Secara umum penanganan artritis gout dilakukan dalam 3 langkah yaitu: (1)
mengobati serangan akut, (2) melakukan profilaksis untuk mencegah peradangan
akut berulang dan, (3) menurunkan kadar asam urat yang berlebihan untuk
mencegah peradangan dan penimbunan kristal asam urat di jaringan. Langkah-
langkah tersebut dapat berupa pemberian edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi
dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan
sendi atau komplikasi lain, seperti pada ginjal. Pengobatan artritis gout akut
bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri dan peradangan dengan kolkisin,
OAINS, kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti
allopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut, namun
pada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat sebaiknya tetap
diberikan. 10,11
Terapi pada serangan akut lebih diarahkan pada menghilangkan rasa nyeri dan
peradangan. Pilihan terapi untuk serangan akut yaitu NSAID, kortikosteroid,
kolkisin dan ACTH.13 NSAID diberikan full dose selama 2-5 hari, bila perbaikan,
dosis dikurangi hingga kira-kira setengah hingga seperempatnya. Pada dasarnya,
1
NSAID yang digunakan sebaiknya merupakan inhibitor yang selektif terhadap
COX-2.13 Akan tetapi, di Indonesia sering digunakan indometasin dengan
dosis150-200 mg/hari selama 2-3 hari dan 75-100 mg/hari untuk minggu
berikutnya atau sampai nyeri dan peradangan berkurang. Dapat juga diberikan
Naproxen 3x750 mg selama 2-3 hari kemudian dilanjutkan 3x250 mg atau sodium
diklofenak 3x50 mg. Adapun dosis kolkisin adalah 1,2 mg inisial diikuti oleh 0,6
mg per jam hingga dosis total 4,8 mg dalam waktu 6 jam. Di amerika, kolkisin
sudah jarang digunakan. Kortikosteroid dan ACTH diberikan apabila pemberian
kolkisin dan NSAID tidak efektif atau dikontraindikasikan.
Jika pasien tidak menunjukkan respon yang adekuat terhadap terapi inisial
dengan obat tunggal, ACR menyarankan untuk menambahkan obat kedua sebagai
terapi kombinasi. Selain itu, penggunaan terapi kombinasi dari awal juga sangat
tepat untuk serangan akut gout yang berat, khususnya bila menyerang banyak
sendi besar (poliartikular). Regimen kombinasi yang diterima yaitu:
Kolkisin + NSAIDS
2
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis artritis gout bervariasi bergantung pada stadium yang sedang
terjadi:
1. Hiperurisemia asimptomatik
Stadium ini ditandai dengan adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah
tanpa disertai manifestasi klinis, hiperurisemia bisanya dimulai pada masa
pubertas pada pria yang mempunyai risiko tinggi terjadinya gout tetapi pada
wanita fase ini biasanya mulai setelah menopouse.
Fase ini merupakan manifestasi klinis yang paing sering dijumpai. Gambaran
klinis sangat khas sehingga diagnosis dapat ditegakkan dengan mudah. Biasanya
menyerang sendi metatarsofalangeal I (MTP I), selain itu pada pergelangan kaki,
lutut, pergelangan tangan, jari tangan dan siku.
Serangan artritis gout ditandai adanya nyeri yang cepat yang memperngaruhi
persendian dan diikuti panas, bengkak, kemerahan dan sangat nyeri. Nyeri
biasanya menyerang satu persendian (monoartikuler 90%). Kecuali pada wanita
yang bersifat poliartikuler. Nyeri pada artritis gout disebabkan deposit kristal
asam urat di dalam jaringan sendi, Bila tidak diobati akan sembuh sendiri dalam 7
sampai 10 hari.
Serangan artritis gout ini dapat dicetuskan oleh adanya stres, trauma, infeksi,
dehidrasi, operasi, starvasi, alkohol, obat-obatan, penurunan berat badan, dan
makan makanan tertentu yang berlebihan, selain itu juga ada perubahan profil
lipid pada saat serangan artritis gout.
Serangan artritis gout dapat dicegah bila level asam urat serum < 6,0 mg/dl
yaitu dengan cara mempertahankan intake cairan yang adekuat, penurunan berat
badan, perubahan diet, mengurangi konsumsi alkohol dan obat-obatan yang
menurunkan hiperurisemia.
3
3. Interkritikal gout
Merupakan fase antara satu serangan akut gout dengan serangan berikutnya
pada stadium awal periode ini biasanya tanpa gejala dan tanpa kelainan
pemeriksaan meskipun pada periode ini bersifat asimtomatik, tetapi kristal MSU
dapat ditemukan pada cairan sendi yang terlibat.
Stadium ini dimulai dengan ditemukan adanya topus di sendi atau sekitar
sendi. Timbulnya topus bervariasi antara 3 sampai 42 tahun, kebanyakan setelah
10 tahun dan terjadinya topus berkorelasi dengan derajat dan lamanya
hiperurisemia. Pada kadar asam urat > 11mg/dl kemungkinan terjadinya topus
pada sendi semakun banyak dan besar.
Topus juga dihubungkan dengan makin muda umur dan makin lama menderita
artritis gout, topus dapat ditemukan di daerah kartilago, membran sinovialm
tendon, jaringan lunak, dan berbagai tempat seperti telinga, jari-hari tangan,
tangan, siku, lutut atau kaki. Topus dapat single dan multiple, berukuran kecil
sampai merupakan gumpalan besar sangat menganggu pergerakan sendi, sering
disertai dengan adanya luka yang mengeluarkan cairan berwarna keputih-putihan
berisi kristal berbentuk jarum. Pada topus kecil yang sukar dibedakan dengan
nodul rematik yang lain. Maka aspirasi sendi atau biopsi topus dapat digunakan
untuk memastikan diagnosis.
Diagnosis
4
menunjukan suatu gambaran yang spesifik tetapi untuk menyingkirkan penyebab
radang sendi lainya.11,12
5
Pada pasien yang memiliki beberapa episode yang menyebabkan arthritis gout
pada sendi yang sama, daerah berawan dari opasitas meningkat dapat dilihat pada
foto polos.
Pada tahap berikutnya, perubahan tulang yang paling awal muncul. Perubahan
tulang awalnya muncul pada daerah sendi pertama metatarsophalangeal (MTP).
Perubahan ini awal umumnya terlihat di luar sendi atau di daerah juxta-artikularis.
Temuan ini antara-fase sering digambarkan sebagai lesi menekan-out, yang dapat
berkembang menjadi sklerotik karena peningkatan ukuran.