PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang
terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien
folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua
hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan
kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang folikulitis serta
mendapatkan gambaran teori dan Asuhan Keperawatan pada klien folikulitis
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi folikel
b. Untuk mengetahui definisi folikulitis
c. Untuk mengetahui etiologi folikulitis
d. Untuk mengetahui patofisiologi folikulitis
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis folikulitis
f. Untuk mengetahui komplikasi folikulitis
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic folikulitis
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan folikulitis
i. Untuk mengetahui prinsip etik keperawatan pada folikulitis
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian atau susunan dari Anatomi Rambut terdiri dari beberapa bagian diantaranya
ujung rambut, batang rambut dan akar rambut. Berikut penjelasan singkat bagian dari
rambut :
1. Ujung Rambut yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada rambut yang baru tumbuh &
belum pernah dipotong.
2. Batang Rambut yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-benang
halus terdiri dari keratin / sel-sel tanduk. Batang Rambut mempunyai 3 lapisan, yaitu:
a. Cuticula / kulit ari / selaput rambut adalah lapisan –lapisan luar, terdiri dari sel-sel
tanduk yang pipih/gepeng dan bening (tembus cahaya) dan tersusun, bagian bawah
menutupi bagian diatasnya. Karena cuticula bening dan tembus cahaya maka
terlihatlah warna dari rambut tersebut. Susunan rambut yang saling menutupi
memungkinkan hasil yang diinginkan dalam penyasakan dan memudahkan cairan
(Zat cair) lebih mudah masuk dalam rambut.
b. Cortex/Kulit rambut adalah bagian yang berada di tengah (antara cuticula &
medulla) disusun oleh kumpulan semacam benang-benang sangat halus sekali
(tidak dapat dilihat oleh mata hanya dengan mikroskop benda). Benang yang sangat
halus disebut fibril. Fibril terbentuk oleh molekul, molekul fibril mengandung
butiran pigmen melanin. Sel tanduk yang membentuk fibril mengandung suatu zat
belerang/sulfur mempunyai pengaruh reaksi terhadap obat keriting/cold wave dan
obat cat rambut. Molekul-molekul keratin berada dalam bentuk spiral terdapat
ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk rambut secara tetap (Pengeritingan).
c. Medula / Sumsum rambut adalah berupa bagian tengah rambut yang dibentuk oleh
Zat tanduk yang berwujud anyaman dengan rongga-rongga yang berisikan Udara.
Penampang melintang rambut lurus berbentuk bundar / lonjong berombak menebal
disatu sisi. Rambut keriting penampang melintangnya tidak menentu (kadang
berbentuk ginjal)
3. Akar Rambut yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di dalam
folikel/ kantong rambut. Bagian-bagian dari akar rambut ialah :
a. Folikel rambut / kantong rambut adalah suatu saluran yang menyerupai kantong
dan melindungi tunas rambut serta tertanam didalam dermis(lapisan dalam kulit).
b. Umbi rambut adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya mulut
seperti corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada lapisan
epidermis. Gunanya untuk menghisap / menyerap udara serta penimbunan kotoran
dan sebum.
c. Papil Rambut adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat membuat
sel-sel pigmen melanin ( Zat warna pada rambut).
d. Pembuluh darah adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang berisi Zat
makanan untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.
e. Kelenjar minyak adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan kelembutan
rambut.
f. Kelenjar keringat adalah saluran bermuaranya sel-sel keringat.
g. Zat warna rambut adalah tempat untuk membuat warna pada rambut atau disebut
sebagai sel melanin
B. DEFINISI FOLIKULITIS
Tinea Barbae
Pseudofolikulitis Barbae
Pityrosporum Folikulitis
2. Folikulitis Profunda
Folikulitis Gram negative
Folikulitis Eosinofilik
3. Folikulitis virus
4. Folikulitis parasit
D. PROGNOSIS
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu
yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat,
pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam
dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan
kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi. (Kowalak, 2011)
E. ETIOLOGI FOLIKULITIS
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di
bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir.
Etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kuman staphylococcus
aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :
F. FAKTOR RISIKO
Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan biasanya lewat retakan sawar
kulit (serta tempat luka). Kemudian mikroorganisme tersebut menyebabkan reaksi
inflamasi dalam folikel rambut. (Kowalak,2011)
H. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk
kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau
beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ), ditengahnya
mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal dan
agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan. Tempat predileksi folikulitis
superfisial yaitu di tungkai bawah.
Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan
sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang lebih berat
yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat apabila
telah sembuh. (Anonymus, 2009)
I. KOMPLIKASI FOLIKULITIS
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun
infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
a. Selulitis
Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya
superfisial, akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus
limfatikus dan aliran darah.
b. Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit
( subkutan ). Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi
beberapa hari kemudian dapat berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih sakit.
c. Skar
Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat ( hipertropik /
skar keloid ) atau hipopigmentasi
K. PENATALAKSANAAN FOLIKULITIS
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep
mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik ( contoh,
chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa
pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan
dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)
Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres
basah dan hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat
dilakukan pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
L. PENCEGAHAN
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik
Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien
agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-
barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin
cuci yang menggunakan air panas)
Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut,
sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas
Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya
dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)
Etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan dirancang
untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum tindakan
tersebut dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk melihat suatu tindakan benar atau salah
secara moral. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan
yaitu :
Otonomi (penentu pilihan)
Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil
keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari
keunikan induvidu secara holistik.
Beneficience (do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk
melakukan dengan baik, yaitu mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien
dan keluarga.
Justice (perlakuan adil)
Perawat hendaknya mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
Non maleficience (do no harm)
Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan
bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik
keperawatan. Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko
membahayakan, dan bahaya yang tidak disengaja.
Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh
seseorang.
Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak
diajarkan untuk selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering kali
kurang jelas.
Moral right
Hak-hak klien harus dihargai dan dilindungi. Hak-hak tersebut menyangkut
kehidupan, kebahagiaan, kebebasan, privacy, self-determination, perlakuan adil dan
integritas diri.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan pada
kulitnya
b. Tanyakan kepada pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya
c. Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami
kejadian yang sama
2. Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien
3. Amati apakah ada pustula di daerah kulit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan kulit
dan cara menangani kelainan kulit
6. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
C. Rencana Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
a. Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar luka
Rasional : Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk tentang
sirkulasi
b. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi sehari 2 kali
Rasional :Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi
c. Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi
Rasional : Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan
perluasan kelainan primer
d. Kolaborasi dalam pemberian obat topical
Rasional : Mencegah atau mengontrol infeksi
D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.
E. EVALUASI
1. Kerusakan integritas kulit teratasi
2. Tidak terjadi penularan infeksi
3. Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit yang dideritanya
PATIFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM FURUNKEL
Rubor/kemerahan
Vasodilatasi arterial
Abses
Nyeri
DI RSU ANUTAPURA
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
a. Klien
Nama : Tn. M
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Morowali/Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMP
Alamat : Mohoni (Morowali)
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Alamat : Mohoni (Mohoni)
Hub. Dengan klien : Isteri Klien
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama : Klien masuk RS dengan keluhan bintik-bintik bernanah pada
ekstremitas atas dan bawah
b. Riwayat keluhan utama
Klien masuk RS pada tanggal 04-10-2012 dengan keluhan bintik-bintik bernanah
pada ekstremitas atas dan bawah, bintik - bintik ini dialami sejak dua hari yang lalu.
Klien mengatakan bintik-bintiknya akan bertambah apabila ia menggaruknya. Di sekitar
bintik-bintik bernanah ini terasa gatal yang hilang timbul dan kemerahan. Klien
mengatakan apabila ia menggaruknya, bintik-bintik tersebut akan pecah, mengeluarkan
nanah dan terasa nyeri. Skala nyeri sedang 4 (1-10). Klien mengatakan merasa tidak
nyaman dengan kulit ekstremitasnya yang selalu gatal. Klien nampak bingung dan cemas.
c. Upaya yang telah dilakukan
Klien mengatakan sewaktu mulai terjadinya kemerahan klien pergi membeli obat
salep di apotik terdekat. Klien lupa nama obatnya.
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
IV. RIWAYAT ALERGI
Klien mengatakan tidak mengalami alergi terhadap makanan, obat-obatan atau debu.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak ada dalam keluarga yang mengalami penyakit yang sama
seperti klien.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Sedang
b. TTV :
TD : 110/90 mmHg,
S : 37,60C,
N : 120/menit,
RR : 20x/menit
c. Kesadaran : composmentis
d. Kulit
Inspeksi : tampak bintik-bintik bernanah, warna kulit kemerahan
Palpasi : suhu panas, tekstur kasar, tidak ada nyeri tekan.
e. Kepala
Inspeksi : penyebaran rambut merata ,tidak ada luka di kepala, kebersihan kulit rambut
terjaga.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada massa / benjolan
f. Wajah
Inspeksi : tidak ada luka di wajah, wajah tampak tidak kemerahan..
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa / benjolan.
g. Mata
Inspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva pucat, palpebra tidak oedema.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa / benjolan.
h. Hidung
Inspeksi : tidak ada polip, perdarahan, secret, dan luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa / benjolan
i. Telinga
Inspeksi : tidak ada peradangan atau serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau tidak ada massa / benjolan
j. Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
k. Leher
Inspeksi : tidak ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
Palpasi : tidak terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
l. Ketiak
Inspeksi : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran getah bening
m. Dada dan pernapasan
Inspeksi : bentuk dada normal, dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa/benjolan
Perkusi : apakah suara paru sonor, redup, pekak, atau tympani
Auskultasi : suara nafas broncovesikuler, tidak ada suara tambahan.
n. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen datar, pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan,
warna tampak kemerahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa/benjolan
Perkusi :tidak ada fullblast
Auskultasi : peristltik usus 12x/menit
o. Genetalia dan anus ( tidak dikaji )
p. Ekstermitas
Atas : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap (10), keadaan kuku bersih,
terpasang infus RL sebelah kiri. Kulit tampak bintik bintik bernanah, kulit kemerahan
Bawah : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap (10). Keadaan kuku bersih.
Kulit tampak bintik-bintik bernanah, kulit kemerahan.
Kekuatan otot
5 5
5 5
VII. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
BAB
- Frekuensi 1-2 x/hari Belum pernah
- Warna Kuning -
- Bau Khas -
3. Istirahat dan Tidur
- Tidur malam 22.00-05.30 Belum pernah
- Tidur siang 12.00-13.00 Tidak teratur
4. Personal Hygyene
- Mandi 2 x/hari Belum pernah
- Gosok gigi 2 x/hari Belum pernah
- Ganti pakaian Tiap habis mandi Belum pernah
- Cuci rambut 2 x/minggu Belum pernah
b. Data Objektif
- Tampak bintik-bintik bernanah pada kulit ektremitas atas dan bawah
- pada ekteremitas tampak kemerahan
- Terdapat nyeri tekan pada daerah sekitar bintik-bintik
- Skala nyeri sedang 4 (1-10)
- Wajah tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- Klien nampak bingung dan cemas.
- Klien takut bila penyakit ini diderita oleh keluarganya yang lain.
- KU: Sedang
- TTV : TD : 110/90 mmHg,
S : 37,60C,
N : 120/menit,
RR : 20x/menit
DS : Rubor/kemerahan ANSIETAS
- Klien mengatakan merasa
Vasodilatasi arterial
cemas dengan keadaannya
yang sekarang. Abses
DO : Pecah
- Klien nampak bingung
Darah dalam jaringan banyak
dan cemas.
Nyeri
- Klien takut bila penyakit
Perubahan status kesehatan
ini diderita oleh
Kurang informasi
keluarganya yang lain.
Kurang pengetahuan tentang
penyakitnya
Ansietas / cemas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien
buruk.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk
kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau
beberapa folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis,
furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
B. SARAN
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh
setiap individu untuk menghindari terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan
bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan
lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu
dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air
panas)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus.2011.Folikulitis,Bisul,&Karbunkel.
http://medicastore.com/penyakit/343/Follikulitis_Bisul_&_Karbunkel.html
Anonymus. 2011. Penyebab Folikulitis. http://doktermu.com/penyebab-folikulitis.html
Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Doengos,E marlyn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Kowalak, P. Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC : Jakarta
Rahayu. 2007. Bisul Bayi bag 2. http://www.balita-anda.com/bisul -bayi-bag2.html
Rifkind, Malik. 2011. Folikulitis. http://www.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-
Rifkind