Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteristaphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien
buruk.Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu
yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat,
pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang
dalam dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas
infeksi dan kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan
infeksi.Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis,
furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.Folikulitis dapat
sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan
rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien folikulitis ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang folikulitis sertamendapatkan
gambaran teori dan Asuhan Keperawatan pada klien folikulitis
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi folikel
2. Untuk mengetahui definisi folikulitis
3. Untuk mengetahui etiologi folikulitis
4. Untuk mengetahui patofisiologi folikulitis
5. Untuk mengetahui WOC folikulitis
2

6. Untuk mengetahui manifestasi klinis folikulitis
7. Untuk mengetahui komplikasi folikulitis
8. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic folikulitis
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan folikulitis
10. Untuk mengetahui prinsip etik keperawatan pada folikulitis
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan folikulitis
1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi pada mahasiswa tentang folikulitis serta berbagai hal lain
yang berhubungan dengan penyakit ini.
2. Menambah pengetahuan penulis tentang penyakit folikulitis.
3. Sebagai sumber informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian atau
hal lain yang ada kaitannya dengan penyakit folikulitis.

3

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Folikel
Bagian atau susunan dari Anatomi Rambut terdiri dari beberapa bagian
diantaranya ujung rambut, batang rambut dan akar rambut. Berikut penjelasan singkat
bagian dari rambut :
1. Ujung Rambut yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada rambut yang baru
tumbuh & belum pernah dipotong.
2. Batang Rambut yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-
benang halus terdiri dari keratin / sel-sel tanduk. Batang Rambut mempunyai
3lapisan, yaitu:
a. Cuticula / kulit ari / selaput rambut adalah lapisan lapisan luar, terdiri
dari sel-sel tanduk yang pipih/gepeng dan bening (tembus cahaya) dan
tersusun, bagian bawah menutupi bagian diatasnya. Karena cuticula
bening dan tembus cahaya maka terlihatlah warna dari rambut tersebut.
Susunan rambut yang saling menutupi memungkinkan hasil yang
diinginkan dalam penyasakan dan memudahkan cairan (Zat cair) lebih
mudah masuk dalam rambut.
b. Cortex/Kulit rambut adalah bagian yang berada di tengah (antara cuticula
& medulla) disusun oleh kumpulan semacam benang-benang sangat
halus sekali (tidak dapat dilihat oleh mata hanya dengan mikroskop
benda). Benang yang sangat halus disebut fibril. Fibril terbentuk oleh
molekul, molekul fibril mengandung butiran pigmen melanin. Sel tanduk
yang membentuk fibril mengandung suatu zat belerang/sulfur
mempunyai pengaruh reaksi terhadap obat keriting/cold wave dan obat
cat rambut. Molekul-molekul keratin berada dalam bentuk spiral terdapat
ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk rambut secara tetap
(Pengeritingan).
c. Medula / Sumsum rambut adalah berupa bagian tengah rambut yang
dibentuk oleh Zat tanduk yang berwujud anyaman dengan rongga-rongga
4

yang berisikan Udara. Penampang melintang rambut lurus berbentuk
bundar / lonjong berombak menebal disatu sisi. Rambut keriting
penampang melintangnya tidak menentu (kadang berbentuk ginjal)
3. Akar Rambut yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di
dalam folikel/ kantong rambut. Bagian-bagian dari akar rambut ialah :
a. Folikel rambut / kantong rambut adalah suatu saluran yang menyerupai
kantong dan melindungi tunas rambut serta tertanam didalam
dermis(lapisan dalam kulit).
b. Umbi rambut adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya
mulut seperti corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir
pada lapisan epidermis. Gunanya untuk menghisap / menyerap udara
serta penimbunan kotoran dan sebum.
c. Papil Rambut adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat
membuat sel-sel pigmen melanin ( Zat warna pada rambut).
d. Pembuluh darah adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang
berisi Zat makanan untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.
e. Kelenjar minyak adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan
kelembutan rambut.
f. Kelenjar keringat adalah saluran bermuaranya sel-sel keringat.
g. Zat warna rambut adalah tempat untuk membuat warna pada rambut atau
disebut sebagai sel melanin

2.2 Definisi Folikulitis
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien
buruk. (Corwin, 2011)Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang
menyebabkan pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)Folikulitis adalah peradangan
yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja. Berdasarkan letak munculnya, bisul
jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu superficial atau hanya di permukaan saja dan
yang letaknya lebih dalam lagi disebut profunda. (Rahayu, 2007)Folikulitis adalah
peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang umumnya disebabkan oleh
5

bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik-bintik kecil disekeliling
folikel rambut. (Rifki, 2011)

2.2.1 Klasifikasi Folikulitis
A. Folikulitis berdasarkan letaknya
1. Folikulitis Superficial
a. Pseudomonas Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam, akan timbul papul kemerahan sampai dengan adanya
pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang tertutup pakaian renang
dengan air yang terkontaminasi dengan pseudomonas.
b. Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosumatau Trychopyton
mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu pria ( jenggot ). Tinea
barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih yang gatal.
c. Pseudofolikulitis Barbae
Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis barbae menyebabkan
jenggot menjadi keriting.
d. Pityrosporum Folikulitis
Lebih sering terjadi pada dewasa muda. Folikulitis tipe ini menimbulkan gejala
kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung, dada dan kadang-kadang daerah
bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi, seperti malassezia furfur,
sama halnya seperti jamur yang menyebabkan ketombe.
2. Folikulitis Profunda
a. Folikulitis Gram negative
Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik jangka
panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu keseimbangan normal bakteri
pada hidung, yang akan mempermudah berkembangnya bakteri yang berbahaya (
Bakteri Gram-negatif ). Pada umumnya hal ini tidak membahayakan, karena flora di
hidung akan kembali normal apabila pemakaian antibiotik dihentikan.
b. Folikulitis Eosinofilik
Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif. Folikulitis tipe ini memiliki
gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah (pus), terutama terjadi
6

pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung dan lengan atas. Luka biasanya
menyebar, sangat gatal dan seringkali menimbulkan hipopigmentasi. (Anonymus, 2009)
B. Folikulitis berdasarkan penyebabnya
1. Folikulitis bakterial
Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan,
sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut. Bakteri dapat
terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar dari folikel rambut ke bagian lain
dari tubuh. Folikulitis bakterial bisa dangkal atau mendalam. Folikulitis dangkal, yang
disebut juga impetigo, terdiri dari bintil berisi nanah yang terangkat dari kulit. Bintil itu
sering dikelilingi oleh lingkaran kemerahan.
Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan melibatkan
lebih banyak folikel untuk menghasilkan furunkel dankarbuncle. Ini lebih serius
daripada folikulitis dan dapat menyebabkan kerusakan permanen dan menimbulkan luka
yang membekas pada kulit. Folikulitis bakterial biasanya terjadi pada anak-anak dan
orang dewasa. Staphylococcus aureus adalah penyebab folikulitis bakterial terbanyak.
Ini juga menyebabkan sikosis, yaitu infeksi kronis yang melibatkan seluruh folikel
rambut. Selain itu spesies streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri coliformjuga
menjadi penyebab folikulitis bakterial.
2. Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur. Infeksi
jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam menyerang lapisan
kulit yang lebih dalam. Infeksi dari folikel rambut juga dapat menyebar ke dalam darah
atau organ dalam.Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi
kandida adalah penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling
sering disebabkan oleh spesies zoofilik, yaitu spesies jamur yang menunjukkan daya
tarik atau persamaan dengan hewan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil
folikuler di sekitar plak eritematosa berwarna merah yang mengeras. Penetrasi jamur
yang dalam menyebabkan peradangan yang tinggi dan menentukan besarnya
kerontokan rambut yang terjadi akibat infeksi.
3. Folikulitis virus
Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel rambut. Infeksi
karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka berbintil atau borok,
7

dan akhirnya menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh kontagiosum
moluskummengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang bermanifestasi sebagai
papula berwarna keputihan dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada juga beberapa
laporan tentang folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.
4. Folikulitis parasit
Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang
bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu rambut
seperti demodex folliculorum dandemodex brevis adalah penghuni alami pada
folikel pilo-sebaceousmanusia. (Anonymus, 2011)

2.2.2 Prognosis
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak
individu yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan
yang tepat, pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya
menghilang dalam dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada
intensitas infeksi dan kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan
infeksi. (Kowalak, 2011)

2.3 Etiologi Folikulitis
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di
bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh
tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir.Etiologi
yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kumanstaphylococcus
aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :
1. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan
folikulitis gram negatif pada pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka
panjang).
2. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat
dan memiliki PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah). (Kowalak, 2011)
2.3.1 Faktor Risiko
Faktor resiko yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah :

8

a. Luka yang terinfeksi
b. Higiene yang buruk
c. Keadaan umum yang jelek
d. Pakaian yang ketat
e. Gesekan
f. Pencukuran
g. Terapi imunosupresan
h. Pajanan pelarut tertentu
i. Diabetes (Kowalak, 2011)

2.4 Patofisiologi Folikulitis
2.4.1 Narasi
Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan biasanya lewat retakan
sawar kulit (serta tempat luka). Kemudian mikroorganisme tersebut menyebabkan
reaksi inflamasi dalam folikel rambut. (Kowalak,2011)
2.4.2 Bagan

9


2.5 Manifestasi Klinis
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk
kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau
beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ), ditengahnya
mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal
dan agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan. Tempat predileksi folikulitis
superfisial yaitu di tungkai bawah.
Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan
sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang lebih
berat yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat
apabila telah sembuh. (Anonymus, 2009)

2.6 Komplikasi Folikulitis
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun
infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
1. Selulitis
Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya
superfisial, akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus
limfatikus dan aliran darah.
2. Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit (
subkutan ). Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi
beberapa hari kemudian dapat berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih sakit.
3. Skar
Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat ( hipertropik /
skar keloid ) atau hipopigmentasi.
4. Kerusakan folikel rambut
5. Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus, 2009)


10


2.7 Pemeriksaan Diagnostic Folikulitis
1. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada.
2. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis
folinokulitis.
3. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S.
aureus).
4. Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi. (Kowalak,
2011).

2.8 Penatalaksanaan Folikulitis
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.Pengobatan
dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep mupirosin atau
klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik ( contoh, chlorhexidine
) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa pemberian
antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat
mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)Pembersihan daerah yang
terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres basah dan hangat untuk
menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat dilakukan pada
penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
2.8.1 Pencegahan
a. Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik.
b. Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu
pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula
bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci
(atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas).
c. Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei,
selimut, sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci
memakai air panas.
d. Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera
membuangnya dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)
11


2.9 Prinsip Etik Keperawatan pada Folikulitis
Etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan
dirancang untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus dipertimbangkan
sebelum tindakan tersebut dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk melihat suatu
tindakan benar atau salah secara moral. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan
kesehatan dan keperawatan yaitu :
1. Otonomi (penentu pilihan)
Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil
keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari
keunikan induvidu secara holistik.
2. Beneficience (do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk
melakukan dengan baik, yaitu mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien
dan keluarga.
3. Justice (perlakuan adil)
Perawat hendaknya mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
4. Non maleficience (do no harm)
Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi
kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik keperawatan.
Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko membahayakan, dan
bahaya yang tidak disengaja.
5. Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh
seseorang.
6. Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak diajarkan
untuk selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering kali kurang jelas.
7. Moral right
Hak-hak klien harus dihargai dan dilindungi. Hak-hak tersebut menyangkut kehidupan,
kebahagiaan, kebebasan, privacy, self-determination, perlakuan adil dan integritas diri.

12

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan pada
kulitnya.
b. Tanyakan kepada pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini
sebelumnya.
c. Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami
kejadian yang sama.
2. Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien
3. Amati apakah ada pustula di daerah kulit

3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
2. Resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi

3.3 Rencana Intervensi
3.3.1 kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
Tujuan : mempertahankan kulit utuh
Intervensi
1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vascular R/ menandakan area
sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan
dekubitus/infeksi.
2. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosaR/ mendeteksi
adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan
integritas jaringan pada tingkat seluler.
3. Anjurkan menggunakan pakaian katun yang longgarR/ mencegah iritasi dermal
langsung dan meningkatkan evaporasi lembab kulit.
13

4. Berikan matras busa/flotasiR/ menurunkan tekanan lama pada jaringan, yang
dapat membatasi perfusi seluler yang menyebabkan iskemia/nekrosis.

3.3.2 resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak
demam
Intervensi
1. Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai indikasiR/ tergantung tipe
pustula ; untuk menurunkan risiko kontaminasi silang/terpajannya pada flora
bakteri multiple.
2. Tekankan tentang pentingnya teknik mencuci tangan yang baik untuk semua
individu yang datang kontak dengan pasienR/ mencegah kontaminasi silang :
menurunkan risiko infeksi.
3. Awasi/batasi pengunjung, bila perlu. Jelaskan prosedur isolasi terhadap
pengunjung bila perluR/ mencegah kontaminasi silang dari pengunjung

3.3.3 kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi
Tujuan : Menyatakan pemahaman penyebab terjadinya purpura dan penggunaan
tindakan pengobatan., Mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah kekambuhan,
berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi
1. Tentukan persepsi pasien tentang penyebab terjadinya purpuraR/ membuat
pengetahuan dasar dan memberikan beberapa kesadaran yang konstruktif pada
pasien.
2. Berikan/kaji ulang tentang etiologi folikulitis, penyebab/efek hubungan perilaku
pola hidup, dan cara menurunkan resiko/faktor pendukung.R/ memberikan
pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan informasi/keputusan
tentang masa depan dan control masalah kesehatan.
3. Diskusikan tentang pentingnya menghentikan memakai baju ketat, mencukur
rambut dengan tidak hati-hatiR/ pakaian ketat dan mencukur rambut dengan
sembarangan juga berhubungan dengan peningkatan resiko
terjadinya/berulangnya folikulitis.
14

3.4 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

3.5 Evaluasi
1. Kerusakan integritas kulit teratasi
2. Tidak terjadi penularan infeksi
3. Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit yang dideritanya
















15

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien
buruk.Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk
kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul) berkembang di sekeliling satu atau
beberapa folikel.Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain
: selulitis, furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan
permanen.Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

4.2 Saran
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh
setiap individu untuk menghindari terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan
bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan
lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu
dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air
panas).

16

DAFTAR PUSTAKA
Anonymus. 2011. Folikulitis, Bisul, & Karbunkel. http://medicastore.com/penyakit
/343/Follikulitis_Bisul_&_Karbunkel.htmldiakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19 :40
Anonymus. 2011. Penyebab Folikulitis. http://doktermu.com/penyebab-folikulitis.
html diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19 : 25
Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Doengos,E marlyn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Kowalak, P. Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC : Jakarta
Rahayu. 2007. Bisul Bayi bag 2. http://www.balita-anda.com/bisul -bayi-
bag2.html diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19:00Rifkind, Malik.
2011. Folikulitis. http://www.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M
Rifkind diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19:30

Anda mungkin juga menyukai