PEMBAHASAN
hipertensi
6,63%
7,82% 1 3 ,3 5 diare
%
11
,5
3
9 ,8 5 %
%
Dermatitis kontak
malaria
DBD
TBC
1600
1400
1200
1000
FREKUENSI
800 PERSENTASE
600
400
200
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1) Umur
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian ISPA Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 150 9,86 %
<1-4 300 19,72%
<5-14 220 14,46%
<15-44 400 26,29%
<45-54 320 21,03%
<55-64 110 7,23%
>65 22 1,44%
Jumlah 1521 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 1521 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <15-44 tahun yaitu sebesar ( 26,29%) dan paling
sedikit responden pada usia>65 tahun yaitu sebesar ( 1,44%).
DIAGRAM
1600
1400
1200
1000
800 FREKUENSI
PERSENTASE
600
400
200
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
800
700
600
500
FREKUENSI
400 PERSENTASE
300
200
100
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian RA Di Puskesmas
Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 5 0,65%
<5-14 10 1,31%
<15-44 200 26,35%
<45-54 410 54,01%
<55-64 120 15,81%
>65 14 1,84%
Jumlah 759 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 759 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <45-54 tahun yaitu sebesar (54,01%) dan paling
sedikit responden pada usia <1-4 tahun yaitu sebesar (0,65%).
DIAGRAM
800
700
600
500
400 FREKUENSI
PERSENTASE
300
200
100
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
c. PENYAKIT GASTRITIS
1) Jenis Kelamin
700
600
500
400
FREKUENSI
PERSENTASE
300
200
100
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian gastritis Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 100 14,50%
<15-44 300 43,47%
<45-54 125 18,11%
<55-64 120 17,39%
>65 45 6,52%
Jumlah 690 100 %
700
600
500
400
FREKUENSI
PERSENTASE
300
200
100
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
d. PENYAKIT HIPOTENSI
1) Jenis Kelamin
400
350
300
250
FREKUENSI
200 PERSENTASE
150
100
50
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Hipotensi Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0%
<1-4 0 0%
<5-14 0 0%
<15-44 90 22,5%
<45-54 99 24,75%
<55-64 110 27,5%
>65 101 25,25%
Jumlah 400 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 400 orang yang hipotensi
responden yang paling banyak pada kelompok umur <55-64 tahun yaitu sebesar
(27,5%) dan paling sedikit responden pada usia<15-44 tahun yaitu sebesar (22,25%).
DIAGRAM
400
350
300
250
200 FREKUENSI
PERSENTASE
150
100
50
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
e. HIPERTENSI
1) Jenis Kelamin
400
350
300
250
FREKUENSI
200 PERSENTASE
150
100
50
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Hipertensi Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0%
<1-4 0 0%
<5-14 0 0%
<15-44 95 24,05%
<45-54 99 25,06%
<55-64 103 26,07%
>65 98 24,81%
Jumlah 395 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 395 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <55-64 tahun yaitu sebesar 103 0rang(26,07%) dan
paling sedikit responden pada usia<15,44 tahun yaitu sebesar (24,5%).
DIAGRAM
400
350
300
250
200 FREKUENSI
PERSENTASE
150
100
50
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-55 <55-64 >65 JUMLAH
f. PENYAKIT DIARE
1) Jenis Kelamin
DIAGRAM
350
300
250
200
FREKUENSI
PERSENTASE
150
100
50
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Diare Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKWENSI PRESENTASE
<1 120 38,33%
<1-4 130 41,53%
<5-14 48 15,33%
<15-44 15 4,80%
<45-54 0 0
<55-64 0 0
>65 0
0
Jumlah 313 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 313 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <1-4 tahun yaitu sebesar (41,53%) dan paling
sedikit responden pada usia<15-44 tahun yaitu sebesar (4,80%).
DIAGRAM
350
300
250
200
FREKUENSI
PERSENTASE
150
100
50
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
350
300
250
200
FREKUENSI
PERSENTASE
150
100
50
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Di Puskesmas
kamonji pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREUWENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 9 2,91%
<5-14 45 14,56%
<15-44 150 48,54
<45-54 50 16,18%
<55-64 35 11,32%
>65 20 6,47%
Jumlah 309 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 309 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <15-44 tahun yaitu sebesar 150 Orang (48,54%)
dan paling sedikit responden pada usia>65 tahun yaitu sebesar (6,47%).
DIAGRAM
350
300
250
200
FREKUENSI
PERSENTASE
150
100
50
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
h. PENYAKIT MALARIA
1) Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit Malaria di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin Laki-laki yaitu 110 orang (52,63%)
dibanding yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 99 orang (47,36%).
DIAGRAM
250
200
150
FREKUENSI
PERSENTASE
100
50
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Penyakit Malaria
Di Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 90 43,06%
<15-44 105 50,23%
<45-54 9 4,30%
<55-64 5 2,39 %
>65 0 0
Jumlah 209 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 209 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <15-44 tahun yaitu sebesar 105 orang(50,23%) dan
paling sedikit responden pada usia<55-64 tahun yaitu sebesar ( 2,39%).
DIAGRAM
250
200
150
FREKUENSI
PERSENTASE
100
50
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
i. PENYAKIT DBD
1) Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit Dbd di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin Laki-laki yaitu 98 orang (50,51%)
dibandingkan yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 96 orang (49,48%).
DIAGRAM
100
90
80
70
60
FREKUENSI
50 PERSENTASE
40
30
20
10
0
LAK-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian diare Di
Puskesmas kamonji pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREUWENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 96 49,48%
<15-44 98 50,51%
<45-54 0 0
<55-64 0 0
>65 0
Jumlah 194 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 194 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <15,44 tahun yaitu sebesar 98 orang (50,51%) dan
paling sedikit responden pada usia<5-14 tahun yaitu sebesar (49,48%).
DIAGRAM
100
90
80
70
60
50 FREKUENSI
PERSENTASE
40
30
20
10
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
j. PENYAKIT TBC
1) Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit TBC di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 75 orang (50,33%)
di banding yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 74 orang (49,66%).
DIAGRAM
160
140
120
100
FREKUENSI
80 PERSENTASE
60
40
20
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian TBC Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 5 3,35%
<15-44 16,77%
25
<45-54 45 30,20%
50
<55-64 33,55%
24
>65 16,10%
Jumlah 149 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 149 orang responden yang
paling banyak pada kelompok umur <55-64 tahun yaitu sebesar 50 orang (33,05%) dan
paling sedikit responden pada usia<5-14tahun yaitu sebesar 5 orang (3,35%).
DIAGRAM
160
140
120
100
80 FREKUENSI
PERSENTASE
60
40
20
0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH
I. PENYAKIT ISPA
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 ,memiliki prevalensi penyakit ISPA sebesar
1521 dengan presentase (30,80 %) adapun factor – factor terjadinya penyakit ISPA
dipengaruhi oleh :
1. Agent
Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara agent atau
faktor penyebab penyakit,manusia sebagai pejamu atau host dan faktor lingkungan
yang mendukung (environment).
2. Host
a.) Umur
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya ISPA.Berdasarkan
Hasil survei di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 menunjukkan prevalensi
ISPA untuk anak umur<1 tahun 9,86 % 1-4 tahun 19,72 %, <5-14 tahun 14,46%
<15-44 tahun 26,29%, <45-54 tahun 21,03%, <55-64 tahun 7,23%, >65 tahun 1,44s%
.
b.) Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil survey di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 dilaporkan
berbagai faktor risiko yang meningkatkan insideks ISPA yang paling tinggi
adalah yang jenis kelamin laki-laki .
c.) Status Gizi
Salah satu faktor yang mempengaruhi Gizi kurang menghambat reaksi imunologis
dan berhubungan dengan tinggi nya prevalensi dan beratnya penyakit
infeksi.Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor resiko yang penting untuk
terjadinya penyakit infeksi
d.) Status Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta
mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan yang dibuat
manusia ataupun susu hewan seperti susu sapi . Bayi yang mendapat ASI Ekslusif
lebih tahan terhadap ISPA (lebih jarang terserang ISPA), karena dalam air susu ibu
terdapat zat anti terhadap kuman penyebab ISPA.
e.) Status Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
f.) Berat Badan Lahir
Berat Badan Lahir Rendah(BBLR)ditetapkan sebagai suatu beratlahir yang kurang
dari 2500gram. BBLR membawa akibat bagi bayi berupa:daya tahan terhadap
penyakit infeksi rendah, pertumbuhan dan perkembangan tubuh lebih
lambat,tingkat kematian lebih tinggi dibanding bayi yang lahir dengan berat badan
cukup.
g.) Environment
h.) Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Berdasarkan Kep Menkes RI No.829 tahun 1999 tentang kesehatan perumahan
menetapkan bahwa luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur,kecuali anak
dibawah umur 5 tahun. Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan
jumlah penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen didalam
ruangan sehingga daya tahan penghuninya menurun,kemudian cepat
timbulnya penyakit saluran pernafasan seperti ISPA.
i.) Penggunaan Anti Nyamuk Bakar
Penggunaan anti nyamuk sebagai alat untuk menghindari gigitan nyamuk
dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan karena menghasilkan asap dan
bau tidak sedap. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan
merusak mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah
timbulnya gangguan pernafasan. Artinya balita yang tinggal dalam rumah yang
menggunakan obat nyamuk bakar merupakan faktor resiko untuk terjadinya
ISPA.
j.) Bahan Bakar Untuk Memasak
ISPA merupakan penyakit yang paling banyak diderita anak-anak.Salah satu
penyebab ISPA adalah pencemaran kualitas udara di dalam ruangan
seperti pembakaran bahan bakar yang digunakan untuk memasak danasap rokok.
Artinya balitayang dirumahnya menggunakan bahan bakar minyak tanah/kayu
bakar berpeluang menderita ISPA sebesar 9,86 kali lebih banyak
dibanding dengan balita yang dirumahnya menggunakan bahan bakar gas.
k.) Keberadaan Perokok
Rokok bukanhanya masalah perokok aktif tetapi juga perokok pasif.Asap rokok
terdiri dari 4.000 bahan kimia,200 diantaranya merupakan racun antara lain
Carbon Monoksida(CO),PolycyclicA romatic Hidrocarbons (PAHs) dan lain-
lain . Tingginyaprevalensiperokok
pasifpadabalitadanumurmudadisebabkankarena mereka masih tinggal serumah
dengan orang tua ataupun saudara nya yang merokok dalam rumah. Balita
yang perokok pasif inilah yang lebih rentan terkena ISPA.
2. Remthoid Artritis
1,) Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor
Rematoid.
2.) Gangguan Metabolisme.
3.) Genetik.
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe
3. PENYAKIT GASTRITIS
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 pervalensi penyakit gastritis ( maag ) dengan
jumlah sebesar 690 dengan persentase (15,40 % ),adapun factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya penyakit gastritis dikelompokkan dalam 4 golongan, antara lain : Faktor makanan
Penyimpangan kebiasaan, cara serta konsumsi jenis makanan yang tidak sehat dapat
menyebabkan penyakit gastritis.
Konsep yang menggambarkan peranan penyebab multifaktor pada sakit perut berulang
Pada kasus gastritis akut, faktor penyimpangan makan merupakan titik awal yang
mempengaruhi terjadinya perubahan dinding/lambung. Peningkatan produk cairan lambung
dapat dirangsang oleh konsumsi makanan atau minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol serta
makanan lain yang bersifat merangsang juga dapat mendorong timbulnya kndisi
tersebut .Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah. Tak jarang
kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding lambung. Faktor obat-obatan zat
kimia Beberapa macam obat yang bersifat asam atau basa keras dapat menyebabkan
gastritis.Obat-obatan yang mengandung salisilat misalnya aspirin (sering digunakan sebagai
obat pereda sakit kepala) dalam tingkat yang berlebihan dapat menimbulkan gastritis.
4. Hipotensi
tensi darah :
1. Menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini
abnormal, rusak, kelainan funsgi otot jantung, atau penyakit katub jantung. Semakin
banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya, semakin tinggi tekanan
darah.
2. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh pendarahan yang
hebat (luka sobek, haid berlebihan/abnormal,dll), diare yang tak cepat teratasi, keringat
3. Adanya tahanan perifer (dinding pembuluh darah tepi). Semakin lebar diameter
pembuluh adarah, tahanan perifer dinding pembuluh darah semakin kecil, sehingga
tekanan darah semakin rendah. Hal ini bisa terjadi akibat pemanasan panas, diare, obat-
4. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah.
abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka
tubuh.
5. Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan
menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik,
penghambat ACE).
6. Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-
obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.
7. Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal
jantung.
8. Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke,
10. Mengonsumsi obat tekanan darah tinggi, obat jantung, antidepresi, obat disfungsi
ereksi, atau obat untuk parkinson. Penggunaan obat diuretik secara berlebihan,
11. Mengalami anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan sistem saraf pusat,
gangguan endokrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah
rendah).
12. Terlalu lama terpapar udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring karena
13. Pendarahaan yang hebat sehingga menyebabkan jumlah darah berkurang, diare yang
14. berkemih berlebihan juga menjadi faktor terjadinya penurunan tensi darah.
15. Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah. Situasi
ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit diare sebesar
penyakit diare
2. Penggunaan obat-obatan.
karena lokasinya dekat pada pusat persyarafan yang mempengaruhi tekanan darah.
7. Kelainan pembuluh darah besar (aorta) yaitu koartasio aorta dimana arkus aorta
6. PENYAKIT DIARE
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit diare sebesar
313 dengan persentase ( 6,33%) adapun factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit diare adalah :
a. Faktor Lingkungan yang Mendukung Kejadian Diare
Faktor lingkungan yang diamati dalam penelitian ini adalah jamban, sumber air
bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah. Dalam
penelitian ini masing-masing faktor lingkungan diamati mulai dari ketersediaan
sampai kondisi yang ada pada setiap faktor yang diamati. Pada masyarakat yang
mengalami kejadian diare (kasus) rerata kondisi jamban, sumber air bersih, tempat
pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah sangat berbeda dengan
masyarakat yang tidak mengalami kejadian diare (kontrol). Kondisi jamban, sumber
air bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah pada
masyarakat yang mengalami kejadian diare (kasus) memiliki rerata lebih rendah
dibanding dengan masyarakat yang tidak diare (kontrol). Berdasarkan jumlah rerata
tersebut,
b. Faktor Lingkungan yang paling Dominan dalam Mendukung Kejadian Diare
Berdasarkan beberapa faktor lingkungan yang diamati antara lain jamban, sumber air
bersih, tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan air limbah diduga yang
paling dominan dalam mendukung kejadian diare di Puskesmas kamonji pada tahun
2011 di wilayah profinsi Sulawesi tengah adalah tempat pembuangan sampah.
Tempat pembuangan sampah diduga sebagai faktor yang paling dominan karena
memiliki rerata paling rendah dibanding dengan faktor lainnya yaitu jamban, air dan
saluran pembuangan air limbah.
7. Dermatitis Kontak
atopik sebesar 309 dengan persentase ( 6,25%) Gejala umum dari dermatitis kontak
meliputi:
munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang
terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum,
serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang
oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis.
8. Malaria
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit malaria sebesar 209
dengan persentase ( 4,23%) Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di
dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba
yang disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan
perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang
1. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan
kematian.
2. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit sambuh.
ditemukan. banyak terdapat di Afrika dan dapat berdiam di aliran darah tanpa
Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia. banyak terdapat
Untuk kelangsungan hidupnya, parasit malaria memerlukan dua macam siklus kehidupan
yaitu siklus dalam tubuh manusia dan siklus dalam tubuh nyamuk.
Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk
anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan
membelah diri.
9. DBD
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan
virus dari famili Flaviviridae Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang
yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami
infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di
dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala
penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat
terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis
virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh
yang terbentuk
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,
yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.
Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit
ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah
terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10
manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue
10. TBC
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit TBC
batang dengan berukuran panjang 1-4/µm dan tebal 0,3-0,6/µm. Kuman ini terdiri
dari asam lemak (lipid), sehingga kuman ini lebih tahan asam serta sangat tahan
terhadap gangguan fisik dan kimia. Oleh karena itu, disebut pula sabagai Basil Tahan
Asam (BTA). Kuman TB dapat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup berbulan-bulan atau beberapa jam ditempat yang lembab dan gelap.
Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dormant ( tertidur lama) selama beberapa