Anda di halaman 1dari 36

GOUT ARTHRITIS

DAIVA GIOVANNI SANJAYA / 1815150


PEMBIMBING : DR. BUDI LIEM, M. MED
DEFINISI

• Gout : suatu kumpulan gejala yang • Gout artritis : suatu peradangan yang
timbul akibat adanya deposisi kristal
timbul akibat adanya deposisi kristal
monosodium urat pada sendi sehingga
monosodium urat pada jaringan atau neutrofil akan memfagosit kristal
akibat supersaturasi asam urat di dalam monosodium dan terjadi degranulasi dan
cairan ekstraseluler. timbul respon inflamasi.
EPIDEMIOLOGI

• Gout mengenai 1−2% populasi dewasa, merupakan kasus artritis terbanyak pada pria.

• Prevalensi ± 13.6 / 1000 pria & 6.4 / 1000 wanita.


• Insidensi pada wanita lebih rendah dari pria karena ekskresi asam urat meingkat setelah
wanita mengalami menopause
• Sangat jarang terjadi < 30 tahun dan biasanya karena gangguan metabolisme genetik.

• Prevalensi meningkat sesuai umur : 7% pada pria umur >75 tahun & 3% pada wanita
umur >85 tahun.
FAKTOR RISIKO

• Genetik
• Usia
• Jenis Kelamin
• Obesitas
• Predisposisi genetik
• Kebiasaan:
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
- Konsumsi obat diuretik
- Diet tinggi purin
PATOGENESIS
Penggunaan
Konsumsi Kelainan
obat diuretic,
alkohol genetik
ace inhibitor

hiperurisemia

Peningkatan
asam urat
dalam darah

Asam urat
Terjadi Neutrofil Inflamasi dan
kristalisasi
aktivasi akan fagosit kerusakan
dalam jaringan
komplemen kristal asam jaringan
terutama sendi
urat
• Dasar gangguan metabolik Gout adalah hiperuisemia yaitu kadar asam urat (menurut
Council For International Organisation of Medical Sciences/CIOMS) untuk pria > 7
mg/dl dan untuk wanita > 6 mg/dl; sedangkan kadar normal untuk pria sekitar 3,4 – 7,0
mg/dl dan untuk wanita 2,4 – 5,7 mg/dl
MANIFESTASI KLINIS

Stadium :

1. Stadium asymptomatic hiperurisemia

2. Stadium acute gout arthritis

3. Stadium intercritical gout

4. Stadium artritis gout kronis bertofus


STADIUM ASYMPTOMATIC HIPERURISEMIA

• Penderita tidak menunjukkan gelaja selain peningkatan kadar asam urat serum dan hanya
20% dari penderita hiperurisemia asimptomatik yang terjadi serangan gout akut.
STADIUM ACUTE GOUT ARTHRITIS

• Serangan pertama artritis gout : peradangan monoarticular (unilateral) timbul mendadak disertai
eritema, nyeri hebat, peningkatan suhu di sekitar sendi yang terkena sehingga sulit berjalan.

• Dapat timbul gejala sistemik (febris, menggigil, malaise).

• Lokalisasi : metatarsophalangeal-1 (podagra), dapat mengenai sendi lain (pergelangan tangan/kaki,


siku, jari tangan, lutut, ankle, midfoot).

• Serangan gout akut biasanya pulih dalam waktu 10 sampai 14 hari tanpa pengobatan.
STADIUM INTERKRITIKAL GOUT

• Periode asimtomatik.

• Aspirasi sendi dapat ditemukan kristal monosodium urat.

• Jika tidak diobati dalam waktu kurang dari 1 tahun, kebanyakan orang mengalami
serangan gout secara berulang.
STADIUM ARTRITIS GOUT KRONIS

• Timbul serangan artritis gout akut berulang, tidak ada gejala di antara 2 fase serangan akut.

• Interval serangan akut semakin memendek, lama serangan semakin memanjang.

• Jumlah sendi yang terserang semakin banyak.


STADIUM ARTRITIS GOUT KRONIS BERTOFUS

• Serangan poliartikular.

• Ditemukan tofus (deposit kristal natrium urat pada jaringan) terutama pada sendi yang
sering serangan.

• Tofus pecah  infeksi sekunder.


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Analisis cairan sendi


• Temuan kristal monosodium urat (needle shaped)
• Cairan sendi sesuai kondisi inflamasi (leukosit 20.000-100.000/mm3), predominan
neutrofil, kultur (-).
Peningkatan kadar asam urat dalam darah dan urin (>750-1000mg/hari)
Radiologi : tidak spesifik pada kondisi awal penyakit, soft-tissue swelling pada sekitar
sendi.
ANALISIS CAIRAN SENDI (NEEDLE SHAPED)
RADIOLOGI

Gambaran tophus kronik pada


penderita Gout di sendi tangan
RADIOLOGI

Gambaran ibu jari yang


menunjukkan erosi yang meluas
dan soft tissue swelling
ALGORITME REKOMENDASI PENGELOLAAN
HIPERURISEMIA PADA PASIEN GOUT
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

a. Hiperurisemia Asimptomatis
• Biasanya tidak membutuhkan pengobatan secara farmakologi. Hal yang perlu dilakukan
adalah cara untuk mencegah terjadinya serangan akut.
• b. Arthritis Gout Akut
• Pengobatan arthritis Gout Akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan.
• NSAID merupakan line pertama dalam menangani serangan akut Gout asalkan tidak ada
kontraindikasi terhadap NSAID.
• Sebagai alternatif (terapi line kedua) adalah dengan pemberian kolkisin (colchicine).
Keputusan memilih NSAID atau kolkisin tergantung pada keadaan pasien. Kortikosterotid
diberikan apabila Colchicine dan NSAID tidak efektif atau kontraindikasi.
1. NSAID
• NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang mengalami
serangan gout akut.
• NSAID harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam
pertama atau sampai rasa nyeri hilang. NSAID biasanya memerlukan waktu 24-48
jam untuk bekerja, walaupun untuk menghilangkan secara sempurna gejala gout
biasanya diperlukan 5 hari terapi .
a. Indometasin
• Banyak diresepkan untuk serangan akut arthritis gout, dengan dosis awal 75-100
mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan dengan
meredanya gejala serangan akut.
• Merupakan derivate indol asam asetat. Indometasin memiliki efek anti-inflamasi,
analgesic, dan antipiretik. Obat ini mneghambat enzim sikolooksigenase sehingga
konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
• Efek samping : nyeri abdomen, diare, pendarahan lambung, pancreatitis, sakit
kepala, depresi, halusinasi, psikosis, dsb.
b. Naproxen
Dosis awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
c. Piroxicam
Obat ini merupakan derivate asam enolat. Indikasinya untuk
inflamasi pada sendi. Dosis awal 40 mg, kemudian 10-20
mg/hari
d. Diclofenac
Dosis awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48
jam, kemudian 50 mg 2 kali/hari selama 8 hari.
2. Colchicine
• Obat ini bersifat antiradang yang spesifik untuk penyakit
arthritis.
• Dibanding NSAID, obat ini kurang popular karena mula
kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering
dijumpai.
• Obat ini berikatan dengan protein mikrotubular dan
menyebabkan depolimerisasi dan menghilangkan mikrotubul
fibrilar granulosit dan sel bergerak lainnya. Hal ini
menyebabkan penghambatan migrasi granulosit ke tempat
radang sehingga pelepasan mediator inflamasi juga dihambat
dan respon inflamasi ditekan.
C. Gout Interkritikal
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi kadar asam urat untuk mencegah
penimbulan Kristal urat pada jaringan (persendian) sehingga tidak berlanjut ke
tahap yang lebih berat.
D. Arthritis Gout Kronik
Terapi ini bertujuan untuk menurunkan asam urat yang dimulai jika pasien
mengalami serangan lebih dari 2 kali dalam setahun.
1. Alopurinol
• Alopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara menghambat enzim
xantin oksidase (enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan akhirnya
menjadi asam urat).
• Melalui mekanisme umpan balik, obat ini juga bisa menghambat sintesis purin
yang merupakan prekusor xantin.
• Pengobatan jangka panjang mengurangi frekuensi serangan, menghambat
pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi besarnya tofi.
2. Urikosurik
Indikasi : pada pasien yang tidak tahan atau alergi alopurinol dan pada
pasien dengan fungsi ginjal normal tetapi ekskresinya rendah.
• Obat ini dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat
reabsorpsi tubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik dapat bekerja
dengan efektif dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Kretinin
klirens perlu diperiksa untuk menentukan fungsi ginjal (normal adalah
115 sampai 120 ml/menit).
• Urokosurik seperti Probenesid dan Sulfinpirazon (2 kali 100-200 mg
sehari, ditingkatkan sampai 400-800 mg lalu dikurangi sampai dodis
efektif minimal) merupakan alternative untuk pasien yang tidak tahan
dengan alopurinol.
KOMPLIKASI

• Pembentukan tofus
• Pembentukan batu ginjal
• Artropati destruktif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai