Anda di halaman 1dari 26

KO MU NI KAS I T ER APE U T IK

DAL AM KE PE R AWAT AN
MENGENAI SAYA

KEPERAWATAN
LIHAT PROFIL LENGKAPKU

SELASA, 15 DESEMBER 2009

komunikasi terapeutik

Download lampiran aslinya

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik adalah proses di mana perawat yang menggunakan pendekatan


terencana mempelajari klien. Proses memfokuskan pada klien namun direncanakan dan
dipimpin oleh seorang professional ( Keltner, Schwecke, dan Bostrom 1991). Komunikasi
terapeutik mengembangkan hubungan interpersonal antara klien dan perawat. Proses ini
meliputi kemampuan khusus, karena perawat harus menperhatikan pada berbagai interaksi dan
tingkah laku non-verbal. Komunikasi terapeutik di sampaikan secara rahasia karena klien tahu
bahwa semua informasi yang di sampaikan kepada perawat menjadi bagian dari catatan medis
dan tidak di sebarkan sebagai gosip, maka klien merasa nyaman untuk memaparkan hal-hal
yamng berhubungan dengan data kesehatan, apa yang menjadi perhatian, ketakutan atau
masalah keluarga. Dalam situasi ideal, perawat harus mewaspadai keinginnan untuk berbagi
infornmasi yang terdapat dari klien selama pemaparan. Perawat dengan sengaja memberi
informasi untuk kepentingan pasien dan memaksimalkan rencana keperawatankesehatan yang
secara langsung terlibat pada rencana klien untuk perawatan yang memiliki tanggung jawab
pada informasi tersebut. Karena kerahasiaan itu harus selalu dijaga setiap saat dalam
berhadapan dengan status pemaparan.

Komunikasi terapeutik pada akhirnya menentukan perawat untuk menetapkan hubungna kerja
dengan klien dan keluarganya.perawat harus waspada dengan berbagai budaya yang di anut
oleh kliennya.
* INTERAKSI SOSIAL

Usaha pertama dalam berkomunikasi dengan klien umumnya meliputi interaksi social yang
singkat. Pesan yang di sampaiklan bersipat dangkal di mana baik perawat ataupun klien tidak
mendiskusikan masalah atau pandangan pribadi secara mendalam.

Perawat seringkali menhggunakan interaksi social superficial pada wal pembicaraan dengan
klien untuk memberikan dasar bagi hubungan yang lebih dekat. Misalnya perawat mungkin
menyapa klien dengan mengatakan “ selamat pagi nyonya Lena, senang bertemu dengan anda
hari ini?”

Perawat yang sudah terlatih tidak akan membiarkan interaksi social mendominasi percakapan
melainkan mempertahankan gaya hangat dan menyenangkan.

* PERAWATAN DAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Perawat menggunakan kemampuan komunikasi ketika menetapkan hubungan terapeutik. Tidak


ada formula untuk membentuk hubungan dengan klien. Setiap orang berkomunikasi secara unik
dan setiap klien membutuhkan teknik komunikasi yang berbeda.

* MENYIMAK DENGAN PENUH PERHATIAN

Menyimak adalah salah satu teknik komunikasi terapeutik yang paling efektif. Menyimak
merupakan metoda non-verbal untuk menunjukan minat pada kebutuhan, pandangan, dan
masalah klien.

Menyimak adalah proses yang aktif dan penuh pelajaran sedangkan mendengarkan adalah
proses neurologist yang pasif untuk menerima informasi.

Untuk menjadi pendengar yang perhatian, perawat harus menggunakan kemampuan ini:

1. hadapi klien ketika berbicara


2. pertahankan kontak mata
3. mengambil posisi yang nyan untuk menyimak
4. hindari gerakn tubuh yang mengganggu
5. mengangguk untuk mengakui ketika klien berbicaratentang hal berisi persetujuan.
6. condong kearah pembicara.
o MENUNJUKKAN PENERIMAAN

Menunjukkan penerimaan artinya keinginan untuk mendengar seseorang tanpa menunjukkan


keraguan atau ketidaksetujuan. Hal di bawah ini yang menunjukkan bentuk penerimaan
terhadap klien :

1. menyimak tanpa menginterupsi


2. memberikan respons verbal sesuai dengan komunikasi verbal
3. yakin bahwa petunjuk non-verbal sesuai dengan komunikasi verbal.
4. hindari perselisihan, menunjukkan kesangsian intuk mengubah pikiran
+ MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG BERHUBUNGAN

Bertanya adalah metode langsung dari komunikasi. Tujuan perawat adalah untuk memperoleh
informasi spesifik mengenai klien.

+ PARAFRASE

Paraphrase adalah mengulang pesan klien dengan kata-kata sendiri.

+ MENJELASKAN

Menjelaskan dalam hal ini mungkin didefinisikan sebagai tindakan yang menyatakan ulang
sebuah pernyataan yang sudah diutarakan atau dikirimkan oleh pengirim pesan.

+ FOKUS

Fokus dapat didefinisikan sebagai memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari
pesan yang dikirimkan. Pemfokusan akan menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi
dengan membatasi area diskusi.

+ MENETAPKAN OBSERVASI

Ketika berkomunikasi, orang seringkali tidak sadar bagaimana pesan mereka diterima. Respon
dari orang lain memberitahu mereka apakah mereka mengomunikasikan pesan yang
dikehendaki. Salah satu cara supaya perawat dapat memberikan respon adalah dengan bersama
klien berbagi observasi tentang tingkah laku mereka selama berkomunikasi.

+ MEMBERIKAN INFORMASI

Memberikan informasi kepada klien mendorong timbulnya respon lebih lanjut. Menawarkan
informasi yang terus menerus dilakukan tanpa henti tidak akan membantu komunikasi namun
juga meningkatkan pengajaran kesehatan.

+ MEMPERTAHANKAN KETENANGAN

Ketenangan akan membuat perawat dan klien berpikir. Kegunaan ketenangan dapat menjadi
efektif namun dapat menjadi sulit karena jeda dalam percakapan yang berlangsung beberapa
detik atau menit dapat menyebabkan kejanggalan.

Ketenangan akan mebuat pelayan memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara


intrapersonal, menyusun strategi dan berpikir serta mengolah informasi.

+ MENGGUNAKAN KEASERTIFAN

Kearsetifan ( ketegasan ) adalah mempertahankan hak seseorang tanpa menyinggung orang lain
yang tidak sepaham. Melalui teknik asertif orang menunjukkan perasaan emosi dengan penuh
keyakinan terus menerus dan jujur.

+ PENYIMPULAN

Penyimpulan adalah pengulangan ringkas ide-ide utama yang telah didiskusikan. Penyimpulan
mengatur daya untuk interaksi lebih lanjut antara perawat dan klien.

DIPOSKAN OLEH KEPERAWATAN DI 08:44 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

SENIN, 14 DESEMBER 2009

komunikasi terapeutik

KOMUNIKASI

Pengertian Komunikasi

Secara Ontologis komunikasi adalah hubungan atau proses pemindahan dan pengoprasian
arti, nilai, pesan melalui media atau lambang.

Secara Aksiologis komunikasi adalah proses pemindahan informasi dari komunikator ke


komunikan.

Secara Epictomologis komunikasi bertujuan merubah tingkah laku, merubah pola pikir,
dan sikap orang lain.
Komunikasi adalah suatu interaksi manusia dengan orang lain yang melibatkan tingkah
laku dan hubungan serta memungkinkan individu untuk bersosialisasi dengan orang lain
dan lingkungan sekitarnya.

Jenis-Jenis Komunikasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Verbal : Tertulis dan tidak tertulis

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Nonverbal : Bahasa tubuh

Prinsp-Prinsip Komunikasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi adlah suatu proses simbolik

Sesuatu yang dinamis, sirkulasi, dan tidak berakhir pada suatu titik tetap berlanjut.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

Gerak tubuh dapat dimaknai komunikasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi memiliki dimensi isi dan hubungan

Misalnya percakapan antara dua sahabat dan Percakapan antara dosen dan mahasiswa

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat


kesengajaan

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunkasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.


Info yang diberikan sesuai dengan tempa, dimana prose situ berlangsung, kepada siapa,
dan kapan komunikasi itu dilakukan

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi bersifat sistemik

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang,
budaya, nilai, adat, pengalaman, dan penddikan. Sisi internal sperti lingkungan keluarga
dan lingkungan dimana kita bersosialisasi mempengaruhi bagaimana kita melakukan
komunikasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Semaki mirip latar belakang social budaya semakin


efektiflah komunikasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi bersifat non sekuensial

Proses komunikasi bersifat stimulus dalam arti tidak berlangsung satu arah, melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa bahwa pesan yang dikirimkan itu dapat
dimengerti dan diterima

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan


transaksional

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi bersifat dinamis dalam transaksional ada
proses saling memberi dan menerima

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi bersifat irrevensibel

Kalau tiadak bisa mengontrol dapat menimbulkan efek mis kita berkata menyakiti orang
lain makan efek sakit hati itu tidak hilang begitu saja kepada diri orang lain tersebut.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Komunikasi bukan Panasea untuk menyelesaikan


masalah

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya


cara yang mujarab untuk menyelesaikan masalah

Unsur-Unsur Komunikasi

Unsur utama

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Sumber

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Peran


<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Saluran komunikasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Penerima

Unsur pelengkap

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Umpan balik

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Efek

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Lingkungan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Usia

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Peran dan hubungan

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Lingkungan/situasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Sosial

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Emosi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Teknologi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Ekologis

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Psikologis

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Stimulus

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Arsitektural

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Ruang/ Tutorial

<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Jenis Kelamin


<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Situasi

<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Harapan

<!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Ikatan kelompok atau Group

<!--[if !supportLists]-->9. <!--[endif]-->Budaya

Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Masyarakat

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengkajian

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Perencanaan

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengembangan

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Hasil

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Evaluasi

Konsepsi Persepsi Budaya atau Ras terhadap komunikasi

Persepsi budaya terhadap komunikasi itu berbeda tiap wilayah. Kita harus dapat
menyesuaikan diri dengan kebudayaan wilayah lain tanpa menghapus budaya aslanya
sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi asuhan keperawatan.

Perilaku dan Keyakinan Budaya tentang Kesehatan

Ibu hamil yang meminum air kelapa dengan tujuan supaya melahirkan lancar.

Perspektif Gender terhadap Komunikasi

Komunikasi itu terbuka apabila sesame jenis.

Stereotype Thinking dan Hambatanya dalam Komunikasi

Stereotype Thinking adalah kepercayaan umum terhadap seseorang.


Stereotype Thinking adalah Sesutu yang bersifat statis atau merupakan
kepercayaan yang dibesar-besarkan dan gambaran yang diluruskan dengan popular dalam
media massa dan ilmu kebangsaan. Sifat ini menyebabkan tidak berkembangnya
pemikiran seseorang. Stereotype tidak memandang individu sebagai individu yang unik.

Hambatan dari Stereotype Thinking

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Dapat memunculkan konflik

Hambatan potensial, stereotype dapat menimbulkan dua hambatan utama yaitu


kecenderungan kita untuk mengelompokkan orang ke dalam kelas-kelas dan dapat
bereaksi terhadap seseorang terutama sebagai anggota kelas-kelas

Kelas-kelas ini dapat membuat kita:

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mempersepsikan orang seakan akan


memiliki kualitas-kualitas tertentu dan karenanya tidak mampu mengenali
multi aspek dari semua orang.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengabaikan siri khas yang dimiliki


seseorang dan karenanya dapat diberikan setiap pihak dalam interaksi

Hambatan Komunikasi dan Cara Mengatasinya

(Bovce dan Hill, 2003)

Hambatan antar personal ( beda persepsi dan bahasa, pendengaran yang buruk, gangguan
bersaing, penyaringan pesan yang tidak tepat, iklim komunikasi yang tertutup, dan tidak
memadai)

Menurut Cangara, 2004 ada beberapa gangguan atau rintangan dalam komunikasi, yaitu:

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Gangguan Teknik

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Gangguan Sistematik


<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Gangguan Terbiasa

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Gangguan Psikologis

Cara mengatasinya adalah memelihara iklim komunikasi terbuka.

Persepsi Budaya atau Ras terhadap komunikasi

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Ethrosentrisme, memandang rendah orang lain


yang tidak sekelompok

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Rasialisme

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Prasangka

berikut video komunikasi yang terapeutik, silahkan klik.


DIPOSKAN OLEH KEPERAWATAN DI 13:41 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Langgan: Entri (Atom)

ELF TUTORIAL
TUTOR ELF
KAMI TUTOR 11

yuhuuu,, kami anak-anak tutor 11,, bersama dosen tutor kami Pak Susan, ini adalah blog
persembahan dri kami,,

WELCOME IN OUR BLOG,


dosen tutor 11 pak susan
Apri Rahma Dewi
Pratiwi Ayu .P
Rafika
Dini .N
Sylvia.F.A
Nuryani.S
Eva .H
Pepi.P.R
Afina
Bayu
Suci.A
Nissa.F

HEALTH TIP OF THE DAY

PENDAPAT KALIAN,,

ELF TUTORIAL
Voting

ZINK LINK

 http://cisral.unpad.ac.id
 http://www.fkep.unpad.ac.id
 http://www.inna-ppni.or.id
 http://www.unpad.ac.id

PENGIKUT

ARSIP BLOG

 ▼  2009 (2)
o ▼  Desember (2)

 komunikasi terapeutik
 komunikasi terapeutik

10 Gen Pemicu Diabetes Tipe 2 Ditemukan

Massachusetts, Peneliti berhasil mengidentifikasi 10 variasi gen terbaru


yang berhubungan dengan kadar gula darah atau insulin yang bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 (diabetes
karena perubahan gaya hidup).

Ditemukannya 10 varian gen yang ikut mempengaruhi kadar glukosa dan insulin dalam tubuh ini diyakini dapat
memberikan harapan terhadap pengobatan baru untuk penderita diabetes tipe 2.
"Sebelumnya hanya ada empat gen yang dikaitkan dengan metabolisme glukosa dan hanya 1 yang diketahui
mempengaruhi penderita diabetes tipe 2. Tapi dengan ditemukannya 10 gen terbaru, kami bisa melihat pola-pola
lain yang muncul mengenai diabetes tipe 2," ujar Dr Jose Florez dari unit diabetes dan pusat penelitian genetika
manusia di Massachusetts General Hospital, seperti dikutip dari HealthDay, Rabu (21/1/2010).

Florez menjelaskan teridentifikasinya jalur-jalur baru ini dapat membuat peneliti lebih memahami bagaimana
glukosa tersebut diatur, membedakan antara variasi glukosa yang normal dengan tidak serta potensi yang optimal
untuk mengembangkan terapi baru bagi pasien diabetes tipe 2.

Tim peneliti internasional mulai melakukan penelitian dengan menganalisis sekitar 2,5 juta variasi gen (disebut
dengan SNPs) dari 21 genom, langkah ini berguna untuk mencari varian gen yang berhubungan dengan
pengaturan glukosa dan insulin. Pada penelitian ini, tim peneliti melibatkan 46.000 orang yang tidak terdiagnosis
diabetes.

Didapatkan 25 SNPs yang dinilai paling berpeluang dapat mempengaruhi kadar glukosa dan insulin. Selanjutnya
dari 25 varian tersebut, peneliti mempersempitnya menjadi 10 varian baru yang memang berhubungan dengan
gula darah dan insulin serta meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes. Hasil penelitian ini telah
dipublikasikan dalam edisi online 17 Januari 2010 di jurnal Nature Genetics.

"Fakta menunjukkan bahwa tidak semua gen yang terlibat dengan peningkatan kadar glukosa dapat meningkatkan
risiko diabetes. Salah satu hal yang penting adalah bagaimana meningkatkan sedikit kadar glukosa sehingga
masuk dalam rentang normal," ungkap Florez.

Dengan teridentifikasinya 10 varian gen terbaru ini, maka peneliti kini sedang mengembangkan terapi pengobatan
baru bagi penderita diabetes tipe 2. Diharapkan terapi baru ini nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

Sumber : Detik.Com

Organ Baru untuk Pengidap Diabetes

Sebuah tim nirlaba tengah membuat ”pankreas artifisial” bagi para pengidap diabetes tipe 1. Proyek itu bertujuan
menciptakan alat yang dapat mengecek kadar gula darah sepanjang hari dan kemudian secara otomatis
mengantarkan insulin saat dibutuhkan tanpa intervensi pasien atau anggota keluarga lainnya. Tim itu terdiri dari
Juvenile Diabetes Research Foundation (JDRF) dan sebuah perusahaan produsen alat kesehatan, Animas.

Perusahaan Animas sebelumnya telah membuat pompa insulin. Kini perusahaan itu bekerja sama dengan JDRF
untuk menciptakan sistem nirkabel yang mengombinasikan alat monitoring glukosa secara berkelanjutan, pompa
insulin, dan peranti lunak canggih.
Jika berhasil, alat itu akan membebaskan para pengidap diabetes tipe 1 dari keharusan mengecek gula darah
secara terus-menerus dan menyuntikkan insulin. ”Kehebatannya, kedua alat itu nantinya dapat ’berkomunikasi’
secara otomatis. Kedua alat itu sudah tersedia selama ini, tetapi bekerja secara independen,” ujar Alan Lewis
Chief selaku Presiden JDRF.

Pihak JDRF menjadi partner yang akan menyumbangkan ilmu dan kepakaran. Yayasan itu menganggarkan 8 juta
dollar AS untuk proyek selama tiga tahun.

Peranti pengatur

Selama ini kesulitan utama, yaitu membangun peranti lunak untuk mengatur kedua alat itu sehingga menjadi satu
kesatuan secara otomatis.

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang membuat tubuh melakukan kesalahan menghancurkan sel di
pankreas selaku penghasil insulin. Akibatnya, tubuh tidak mampu memecah dan menggunakan gula.

Jika tidak diatasi, pembuluh darah dan saraf perlahan rusak dan terjadi kegagalan organ yang mengantarkan
pengidapnya pada kematian.

Diabetes tipe 1 kebanyakan terdapat pada anak-anak. Kehadiran alat itu akan meringankan beban para pengidap
dan keluarganya.

Selama ini, setiap malam para orangtua harus mengecek gula darah anak-anak mereka agar tidak terbangun
dengan gula darah sangat rendah. Kualitas hidup orangtua dan keluarga pun ikut terganggu. (Reuters/INE)

Sumber : Kompas.Com

Labels: Perkembangan Medis

Baca Selengkapnya...

 
posted by inna-k at 2:53 PM | 0 comments

Monday, January 11, 2010

Jamur Ulat Untuk Antikanker

NOTTINGHAM - TEMUAN TIM DARI UNIVERSITAS


NOTTINGHAM INI BISA JADI HARAPAN BARU BAGI PENDERITA
KANKER. MEREKA BERHASIL MENELITI OBAT YANG MENGANDUNG
EKSTRAK JAMUR CORDYCEPS EFEKTIF UNTUK MELAWAN
PENYEBARAN SEL KANKER. HASIL PENELITIAN TERSEBUT SIAP
DIPUBLIKASIKAN LEWAT JOURNAL OF BIOLOGICAL CHEMISTRY.

''PENEMUAN KAMI MEMBUKA KEMUNGKINAN PENYELIDIKAN TIPE


KANKER APA YANG MUNGKIN SENSITIF DAN OBAT KANKER APA
YANG EFEKTIF UNTUK DIKOMBINASIKAN DENGAN CORDYCEPIN,''
TUTUR DR CORNELIA DE MOOR, SALAH SEORANG PENELITI, KEPADA
BBC KEMARIN (29/12).

JENIS PARASIT JAMUR LANGKA YANG TUMBUH PADA ULAT BULU ITU
LEBIH SERING DIPAKAI SEBAGAI OBAT-OBATAN TIONGKOK UNTUK
MEMPERKUAT PARU-PARU DAN GINJAL. JAMUR YANG JUGA DISEBUT
JINSHUBAO ITU MENGANDUNG POLISAKARIDA KONSENTRASI TINGGI.
POLISAKARIDA ADALAH MOLEKUL YANG BISA MELAWAN
PERTUMBUHAN SEL KANKER.
NAH, BEBERAPA TIPE CORDYCEPS MEMILIKI POLISAKARIDA YANG
MENGANDUNG SELENIUM. YAITU SEMACAM ELEMEN KIMIA PENGUAT
DAN BAGUS UNTUK KESEHATAN SEL. SELENIUM JUGA MEMBENTUK
PUSAT AKTIF ENZIM TERTENTU YANG BERTINDAK SEBAGAI
ANTIOKSIDAN GUNA MENCEGAH KERUSAKAN SEL.

SEBERAPA JAUH KERJA OBAT TERSEBUT MASIH DALAM TAHAP


PENELITIAN. MASALAHNYA TERLETAK PADA KETERBATASAN KERJA
EKSTRAK DARI CORDYCEPS. KETIKA BERADA DALAM TUBUH
MANUSIA, FUNGSINYA MELAWAN SEL KANKER BISA MENGALAMI
PENURUNAN.

HAL ITU BISA DIATASI DENGAN PEMAKAIAN OBAT LAIN SECARA


BERSAMAAN, NAMUN MENIMBULKAN EFEK SAMPING YANG BISA
MENGURANGI KEGUNAAN OBAT CORDYCEPIN TERSEBUT.

KARENA ITULAH, PENELITI JUGA MENGEMBANGKAN METODE GUNA


MENGETES SEBERAPA EFEKTIF OBAT TERSEBUT MELAWAN KANKER.
SERTA MENCARI KOMBINASI OBAT LAIN YANG MUNGKIN BISA
DIJADIKAN OBAT KEDUA YANG BISA DISANDINGKAN DENGAN
CORDYCEPIN.

BERKAITAN DENGAN ITU, ILMUWAN MENELITI DUA EFEK PEMAKAIAN


DOSIS CORDYCEPIN. SECARA UMUM PENELITIAN TERSEBUT
MENDEMONSTRASIKAN MEKANISME OBAT DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PERUBAHAN TERPENTING KESEHATAN. PADA DOSIS
RENDAH, CORDYCEPIN DAPAT MENGHALANGI PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAHAN SEL KANKER YANG TAK TERKONTROL.

SEDANGKAN PADA DOSIS TINGGI, OBAT ITU DAPAT MENGHENTIKAN


PEMBELAHAN YANG JUGA BERARTI MENGHALANGI PERTUMBUHAN.
PENELITIAN INI JUGA BISA SEBAGAI PELETAK RENCANA
PEMBUATAN OBAT BARU KANKER YANG BEKERJA DENGAN PRINSIP
YANG SAMA DENGAN BBC.

BERDASAR LAPORAN YANG DILANSIR BRIGHTHUB.COM, CORDYCEPIN


MULAI TERKENAL SAAT ATLET TIONGHOA SUKSES MEMAKAINYA
SEBAGAI SUPLEMEN PADA OLIMPIADE 1992. SALAH SATU FUNGSI
UMUMNYA ADALAH MENGURANGI INFLAMASI PARU-PARU PADA
PENDERITA ASMA.

KEGUNAAN JAMUR CORDYCEPS TELAH DIPELAJARI ILMUWAN SEJAK


BEBERAPA WAKTU SILAM. PUBLIKASI PERTAMA MENGENAI
KANDUNGAN CORDYCEPIN MUNCUL PADA 1950.

''PROYEK INI MENUNJUKKAN BAHWA KITA BISA SELALU BERBALIK


BERTANYA MENGENAI ASAS DASAR BIOLOGI GUNA MENEMUKAN
SOLUSI PERTANYAAN YANG TAK TERJAWAB,'' KATA PROFESOR
JANET ALLEN, DIREKTUR PENELITIAN DI DEWAN PENELITIAN ILMU
PENGETAHUAN BIOTEKNOLOGI DAN BIOLOGI YANG MENDANAI
PENELITIAN TERSEBUT. (WAR/AMI)

SUMBER : JAWAPOS.COMMODEL-MODEL KOMUNIKASI

Posted on September 24, 2008 by imron rosyidi

Menurut Effendy (2003) teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun awal
sekitar dekade 1940-an dan 1950-an adalah sebagi berikut :

1. Lasswell’s Model (Model Lasswell)


Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang
terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Siapa
mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa. Sehingga Lasswell
menemukan unsur-unsur proses komunikasi yaitu komunikator, pesan, Media,
komunikan/penerima, dan efek. Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai
berikut : pengamatan terhadap lingkungan, Korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat
ketika menanggapi lingkungan, transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang
lain.

2. S-O-R Theory (Teori S-O-R)

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari psikologi. Objek
material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus
response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;

Pesan (stimulus, S) Komunikan (organism, O) Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang
menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : (a)
perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin
ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya
komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk
mengubah sikap.

3. S-M-C-R model (Model S-M-C-R)


Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber
atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang
berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau
komunikan. Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang
berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua
pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya
bahasa, gesture, gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dieprgunakan khusus dalam
komunikasi tatap muka face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media
yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir-
massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka
hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia
seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media,
yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.

4. The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematika Komuikasi)

Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori
komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan Claude
E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948 mengetengahkan teori matematik
dalam komunikasi permesinan (engineering communication), yang kemudian bersama Warren
pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (human communication). Sumber
informasi (information source) memproduksi sebuah (message) untuk dikomunikasikan. Pesan
tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar
(transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan
dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancara kepada
penerima (receiver). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain) pemancar
adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.

5. The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)

Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan Schramm dinilai
sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah apabila Shannon dan
Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim
(sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan komunikan.
Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pad perilaku pelaku-pelaku utama
dalam proses komunikasi. Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan
antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman
(transmiting) dan pada sisi penerimaan (receiving ) dari proses. Pada Schramm dan Osgood
ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu
encoding atau menjadi, decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan.

6. Dance’Helical Model (Model Helical Dance)

Model komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osggod
dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance mengatakan
bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling
tepat dalam menjelaskan proses komunikasi. Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang
semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi
bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi
komunikasi yang datang menyusul. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi
Proses komunikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-
hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan
bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu. Dalam percakapan ,misalnya
bidang kognitif secara tetap membesar pada mereka yang terlibat. Para aktor komunikasi secara
sinambung memperoleh informasi mengenai topik termasa tentang pandangan orang lain,
pengetahuan dan sebagainya.

7. Newcomb’ABX Model (Model ABX Newcomb)

Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial
berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan
komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X.
Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling
bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi.
Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini
komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan
dirinya terhadap lingkungannya.

8. The Theory of Cognitive Dissonance (Teori Disonansi Kognitif)

Istilah disonansi kognitif dari teori yang ditampilkan Festinger ini berarti ketidaksesuain antara
kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Orang yang
mengalami disonansi akan beruapaya mencari dalih untuk mengurangi disonansinya. Pada
umunya orang berperilaku ajeg atau konsisten dengan apa yang diketahuinya. Tetapi kenyataan
menunjukkan bahwa sering pula seseorang berperilaku tidak konsisten seperti itu. Jika
seseorang mempunyai informasi atau opini yang tidak menuju ke arah menjadi perilaku, maka
informasi atau opini itu akan menimbulkan disonansi dengan perilaku.

9. Innoculation Theory (Teori Inokulasi)

Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh Mcguire ini mengambil
analogi dari peristiwa medis. Orang yang terserang penyakit cacar, polio disuntik. Diberi vaksin
untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. Demikian pula halnya dengan orang yang
tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari posisi mengenai hal tersebut,
maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau dibujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar
tidak mudah kena pengaruh adalah ”menyuntiknya” dengan argumentasi balasan
(counterarguments).

10. The Bullet Theory of Communication (Teori Peluru)

Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoritis
komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat
diterjemahkan sebagai teori jarum suntik.

•Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis;

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir
kalau lisan, atau dengan tangan kalau tulisan.
Penangkapan pesan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-
indera lainnya. Adakalanya komunikasi tersebar dalam jumlah relatif banyak, sehingga untuk
menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, dalam situasi ini dinamakan komunikasi
massa.

Teori Komunikasi Relasional

Gregory Bateson melalui Teori Komunikasi Relasional menyebutkan bahwa komunikasi sebagai
interaksi menciptakan struktur suatu hubungan.9 Komunikasi berfungsi mengukuhkan,
mempertahankan, atau mengubah hubungan-hubungan. Bateson mengemukan dua proposisi
yang mendasari teorinya. Yang pertama adalah pesan mendua. Setiap komunikasi yang bersifat
relasional membawa dua pesan, yakni pesan “report” dan pesan “command”. Pesan “report”
menyangkut substansi atau isi komunikasi, sedangkan pesan “command” menyangkut
pernyataan mengenai hubungan. Sebuah perintah menyerbu pasukan musuh adalah “report”
bagi lawan, sedangkan pernyataan untuk segera menyerang adalah “pesan command”.

Proposisi kedua Bateson adalah hubungan-hubungan yang dicirikan oleh komplementaris atau
simetris. Dalam hubungan komplementer, satu bentuk perilaku diikuti bentuk anonimnya.
Misalnya perilaku dominan dijawab dengan kepatuhan. Sedangkan dalam hubungan simetri,
perilaku seseorang diikuti perilaku sama. Dominan dengan dominant, patuh dengan patuh,
marah dengan marah, dan lain-lain. Sikap menentang merupakan contoh perilaku simetris .

Biologi komunikasi dalam pembelajaran

Ilmu Biologi mempelajari fenomena hayati alam (organisme hidup) semesta. Manusia
merupakan salah satu ragam organisme hidup yang ada di alam semesta. Cabang ilmu biologi
yang mempelajari bagian-bagian tubuh manusia antara lain: fisiologi, neurologi, neurofisiologi,
dan lain-lain. Jadi, manusia adalah salah satu bidang obyek yang dipelajari oleh biologi. Pada
sudut pandang ilmu komunikasi, pendekatan biologi mencoba mengangkat faktor-faktor biologis
pada diri manusia komunikan untuk mempelajari perilaku komunikasinya. Dari penjelasan dua
bidang pendekatan ini, jelas bahwa keduanya menjadikan manusia komunikan sebagai fokus
mendekatan dalam sudut pandang ilmu komunikasi. Dengan demikian, masih menurut
penjelasan dua bidang di atas, kita dapat menyusun elemen-elemen pembeda antara
pendekatan biologi dan psikologi dalam ilmu komunikasi. Pendekatan biologi ilmu komunikasi
memulai studinya aspek-aspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga, mata,
dan mulut (lida dan bibir untuk komunikasi verbal). Sedangkan pendekatan psikologi memulai
dengan studi terhadap perilaku individu manusia.

Anda mungkin juga menyukai