FOLIKULITIS
Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
DisusunOleh:
Santi Yandita Sari (012106269)
Pembimbing:
dr. Hesti Wahyuningsih K, Sp.KK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
NIM
Fakultas
Universitas
Tingkat
Bagian
Judul
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang umumnya di
sebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik - bintik
kecil di sekeliling folikel rambut. Sebagian besar infeksi hanya superfisial, yang hanya
mempengaruhi bagian atas folikelnya. Biasanya gatal dan jarang menimbulkan keluhan
sakit. Folikulitis dapat terjadi hampir pada seluruh tubuh dimana lebih sering terjadi
pada kulit kepala, dagu, ketiak dan extremitas. Folikulitis seringkali di awali dengan
kerusakan folikel rambut sebagai akibat dari penyumbatan folikel rambut, gesekan
pakaian ataupun bercukur. Sekali cedera folikel akan lebih mudah terinfeksi oleh
bakteri, ragi, ataupun jamur.1,2
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1.Anatomi dan Fisiologi Kulit
Anatomi
kulit :1
Dewasa : luas 1,5 m2 (umur bertambah, luas permukaan tubuh juga bertambah)
Berat : + 15 % BB
Fisiologi kulit :1
Proteksi
4
Absorbsi
Ekskresi
Persepsi
Pembentukan pigmen
Keratinisasi
Pembentukan vitamin D
2. Folikulitis Profunda
Folikulitis Profunda adalah radang folikel rambut dengan pustul perifolikular
kronik yang di tandai dengan adanya papul, pustul dan sering terjadi rekurensi,
merupakan folikulitis piogenik dengn infeksi yang meluas kedalam folikel rambut
sampai subkutan.1,3,4
2.3. Epidemiologi
Folikulitis dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering di jumpai pada anak - anak
dan folikulitis juga tidak di pengaruhi oleh jenis kelamin. Jadi pria dan wanita memiliki
angka resiko yang sama untuk terkena folikulitis, dan folkulitis lebih sering timbul pada
daerah panas atau beriklim tropis.4
2.4. Etiologi
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di bawah
kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir. Penyebab
paling sering folikulitis adalah5 :
2.5. Etiopatogenesis
Setiap rambut tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantung kecil di bawah
kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh
kecuali pada telapak tangan, telapak kaki dan membrane mukosa bibir. Folikulitis bisa
di sebabkan oleh karena minyak ataupun pelumas dan keringat berlebihan yang
menutupi dan menyumbat saluran folikel rambut. Bisa juga di sebabkan oleh gesekan
saat bercukur atau gesekan pakaian pada folikel rambut maupun trauma atau luka pada
kulit. Hal ini merupakan port de entry dari berbagai mikroorganisme terutama
staphylococcus aureus sebagai penyebab folikulitis. Kebersihan yang kurang dan
higiene yang buruk menjadi faktor pemicu dari timbulnya folikulitis, sedangkan
6
keadaan lelah, kurang gizi dan Diabetes melitus merupan faktor yang mempercepat
atau memperberat folikulitis ini.3,4
2.6. Klasifikasi
1. Bentuk folikulitis superfisial, diantaranya5 :
Pseudomonas Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan sampai dengan
adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang tertutup
pakaian renang dengan air yang terkontaminasi dengan pseudomonas.
Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau Trychopyton
mentagrophytes daripada bakteri. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu
pria ( jenggot ). Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih yang
gatal.
Pseudofolikulitis Barbae
inflamasi folikel rambut
di
daerah
jenggot,
pseudofolikulitis
barbae
terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung dan lengan atas.
Luka
biasanya
menyebar,
sangat
gatal
dan
seringkali
menimbulkan
hipopigmentasi.
2.7. Gejala klinis
Secara umum folikulitis menimbulkan rasa gatal seperti terbakar pada daerah
rambut. Gejala konstitusional yang sedang juga dapat muncul pada folikulitis seperti
badan panas, malaise dan mual. Pada folikulitis superfisialis gambaran klinisnya di
tandai dengan timbulnya rasa gatal dan agak nyeri, tetapi biasanya tidak terlalu
menyakitkan hanya seperti gigitan serangga, tergores atau akibat garukan dan trauma
kulit lainnya. Kelainan di kulitnya dapat berupa papul atau pustul yang erimatosa yang
dan di tengahnya terdapat rambut dan biasanya multiple serta adanya krusta di sekitar
daerah inflamasi. Tempat predileksi biasanya pada tungkai bawah. Folikulitis
superfisialis ini dapat sembuh sendiri setelah beberapa hari tanpa meninggalkan
jaringan parut. Pada folikulitis profunda gambaran klinisnya hampir sama seperti
folikulitis superfisialis. Folikulitis profunda ini terasa sangat gatal yang di sertai rasa
terbakar serta teraba infiltrat di subkutan yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan
parut apabila telah sembuh.5
2.8. Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi pada folikel rambut tampak edematosa dengan sebukan
sel radang.4
2.9. Diagnosa
Diagnosa di tegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinis, pemeriksaan
bakteriologis dari sekret lesi dan kalau mendukung bisa dilakukan pemeriksaan
histopatologi.4
2.10. Diagnosa banding
Diagnosa banding dari folikulitis adalah1,4 :
1. Tinea Barbae.
2. Acne Vulgaris.
3. Kertosis Piliaris.
2.11. Penatalaksanaan
Folikulitis kadang dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa
kasus yang persisten dan rekuren perlu penanganan.4
1. Umum
Cukup dengan menjaga kebersihan diri terutama kulit, menghindari garukan dan
faktor pencetus seperti gesekan pakaian atau mencukur dan luka atau trauma.
2. Khusus, terbagi 2 yaitu secara tropikal dan secara sistemik :
Topikal, dapat di berikan antibiotik misalnya :
1. Kemicetin salap 2 %
2. Kompres PK 1/ 5000 solusio sodium chloride 0,9 %( jika ada
eksudasi)
3. Salep natrium fusidat.
10
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan
superfisial, bintik-bintik kecil (papul) berkembang di sekeliling satu atau beberapa
folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen. Kadang folikulitis dapat
sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan
rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
BAB III
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. N
Umur
: 7 bulan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal Masuk
: 04 Desember 2015
ANAMNESIS
11
Lokasi
Onset
Kualitas
Kuantitas
Faktor memperberat
Faktor memperingan
: dahi kepala
: 1 bulan
: bintil-bintil merah semakin bertambah
:bintil-bintil merah muncul terus-menerus
: Pada saat berkeringat
: Keluhan berkurang setelah minum obat dari
dokter
Gejala penyerta
Kronologi
: (-)
: Pasien datang dengan keluhan utama bintil-
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 4 Desember 2015 di Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSI Sultan Agung Semarang pukul 12.00
A. Status Generalis:
12
Tensi
: Tidak dilakukan
Nadi
: 40 kali/menit
Keadaan Umum
: Aktif
Thorak
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : Tidak ditemukan kelainan
b. Ekstremitas bawah : Tidak ditemukan kelainan
B. Status Dermatologik
1. Inspeksi
Lokasi I
UKK
Distribusi : Regional
: dahi kepala
: ditemukan papul,pustul,eritema,multiple
2. Palpasi
13
Tidak dilakukan
3. Auskultasi
Tidak dilakukan
IV.
DIAGNOSIS BANDING
1. Tinea Barbae.
2. Acne Vulgaris.
3. Kertosis Piliaris.
V.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
Folikulitis
VII.
PENGOBATAN
Amoksisilin drop 3 x cc
NaCl 0,9% kompres dengan kasa
Asam salisilat salep
VIII.
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad sanam : ad bonam
Ad komestikan : dubia ad bonam
IX.
ANJURAN/SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Hamzah, Mochtar. Aisah, Siti. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Edisi ke
enam, hal 59-60. Jakarta. FKUI
2. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine W. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : Volume 2, Edisi 6, hal 1452-1453. EGC
3. Siregar R. S. Atlas Berwarna, Saripati Penyakit Kuli, Edisi 2, EGC, Jakarta, 2005, hal
50 51.
4. Anynomus
http://id.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-Rifkind
27
15