FOLIKULITIS SUPERFICIALIS
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman :1/4
A. Pengertian
Pioderma adalah infeksi kulit (epidermis, dermis dan subkutis) yang
disebabkan oleh bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus dan
Streptokokus. Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Di
Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, insidennya menduduki peringkat ketiga, dan
berhubungan erat dengan keadaaan sosial ekonomi. Penularannya
melalui kontak langsung dengan agen penyebab.
Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan
papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Diagnosis Klinis
1. Folikulitis
2. Furunkel
3. Furunkulosis
4. Karbunkel
5. Impetigo bulosa dan krustosa
6. Ektima
Komplikasi
1. Erisipelas adalah peradangan epidermis dan dermis yang
ditandai dengan infiltrat eritema, edema, berbatas tegas, dan disertai
dengan rasa panas dan nyeri. Onset penyakit ini sering didahului
dengan
gejala prodromal berupa menggigil, panas tinggi, sakit kepala, mual
muntah, dan nyeri sendi. Pada pemeriksaan darah rutin dapat dijumpai
leukositosis 20.000/mm3 atau lebih.
2. Selulitis adalah peradangan supuratif yang menyerang
subkutis, ditandai dengan peradangan lokal, infiltrate eritema berbatas
tidak tegas, disertai dengan rasa nyeri tekan dan gejala prodromal
tersebut di atas.
3. Ulkus
4. Limfangitis
5. Limfadenitis supuratif
6. Bakteremia (sepsis)
2. Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan
pewarnaan Gram
2. Pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan leukositosis.
3. Penatalaksanaan:
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Terapi suportif dengan menjaga higiene, nutrisi TKTP dan stamina tubuh.
2. Farmakoterapi dilakukan dengan:
a. Topikal:
• Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan permanganas
kalikus (PK) 1/5.000 atau yodium povidon 7,5% yang dilarutkan 10 kali.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat 2% atau
mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari.
b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini:
• Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
kloksasilin.
- Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7 hari.
- Dosis anak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7 hari.
• Amoksisilin dengan asam klavulanat.
- Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
- Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari
• Klindamisin 4 x 150 mg per hari, pada infeksi berat dosisnya 4 x 300-450 mg
per hari.
• Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-
50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
-548-
• Sefalosporin, misalnya sefadroksil dengan dosis 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg per
hari.
c. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat
dan jaringan nekrotik.
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan
diri dan stamina tubuh.
Kriteria Rujukan
Prognosis