Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang
terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien
folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua
hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan
kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang folikulitis serta
mendapatkan gambaran teori dan Asuhan Keperawatan pada klien folikulitis

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi folikel
b. Untuk mengetahui definisi folikulitis
c. Untuk mengetahui etiologi folikulitis
d. Untuk mengetahui patofisiologi folikulitis
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis folikulitis
f. Untuk mengetahui komplikasi folikulitis
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic folikulitis
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan folikulitis
i. Untuk mengetahui prinsip etik keperawatan pada folikulitis
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI FOLIKEL

Bagian atau susunan dari Anatomi Rambut terdiri dari beberapa bagian  diantaranya
ujung rambut,  batang rambut dan akar rambut. Berikut penjelasan singkat bagian dari
rambut :
1.    Ujung Rambut yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada  rambut yang baru tumbuh &
belum pernah dipotong.
2.    Batang Rambut yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-benang
halus terdiri dari keratin / sel-sel tanduk. Batang Rambut mempunyai 3 lapisan, yaitu:
a.    Cuticula / kulit ari / selaput rambut adalah lapisan –lapisan luar, terdiri dari sel-sel
tanduk yang pipih/gepeng dan bening (tembus cahaya) dan tersusun, bagian bawah
menutupi bagian diatasnya. Karena cuticula bening dan tembus cahaya maka
terlihatlah warna dari rambut tersebut. Susunan rambut yang saling menutupi
memungkinkan hasil yang diinginkan dalam penyasakan dan memudahkan cairan
(Zat cair) lebih mudah masuk dalam rambut.
b.   Cortex/Kulit rambut adalah bagian yang berada di tengah (antara cuticula &
medulla) disusun oleh kumpulan semacam benang-benang sangat halus sekali
(tidak dapat dilihat oleh mata hanya dengan mikroskop benda). Benang yang sangat
halus disebut fibril. Fibril terbentuk oleh molekul, molekul fibril mengandung
butiran pigmen melanin. Sel tanduk yang membentuk fibril mengandung suatu zat
belerang/sulfur mempunyai pengaruh reaksi terhadap obat keriting/cold wave dan
obat cat rambut. Molekul-molekul keratin berada dalam bentuk spiral terdapat
ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk rambut secara tetap (Pengeritingan).
c.   Medula / Sumsum rambut adalah berupa bagian tengah rambut yang dibentuk oleh
Zat tanduk yang berwujud anyaman dengan rongga-rongga yang berisikan Udara.
Penampang melintang rambut lurus berbentuk bundar / lonjong berombak menebal
disatu sisi. Rambut keriting penampang melintangnya tidak menentu  (kadang
berbentuk ginjal)
3. Akar Rambut yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di dalam
folikel/ kantong rambut. Bagian-bagian dari akar rambut ialah :
a. Folikel rambut / kantong rambut adalah suatu saluran yang menyerupai kantong
dan melindungi tunas rambut serta tertanam didalam dermis(lapisan dalam kulit).
b.   Umbi rambut adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya mulut
seperti corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada lapisan
epidermis. Gunanya  untuk menghisap / menyerap udara serta penimbunan kotoran
dan sebum.
c.   Papil Rambut adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat membuat
sel-sel pigmen melanin ( Zat warna pada rambut).
d.   Pembuluh darah adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang berisi Zat
makanan untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.
e.   Kelenjar minyak adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan kelembutan
rambut.
f.    Kelenjar keringat adalah saluran bermuaranya sel-sel keringat.
g.   Zat warna rambut adalah tempat untuk membuat warna pada rambut atau disebut
sebagai sel melanin

B. DEFINISI FOLIKULITIS

Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus


aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien
buruk. (Corwin, 2011)
Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan
pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.
Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu superficial
atau hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi disebut profunda.
(Rahayu, 2007)
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang umumnya
disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik-bintik
kecil disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011).
C. KLASIFIKASI FOLIKULITIS
a. Folikulitis berdasarkan letaknya
1. Folikulitis Superficial
Pseudomonas Folikulitis

Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan


sampai dengan adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh
yang tertutup pakaian renang dengan air yang terkontaminasi dengan
pseudomonas.

Tinea Barbae

Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau


Trychopyton mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu
pria ( jenggot ). Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih
yang gatal.

Pseudofolikulitis Barbae

Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis


barbae menyebabkan jenggot menjadi keriting.

Pityrosporum Folikulitis

Lebih sering terjadi pada dewasa muda. Folikulitis tipe ini


menimbulkan gejala kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung, dada
dan kadang-kadang daerah bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan oleh
infeksi ragi, seperti malassezia furfur, sama halnya seperti jamur yang
menyebabkan ketombe.

2. Folikulitis Profunda
Folikulitis Gram negative

Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik


jangka panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu
keseimbangan normal bakteri pada hidung, yang akan mempermudah
berkembangnya bakteri yang berbahaya ( Bakteri Gram-negatif ). Pada
umumnya hal ini tidak membahayakan, karena flora di hidung akan kembali
normal apabila pemakaian antibiotik dihentikan.

Folikulitis Eosinofilik

Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif. Folikulitis tipe


ini memiliki gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah
(pus), terutama terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung
dan lengan atas. Luka biasanya menyebar, sangat gatal dan seringkali
menimbulkan hipopigmentasi. (Anonymus, 2009)

b. Folikulitis berdasarkan penyebabnya


1. Folikulitis bakterial
Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka,
goresan, sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut.
Bakteri dapat terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar dari folikel
rambut ke bagian lain dari tubuh. Folikulitis bakterial bisa dangkal atau
mendalam. Folikulitis dangkal, yang disebut juga impetigo, terdiri dari bintil
berisi nanah yang terangkat dari kulit. Bintil itu sering dikelilingi oleh lingkaran
kemerahan.
Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan
melibatkan lebih banyak folikel untuk menghasilkan furunkel dan karbuncle. Ini
lebih serius daripada folikulitis dan dapat menyebabkan kerusakan permanen
dan menimbulkan luka yang membekas pada kulit. Folikulitis bakterial biasanya
terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Staphylococcus aureus adalah
penyebab folikulitis bakterial terbanyak. Ini juga menyebabkan sikosis, yaitu
infeksi kronis yang melibatkan seluruh folikel rambut. Selain itu spesies
streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri coliform juga menjadi
penyebab folikulitis bakterial.
2. Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur.
Infeksi jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam
menyerang lapisan kulit yang lebih dalam. Infeksi dari folikel rambut juga dapat
menyebar ke dalam darah atau organ dalam.
Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi kandida
adalah penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling sering
disebabkan oleh spesies zoofilik, yaitu spesies jamur yang menunjukkan daya
tarik atau persamaan dengan hewan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil
folikuler di sekitar plak eritematosa berwarna merah yang mengeras. Penetrasi
jamur yang dalam menyebabkan peradangan yang tinggi dan menentukan
besarnya kerontokan rambut yang terjadi akibat infeksi.

3. Folikulitis virus

Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel rambut.


Infeksi karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka
berbintil atau borok, dan akhirnya  menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh
kontagiosum moluskum mengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang
bermanifestasi sebagai papula berwarna keputihan dan gatal yang berada di daerah
jenggot. Ada juga beberapa laporan tentang folikulitis yang disebabkan oleh
infeksi herpes zoster.

4. Folikulitis parasit

Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang


bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu
rambut seperti demodex folliculorum dan demodex brevis adalah penghuni alami
pada folikel pilo-sebaceous manusia. (Anonymus, 2011)

D. PROGNOSIS

Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu
yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat,
pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam
dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan
kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi. (Kowalak, 2011)

E. ETIOLOGI FOLIKULITIS

Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di
bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir.
Etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kuman staphylococcus
aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :

1. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan folikulitis


gram negatif pada pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka panjang)
2. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat dan
memiliki PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah) (Kowalak, 2011)

F. FAKTOR RISIKO

Faktor resiko yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah :

a) Luka yang terinfeksi


b) Higiene yang buruk
c) Keadaan umum yang jelek
d) Pakaian yang ketat
e) Gesekan
f) Pencukuran
g) Terapi imunosupresan
h) Pajanan pelarut tertentu
i) Diabetes (Kowalak, 2011)
G. PATOFISIOLOGI FOLIKULITIS

Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan biasanya lewat retakan sawar
kulit (serta tempat luka). Kemudian mikroorganisme tersebut menyebabkan reaksi
inflamasi dalam folikel rambut. (Kowalak,2011)

H. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk
kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau
beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ), ditengahnya
mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal dan
agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan. Tempat predileksi folikulitis
superfisial yaitu di tungkai bawah.
Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan
sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang lebih berat
yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat apabila
telah sembuh. (Anonymus, 2009)

I. KOMPLIKASI FOLIKULITIS
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun
infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :

a. Selulitis

Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya
superfisial, akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus
limfatikus dan aliran darah.

b. Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit
( subkutan ). Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi
beberapa hari kemudian dapat berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih sakit.

c. Skar

Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat ( hipertropik /
skar keloid ) atau hipopigmentasi

d. Kerusakan folikel rambut


e. Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus, 2009)

J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC FOLIKULITIS


1. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada
2. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis
folinokulitis
3. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S.
aureus)
4. Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi. (Kowalak, 2011)

K. PENATALAKSANAAN FOLIKULITIS

Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep
mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik ( contoh,
chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa
pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan
dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)
Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres
basah dan hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat
dilakukan pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
L. PENCEGAHAN
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik
Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien
agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-
barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin
cuci yang menggunakan air panas)
Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut,
sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas
Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya
dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)

M. PRINSIP ETIK KEPERAWATAN PADA FOLIKULITIS

Etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan dirancang
untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum tindakan
tersebut dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk melihat suatu tindakan benar atau salah
secara moral. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan
yaitu :
Otonomi (penentu pilihan)
Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil
keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari
keunikan induvidu secara holistik.
Beneficience (do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk
melakukan dengan baik, yaitu mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien
dan keluarga.
Justice (perlakuan adil)
Perawat hendaknya mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
Non maleficience (do no harm)
Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan
bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik
keperawatan. Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko
membahayakan, dan bahaya yang tidak disengaja.
Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh
seseorang.
Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak
diajarkan untuk selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering kali
kurang jelas.
Moral right
Hak-hak klien harus dihargai dan dilindungi. Hak-hak tersebut menyangkut
kehidupan, kebahagiaan, kebebasan, privacy, self-determination, perlakuan adil dan
integritas diri.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan pada
kulitnya
b. Tanyakan kepada pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya
c. Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami
kejadian yang sama
2. Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien
3. Amati apakah ada pustula di daerah kulit

Dalam melakukan pengkajian menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu:


1. Biodata
 Identitas klien : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,tanggal
MRS,tanggal pengkajian,diagnostic medic.
 Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien.
2. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk
menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan.
 Riwayat kesehatan sekarang
Menguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya : pasien (biasanya wanita tua)
mungkin melaporkan penurunan kemampuan untuk mengangkat , pasien menyatakan
nyeri beberapa lama ,letak nyeri,dll.
 Riwayat kesehatan masa lalu
Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan
riwayat pemeriksaan klien.apakah alergi terhadap zat makanan,cuaca,obat-
obatan,dsb.
 Riwayat kesehatan keluarga
Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
adakah anggota keluarga yang menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan
genogram klien.
3. Pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Keadaan umum
 Keadaan fisik : sedang, ringan, berat
 Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
 Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,stupoor, somnolent
b. Kulit
 Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit
 Palpasi : suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada mas
sa / benjolan atau apakah ada odema.
c. Kepala
 Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala, apakah
kebersihan kulit terjaga.
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan
d. Wajah
 Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak.
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
e. Mata
 Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat atau
tidak,apakah palpebra oedema atau tidak.
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
f. Hidung
 Inspeksi : apakah ada polip, perdarahan, secret, dan luka
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan
g. Telinga
 Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan
h. Mulut
 Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan
i. Leher
 Inspeksi : apakah ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
 Palpasi : apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
j. Ketiak
 Inspeksi : apakah tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
 Palpasi : apakah teraba adanya pembesaran getah bening
k. Dada dan pernapasan
 Inspeksi : bentuk dada normal/abnormal,apakah simetris kiri dan kanan
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan, apakah ada massa/benjolan
 Perkusi : apakah suara paru sonor, redup, pekak,atau tympani
 Auskultasi : suara nafas apakah vesikuler atau broncovesikuler, apakah ada suara
tambahan, misalnya : roles, ronchi.
l. Jantung
 Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding toraks yaitu ictus cordis pada
ventrikel kiri ICS 5 linea clavikularis kiri
 Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang dirasakan pukulan/ kekuatan
getar dan dapat dihitung frekuensi jantung (HR) selama satu
menit penuh.
 Perkusi : untuk mengetahui batas-batas jantung
 Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung
m. Abdomen
 Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase,apakah permukaan abdomen
datar,pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa/benjolan
 Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak
 Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah peristltik ususnya
normal atau tidak.
n. Genetalia dan anus
 Inspeksi : apakah ada benjolan atau tidak
 Palapsi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
o. Ekstermitas
1. Ekstermitas atas
 Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
 Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
 Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
 Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,
rasa ,gerak dan tekanan.
2. Ekstermitas bawah
 Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
 Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
 Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
 Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
 Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan, temperature, rasa,
gerak dan tekanan.
Data dasar pengkajian pada pasien dengan urtikaria (menurut GORDON) adalah:
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : malaise, perubahan pola tidur
2. Sirkulasi
Tanda : TD normal/sedikit dari jangkauan normal (selama curah jantung Tetap
meningkat) kulit hangat kering,bercahaya,pucat,lembab.
3. Eliminasi
Gejala : -
4. Makanan atau cairan
Gejala :Jarang ditemukan pada pasien anoreksia
Tanda :Jarang ditemukan pasien dengan keadaan penurunan BB. Penurunan lemak
subkutan/massa otot (malnutrisi). Pengeluaran haluaran konsentrasi urine. Perkembangan
kearah oliguri, auria.
5. Neurosensori
Gejala :Sakit kepala, pusing, pinsang
Tanda :Gelisah, ketakutan
6. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala :Kejang obdominal, lokalisasi rasa sakit, pruritas umum (urtikaria).
7. Pernafasan
Tanda :Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, suhu: umumnya meningkat
(37,95 C atau lebih), tetapi kadang subnormal.
8. Seksualitas
Gejala : Pruritas perineal
Tanda :Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen.
9. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :Masalah kesehatan kronis/melemahkan, misalnya: hati, ginjal, DM, kecanduan
alcohol, penggunaan anti biotic (baru saja atau jangka panjang).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan kulit
dan cara menangani kelainan kulit
6. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

C. Rencana Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit

Hasil yang diharapkan : pasien dapat mempertahankan integritas kulit


Rencana tindakan keperawatan

a. Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar luka
Rasional : Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk tentang
sirkulasi
b. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi sehari 2 kali
Rasional :Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi
c. Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi
Rasional : Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan
perluasan kelainan primer
d. Kolaborasi dalam pemberian obat topical
Rasional : Mencegah atau mengontrol infeksi

2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit


Hasil yang diharapkan : nyeri terkontrol/teratasi
Rencana tindakan keperawatan :
a. Kaji skala nyeri
Rasional : Perubahan karakter, lokasi, intensitas nyeri dapt mengindikasikan
komplikasi
b. Dorong ekspresi, perasaan tentang nyeri
Rasional : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat
meningkatkan mekanisme koping
c. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, massage, guiding imajenery
Rasional : Memfokuskan kembali pehatian, meningkatkan relaksasi dan
meningkatkan rasa control yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologis
d. Berikan aktivitas terapeutik tepat sesuai dengan kondisi dan usia pasien
Rasional : Membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang dialami dan
memfokuskan kembali perhatian
e. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
Rasional : Perubahan metode untuk penghilangan nyeri
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus

Hasil yang diharapkan : kebutuhan tidur pasien terpenuhi


Rencana tindakan :

a. Kaji tingkat tidur pasien

Rasional : Untuk mengetahui kualitas tidur pasien

b. Anjurkan pasien untuk menghindari minuman yang mengandung cafein menjelang


tidur malam hari

Rasional : Cafein memiliki efek puncak 2-4 jam sesudah dikonsumsi

c. Anjurkan pasien untuk melakukan gerak badan secara teratur


Rasional : Memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur jika dilakukan pada
sore hari
d. Anjurkan melakukan hal-hal ritual rutin menjelang tidur
Rasional : Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terjaga menjadi keadaan
tidur
e. Kolaborasi pemberian obat antihistamin
Rasional : Memberikan obat diharapkan pasien dapat tidur
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik

Hasil yang diharapkan : pengembangan peningkatan penerimaan diri


Rencana tindakan keperawatan :

a. Kaji adanya gangguan pada citra diri pasien


Rasional : Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang
tampak nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh
pada konsep diri
b. Berikan kesempatan untuk pengungkapan, dengarkan dengan cara terbuka dan tidak
menghakimi untuk mengekspresikan perasaan.
Rasional : Pasien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami
c. Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan
mengenali diri serta mengatasi masalah.
Rasional : Menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas
situasi
d. Dorong pasien untuk bersosialisasi dengan orang lain dan Bantu pasien kea rah
penerimaan diri

Rasional : Membantu dalam meningkatkan sosialisasi dan penerimaan diri

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan kulit


dan cara menangani kelainan kulit

Hasil yang diharapkan : pasien mampu mengungkapkan pemahaman tentang


penyakitnya, pasien memahami tentang perawatan kulit.
Rencana tindakan keperawatan :

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien


Rasional : Memberikan data dasar untuk mengetahi tingkat pemahaman pasien
b. Jaga agar pasien mendapat informasi yang benar, memperbaiki kesalahan informasi
Rasional : Pasien memiliki perasaan ada sesuatu yang mereka perbuat dan merasakan
manfaatnya
c. Beri nasehat kepada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibel
dengan pengolesan cream atau lotion
Rasional : memerlukan air agar fleksibelitas kulit tetap terjaga. Pengolesan cream
atau lotion untuk mencegah agar kulit tidak menjadi kasar, retak dan bersisik
d. Peragakan penerapan terapi yang diprogramkan : obat topical
Rasional : Memungkinkan pasien untuk memperoleh kesempatan untuk menunjukkan
cara yang tepat untuk melakukan terapi
6. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Hasil yang diharapkan : peningkatan suhu tubuh diatas rentang dermal


Rencana tindakan keperawatan :

a. Pantau suhu pasien ( derajat dan pola )


Rasional : Suhu 38,9-41oC menunjukkan proses infeksius
b. Berikan kompres hangat
Rasional : Membantu mengurangi demam
c. Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional : Membantu mengurangi demam
d. Berikan antipiretik
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Hasil yang diharapkan : kebutuhan nutrisi terpenuhi


Rencana tindakan keperawatan
a.    Kaji status nutrisi secara kontinu
Rasional : Memberikan pilihan intervensi
b.    Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat
penerimaan
Rasional : Memantau kecenderungan dalam penurunan/penambahan berat badan
c.    Dokumentasikan pemasukan oral selama 24 jam
Rasional : Mengidentifikasi ketidakseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi
dan masukan actual
d.    Rujuk pada ahli gizi
Rasional : Membantu dalam identifikasi defisit nutrisi

D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

E. EVALUASI
1. Kerusakan integritas kulit teratasi
2. Tidak terjadi penularan infeksi
3. Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit yang dideritanya
PATIFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM FURUNKEL

Kuman bakteri masuk tubuh

System imun menurun

Mikroba dlm jaringan

Respon thd inflamasi

Rubor/kemerahan

Vasodilatasi arterial

Abses

Pecah gangguan integritas kulit

Darah dlm jaringan banyak

Nyeri

Merangsang Ras sakit bila bangun anoreksia perubahan status kesehatan

Sinyal ke otak pergerakan terbatas intake kurang kurang informasi

Klien terganggu gangguan intoleransi Gangguan pola kurang pengetahuan


aktivitas nutrisi
Gangguan kecemasan
pola tidur
BAB IV

KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DIAGNOSA FOLIKULITIS

DI RSU ANUTAPURA

A. PENGKAJIAN

No. Reg : 324031

Tgl. MRS : 02-10-2012

Tgl. Pengkajian: 04-10-2012

Diagnosa Medis: Folikulitis

I. IDENTITAS
a. Klien
Nama : Tn. M
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Morowali/Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMP
Alamat : Mohoni (Morowali)
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Alamat : Mohoni (Mohoni)
Hub. Dengan klien : Isteri Klien
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama : Klien masuk RS dengan keluhan bintik-bintik bernanah pada
ekstremitas atas dan bawah
b. Riwayat keluhan utama
Klien masuk RS pada tanggal 04-10-2012 dengan keluhan bintik-bintik bernanah
pada ekstremitas atas dan bawah, bintik - bintik ini dialami sejak dua hari yang lalu.
Klien mengatakan bintik-bintiknya akan bertambah apabila ia menggaruknya. Di sekitar
bintik-bintik bernanah ini terasa gatal yang hilang timbul dan kemerahan. Klien
mengatakan apabila ia menggaruknya, bintik-bintik tersebut akan pecah, mengeluarkan
nanah dan terasa nyeri. Skala nyeri sedang 4 (1-10). Klien mengatakan merasa tidak
nyaman dengan kulit ekstremitasnya yang selalu gatal. Klien nampak bingung dan cemas.
c. Upaya yang telah dilakukan
Klien mengatakan sewaktu mulai terjadinya kemerahan klien pergi membeli obat
salep di apotik terdekat. Klien lupa nama obatnya.
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
IV. RIWAYAT ALERGI
Klien mengatakan tidak mengalami alergi terhadap makanan, obat-obatan atau debu.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak ada dalam keluarga yang mengalami penyakit yang sama
seperti klien.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Sedang
b. TTV :
TD : 110/90 mmHg,
S : 37,60C,
N : 120/menit,
RR : 20x/menit
c. Kesadaran : composmentis
d. Kulit
Inspeksi : tampak bintik-bintik bernanah, warna kulit kemerahan
Palpasi : suhu panas, tekstur kasar, tidak ada nyeri tekan.
e. Kepala
Inspeksi : penyebaran rambut merata ,tidak ada luka di kepala, kebersihan kulit rambut
terjaga.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada massa / benjolan
f. Wajah
Inspeksi : tidak ada luka di wajah, wajah tampak tidak kemerahan..
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa / benjolan.
g. Mata
Inspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva pucat, palpebra tidak oedema.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa / benjolan.
h. Hidung
Inspeksi : tidak ada polip, perdarahan, secret, dan luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa / benjolan
i. Telinga
Inspeksi : tidak ada peradangan atau serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau tidak ada massa / benjolan
j. Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
k. Leher
Inspeksi : tidak ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
Palpasi : tidak terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
l. Ketiak
Inspeksi : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran getah bening
m. Dada dan pernapasan
Inspeksi : bentuk dada normal, dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa/benjolan
Perkusi : apakah suara paru sonor, redup, pekak, atau tympani
Auskultasi : suara nafas broncovesikuler, tidak ada suara tambahan.
n. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen datar, pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan,
warna tampak kemerahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa/benjolan
Perkusi :tidak ada fullblast
Auskultasi : peristltik usus 12x/menit
o. Genetalia dan anus ( tidak dikaji )
p. Ekstermitas
Atas : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap (10), keadaan kuku bersih,
terpasang infus RL sebelah kiri. Kulit tampak bintik bintik bernanah, kulit kemerahan
Bawah : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap (10). Keadaan kuku bersih.
Kulit tampak bintik-bintik bernanah, kulit kemerahan.
Kekuatan otot
5 5
5 5
VII. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI

No Jenis Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit


1. Nutrisi :
- Jenis makanan Nasi, sayuran, telur Bubur, sayur, telur
- Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari
- Makanan pantangan Daging dan ikan Daging dan ikan
- Porsi makan Dihabiskan (1-2 piring) Tidak habis (2-5 sendok)
- Jenis minuman Air putih Air putih
- Frekuensi minum 4-5 gelas 2-4 gelas
2. Eliminasi :
BAK
- Frekuensi ± 3-5 x/hari ± 2-3 x/hari

- Warna Kuning Kuning

- Bau Amuniak Amuniak

BAB
- Frekuensi 1-2 x/hari Belum pernah
- Warna Kuning -
- Bau Khas -
3. Istirahat dan Tidur
- Tidur malam 22.00-05.30 Belum pernah
- Tidur siang 12.00-13.00 Tidak teratur
4. Personal Hygyene
- Mandi 2 x/hari Belum pernah
- Gosok gigi 2 x/hari Belum pernah
- Ganti pakaian Tiap habis mandi Belum pernah
- Cuci rambut 2 x/minggu Belum pernah

VIII. DATA TAMBAHAN


a. Data Psikologi
Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya yang sekarang. Klien juga
takut bila penyakit ini diderita oleh keluarganya yang lain. Klien berharap cepat
sembuh dan pulang kerumahnya.
b. Data Sosial
Klien dapat berinteraksi dengan baik, dengan perawat maupun pasien yang lain.
Klien memiliki hubungan dengan pasien-pasien yang lain dan memiliki hubungan baik
dengan anggota keluarga.
c. Data Spiritual
Klien beragam islam, sebelum sakit klien sholat 5 waktu tetapi setelah klien
masuk rumah sakit hanya bisa berdoa di tempat tidur.

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hb : 10,4 Mg/dl
Leukosit : 1,7 mm3
X. PENATALAKSANAAN
- Kausatif dengan antibiotik, terutama topikal, yang efektif terhadap stafilokokus
misalnya gentamisin atau neomisin sulfat(Cicatrin ) dengan BSO cream atau losion,
3-4 kali sehari selama 7-10 hari (ingat risiko ototoksik bila digunakan pada area yang
luas). Antibiotik sistemik digunakan bila lesi berjumlah banyak dan pada pasien
immunocompromissed, digunakan dari golongan aminopenisilin (amoksisilin
dengan dosis dewasa 3x250 -500 mg, anak < 10 tahun 3x125-250 mg, diminum
sesudah makan,atau ampisilin4x250-500 mg, anak < 10 tahun dosisnya setengah
dosis dewasa diminum 30 menit sebelum makan) atau eritromisin dengan dosis
dewasa 4x500 mg,anak 2-8 thn 4x250 mg, anak < 2 tahun 4x125 mg, sesudah
makan. Selain itu, anjurkan pasien membersihkan lesi dengan sabun antiseptik 2 kali
sehari(Betadine )
- Untuk mempercepat drainase, kompres dengan air hangat atau povidon iodine 1%
(encerkan 1:10) 2 kali sehari selama 10-15 menit, setelah itu baru dioleskan
antibiotik
- Simptomatik diberikan bila terasa sangat gatal, dapat diberikan antipruritus oral
yaitu antihistamin sedatif atau topikal yaitu hidrokortison cream 1% dioleskan tipis
di atas antibiotik 2 kali sehari.

XI. PENGUMPULAN DATA


- Klien mengatakan kulitnya timbul bintik-bintik bernanah pada ektremitas atas dan
bawah
- Klien mengatakan kulitnya kemerahan pada daerah yang berbintik-bintik
- Klien mengatakan kulitnya juga disertai dengan rasa gatal
- Klien mengatakan rasa gatal yang dialami hilang timbul.
- Klien mengatakan nyeri apabila bintik-bintiknya pecah
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan pedis
- Skala nyeri sedang 4 (1-10)
- Tampak bintik-bintik bernanah pada kulit ektremitas atas dan bawah
- pada ekteremitas tampak kemerahan
- Terdapat nyeri tekan pada daerah sekitar bintik-bintik
- Skala nyeri sedang 4 (1-10)
- Wajah tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan kulitnya yang selalu gatal.
- Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya yang sekarang.
- Klien nampak bingung dan cemas.
- Klien takut bila penyakit ini diderita oleh keluarganya yang lain.
- KU: Sedang
- TTV : TD : 110/90 mmHg,
S : 380C,
N : 120/menit,
RR : 20x/menit

XII. KLASIFIKASI DATA


a. Data subjektif
- Klien mengatakan kulitnya timbul bintik-bintik bernanah pada ektremitas atas dan
bawah
- Klien mengatakan kulitnya kemerahan pada daerah yang berbintik-bintik
- Klien mengatakan kulitnya juga disertai dengan rasa gatal
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan pedis
- Klien mengatakan rasa gatal yang dialami hilang timbul.
- Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan kulitnya yang selalu gatal.
- Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya yang sekarang.

b. Data Objektif
- Tampak bintik-bintik bernanah pada kulit ektremitas atas dan bawah
- pada ekteremitas tampak kemerahan
- Terdapat nyeri tekan pada daerah sekitar bintik-bintik
- Skala nyeri sedang 4 (1-10)
- Wajah tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- Klien nampak bingung dan cemas.
- Klien takut bila penyakit ini diderita oleh keluarganya yang lain.
- KU: Sedang
- TTV : TD : 110/90 mmHg,
S : 37,60C,
N : 120/menit,
RR : 20x/menit

XIII. ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS : Kuman bakterimasuk tubuh GANGGUAN
- Klien mengatakan INTEGRITAS KULIT
System imun menurun
kulitnya timbul bintik-
bintik bernanah pada Mikroba dlm jaringan

ekstremitas atas dan Respon thd inflamasi


bawah.
Rubor/kemerahan
- Klien mengatakan
kulitnya kemerahan pada Vasodilatasi arterial

daerah yang berbintik- Abses


bintik
- Klien mengatakan Pecah
kulitnya juga disertai
dengan rasa gatal Gangguan integritas kulit

- Klien mengatakan rasa


gatal yang dialami hilang
timbul.
DO :
- Tampak bintik-bintik
bernanah pada kulit
ektremitas atas dan bawah
- KU: Sedang
- TTV : TD : 110/90
mmHg, S : 380C, N :
120/menit, RR :
20x/menit
- pada ekteremitas tampak
kemerahan
- klien tampak sering
menggaruk-garuk tangan
dan kakinya.

DS : Kuman bakterimasuk tubuh NYERI


- Klien mengatakan nyeri
System imun menurun
apabila bintik-bintiknya
pecah Mikroba dlm jaringan

- Klien mengatakan nyeri Respon thd inflamasi


yang dirasakan seperti
Rubor/kemerahan
ditusuk-tusuk dan pedis
- Klien mengatakan merasa Vasodilatasi arterial

tidak nyaman dengan Abses


kulit ektremitasnya yang
Pecah
selalu gatal.
DO : Darah dalam jaringan banyak

- Terdapat nyeri tekan pada NYERI


daerah sekitar bintik-
bintik
- Skala nyeri sedang 4 (1-
10)
- Wajah tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- KU: Sedang
- TTV : TD : 110/90
mmHg, S : 37,50C, N :
120/menit, RR :
20x/menit
- pada ekteremitas tampak
kemerahan

DS : Rubor/kemerahan ANSIETAS
- Klien mengatakan merasa
Vasodilatasi arterial
cemas dengan keadaannya
yang sekarang. Abses

DO : Pecah
- Klien nampak bingung
Darah dalam jaringan banyak
dan cemas.
Nyeri
- Klien takut bila penyakit
Perubahan status kesehatan
ini diderita oleh
Kurang informasi
keluarganya yang lain.
Kurang pengetahuan tentang
penyakitnya
Ansietas / cemas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien
buruk.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk
kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau
beberapa folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis,
furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

B. SARAN
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh
setiap individu untuk menghindari terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan
bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan
lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu
dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air
panas)
DAFTAR PUSTAKA

Anonymus.2011.Folikulitis,Bisul,&Karbunkel.
http://medicastore.com/penyakit/343/Follikulitis_Bisul_&_Karbunkel.html
Anonymus. 2011. Penyebab Folikulitis. http://doktermu.com/penyebab-folikulitis.html
Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Doengos,E marlyn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Kowalak, P. Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC : Jakarta
Rahayu. 2007. Bisul Bayi bag 2. http://www.balita-anda.com/bisul -bayi-bag2.html
Rifkind, Malik. 2011. Folikulitis. http://www.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-
Rifkind

Anda mungkin juga menyukai