KENYAMANAN NYERI
Oleh:
NIM : 2022611013
KELOMPOK :2
MINGGU :2
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
MINGGU 2
Hari/tanggal:
Oleh:
FRENGKY PANDJARA
2022611013
2. ETIOLOGI
1. Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat
dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan
metabolit.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
- Pembedahan
- Trauma
- Obat-obatan
- Alkohol
- Stress emosional
- Diet tinggi purin
3. a) Pembentukan Asam urat yang berlebihan
- Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang
bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
b) Kurangnya pengeluaran asam urat
4. KLASIFIKASI
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan
dengan kadar purin tinggi.
5. PATHWAY
Makanan
Resiko cidera
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat
pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Serangan akut
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut
adalah :
Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi
cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan
terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor
mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian atas lebih
rendah dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout
akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih
lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini
dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi
yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
Serangan kronik
Sylvia a price & Lorraine M Wilson. 1994. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
A. Defenisi Nyeri
dengan status mental atau status psikologis, pasien secara nyata merasakan sensasi
sensasi nyeri adalah akibat dari stimulasi fisik dan mental atau stimuli
bagitubuh sebagai respon karena adanya kerusakan atau trauma jaringan maupun
mengalaminya.
B. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
spesifik dan sering dapat diperkirakan. Reaksi pasien terhadap nyeri dibentuk
oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi mencakup umur, sosial budaya,
status emosional, pengalaman nyeri masa lalu, sumber nyeri dan dasar
dengan pengulangan episode nyeri, kelemahan, marah, cemas dan gangguan tidur.
C. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri
kronis klasik .Klasifikasi ini berdasarkan pada waktu atau durasi terjadinya nyeri.
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat,
Perry, 2005).
b. Nyeri kronik
Secara umum, menurut Judha, et al., 2012 orang yang mengalami nyeri
a. Suara
b. Ekspresi wajah
c. Pergerakan tubuh
d. Interaksi sosial
Tanda dan gejala nyeri menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018
1. Subjektif
2. Objektif
a. Tampak meringis
b. Bersikap protektif (misal waspada, posisi menghindari nyeri)
e. Sulit tidur
1. Objektif
d. Menarik diri
f. Diaforesis
E. Penetalaksanaan
berhubungan dengan jari tangan serta aliran energy didalam tubuh kita.
keluar dan masuk energy pada meridian (energy channel) yang terletak
pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan
oleh otak, lalu diteruskan menuju saraf organ tubuh yang mengalami
distraksi dapat mengurangi nyeri dengan cara pada spina cord sel-sel
pintu spina cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan
rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Ada
tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi yang tepat,
(Zakiyah, 2015).
e. Stimulasi kulit, dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres
2. Tindakan farmakologis
nyeri. Ada tiga jenis analgesik, yakni: non narkotik dan obat
tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat
A. Pengkajian
Menurut Potter dan Perry (2005), pengkajian nyeri yang faktual, lengkap
diagnosa keperawatan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok dan untuk
a. Awitan dan durasi: “Kapan nyeri mulai dirasakan?”, “Sudah berapa lama
nyeri dirasakan?”, “Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang
nyaman.
nyeri sedang atau berat dari skala nyeri yang ditunjukkan dari rentang
nomor 1-10.
untuk menjelaskan apa saja yang dapat memperburuk ketika nyeri itu
muncul
Inspeksi : persebaran warna kulit, ada atau tidak edema, ada atau tidak lesi,
Palpasi : kelembaban kulit, turgor kulit elastis atau tidak, CRT, suhu akral
b. Pemeriksaan kepala
tanda- tanda kemerahan Palpasi : ada atau tidaknya massa pada kepala,
Palpasi : ada atau tidaknya massa pada kepala, ada atau tidaknya nyeri
c. Pemeriksaan mata
defisiensi besi
d. Pemeriksaan hidung
Palpasi : ada atau tidak massa, ada atau tidak pembengkakan, ada atau
Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan pada daun telinga saat ditarik dan
f. Pemeriksaan mulut
intrasel mukosa, bibir pecah-pecah, bau mulut tidak sedap, ada atau
g. Pemeriksaan leher
Inspeksi : ada atau tidaknya pembengkakan, ada atau tidak jaringan parut
Palpasi : ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe, teraba atau tidak
h. Pemeriksaan thoraks
Inspeksi : bentuk dan gerakan dinding dada, warna kulit, ada atau tidak
lesi
taktil fremitus
Auskultasi : ada atau tidak suara nafas tambahan, suara nafas vesikuler
(Debora, 2017).
2. Pemeriksaan jantung
Inspeksi : tampak atau tidak ictus cordis, tampak atau tidak vena
jugularis
Palpasi : adanya peningkatan denyut nadi karena pembuluh darah
i. Pemeriksaan payudara
Palpasi : ada atau tidak benjolan pada payudara, kebersihan putting susu
j. Pemeriksaan abdomen
teriritasi
terdengar bunyi timpani pada area usus dan pekak pada area hepar dan
pancreas
Palpasi : ada atau tidak massa, mengeluh atau tidak adanya nyeri abdomen
l. Pemeriksaan genetalia
2015).
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d agen cedera biologis Setelah diberikan asuhan keperawatan SIKI : Pain Management
selama 4x kunjungan, diharapkan nyeri
1. Kaji secara komprehensip terhadap nyeri termasuk lokasi,
yang dirasakan dapat berkurang dengan
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan
kriteria Hasil :
faktor presipitasi
SLKI : Pain ControlPain Level 2. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri terhadap kualitas
hidup( napsu makan, tidur, aktivitas,mood, hubungan
1. Klien melaporkan nyeri berkurang
sosial)
(Skala 1-3)
3. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
2. Klien tidak tampak mengeluh dan
ketidaknyamanan klien
menangis
4. Ajarkan cara penggunaan terapi non farmakologi (Pijatan
3. Ekspresi wajah klien tidak
atau akupresur pada titik-titik tertentu di kaki)
menunjukkan nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgesic
4. Klien dapat menggunakan teknik non
farmakologis
5. Klien menggunakan analgesic sesuai
instruksi
Debora, O. 2017. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika.
Estrada, R. 2014. Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Hafizah N, editor. Batam (ID): Bi-
narupa Aksara.
Judha, M., Sudarti, dan Afroh. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yog-
Kozier dkk.( 2009 ). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis edisi 5. Jakarta : EGC.
LeMonedan Burke. (2008). Education Consultant for the Oregon State Board of Nurs-ing
Mubarak., Indrawati, dan J. Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakar-ta:
Salemba Medika.
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta: EGC
Purba dan Tafrina. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ny. P Dengan Prioritas Masalah
Graha Ilmu.
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Ja-
Utami, A.D., dan I.R. Kartika. 2018. Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri
Pasien Gastritis: Literatur Review. REAL in Nursing Journal (RNJ). Vol.1 (no.3):
127.