyawa purin, maka konsumsi makanan
tinggi purin harus dibatasi atau dihilangkan sama sekali. Makanan tinggi purin misalnya
jeroan, sarden, kerang, alkohol, dan minuman bersoda.
Penurunan berat badan pada pasien gout yang obesitas dapat menurunkan hiperurisemia.
Aktivitas yang dapat menyebabkan trauma pada sendi yang terkena sebaiknya dihindari.
d. Persiapan Rujukan
Pasien dengan tofus yang terlalu besar dan gagal dengan pengobatan oral sebaiknya
dirujuk ke spesialis rheumatologi. Penggunaan enzim pegylated
uricase atau pegloticase intravena terbukti dapat menurunkan ukuran tofus. Efek samping
obat ini dapat menurunkan tekanan darah sehingga penggunaan obat ini harus dimonitor
di rumah sakit.
e. Pembedahan
Penelitian oleh Andrey et al pada pasien dengan tofus pada tulang belakang dan
menimbulkan gangguan neurologis diindikasikan untuk tindakan pembedahan yaitu
laminektomi. Namun tindakan ini menjadi pilihan terakhir jika terapi konservatif gagal.
Tofus besar di lutut dan tidak respon terhadap pengobatan konservatif dapat ditatalaksana
dengan tindakan pembedahan yaitu debridement artroskopi.

7. Komplikasi
Penderita penyakit asam urat harus mewaspadai komplikasi yang mungkin timbul dari
penyakit ini, di antaranya:

 Munculnya benjolan keras (tofi). Tofi terbentuk akibat penumpukan kristal asam urat di


bawah kulit, dan dapat muncul di beberapa area tubuh, seperti jari, tangan, siku, kaki, dan di
sekitar mata kaki. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, tofi bisa membengkak dan mengeras
saat serangan asam urat terjadi.
 Asam urat kambuh. Pada sejumlah kasus, serangan asam urat bisa terjadi beberapa kali
dalam setahun. Bila dibiarkan tidak tertangani, kondisi tersebut dapat menyebabkan
pengeroposan dan kerusakan pada sendi.
 Penyakit batu ginjal. Kristal asam urat bisa menumpuk di saluran kemih, dan menyebabkan
batu ginjal.
8. Pathway
FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN RESIKO GOUT ARTRITIS

A. PENGKAJIAN KLIEN LANJUT USIA


1. Identitas
Nama klien : Ny.E
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status marital : Kawin
Pendidikan : SD ( Tidak lulus )
Alamat rumah/ telepon : Mejasem Timur – Kecamatan Kramat
Orang yang paling dekat dihubungi : Suami (Tn. T)
Tanggal pengkajian : 27 Juni 2018

2. Status Kesehatan Saat Ini


Klien mengatakan kaki kiri dan kanan sakit sering kram atau merasakan nyeri perih, nyeri
berkurang saat istirahat atau saat tidak digerakkan dan nyeri bertambah jika melakukan
aktivitas seperti duduk sila lama saat mendengarkan ceramah di mesjid, skala nyeri 5 (0-
10), nyeri bertambah jika digerakkan. Pasien juga mengatakan karena rasa nyeri ini
aktivitasnya kadang terganggu dan terhambat, sulit melakukan aktivitas karena rasa sakit
pada kakinya.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan tidak pernah dirawat dan tidak pernah mengalami kecelakaan.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung dan Diabetes
Mellitus
B. Genogram

: laki-laki

: perempuan

: klien

5. Pengkajian persistem (jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai sistem dibawah meliputi
penyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya)
A. Keadaan Umum (tingkat ringan dan beratnya penyakit, kesadaran dan TTV) Keadaan
umum baik, kesadaran composmetis E4 M6 V5 GCS 15, Tekanan darah:
120/90mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu: 36,60C, Respirasi 20x/menit.
B. Integumen
Kulit klien kering, turgor kulit >2detik, tidak terdapat lesi, warna kulit sawo matang.
C. Sistem hemopoetik
Tidak ada perdarahan di hidung, mulut, tidak ada tanda lebam.
D. Kepala (rambut, kulit kepala, sekitar wajah, mata, telinga, mulut dan tenggorokan).
1. Rambut
Rambut pendek, memakai kerudung dan rambut beruban, tidak berketombe, kulit
kepala bersih dan tidak ada kutu di kepala.
2. Mata
Letak mata simetris, pupil isokor, terdapat katarak, penglihatan tidak berfungsi.
3. Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran baik, tidak memakai alat
bantu mendengar.
4. mulut dan tenggorokan
bentuk bibir simetris, mukosa mulut lembab, jumlah gigi tidak lengkap (5) terdapat
caries, tidak ada perdarahan pada gusi, kemampuan menelan dan mengunyah baik.
E. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran JVP.
F. Payudara
Payudara sismetris,terdapat puting susu kanan dan kiri, Tidak pembengkakan atau
luka
G. Sistem pernafasan
Pola nafas normal RR 20x/ menit, bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan
cuping hidung, bunyi napas vesikuler, perkembangan dada simetris, tidak memakai
alat bantu otot pernafasan
H. Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung normal (lup-dup), irama reguler, tekanan darah 130/90 mmHg. CRT
>2 detik
I. Sistem gastrointestinal
Bising usus 6x/menit, tidak terdapat acites, tidak ada nyeri tekan, BAB 1x sehari
dengan konsistensi setengah padat.
J. Sistem perkemihan
Tidak ada keluhan saat BAK, klien bisa BAK secara di bombing ke kamar mandi,
klien BAK dalam waktu yang tidak ditentukkan. Tidak terdapat distensi kandung
kemih.
K. Sistem reproduksi
Setelah dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak ada keluhan pada sistem
reproduksi.
L. Sistem muskoloskeletal
Bentuk simetris tidak ada kelainan, tidak ada fraktur, Kaki kiri dan kaki kanan kuat
untuk jalan dan berpindah kadang sering mengeluh sakit jika digerakkan dan
berpindah. tangan kanan dan kiri cukup kuat.

Kekuatan otot :
5555 5555

5555 5555

M.Sistem persyarafan
1. Nervus I (fungsi penciuman)
Klien mampu menyebutkan bau minyak kayu putih dalam keadaan mata
tertutup.
2. Nervus II (fungsi visual dan lapang pandang)
Klien sudah tidak bisa melihat.
3. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear danabducens)
Respon pupil terhadap cahaya normal, klien sudah tidak bisa melihat karena
katarak.
4. Nervus V (Trigeminus)
Klien mampu merasakan sensasi saat diberikan sentuhan kapas pada kelopak
mata atas dan bawah.
5. Nervus VII (Facialis)
Klien mampu merasakan sensasi rasa pada lidah seperti rasa asam, manis, pahit,
dan asin. Klien mampu mengontrol ekspresi muka seperti tersenyum,
mengerutkan dahi, menutup mata sementara.
6. Nervus VIII (Acustikus)
Pendengaran klien masih berfungsi dengan baik, klien berjalan menggunakan
tongkat sehingga keseimbangannya terganggu.
7. Nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X (Vagus)
Klien mampu mengucapkan “aaaaaa” dan saat klien diminta untuk menelan,
klien mampu menelan dengan baik.
8. Nervus XI (Accessorius)
Klien mampu menoleh kesamping dengan melawan tahanan, klien mampu
mengangkat bahu ketika pemeriksa berusaha menelan.
9. Nervus XII (Hypoglosus)
Klien mampu menggerakkan lidahnya kekanan dan kiri, dan mampu
memasukkan lidah dengan cepat.

10. Sistem endokrin


Tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
tidak mengalami akromegali.

6. Pola aktivitas sehari-hari


Personal hygine dengan mandiri, makan 3xsehari, klien tidur siang selama 2 jam, tidur
malam 6 jam, klien eliminasi dengan baik, setiap hari klien melakuakn aktivita, menyapu
dan memasak.
7. Pengkajian Status Fungsional, Kognitif, Afektif dan Sosial klien
a. Pengkajian Status Fungsional
KATZ Indeks
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Katz A Mandiri dalam : Mandi, Berpakaian, Ke Toilet, Berpindah,
Kontinen BAK/BAB, dan Makan
Katz B Mandiri, untuk 5 fungsi diatas
Katz C Mandiri,kecuali mandi
Katz D Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,& 1 fungsi diatas
Katz E Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet & 1 fungsi
diatas
Katz F Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet, Berpindah&
1 fungsi diatas
Katz G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi diatas
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak
dapat diklasifikasikan sebagai C,D,E,F dan G
Klien termasuk dalam kategori Katz A yaitu mandiri dalam melakukan makan,
kontinen dalam BAB dan BAK, menggunakan pakaian, personal hygiene, ke kamar
kecil dan mandi.

b. Pengkajian Status Kognitif dan Afektif


SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
SKOR NO Pertanyaan Jawaban
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini ? 27 Juni 2018
√ 2. Hari apa sekarang ini? Kamis
√ 3. Apa nama tempat ini? Rumah
√ 4. Dimana alamat anda? Mejasem Timur
√ 5. Berapa umur anda? 72 tahun
- 6. Kapan anda lahir? ?
√ 7. Siapa nama presiden Indonesia Jokowi
sekarang?
√ 8. Siapa presiden sebelumnya? SBUY
√ 9. Siapa nama kecil ibu anda? Siti halimah
√ 10. Kurang 3 dari 20 dan tetap 15 – 5= 10
pengurangan 3 dari setiap angka 25 - 5 =10
baru,semua secara menurun! 21 - 5 = 16

Penilaian SPMSQ :
Keslaahan 0-2 Fungsi intelektual utuh
Keslaahan 3-4 Fungsi intelektual ringan
Keslaahan 5-7 Fungsi intelektual sedang
Keslaahan 8-10 Fungsi intelektual berat
Klien termasuk dalam kategori keslaahan 0-2 fungsi intelektual utuh karena klien
tidak menjawab “Kapan anda lahir?”, dan itu bisa dimaklumi karena klien hanya
berpendidikan sekolah dasar. Dapat disimpulkan status kognitif klien baik atau
dalam kategori intelektual utuh.
MINI MENTAL STATE EXAM (MMSE)
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 - Menyebutkan dengan benar (tahun,
musim, hari, tanggal, bulan) Kamis,
27 Juni 2018 musim kemarau.
5 5 - Dimana kita sekarang berada (Negara
Indonesia, Provinsi Jawa Tengah,
Kabupaten Tegal, Mejasem Timur.
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama objek (oleh
pemeriksaan, satu detik untuk
mengatakan masing-masing obyek.
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi (untuk disebutkan)
Meja, Jam, Motor.
3 Perhatian 5 3 Minta klien untuk memulai dari angka
dan 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kalkulasi kali/tingkat
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada nomer 2 (registrasi tadi).
Bila benar, 1 point untuk masing-
masing obyek.
5 Bahasa 9 6 - Tunjukkan kepada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(jam tangan dan pulpen).
- Meminta klien untuk mengulang kata
berikut: “tak ada jika, dan tetapi”.
- Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah, “
ambil kertas ditangan anda, lipat dua
dan taruh dilantai”.
- Perintahkan pada klien untuk hal
berikut:
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
Perintahkan pada klien anda untuk
menulis suatu kalimat dan menyalin
gambar (tidak bisa)

Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau kurang menunjukkan
adanya kerusakan kognitif ya g memerlukan penyelidikan lanjut. Dalam penilaian
yang dilakuakn pada klien dalam aspek kogbitif, klien termasuk dalam kategori
status kognitif baik karena mendapatkan skore 25.

INVENTARIS DEPRESI BECK


GERIATRIC DEPRESSION SCALE YESAVAGE (Skala Depresi Geriatrik )
Jawaban Jawaban
No Pertanyaan
Benar Klien
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
Tidak Ya
anda?
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan
Ya Tidak
dan minat / kesenangan anda?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Ya Tidak
4. Apakah anda merasa sering bosan? Ya Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
Tidak Ya
saat?
6. Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan
Ya Ya
terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
Tidak Ya
hidup anda?
8. Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Ya Tidak
9. Apakah anda lebih sering dirumah dari pada pergi
Ya Ya
keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan Ya Tidak
orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
Tidak Ya
menyenangkan?
Jawaban Jawaban
No Pertanyaan
Benar Klien
12. Apakah anda me rasa tidak berharga seperti perasaan
Ya Tidak
anda saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh semangat? Tidak Ya
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
Ya Tidak
harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
Ya Tidak
keadaannya dari pada anda?

Skala Depresi Geriatrik Yesavage dengan penilaian jika jawaban pertanyaan


sesuai indikasi dinilai pin 1 (nilai poin 1 untuk setiap respons yang cocok dengan
jawaban Ya atau Tidak setelah pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan
depresi. Berdasarkan hasil pengkajian klien, skor yang didapat dari skala depresi
geriatrik Yesavage adalah 2, yang artinya klien tidak mengalami depresi karena
skor kurang dari 5.

C. PENGKAJIAN STATUS SOSIAL (APGAR KELUARGA)

No Uraian Fungsi Skore


1 Saya puas bahwa saya dapat kembali kepada keluarga Adaptation 2
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga saya (teman-teman) Partnership 1
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga (temen-temen) saya Growth 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (temen-temen) saya Affection 1
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-
No Uraian Fungsi Skore
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5. Saya puas dengan cara temen-temen saya dan saya Resolve 2
menyediakan waktu bersama-sama
Total 8

Status sosial lansia dapat diukur dengan mengguanakan APGAR Keluarga.


Penilaian jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poun 2). Kadang-
kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0). Kategori penilaian jika hasil >3 =
tinggi, 4-6 = menengah / sedang, dan 7-10= rendah. Kesimpulan dari hasil
pengkajian pada Ny. S adalah skor 8 yang termasuk dalam kategori rendah, jadi
status sosial Ny. S baik.

D. ANALISA DATA
N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 DS : Alcohol, makanan, penyakit Nyeri akut
1. Klien mengatakan kaki kanan dan dan obat-obatan
kirinya sakit
2. Klien mengatakan kakinya sering Menghambat ekskresi asam
kram urat di tubulus ginjal
DO :
1. P : nyeri bertambah jika digerakkan Gangguan metabolism purin
dan berkurang jika istirahat
Q : nyeri perih GOUT
R : kaki kiri dan kanan
S : sedang (skala 5) Penimbunan kristal urat
T : hilang timbul, kadang nyeri saat di
gerakkan. Inflamasi
2. Klien terlihat meringis kesakitan
N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O
menahan rasa sakitnya
3. TD : 120/90 mmHg. Nadi 82x/menit Nyeri

2 DS : Inflamasi Hambatan
1. Klien mengatakan kaki sulit mobiltas
digerakkan Kaku sendi fisik
2. Klien mengatakan rasa nyeri
di kakinya menggangu Nyeri
aktivitas
3. Klien mengatakan mengalami Hambatan
kesulitan dalam berjalan
Mobilitas fisik
DO :
Kekuatan otot :
5555 5555

5555 5555
Klien mengalami perubahan dalam
pergerakkan

E. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
A. PEMUKIMAN
1. Luas bangunan: -
2. Bentuk bangunan:
(1) Rumah (2) Petak (3) Asrama (4) Paviliun
3. Jenis bangunan:
(1) Permanen (2) Semi permanen (3) Non permanen
4. Atap rumah
(1) Genting (2) Seng (3) Ijuk (4) Kayu
(5) Asbes
5. Dinding
(1) Tembok (2) Kayu (3) Bambu (4) Lainya……
6. Lantai
(1) Semen (2) Tegel (3) Keramik (4) Tanah
(5) Lainnya ...............
7. Kebersihan lantai
(1) Bersih dan tidak licin(2) Kurang
8. Lantai kamar mandi
(1) Licin (2) Tidak licin
9. Ventilasi
(1) < 15% luas lantai (2) 15% luas lantai
9. Pencahayaan
(1) Baik
(2) Kurang, Jelaskan: Pencahayaan dalam rumah kurang, sehingga terlihat gelap pada siang hari.
Pada malam hari di bagian dalam rumah hanya diterangi oleh lampu 5 watt
Lantai rumah bersih dan tidak licin namun lantai kamar mandi sedikit licin.
10. Pengaturan penataan perabot
(1) Baik (2) Kurang
11. Kelengkapan alat rumah tangga
(1) Lengkap (2) Tidak lengkap, Jelaskan …………

F. SANITASI
1. Penyediaan air bersih (MCK):
(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) Sungai
(5) Lainnya ……………
2. Penyediaan air minum
(1) Air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) Air biasa tanpa rebus
3. Pengelolaan jamban
(1) Bersama (2) Kelompok (3) Pribadi (4) Lainnya.......
4. Jenis jamban :
(1) Leher angsa (2) Cemplung terbuka(3) Cemplung tertutup
(4) Lainnya …......
5. Jarak dengan sumber air
(1) < 10 meter (2) > 10 meter
6. Sarana pembuangan air limbah (SPAL):
(1) Lancar (2) Tidak lancar
7. Petugas sampah
(1) Ditimbun (2) Dibakar (3) Daur ulang
(4) Dibuang sembarang tempat (5) Dikelola dinas
8. Polusi udara
(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) Industri (4) Tidak ada
9. Pengelolaan binatang pengerat
(1) Tidak (2) Ya, (*) Dengan racun (*) Dengan alat
(*) Lainnya ..........

G. FASILITAS
1. Peternakan
(1) Ada (2) Tidak
2. Perikanan
(1) Ada (2) Tidak
3. Sarana olah raga
(1) Ada (2) Tidak Jenis: lapangan olahraga
4. Taman
(1) Ada (2) Tidak
5. Ruang pertemuan
(1) Ada (2) Tidak
6. Sarana hiburan
(1) Ada (2) Tidak
7. Sarana ibadah
(1) Ada (2) Tidak Jenis Masjid

H. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI


A. Keamanan
1. Sistem keamanan lingkungan (1) Ada (2) Tidak
2. Penanggulangan kebakaran (1) Ada (2) Tidak
3. Penanggulangan bencana (1) Ada (2) Tidak

B. Transportasi
1. Kondisi jalan masuk
(1) Rata (2) Tidak rata (3) Licin
(4) Tidak licin
2. Jenis transportasi yang dimiliki
(1) Mobil (2) Sepeda motor (3) Lainnya
Jumlah 1

C.Komunikasi
1. Sarana komunikasi
(1) Ada (2) Tidak ada
2. Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti
(1) Telphon (2) Kotak surat (3) Fax
(4) Handphone
3. Cara penyebaran informasi
(1) Langsung (2) Tidak langsung (3) Lainnya

ANALISA MASALAH
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Penurunan penglihatan Resiko cedera
 Klien mengatakan “penglihatan
saya kabur mbak apalagi kalau
melihat orang dari jarak jauh dan
juga saat melihat tulisan al-Qur’an.
Saya tidak bisa membaca kalau
tidak pakai kacamata”

DO:
 Penglihatan menurun dibuktikan
dengan klien tidak bisa membaca
tulian kecil dengan jelas jika tidak
memakai kacamata
 Usia 64 tahun
 Pencahayaan dalam rumah kurang,
sehingga terlihat gelap pada siang
hari.
 Lantai rumah bersih dan tidak licin
namun lantai kamar mandi sedikit
licin.
3 DS: Kurangnya informasi Kurang pengetahuan
 Klien mengatakan “Saya tidak mengenai penyakit (kebutuhan belajar)
tahu mbak kenapa bisa asam urat Artritis gout mengenai kondisi dan
dan tidak tahu bagaimana cara pengobatan
memilih makanan yang boleh dan
tidak boleh dimakan biar linuya
tidak kambuh lagi”
 Klien mengatakan “ Saya sering
makan tape, daun bayam dan
daun singkong namun setelah itu
lutut kaki dan punggung saya
terasa linu sekal”
 Klien mengatakan “Kalau kaki
saya terasa linu klien saya hanya
membiarkan saja rasa linu
tersebut dan hanya memberikan
obat untuk asam urat mbak”

DO:
 Sering bertanya mengenai makanan
apa yang boleh dimakan untuk
mengurangi linu serta cara-cara
untuk mengurangi linu
 Klien bertanya mengenai
pencegahan agar linu tidak kambuh
lagi
 Klien terlihat bingung dan
menggeleng saat ditanya diit yang
baik untuk asam urat serta saat
ditanya klien tidak bisa mnjawab
 Usia 64 tahun
 Kadar asam urat: 2,2 mg/dl

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan klien mengatakan kaki
kanan dan kirinya sakit, klien mengatakan kaki kanan dan kakinya sering kram, P : nyeri
bertambah jika digerakkan dan berkurang jika istirahat, Q : nyeri perih, R : kaki kanan dan
kiri, S : sedang (skala 5), T : hilang timbul, kadang nyeri saat di gerakkan, klien terlihat
meringis kesakitan menahan rasa sakitnya, TD : 120/90 mmHg Nadi 82x/menit RR
18x/menit Suhu 36.60C
2. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kaku pada persendian ditandai dengan klien
mengatakan kaki sulit digerakkan, rasa nyeri di kakinya menggangu aktivitas, klien
mengalami kesulitan dalam berjalan, klien mengalami perubahan dalam pergerakkan.
Kekuatan otot :
5555 5555

5555 5555

I. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL


11. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara 1. Memantau
berhubungan tindakan komprehensif perkembanagan
dengan agen keperawatan selama nyeri yang dialami
cidera 3x24 jam klien 2. Observasi reaksi oleh klien.
biologis. mengatakan nyeri nonverbal dari 2. Jika terjadi nyeri
berkurang dengan ketidaknyamanan klien akan meringis
kriteria hasil : kesakitan
1. Nyeri klien 3. Ajarkankan klien 3. Relaksasi nafas
NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
berkurang. relaksasi nafas dalam mampu
2. Ekspresi wajah dalam membuat rasa nyeri
klien tidak berkurang
menunjukan 4. Berikan distraksi 4. Distraksi dengan
nyeri/meringis nyeri dengan hal sesuatu hal yang
bahkan yang disukai klien disukai dapat
menangis. mengahlikan rasa
3. Kilen merasa nyeri yang sedang
nyaman rileks. 5. Kolaborasi dirasa.
pemberian terapi 5. Obat golongan
obat analgesik. analgesik dapat
menurunkan rasa
nyeri klien.
2 Hambatan Setelah dilakukan 1. Monitor dari 1. Untuk menentukan
Mobilitas tindakan tanda – tanda intervensi
Fisik keperawatan selama inflamasi. selanjutnya
berhubungan 3x24 jam di
dengan kaku harapkan klien dapat 2. Berikan klien 2. Untuk melemaskan
pada beraktivias kembali latihan ROM sendi – sendi
persendian dengan kriteria
hasil : 3. Pantau kadar 3. Mengetahui kadar
1. Gerakan sendi asam urat klien asam urat klien.
klien kembali
normal 4. Ajak klien untuk 4. Berkolaborasi
2. Klien tidak berobat ke klien untuk pemberian
mengeluhkan obat klien
kram
3. Klien dapat
beraktivitas
secara normal
J. IMPLEMENTASI

HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON


Selasa, 03-01- 09.45 1 1. Mengkaji
2017 nyeridengan
komprehensif
2. Mengobservasi
10.10 reaksi nonverbal
dari
ketidaknyamanan.
3. Mengalihkan rasa
10.25 nyeri klien.
4. Memberikan
terapi sesuai advis
10.32 dokter, seperti
obat analgesik.
Selasa, 03-01- 10.41 2 1. Memonitor dari
2017 tanda – tanda
inflamasi.

2. Memberikan
klien latihan
ROM

10.50 3. Memantau kadar


asam urat klien.

4. Mengajak klien
untuk berobat ke
11.05 klinik.
HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON

11.14
Selasa, 03-01- 09.00 3 1. Mengkaji
2017 tingkat
kerusakan
integritas kulit
09.10 2. Mempertahan
kan
09.15 kebersihan
kulit
3. Melakukan
09.30 ganti verban
tiap hari
4. Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
obat topikal

Hari/Tanggal Waktu No.DP Tindakan/respon Paraf & nama


klien jelas
Rabu, 04-01- 09.00 1 1. Mengkaji
2017 nyeridengan
komprehensif
2. Mengobserva
09.10 si reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyama
nan.
09.25 3. Mengalihkan
rasa nyeri
klien.
09.32 4. Memberikan
terapi sesuai
advis dokter,
seperti obat
analgesik.
Rabu, 04-01- 09.41 2 1. Memonitor
2017 dari tanda –
tanda
inflamasi.

2. Memberikan
klien latihan
ROM
09.50
3. Memantau
kadar asam
urat klien.

10.05 4. Mengajak
klien untuk
berobat ke
klinik.
10.14
Rabu, 04-01- 08.00 3 1. Mengkaji
2017 tingkat
kerusakan
integritas
08.10 kulit
2. Mempertaha
nkan
kebersihan
kulit
08.15 3. Melakukan
ganti verban
tiap hari
4. Berkolaboras
i dengan tim
08.30 medis dalam
pemberian
obat topikal

Hari/Tanggal Waktu No.DP Tindakan/respon Paraf & nama


klien jelas
Kamis, 05-01- 09.00 1 1. Mengkaji
2017 nyeridengan
komprehensif
2. Mengobservasi
09.10 reaksi nonverbal
dari
ketidaknyamanan
.
09.25 3. Mengalihkan
rasa nyeri klien.
4. Memberikan
09.32 terapi sesuai
advis dokter,
seperti obat
analgesik.
Kamis, 05-01- 09.41 2 1. Memonitor dari
2017 tanda – tanda
inflamasi.

2. Memberikan
klien latihan
ROM

09.50 3. Memantau
kadar asam urat
klien.

4. Mengajak klien
10.05 untuk berobat ke
klinik.

10.14
Kamis, 05-01- 08.00 3 1. Mengkaji tingkat
2017 kerusakan
integritas kulit
2. Mempertahanka
08.10 n kebersihan
kulit
3. Melakukan ganti
verban tiap hari
4. Berkolaborasi
08.15 dengan tim
medis dalam
pemberian obat
topikal
08.30

Hari/Tanggal Waktu No.DP Tindakan/respon Paraf & nama


klien jelas
Jumat, 06-01- 09.00 1 1. Mengkaji
2017 nyeridengan
komprehensif
2. Mengobserva
09.10 si reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyama
09.25 nan.
3. Mengalihkan
rasa nyeri
09.32 klien.
4. Memberikan
terapi sesuai
advis dokter,
seperti obat
analgesik.
Jumat, 06-01- 09.41 2 1. Memonitor
2017 dari tanda –
tanda
inflamasi.

2. Memberikan
klien latihan
ROM
09.50 3. Memantau
kadar asam
urat klien.

4. Mengajak
10.05 klien untuk
berobat ke
klinik.

10.14
Jumat, 06-01- 08.00 3 1. Mengkaji
2017 tingkat
kerusakan
integritas
08.10 kulit
2. Mempertaha
nkan
kebersihan
kulit
08.15 3. Melakukan
ganti verban
tiap hari
4. Berkolaboras
i dengan tim
08.30 medis dalam
pemberian
obat topikal

Hari/Tanggal Waktu No.DP Tindakan/respon Paraf & nama


klien jelas
sabtu, 07-01- 09.00 1 1. Mengkaji
2017 nyeridengan
komprehensif
2. Mengobserva
09.10 si reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyama
09.25 nan.
3. Mengalihkan
rasa nyeri
09.32 klien.
4. Memberikan
terapi sesuai
advis dokter,
seperti obat
analgesik.
sabtu, 07-01- 09.41 2 1. Memonitor
2017 dari tanda –
tanda
inflamasi.

2. Memberikan
klien latihan
ROM
09.50
3. Memantau
kadar asam
urat klien.
10.05 4. Mengajak
klien untuk
berobat ke
klinik.
10.14
sabtu, 07-01- 08.00 3 1. Mengkaji
2017 tingkat
kerusakan
integritas
08.10 kulit
2. Mempertaha
nkan
kebersihan
kulit
08.15 3. Melakukan
ganti verban
tiap hari
4. Berkolaboras
i dengan tim
08.30 medis dalam
pemberian
obat topikal

K. EVALUASI
Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/
nama
jelas
Selasa 10.35 I S : klien mengatakan masih terasa sakit
03-januari-2017 dibagian ekstremitas bawah
O : klien tampak menahan sakit sambil
memegangi kakinya
Klien tampak berbaring ditempat tidur
A : masalah nyeri belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan masih sulit utuk


berjalan dan beraktivitas
O : klien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
A : masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

III S : klien mengatakan terasa gatal di


seluruh tubuhnya
O : klien tampak menggaruk dibagian yang
gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan
kanan
A : masalah kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/


nama
jelas
Rabu 10.35 I S : klien mengatakan masih terasa sakit
04-januari-2017 dibagian ekstremitas bawah
O : klien tampak menahan sakit sambil
memegangi kakinya
Klien tampak berbaring ditempat tidur
A : masalah nyeri belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

S : klien mengatakan masih sulit utuk


II berjalan dan beraktivitas
O : klien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
A : masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

S : klien mengatakan terasa gatal di


III seluruh tubuhnya
O : klien tampak menggaruk dibagian yang
gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan
kanan
A : masalah kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/


nama
jelas
Kamis 10.35 I S : klien mengatakan masih terasa sakit
05-januari-2017 dibagian ekstremitas bawah
O : klien tampak menahan sakit sambil
memegangi kakinya
Klien tampak berbaring ditempat tidur
A : masalah nyeri belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan masih sulit utuk


berjalan dan beraktivitas
O : klien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
A : masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

III S : klien mengatakan terasa gatal di


seluruh tubuhnya
O : klien tampak menggaruk dibagian yang
gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan
kanan
A : masalah kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/


nama
jelas
Jumat 10.35 I S : klien mengatakan masih terasa sakit
06-januari-2017 dibagian ekstremitas bawah
O : klien tampak menahan sakit sambil
memegangi kakinya
Klien tampak berbaring ditempat tidur
A : masalah nyeri belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan masih sulit utuk


berjalan dan beraktivitas
O : klien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
A : masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

III S : klien mengatakan terasa gatal di


seluruh tubuhnya
O : klien tampak menggaruk dibagian yang
gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan
kanan
A : masalah kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/
nama
jelas
Sabtu 10.35 I S : klien mengatakan masih terasa sakit
07-januari-2017 dibagian ekstremitas bawah
O : klien tampak menahan sakit sambil
memegangi kakinya
Klien tampak berbaring ditempat tidur
A : masalah nyeri belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan masih sulit utuk


berjalan dan beraktivitas
O : klien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
A : masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

III S : klien mengatakan terasa gatal di


seluruh tubuhnya
O : klien tampak menggaruk dibagian yang
gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan
kanan
A : masalah kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai