Anda di halaman 1dari 32

BAB III

PEMBAHASAN

A. DATA DEMOGRAFI PUSKESMAS BALINGGI


10 PENYAKIT TERBESAR
NO FREKUENSI PERSENTASE
DIPUSKESMAS BALINGGI
Penyakit pada saluran pernafasan
1 1521 30,80%
atas ( ispa )
2 Rematoid Artritis (RA) 759 15,40%
3 Gastritis ( maag) 690 14.0%
4 Hipotensi 400 8.09%
5 Hipertensi 395 8.0%
6 Diare 313 6,33%
7 Dermatitis Kontak 309 6,25%
8 Malaria 209 4,23%
9 Demam Berdara (DBD) 194 4,0%
10 Tubercolosis(TBC) 149 3,01%
JUMLAH 4939 100%
Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey 10 penyakit terbesar dipuskesmas Balinggi
dengan jumlah lebih besar pada penyakit saluran pernafasan atas ( ISPA ) dengan
persentase 30,80 % dan yang paling sedikit pada penyakit TBC dengan persentase
3,01%
10 PENYAKIT TERBESAR DIPUSKESMAS
BALINGGI
Penyakit pada saluran pernafasan
atas ( ispa )
Gastritis ( maag)
hipotensi
5, 3 1 ,4 0 %
6,42 % 3 8%
3,
44,31 9%
%

hipertensi
6,63%
7,82% 1 3 ,3 5 diare
%
11
,5
3

9 ,8 5 %
%

Dermatitis kontak
malaria
DBD
TBC

B. FREKUENSI - DISTRIBUSI JENIS KELAMIN DAN UMUR


I. PENYAKIT ISPA
a. Jenis Kelamin
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian ISPA Di
Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKWENSI PRESENTASE
Laki-laki 761 50,03
Perempuan 760 50.0
Jumlah 1521 100 %
Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit ISPA di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 761 orang (50,03%)
dan yang berjenis kelamin  perempuan sebanyak 760 orang (50,0%).
DIAGRAM

1600

1400

1200

1000
FREKUENSI
800 PERSENTASE

600

400

200

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1) Umur
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian ISPA Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 150 9,86 %
<1-4 300 19,72%
<5-14 220 14,46%
<15-44 400 26,29%
<45-54 320 21,03%
<55-64 110 7,23%
>65 22 1,44%
Jumlah 1521 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 1521 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <15-44 tahun yaitu sebesar ( 26,29%) dan paling
sedikit responden pada usia>65 tahun yaitu sebesar ( 1,44%).
DIAGRAM

1600

1400

1200

1000

800 FREKUENSI
PERSENTASE
600

400

200

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

b. PENYAKIT REMATHOID ARTRITIS


1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian epilepsi


Di Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE
Laki-laki 480 63,24%
Perempuan 279 36,75%
Jumlah 759 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit RA di puskesmas Balinggi


pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin Laki-Laki yaitu 480orang (63,24
%) dibandingkan yang berjenis kelamin  Perempuan sebanyak 279orang ( 36,75%).
DIAGRAM

800

700

600

500
FREKUENSI
400 PERSENTASE

300

200

100

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian RA Di Puskesmas
Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 5 0,65%
<5-14 10 1,31%
<15-44 200 26,35%
<45-54 410 54,01%
<55-64 120 15,81%
>65 14 1,84%
Jumlah 759 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 759 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <45-54 tahun yaitu sebesar (54,01%) dan paling
sedikit responden pada usia <1-4 tahun yaitu sebesar (0,65%).
DIAGRAM

800

700

600

500

400 FREKUENSI
PERSENTASE
300

200

100

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

c. PENYAKIT GASTRITIS
1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian gastritis


Di Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE
Laki-laki 201 29,13%
Perempuan 489 70,86%
Jumlah 690 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit gastritis di puskesmas


BALINGGI pada tahum 201 ,lebih besar yang berjenis kelamin perempuan yaitu
489orang (70,86%).dibandingkan yang berjenis kelamin  laki-laki sebanyak 201 orang
(29,13%)
DIAGRAM

700

600

500

400
FREKUENSI
PERSENTASE
300

200

100

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian gastritis Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 100 14,50%
<15-44 300 43,47%
<45-54 125 18,11%
<55-64 120 17,39%
>65 45 6,52%
Jumlah 690 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 690orang responden  yang


paling banyak pada kelompok umur <15-44 tahun yaitu sebesar 300 orang ( 43,47%)
dan paling sedikit responden pada usia>65 tahun yaitu sebesar ( 6,52%).
DIAGRAM

700

600

500

400
FREKUENSI
PERSENTASE
300

200

100

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

d. PENYAKIT HIPOTENSI
1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian Hipotensi


Di Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKWENSI PRESENTASE
Laki-laki 250 62,5%
Perempuan 150 37,5%
Jumlah 400 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey yang mengalami Hipotensi di


puskesmas Balinggi pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
250orang (62,5%) dan yang berjenis kelamin  perempuan sebanyak 150 orang (37,5%).
DIAGRAM

400

350

300

250
FREKUENSI
200 PERSENTASE

150

100

50

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Hipotensi Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0%
<1-4 0 0%
<5-14 0 0%
<15-44 90 22,5%
<45-54 99 24,75%
<55-64 110 27,5%
>65 101 25,25%
Jumlah 400 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 400 orang yang hipotensi
responden  yang paling banyak pada kelompok umur <55-64 tahun yaitu sebesar
(27,5%) dan paling sedikit responden pada usia<15-44 tahun yaitu sebesar (22,25%).
DIAGRAM

400

350

300

250

200 FREKUENSI
PERSENTASE
150

100

50

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

e. HIPERTENSI
1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian Hipertensi


kontak Di Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
FREKUENSI PRESENTASE
JENIS KELAMIN
Laki-laki 300 76,0%
Perempuan 95 24,05%
Jumlah 395 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey yang mengalami Hipertensi di


puskesmas Balinggi pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin Laki-laki yaitu
300 orang (76,0%) dibanding yang berjenis kelamin  Perempuan sebanyak 95 orang
(24,05%).
DIAGRAM

400

350

300

250
FREKUENSI
200 PERSENTASE

150

100

50

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Hipertensi Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0%
<1-4 0 0%
<5-14 0 0%
<15-44 95 24,05%
<45-54 99 25,06%
<55-64 103 26,07%
>65 98 24,81%
Jumlah 395 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 395 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <55-64 tahun yaitu sebesar 103 0rang(26,07%) dan
paling sedikit responden pada usia<15,44 tahun yaitu sebesar (24,5%).

DIAGRAM

400

350

300

250

200 FREKUENSI
PERSENTASE
150

100

50

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-55 <55-64 >65 JUMLAH

f. PENYAKIT DIARE
1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian Diare Di


Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE
Laki-laki 180 57,80%
Perempuan 133 42,50%
Jumlah 313 100 %
Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit Diare di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 180 orang (57,80%)
dan yang berjenis kelamin  perempuan sebanyak 133 orang (42,50 %).

DIAGRAM

350

300

250

200
FREKUENSI
PERSENTASE
150

100

50

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Diare Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKWENSI PRESENTASE
<1 120 38,33%
<1-4 130 41,53%
<5-14 48 15,33%
<15-44 15 4,80%
<45-54 0 0
<55-64 0 0
>65 0
0
Jumlah 313 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 313 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <1-4 tahun yaitu sebesar (41,53%) dan paling
sedikit responden pada usia<15-44 tahun yaitu sebesar (4,80%).

DIAGRAM

350

300

250

200
FREKUENSI
PERSENTASE
150

100

50

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

g. PENYAKIT DERMATITIS KONTAK


1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian Kuli


Alergi Di Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE
Laki-laki 199 64,40%
Perempuan 110 35,60%
Jumlah 309 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit Dermatitis Kontak di


puskesmas Balinggi pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin Laki-laki yaitu
199 orang (64,44%) disbandingyang berjenis kelamin  Perempuan sebanyak 110 orang
(35,60%).
DIAGRAM

350

300

250

200
FREKUENSI
PERSENTASE
150

100

50

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Di Puskesmas
kamonji pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREUWENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 9 2,91%
<5-14 45 14,56%
<15-44 150 48,54
<45-54 50 16,18%
<55-64 35 11,32%
>65 20 6,47%
Jumlah 309 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 309 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <15-44 tahun yaitu sebesar 150 Orang (48,54%)
dan paling sedikit responden pada usia>65 tahun yaitu sebesar (6,47%).
DIAGRAM

350

300

250

200
FREKUENSI
PERSENTASE
150

100

50

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

h. PENYAKIT MALARIA
1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian Penyakit


Malaria Di Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE
Laki-laki 110 52,63%
Perempuan 99 47,36 %
Jumlah 209 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit Malaria di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin Laki-laki yaitu 110 orang (52,63%)
dibanding yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 99 orang (47,36%).
DIAGRAM

250

200

150
FREKUENSI
PERSENTASE
100

50

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian Penyakit Malaria
Di Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 90 43,06%
<15-44 105 50,23%
<45-54 9 4,30%
<55-64 5 2,39 %
>65 0 0
Jumlah 209 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 209 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <15-44 tahun yaitu sebesar 105 orang(50,23%) dan
paling sedikit responden pada usia<55-64 tahun yaitu sebesar ( 2,39%).
DIAGRAM

250

200

150
FREKUENSI
PERSENTASE
100

50

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

i. PENYAKIT DBD
1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian DBD Di


Puskesmas Balinggi pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE
Laki-laki 98 50,51%
Perempuan 96 49,48%
Jumlah 194 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit Dbd di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin Laki-laki yaitu 98 orang (50,51%)
dibandingkan yang berjenis kelamin  Perempuan sebanyak 96 orang (49,48%).
DIAGRAM

100

90

80

70

60
FREKUENSI
50 PERSENTASE
40

30

20

10

0
LAK-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian diare Di
Puskesmas kamonji pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREUWENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 96 49,48%
<15-44 98 50,51%
<45-54 0 0
<55-64 0 0
>65 0
Jumlah 194 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 194 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <15,44 tahun yaitu sebesar 98 orang (50,51%) dan
paling sedikit responden pada usia<5-14 tahun yaitu sebesar (49,48%).
DIAGRAM

100

90

80

70

60

50 FREKUENSI
PERSENTASE
40

30

20

10

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

j. PENYAKIT TBC
1) Jenis Kelamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian TBC Di


Puskesmas BALINGGI pada Tahun 2012 yaitu :
JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE
Laki-laki 75 50,33%
Perempuan 74 49,66%
Jumlah 149 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari hasil survey penyakit TBC di puskesmas Balinggi
pada tahum 2012 ,lebih besar yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 75 orang (50,33%)
di banding yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 74 orang (49,66%).
DIAGRAM

160

140

120

100
FREKUENSI
80 PERSENTASE

60

40

20

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2) Umur
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kejadian TBC Di
Puskesmas Balinggi pada tahun 2012 adalah :
UMUR FREKUENSI PRESENTASE
<1 0 0
<1-4 0 0
<5-14 5 3,35%
<15-44 16,77%
25
<45-54 45 30,20%
50
<55-64 33,55%
24
>65 16,10%
Jumlah 149 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 149 orang responden  yang
paling banyak pada kelompok umur <55-64 tahun yaitu sebesar 50 orang (33,05%) dan
paling sedikit responden pada usia<5-14tahun yaitu sebesar 5 orang (3,35%).
DIAGRAM

160

140

120

100

80 FREKUENSI
PERSENTASE
60

40

20

0
<1 <1-4 <5-14 <15-44 <45-54 <55-64 >65 JUMLAH

C. DETERMINAN 10 PENYAKIT TERBESAR

I. PENYAKIT ISPA
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 ,memiliki prevalensi penyakit ISPA sebesar
1521 dengan presentase (30,80 %) adapun factor – factor terjadinya penyakit ISPA
dipengaruhi oleh :
1. Agent
Proses  terjadinya  penyakit  disebabkan  adanya  interaksi  antara  agent  atau
faktor penyebab penyakit,manusia sebagai pejamu atau host dan faktor lingkungan
yang  mendukung   (environment).  
2. Host
a.) Umur
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya ISPA.Berdasarkan
Hasil  survei  di puskesmas Balinggi pada  tahun  2012  menunjukkan prevalensi
ISPA untuk anak umur<1 tahun 9,86 % 1-4 tahun 19,72 %, <5-14 tahun 14,46%
<15-44 tahun 26,29%, <45-54 tahun 21,03%, <55-64 tahun 7,23%, >65 tahun 1,44s%

.
b.) Jenis Kelamin
Berdasarkan   hasil  survey di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 dilaporkan
berbagai faktor  risiko   yang  meningkatkan insideks ISPA yang paling tinggi
adalah yang jenis kelamin laki-laki .
c.) Status Gizi
Salah satu faktor yang mempengaruhi Gizi kurang menghambat reaksi imunologis
dan berhubungan  dengan tinggi nya prevalensi dan beratnya penyakit
infeksi.Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor resiko yang penting untuk
terjadinya penyakit infeksi
d.) Status Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta
mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan yang dibuat
manusia ataupun susu hewan seperti susu sapi . Bayi yang mendapat ASI Ekslusif
lebih tahan terhadap ISPA (lebih jarang terserang ISPA), karena dalam air susu ibu
terdapat zat anti terhadap kuman penyebab ISPA.
e.) Status Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
f.) Berat Badan Lahir
Berat Badan Lahir Rendah(BBLR)ditetapkan sebagai suatu beratlahir yang kurang
dari  2500gram. BBLR membawa akibat bagi bayi berupa:daya tahan terhadap
penyakit   infeksi  rendah,  pertumbuhan   dan   perkembangan  tubuh   lebih
lambat,tingkat kematian lebih tinggi dibanding bayi yang lahir dengan berat badan
cukup.
g.) Environment
h.) Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Berdasarkan Kep Menkes RI No.829 tahun 1999 tentang kesehatan perumahan
menetapkan  bahwa luas ruang tidur minimal 8m2     dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur,kecuali anak
dibawah umur 5 tahun. Bangunan   yang   sempit   dan   tidak   sesuai   dengan   
jumlah  penghuninya   akan mempunyai   dampak  kurangnya   oksigen  didalam
ruangan  sehingga   daya   tahan penghuninya menurun,kemudian cepat
timbulnya penyakit saluran pernafasan seperti ISPA.
i.) Penggunaan Anti Nyamuk Bakar
Penggunaan  anti nyamuk  sebagai alat  untuk  menghindari gigitan  nyamuk
dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan karena menghasilkan asap dan
bau tidak   sedap.   Adanya   pencemaran   udara   di   lingkungan   rumah   akan
merusak mekanisme   pertahanan   paru-paru   sehingga   mempermudah
timbulnya gangguan pernafasan. Artinya balita yang tinggal dalam rumah yang 
menggunakan obat  nyamuk  bakar merupakan  faktor resiko untuk terjadinya
ISPA.
j.) Bahan Bakar Untuk Memasak
ISPA merupakan penyakit yang paling banyak diderita anak-anak.Salah satu
penyebab   ISPA   adalah   pencemaran   kualitas   udara   di   dalam   ruangan
seperti pembakaran bahan bakar yang digunakan untuk memasak danasap rokok.
Artinya  balitayang  dirumahnya menggunakan  bahan  bakar  minyak  tanah/kayu
bakar berpeluang  menderita ISPA sebesar   9,86     kali      lebih banyak  
dibanding dengan balita yang dirumahnya menggunakan bahan bakar gas.
k.) Keberadaan Perokok
Rokok bukanhanya masalah perokok aktif tetapi juga perokok pasif.Asap rokok
terdiri dari 4.000 bahan kimia,200 diantaranya merupakan racun antara lain
Carbon Monoksida(CO),PolycyclicA romatic Hidrocarbons (PAHs) dan lain-
lain . Tingginyaprevalensiperokok
pasifpadabalitadanumurmudadisebabkankarena mereka masih tinggal serumah
dengan orang tua  ataupun saudara nya yang merokok dalam rumah. Balita
yang perokok pasif inilah yang lebih rentan terkena ISPA.

2. Remthoid Artritis

Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 pervalensi penyakit Remathoid Atritis

dengan jumlah sebesar 759 dengan persentase (15,40 % ),

a. penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapahipotesa

menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1,) Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor

Rematoid.
2.) Gangguan Metabolisme.

3.) Genetik.

4.)Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial).

Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.

Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh

karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe

II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

3. PENYAKIT GASTRITIS
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 pervalensi penyakit gastritis ( maag ) dengan
jumlah sebesar 690 dengan persentase (15,40 % ),adapun factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya penyakit gastritis dikelompokkan dalam 4 golongan, antara lain : Faktor makanan
Penyimpangan kebiasaan, cara serta konsumsi jenis makanan yang tidak sehat dapat
menyebabkan penyakit gastritis.

Konsep yang menggambarkan peranan penyebab multifaktor pada sakit perut berulang

Pada kasus gastritis akut, faktor penyimpangan makan merupakan titik awal yang
mempengaruhi terjadinya perubahan dinding/lambung. Peningkatan produk cairan lambung
dapat dirangsang oleh konsumsi makanan atau minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol serta
makanan lain yang bersifat merangsang juga dapat mendorong timbulnya kndisi
tersebut .Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah. Tak jarang
kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding lambung. Faktor obat-obatan zat
kimia Beberapa macam obat yang bersifat asam atau basa keras dapat menyebabkan
gastritis.Obat-obatan yang mengandung salisilat misalnya aspirin (sering digunakan sebagai
obat pereda sakit kepala) dalam tingkat yang berlebihan dapat menimbulkan gastritis.

4. Hipotensi

a. Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 pervalensi yang mengalami Hipotensi


dengan jumlah sebesar 400 dengan persentase (8,09% ),
b. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya darah rendah atau penurunan

tensi darah :

1. Menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini

dapat disebabkan akibat kelainan/penyakit jantung uang mengakibatkan irama jantung

abnormal, rusak, kelainan funsgi otot jantung, atau penyakit katub jantung. Semakin

banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya, semakin tinggi tekanan

darah.

2. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh pendarahan yang

hebat (luka sobek, haid berlebihan/abnormal,dll), diare yang tak cepat teratasi, keringat

berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.

3. Adanya tahanan perifer (dinding pembuluh darah tepi). Semakin lebar diameter

pembuluh adarah, tahanan perifer dinding pembuluh darah semakin kecil, sehingga

tekanan darah semakin rendah. Hal ini bisa terjadi akibat pemanasan panas, diare, obat-

obatan vasodilator (yang memperlebar pembuluh darah).

4. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari

jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah.

Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung

abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka

berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ

tubuh.
5. Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan

menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik,

pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium,

penghambat ACE).

6. Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-

obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.

7. Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal

jantung.

8. Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke,

anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.

9. Dehidrasi karena kurang minum, demam, diare hebat dan muntah.

10. Mengonsumsi obat tekanan darah tinggi, obat jantung, antidepresi, obat disfungsi

ereksi, atau obat untuk parkinson. Penggunaan obat diuretik secara berlebihan,

misalnya pil pelangsing.

11. Mengalami anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan sistem saraf pusat,

gangguan endokrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah

rendah).

12. Terlalu lama terpapar udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring karena

sakit, usia makin tua.

13. Pendarahaan yang hebat sehingga menyebabkan jumlah darah berkurang, diare yang

tidak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau

14. berkemih berlebihan juga menjadi faktor terjadinya penurunan tensi darah.

15. Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah. Situasi

ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan

vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).


5. Hipertensi

Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit diare sebesar

395 dengan persentase ( 8,0%) adapun factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

penyakit diare

a. Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :

1. Sebab hormonal, misalnya dari kelenjar anak ginjal.

2. Penggunaan obat-obatan.

3. Merokok karena di dalam tembakau terdapat nikotin.

4. Minuman beralkohol. Obesitas, stres, dan kurang berolahraga

5. Kelainan pada ginjal.

6. Kelainan intrakranial yang mengakibatkan meningkatnya tekanan intrakranial atau

karena lokasinya dekat pada pusat persyarafan yang mempengaruhi tekanan darah.

7. Kelainan pembuluh darah besar (aorta) yaitu koartasio aorta dimana arkus aorta

bersambungan dengan aorta decendens.

6. PENYAKIT DIARE
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit diare sebesar
313 dengan persentase ( 6,33%) adapun factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit diare adalah :
a. Faktor Lingkungan yang Mendukung Kejadian Diare
Faktor lingkungan yang diamati dalam penelitian ini adalah jamban, sumber air
bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah. Dalam
penelitian ini masing-masing faktor lingkungan diamati mulai dari ketersediaan
sampai kondisi yang ada pada setiap faktor yang diamati. Pada masyarakat yang
mengalami kejadian diare (kasus) rerata kondisi jamban, sumber air bersih, tempat
pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah sangat berbeda dengan
masyarakat yang tidak mengalami kejadian diare (kontrol). Kondisi jamban, sumber
air bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah pada
masyarakat yang mengalami kejadian diare (kasus) memiliki rerata lebih rendah
dibanding dengan masyarakat yang tidak diare (kontrol). Berdasarkan jumlah rerata
tersebut,
b. Faktor Lingkungan yang paling Dominan dalam Mendukung Kejadian Diare
Berdasarkan beberapa faktor lingkungan yang diamati antara lain jamban, sumber air
bersih, tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan air limbah diduga yang
paling dominan dalam mendukung kejadian diare di Puskesmas kamonji pada tahun
2011 di wilayah profinsi Sulawesi tengah adalah tempat pembuangan sampah.
Tempat pembuangan sampah diduga sebagai faktor yang paling dominan karena
memiliki rerata paling rendah dibanding dengan faktor lainnya yaitu jamban, air dan
saluran pembuangan air limbah.

7. Dermatitis Kontak

Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit dermatitis

atopik sebesar 309 dengan persentase ( 6,25%) Gejala umum dari dermatitis kontak

meliputi:

munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan

pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang

terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum,

serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang

dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya

oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis.

8. Malaria

Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit malaria sebesar 209

dengan persentase ( 4,23%) Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di

dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba

yang disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan
perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang

biak dengan membelah diri.

Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:

1. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan

kematian.

2. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit sambuh.

jenis yang banyak terdapat di daerah tropis Asia.

3. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak

ditemukan. banyak terdapat di Afrika dan dapat berdiam di aliran darah tanpa

menimbulkan gejala apapun untuk beberapa tahun.

Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia. banyak terdapat

diAfrika bagian barat.Penyebab lain terjadinya penyakit malaria, yaitu parasit,

Untuk kelangsungan hidupnya, parasit malaria memerlukan dua macam siklus kehidupan

yaitu siklus dalam tubuh manusia dan siklus dalam tubuh nyamuk.

Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk

anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan

membelah diri.

9. DBD

Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit demam

berdarah sebesar 194 dengan persentase ( 4,0%)

Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan

virus dari famili Flaviviridae Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat

menyebabkan penyakit demam berdarah Keempat virus tersebut adalah DEN-1,

DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang
yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami

infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di

dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala

penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat

terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis

virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh

yang terbentuk

Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,

yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.

Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit

ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah

terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10

hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke

manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue

yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial).

10. TBC
Di puskesmas Balinggi pada tahun 2012 memiliki pervalensi penyakit TBC

sebesar 149 dengan persentase ( 3,01%)


TB paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk

batang dengan berukuran panjang 1-4/µm dan tebal 0,3-0,6/µm. Kuman ini terdiri

dari asam lemak (lipid), sehingga kuman ini lebih tahan asam serta sangat tahan

terhadap gangguan fisik dan kimia. Oleh karena itu, disebut pula sabagai Basil Tahan

Asam (BTA). Kuman TB dapat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat

bertahan hidup berbulan-bulan atau beberapa jam ditempat yang lembab dan gelap.

Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dormant ( tertidur lama) selama beberapa

tahun. (Somantri Irman, 2008)

Anda mungkin juga menyukai