Anda di halaman 1dari 32

GOUT &

HIPERURISEMIA
Prof. dr. Linda W A Rotty, SpPD,
KHOM
Bagian / KSM Ilmu Penyakit Dalam
FK UNSRAT / RSUP Prof dr R D
Kandou
Manado, Februari 2024
KASUS

SEORANG PRIA, UMUR 24 TAHUN, DATANG BEROBAT KE


DOKTER DENGAN KELUHAN NYERI SENDI IBU JARI KAKI.
KELUHAN INI BARU 3 HARI DIALAMI PASIEN.

DEMAM SUMER2, TAMPAK KESAKITAN. PASIEN 1 BULAN


TERAKHIR SERING KONSUMSI KACANG GORENG.

APA MASALAH DARI PASIEN INI ??


PENDAHULUAN

Tanpa penanganan yang efektif


Gout merupakan penyakit
kondisi ini dapat berkembang
progresif akibat desposisi
menjadi gout kronik,
kristal Monosodium urate
terbentuknya tofus, dan bahkan
(MSU) di persendian, ginjal,
dapat mengakibatkan
dan jaringan ikat lain sebagai
gangguan fungsi ginjal berat,
akibat hiperurisemia yang telah
serta penurunan kualitas
berlangsung kronik.
hidup.
INSIDENS

Gout mengenai 1-2% populasi dewasa, dan merupakan kasus artritis


inflamasi terbanyak pada pria.

Prevalensi penyakit gout diperkirakan antara 13.6 per 1000 pria dan
6.4 per 1000 wanita.

Prevalensi gout meningkat sesuai umur dengan rerata 7% pada pria


umur > 75 tahun dan 3% pada wanita umur > 85 tahun.
ETIOPATOGENESIS
OVERPRODUKSI ASAM URAT EKSKRESI ASAM URAT MENURUN
HIPERURISEMIA PRIMER HIPERURISEMIA PRIMER
• IDIOPATIK • IDIOPATIK
• DEFISIENSI ENZIM HGPRT (Hypoxanthine HIPERURISEMIA SEKUNDER
Guanine Phosphoribosyl Transferase) • CKD, HIPERTENSI
• SUPERAKTIVITAS PRPP-SYNTHETASE (5- • ASIDOSIS METABOLIK, DEHIDRASI
Phosphoribosyl-1-Pirophosphat • HIPERPARATIROIDISM, HIPOTIROIDISM
HIPERURISEMIA SEKUNDER • DIURETIK, SIKLOPORIN, TACROLIMUS,
• KONSUMSI PURIN EKSESIF ASPIRIN, TAMBUTOL, PRIRAZINAMID. L-
• GANGGUAN MIELOPROLIFERATIF DOPA
(PV,ET,MP • KERACUNAN TIMAH
• PENYAKIT HEMOLISIS
• PSORIASIS
• GLYCOGEN STORAGE DISEASE : TIPE
1,3,5,7
OVERPRODUKSI DAN EKSKRESI MENURUN
• KONSUMSI ALKOHOL
• DEFISIENSI GLUKOSA-6-FOSFAT
• DEFISIENSI FRUKTOSE-1-FOSFAT-ALDOLASE
KLASIFIKASI

Hiperuricemia tanpa gejala klinis

Artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis


(fase interkritikal)

Artritis gout kronis


Hiperuricemia tanpa Gejala Klinis

• Keadaan dimana kadar asam urat > 6.8 mg/dL tanpa adanya
gejala/keluhan penumpukan kristal asam urat.

• Hanya 15-20% pasien dengan hiperuricemia yang berisiko berkembang


menjadi kristal MSU

• Pada pria, fase ini dimulai sejak pubertas, sedangkan pada Wanita
biasanya pada setelah menopause.
Artritis Gout Akut diselingi Fase Interkritikal
• Serangan artritis gout akut yang pertama paling
• Serangan artritis kedua dapat dialami dalam 6 bulan sampai
sering mengenai sendi metatarsophalangeal (MTP)
dengan 2 tahun setelah serangan pertama.
1 yaitu sekitar 80-90% kasus, yang secara klasik
• Serangan akut kedua dan seterusnya dapat mengenai lebih dari 1
disebut pogadra.
persendian, dapat melibatkan tungkai atas, durasi lebih lama,
• Sendi yang paling sering terkena berikutnya adalah interval antar serangan lebih pendek dan lebih berat.

pergelangan kaki, dan lutut. • Serangan artritis akut yang tidak terobati dengan baik akan
mengakibatkan artritis gout kronis.
• Onset serangan tiba-tiba, sendi yang terkena
• Gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan lemah badan dapat
mengalami eritema, hangat, bengkak dan nyeri.
muncul pada pasien dengan artritis gout akut, diikuti dengan
kemerahan pada daerah sekitar sendi yang terkena.

• Faktor yang dapat mencetuskan serangan artritis gout akut


merupakan hal-hal yang dapat menyebabkan fluktuasi pada kadar
asam urat, seperti trauma, operasi, kelaparan, terlalu banyak
konsumsi makanan tinggi purin, konsumsi obat yang dapat
meningkatkan / menurunkan kadar asam urat.
Artritis Gout Kronis
• Ditandai dengan inflamasi ringan pada sendi disertai destruksi kronis pada
sendi-sendi yang mengalami serangan artritis akut

• Pada pemeriksaan fisik akan dijumpai deformitas sendi dan tofus pada
jaringan. (kristal MSU dikelilingi sel MN dan sel raksasa)

• Artritis gout kronis berkembang dalam 5 tahun dari onset pertama artritis
gout akut pada sekitar 30% pasien yang tidak terobati dengan baik.
Kristal MSU yang
tampak pada cairan
synovial. Kristal
berbentuk batang
dan seperti jarum.
Kristal tersebut
didapatkan
birefringet negative
pada mikroskop
cahaya terpolarisasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ARTRITIS GOUT AKUT
◾ DL : WBC ↑ (PMN), LED & CRP ↑
◾ Asam urat serum pdu > 7 mg/dL.
◾ Cairan sendi : WBC 5000 – 80.000
• sel/μL (χ 15.000 – 20.000), PMN >>
◾ Kultur kuman - (DD artritis septik).
◾ Dx pasti : kristal MSU di cairan sendi / tophus
◾ Rö: pembengkakan jar. lunak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
GOUT KRONIS
◾ Radiologi: Lesi “punched-out” (erosi batas
tegas dg tepi sklerotik, tanpa
osteoporotik), bisa didapat tepi
menggantung pada tulang (overhanging
edges). Destruksi sendi ± .

◾ Kadar asam urat serum > 7

◾ Kristal MSU bisa didapatkan di


tofus/sendi.
DIAGNOSI
S
DIAGNOSIS – ACS EULAR
2015
DIAGNOSIS – ACS EULAR
2015

Sens 0.92, Sp 0.89; Max score 23. Gout


score ≥8 Konsensus Gout IRA 2018
DIAGNOSIS
BANDING
◾ Selulitis
◾ Artritis septik
(bisa bersama)
◾ Pseudogout
◾ RA
TATALAKSA
NA
1. TATALAKSANA HIPERURISEMIA
2. TATALAKSANA ARTRITIS GOUT AKUT
3. PROFILAKSIS KEKAMBUHAN / flare
4. TATALAKSANA GOUT KRONIK
Hiperuricemia tanpa Gejala Klinis

• Modifikasi gaya hidup seperti menurunkan berat badan hingga ideal,


menghindari alkohol, minuman dengan pemanis buatan, makanan
berkalori tinggi serta daging merah dan seafood berlebihan, serta
dianjurkan konsumsi makanan rendah lemak dan latihan fisik teratur.
• Pemberian obat penurun asam urat tidak dianjurkan secara rutin.
• Japan Society for Nucleic Acid Metabolism, menganjurkan pemberian
obat penurun asam urat pada pasien hiperuricemia asimptomatik
dengan kadar asam urat > 9 atau kadar asam urat > 8 dengan faktor
resiko kardiovaskular (gangguan ginjal, hipertensi, diabetes melitus,
dan penyakit jantung iskemik)
GOUT AKUT

• Rekomendasi obat untuk serangan gout akut yang onsetnya < 12 jam adalah kolkisin
dengan dosis awal 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg.
• Terapi piliihan lain diantaranya OAINS, kortikosteroid oral dan/atau bila dibutuhkan aspirasi
sendi diikuti injeksi kortikosteroid.
• Obat penurun asam urat seperti alopurinol tidak disarankan dimulai terapinya pada saat
serangan gout akut namun, pada pasien yang sudah dalam terapi rutin obat penurun asam
urat, terapi tetap dilanjutkan.
• Obat penurun asam urat dianjurkan dimulai 2 minggu setelah serangan akut reda.
• Indikasi memulai terapi pada pasien gout adalah serangan gout ≥2 kali serangan, pasien
serangan gout pertama kali dengan kadar asam urat ≥8 atau usia < 40 tahun.
FASE INTERKRITIKAL DAN GOUT
KRONIS

• Pasien gout fase interkritikal dan gout kronis memerlukan terapi penurun kadar asam
urat dan terapi profilaksis untuk mencegah serangan akut.
• Terapi penurun kadar asam urat dibagi dua kelompok, yaitu : Kelompok inhibitor
xantin oksidase (alopurinol dan febuxostat, Kelompok urikosurik
(probenecid)
• Alopurinol adalah obat pilihan utama untuk menurunkan kadar asam urat,
diberikan mulai dosis 100 mg/hari dan dapat dinaikan bertahap sampai dosis
maksimal 900 mg/hari.
• Apabila dosis yang diberikan melebihi 300 mg/hari, maka pemberian obat
harus terbagi.
FASE INTERKRITIKAL DAN GOUT
KRONIS

• Jika terjadi toksisitas akibat alopurinol, salah satu pilihan adalah terapi urikosurik dengan
probenecid 1-2 gram/hari.
• Probenecid dapat diberikan pada pasien dengan fungsi ginjal normal, namun
dikontraindikasikan pada pasien dengan urolithiasis atau ekskresi asam urat urin ≥ 800
mg/24 jam.
• Pilihan lain adalah febuxostat, yang merupakan inhibitor xantin oksidase non purin dengan
dosis 80-120 mg/hari.
• Kombinasi inhibitor xantin oksidase dengan obat urikosurik atau peglotikase dapat diberikan
pada pasien gout kronis dengan tofi banyak dan/atau kualitas hidup buruk yang tidak dapat
mencapai target kadar asam urat serum dengan pemberian dosis maksimal obat penurun
asam urat tunggal.
FASE INTERKRITIKAL DAN GOUT
KRONIS

• Target terapi penurun asam urat adalah kadar asam urat serum <6 mg/dL,
dengan pemantauan berkala.

• Pada pasien dengan gout berat (terdapat tofi, artropati kronis, sering terjadi
serangan artritis gout) target kadar asam urat serum menjadi <5 mg/dL agar
terjadi disolusi kristal dan resolusi gout.

• Kadar asam urat serum <3 mg/dL tidak direkomendasikan untuk jangka
panjang.
FASE INTERKRITIKAL DAN GOUT
KRONIS

• Setiap pasien yang mendapatkan terapi penurun kadar asam urat berisiko
mengalami serangan gout akut, terutama pada awal dimulainya terapi.
• Semakin poten dan semakin besar dosis obat, maka semakin besar
pula risiko terjadinya serangan akut.

• Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya serangan akut gout


direkomendasikan untuk memberikan terapi profilaksis selama 6 bulan
sejak memulai terapi dengan kolkisin 0.5-1 mg/hari.
JENIS OBAT
PERUBAHAN GAYA HIDUP

Tatalaksana non
farmakologi meliputi
Tatalaksana optimal
edukasi pasien, Pasien juga disarankan
membutuhkan
perubahan gaya hidup untuk menghentikan
tatalaksana farmakologi
dan tatalaksana kebiasaan merokok.
dan non farmakologi.
terhadap penyakit
komorbid.
DIET
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gout
diantaranya faktor genetik, berat badan berlebih, konsumsi obat-obatan tertentu
(diuretik), gangguan fungsi ginjal, dan gaya hidup yang tidak sehat (alkohol dan
pemanis buatan).
Pengaturan diet juga disarankan untuk menjaga berat tubuh yang ideal, namun
diet yang ketat dan tinggi protein sebaiknya dihindari.

Asupan air minum > 2 liter per hari disarankan pada keadaan gout dengan
urolithiasis, sedangkan saat terjadi serangan disarankan minimal 8-16 gelas per
hari.
REKOMENDASI DIET
LATIHAN FISIK

• Latihan fisik dilakukan secara rutin 3−5 kali seminggu selama 30−60
menit.

• Olahraga meliputi latihan kekuatan otot, fleksibilitas otot dan sendi, dan
ketahanan kardiovaskular.
• Olahraga bertujuan untuk menjaga berat badan ideal dan menghindari
terjadinya gangguan metabolisme yang menjadi komorbid gout.
• Namun, latihan yang berlebihan dan berisiko trauma sendi wajib dihindari.

Anda mungkin juga menyukai