Anda di halaman 1dari 6

Penatalaksanaan Artritis Gout

Secara umum penanganan artritis gout dilakukan dalam 3 langkah yaitu: (1)
mengobati serangan akut, (2) melakukan profilaksis untuk mencegah peradangan
akut berulang dan, (3) menurunkan kadar asam urat yang berlebihan untuk
mencegah peradangan dan penimbunan kristal asam urat di jaringan. Langkah-
langkah tersebut dapat berupa pemberian edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi
dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan
sendi atau komplikasi lain, seperti pada ginjal. Pengobatan artritis gout akut
bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri dan peradangan dengan kolkisin,
OAINS, kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti
allopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut, namun
pada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat sebaiknya tetap
diberikan. 10,11

Sebagai aturan umum, penderita hiperurisemia yang asimptomatis tidak perlu


diterapi, meskipun pada pemeriksaan USG menunjukkan adanya timbunan kristal
asam urat dalam jaringan lunak pada sebagian kecil pasien.12,13 Namun pasien
dengan kadar asam urat lebih dari 11mg/dl yang mengeskresikan asam urat
berlebihan lewat urin beresiko tinggi terkena batu ginjal dan gangguan fungsi
ginjal, sehingga perlu dilakukan pemantauan fungsi ginjal.10

Tofus sebaiknya tidak dilakukan pembedahan kecuali jika berada di lokasi


yang kritis. Pembedahan baru diindikasikan bila terdapat komplikasi dari topus
meliputi infeksi, deformitas sendi, penekanan (seperti penekanan pada spinal cord
ataupu cauda ekuina oleh topus) dan nyeri yang tidak teratasi sebagai akibat erosi
topus. Pada 50% pasien yang menjalani pembedahan mengalami penyembuhan
yang lambat.

Terapi pada serangan akut lebih diarahkan pada menghilangkan rasa nyeri dan
peradangan. Pilihan terapi untuk serangan akut yaitu NSAID, kortikosteroid,
kolkisin dan ACTH.13 NSAID diberikan full dose selama 2-5 hari, bila perbaikan,
dosis dikurangi hingga kira-kira setengah hingga seperempatnya. Pada dasarnya,

1
NSAID yang digunakan sebaiknya merupakan inhibitor yang selektif terhadap
COX-2.13 Akan tetapi, di Indonesia sering digunakan indometasin dengan
dosis150-200 mg/hari selama 2-3 hari dan 75-100 mg/hari untuk minggu
berikutnya atau sampai nyeri dan peradangan berkurang. Dapat juga diberikan
Naproxen 3x750 mg selama 2-3 hari kemudian dilanjutkan 3x250 mg atau sodium
diklofenak 3x50 mg. Adapun dosis kolkisin adalah 1,2 mg inisial diikuti oleh 0,6
mg per jam hingga dosis total 4,8 mg dalam waktu 6 jam. Di amerika, kolkisin
sudah jarang digunakan. Kortikosteroid dan ACTH diberikan apabila pemberian
kolkisin dan NSAID tidak efektif atau dikontraindikasikan.

Jika pasien tidak menunjukkan respon yang adekuat terhadap terapi inisial
dengan obat tunggal, ACR menyarankan untuk menambahkan obat kedua sebagai
terapi kombinasi. Selain itu, penggunaan terapi kombinasi dari awal juga sangat
tepat untuk serangan akut gout yang berat, khususnya bila menyerang banyak
sendi besar (poliartikular). Regimen kombinasi yang diterima yaitu:

 Kolkisin + NSAIDS

 Kortikosteroid oral + kolkisin

 Steroid intraartikular + kolkisin/NSAIDS

Pada stadium interkritik dan menahun tujuan pengobatan adalah untuk


menurunkan kadar asam urat hingga normal, guna mencegah kekambuhan.
Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan
pemakaian obat allopurinol bersama obat urikosurik lain.

2
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis artritis gout bervariasi bergantung pada stadium yang sedang
terjadi:

1. Hiperurisemia asimptomatik

Stadium ini ditandai dengan adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah
tanpa disertai manifestasi klinis, hiperurisemia bisanya dimulai pada masa
pubertas pada pria yang mempunyai risiko tinggi terjadinya gout tetapi pada
wanita fase ini biasanya mulai setelah menopouse.

2. Serangan artritis gout akut

Fase ini merupakan manifestasi klinis yang paing sering dijumpai. Gambaran
klinis sangat khas sehingga diagnosis dapat ditegakkan dengan mudah. Biasanya
menyerang sendi metatarsofalangeal I (MTP I), selain itu pada pergelangan kaki,
lutut, pergelangan tangan, jari tangan dan siku.

Serangan artritis gout ditandai adanya nyeri yang cepat yang memperngaruhi
persendian dan diikuti panas, bengkak, kemerahan dan sangat nyeri. Nyeri
biasanya menyerang satu persendian (monoartikuler 90%). Kecuali pada wanita
yang bersifat poliartikuler. Nyeri pada artritis gout disebabkan deposit kristal
asam urat di dalam jaringan sendi, Bila tidak diobati akan sembuh sendiri dalam 7
sampai 10 hari.

Serangan artritis gout ini dapat dicetuskan oleh adanya stres, trauma, infeksi,
dehidrasi, operasi, starvasi, alkohol, obat-obatan, penurunan berat badan, dan
makan makanan tertentu yang berlebihan, selain itu juga ada perubahan profil
lipid pada saat serangan artritis gout.

Serangan artritis gout dapat dicegah bila level asam urat serum < 6,0 mg/dl
yaitu dengan cara mempertahankan intake cairan yang adekuat, penurunan berat
badan, perubahan diet, mengurangi konsumsi alkohol dan obat-obatan yang
menurunkan hiperurisemia.

3
3. Interkritikal gout

Merupakan fase antara satu serangan akut gout dengan serangan berikutnya
pada stadium awal periode ini biasanya tanpa gejala dan tanpa kelainan
pemeriksaan meskipun pada periode ini bersifat asimtomatik, tetapi kristal MSU
dapat ditemukan pada cairan sendi yang terlibat.

4. Stadium kronis tofeseus gout

Stadium ini dimulai dengan ditemukan adanya topus di sendi atau sekitar
sendi. Timbulnya topus bervariasi antara 3 sampai 42 tahun, kebanyakan setelah
10 tahun dan terjadinya topus berkorelasi dengan derajat dan lamanya
hiperurisemia. Pada kadar asam urat > 11mg/dl kemungkinan terjadinya topus
pada sendi semakun banyak dan besar.

Topus juga dihubungkan dengan makin muda umur dan makin lama menderita
artritis gout, topus dapat ditemukan di daerah kartilago, membran sinovialm
tendon, jaringan lunak, dan berbagai tempat seperti telinga, jari-hari tangan,
tangan, siku, lutut atau kaki. Topus dapat single dan multiple, berukuran kecil
sampai merupakan gumpalan besar sangat menganggu pergerakan sendi, sering
disertai dengan adanya luka yang mengeluarkan cairan berwarna keputih-putihan
berisi kristal berbentuk jarum. Pada topus kecil yang sukar dibedakan dengan
nodul rematik yang lain. Maka aspirasi sendi atau biopsi topus dapat digunakan
untuk memastikan diagnosis.

Apabila tidak ditatalaksana dengan baik serangan artritis gout akan


berlangsung lebih sering, mengenai banyak sendi (poliartikuler), semakin berat
dan semakin lama serta gejala sistemik yang lebih berat pula.1

Diagnosis

Diagnosis artritis gout akut ditegakan berdasarkan gejala klinis, laboratorium


dan radiologis. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk melihat adanya kristal
MSU dari aspirasi cairan sendi dengan mikroskop polarisasi dan pengukuran
kadar asam urat darah. Pemeriksaan radiologis pada sendi yang terkena tidak

4
menunjukan suatu gambaran yang spesifik tetapi untuk menyingkirkan penyebab
radang sendi lainya.11,12

Menurut criteria ACR (American Collage of Rheumatology) diagnosis dapat


ditegakkan jika:

1. Didapatkan kristal monosodium urat dalam cairan sendi atau


2. Didapatkan tofus yang mengandung kristal MSU atau
3. ditemukan 6 dari beberapa kriteria dibawah ini:
a. lebih dari 1 kali serangan artritis akut
b. Inflamasi maksimal berkembang dalam 1 hari
c. Arthritis monoartikuler
d. Kemerahan pada sendi
e. bengkak + nyeri pada MTP-1
f. serangan unilateral pada MTP-1
g. serangan unilateral pada sendi-sendi tarsal
h. dicurigai tofus
i. hiperurisemia
j. pembengkakan sebuah sendi asimetrik ( pada foto roentgen )
k. kista subkortikal tanpa erosi ( pada foto roentgen )
l. kultur mikroorganisme cairan sendi negative.
Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos
Foto polos dapat digunakan untuk mengevaluasi gout, namun, temuan
umumnya baru muncul setelah minimal 1 tahun penyakit yang tidak terkontrol.
Bone scanning juga dapat digunakan untuk memeriksa gout, temuan kunci pada
scan tulang adalah konsentrasi radionuklida meningkat di lokasi yang terkena
dampak.
Pada fase awal temuan yang khas pada gout adalah asimetris pembengkakan
di sekitar sendi yang terkena dan edema jaringan lunak sekitar sendi.

5
Pada pasien yang memiliki beberapa episode yang menyebabkan arthritis gout
pada sendi yang sama, daerah berawan dari opasitas meningkat dapat dilihat pada
foto polos.
Pada tahap berikutnya, perubahan tulang yang paling awal muncul. Perubahan
tulang awalnya muncul pada daerah sendi pertama metatarsophalangeal (MTP).
Perubahan ini awal umumnya terlihat di luar sendi atau di daerah juxta-artikularis.
Temuan ini antara-fase sering digambarkan sebagai lesi menekan-out, yang dapat
berkembang menjadi sklerotik karena peningkatan ukuran.

Anda mungkin juga menyukai