Anda di halaman 1dari 15

Analisis Situasi dan

Kebijakan Penanggulangan Hepatitis


23 Oktober 2023

Dr. Imran Pambudi, MPHM


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

1
HEPATITIS

Peradangan hati yang disebabkan oleh faktor infeksi atau non infeksi

Faktor infeksi: virus (hepatitis A-E, dengue, herpes), bakteri, parasit


(malaria, amuba)

Faktor non infeksi: penggunaan alkohol; racun, zat kimia, obat-obatan,


dan suplemen; autoimun; perlemakan

Prioritas penanggulangan: hepatitis B dan hepatitis C

2
Hepatitis B

Dapat menyebabkan penyakit akut dan kronis (> 6 bulan)

Virus hep B terutama bertransmisi dari ibu ke anak, terjadi pada


masa kehamilan dan persalinan

Merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah Kesehatan


global

Dapat dicegah dengan imunisasi yang bila diberikan secara


lengkap dan benar dapat memberi perlindungan 98-100%

3
Hepatitis C

Dapat menyebabkan penyakit akut dan kronis (> 6


bulan)

Infeksi HCV akut biasanya tidak menunjukkan gejala dan sebagian besar tidak menyebabkan
penyakit yang mengancam jiwa. Sekitar 30% (15-45%) orang yang terinfeksi secara spontan
menghilangkan virus dalam waktu 6 bulan setelah terinfeksi tanpa pengobatan apa pun

Gejalanya bisa berupa demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut,
urine berwarna gelap, dan kulit atau mata menguning (penyakit kuning)

Sekitar 70% (55–85%) orang akan mengalami infeksi HCV kronis. Di antara mereka yang
menderita infeksi HCV kronis, risiko sirosis berkisar antara 15% hingga 30% dalam waktu 20 tahun

4
Diperkirakan 18 juta kasus hepatitis B di Indonesia: 30%
menjadi kronik (10% di antaranya membutuhkan transplantasi
hati)

Diperkirakan 2,5 juta kasus hepatitis C di Indonesia: 80%


menjadi kronik (10-20% di antaranya diperkirakan berkembang
menjadi sirosis dalam waktu 15-20 tahun)

5
Penyakit Hepatitis B dan C salah satu penyebab utama Sirosis
Hati
Penyakit Sirosis Hati masuk dalam kasus dengan biaya katastropik dalam program JKN
Berdasarkan penyakit, lebih dari 50% belanja JKN Jumlah Kasus dan Biaya penyakit Katastropik
dikeluarkan untuk penyakit tidak menular (PTM) dalam Program JKN
… (realisasi s/d November 2022)
No Katastrofik Jumah kasus Biaya (Rp)
Belanja JKN berdasarkan Penyakit, 2019-
2021 1 Jantung 13.972.050 10.928.411.835.434
120
Rp trilliun

112 2 Kanker 2.829.258 4.074.117.421.064


0,02% 99
100 92 0,02
11,6% 3,0% %
7,7% 8,4%
4,0% 3,2% 3 Stroke 2.280.386 2.897.447.658.243
80 8,8% 8,4%
12,4% 0,02%
10,0% 4,8%
2,9% 13,3%
4 Gagal ginjal 1.204.312 1.938.909.004.721
60 14,2%
5,1%
5 Haemophillia 105.224 587.477.696.346
40
61,3%
61,9%
59,0% 6 Thalassaemia 272.609 551.466.976.764
20
7 Leukaemia 131.767 387.112.266.942

-
2019 2020 2021 8 Cirrhosis Hepatis 175.211 298.099.602.475
Non Communicable Diseases Maternal, Neonatal, Repro Health
Other diseases Infectious & parasitic Total 7.099.174 21.636.042.461.989
Not specific diseases Injurie
Nutritional deficiencies s Total
6
Sumber: NHA by Disease Accounts
Hepatitis B ditemukan pada semua umur
Berdasarkan hasil tes cepat HBsAg, Riskesdas 2013

Riskesdas 2013
Pencegahan infeksi baru pada bayi melalui skrining ibu hamil terus meningkat
Persentase hasil reaktif cenderung menurun

3.500.00 3.254.139 2,5


0 (66,4%) 0

2.946.013
2,21 (60,3%)
3.000.00
0 2.682.297
2.576.980 (51,4%) 2,00
(49%)
1,88
1,82
2.500.00
0 1,68
1,61
1,56
1,5
2.000.00 0
0 1.643.204
(31,1%)

1.500.00
0 1,0
0

1.000.00
0
585.430
(11%) 0,5
0
500.000

30.965 46.944 45.108 47.550 50.744


12.946
- -
2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah pemeriksaan Hep B Jumlah reaktif HBsAg % reaktif


HBsAg

Sumber: data rutin Program Hepatitis 2017-2022


Cakupan pencegahan infeksi baru pada bayi mencapai >95%
Dengan pemberian HBIg dan HB0 dalam waktu <24 jam setelah bayi lahir

40,00 34,538 34,347


0 35,757
(96,6% (96,1%
35,00 ) )
0
30,00
0

25,00
0

20,00
0 9,329
15,00
05,00 135
0 (1,45%
10,00- )
0 Bayi Lahir dari Ibu Bayi dapat HB0 Bayi dapat HBIg Bayi 9-12
bln tes Bayi 9-12 bulan Reaktif HBsAg <24 jam
<24 jam HBsAg reaktif HBsAg

Sumber: data rutin Program Hepatitis tahun 2022


Diagnosis dan pengobatan hepatitis dimulai dari skrining
Skrining pada kelompok berisiko terinfeksi untuk deteksi penyakit secara dini sebelum terjadi kerusakan hati

Pemantauan

Terapi

Konselin
g
Penilaian

Testing

Skrining
10
STRATEGI PENANGGULANGAN
HEPATITIS TARGET: Eliminasi Hepatitis tahun
2030

1 Pencegaha 2 Surveilans dan Penemuan 3 Penanganan


n kasus kasus
• Penerapan PHBS
• Skrining-testing hepatitis B pada populasi • Penanganan kasus hepatitis B sesuai
• Pemberian dengan vaksin berisiko tinggi menularkan (ibu hamil dan standar
kekebalan hepatitis B populasi umum dengan faktor risiko tertentu)
• Perluasan pengobatan
• Pencegahan penularan hepatitis B dari ibu • Skrining-testing hepatitis C pada populasi hepatitis C dengan DAA (Direct
ke anak berisiko tinggi (penasun, pasien hemodialisis, Acting Antiviral)
• Notifikasi pasangan dan anak WBP, ODHIV)
• Penanganan donor darah
• Penemuan kasus aktif berbasis masyarakat
• Uji saring IMLTD (Infeksi Menular Lewat dengan hasil uji saring positif hepatitis
dan faskes beserta jejaringnya
Transfusi Darah) pada donor darah B atau C
• Perluasan akses pemeriksaan viral load untuk
• Penerapan kewaspadaan standar • Penyediaan akses pemantauan hasil
diagnosis hepatitis B dan C
• Pengurangan dampak buruk bagi penasun pengobatan hepatitis C
• Pencatatan, pelaporan, dan analisis

4 Promosi
kesehatan
• Optimasi pendekatan multisektor dalam promosi kesehatan dan penyampaian edukasi pencegahan dan pengendalian
hepatitis
• Mengembangkan pesan edukasi bagi masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian hepatitis dengan media yang sesuai
• Melaksanakan promosi kesehatan dengan menyampaikan KIE serta keterlibatan kader kesehatan
Akselerasi mencapai eliminasi hepatitis B dan hepatitis C tahun 2030
Dengan melaksanakan 6 strategi

a Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota

Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik, dan
b pengobatan hepatitis B dan C yang komprehensif dan bermutu

Intensifikasi kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penularan, penemuan kasus dan


c surveilans, serta penanganan hepatitis B dan C

Penguatan, peningkatan, pengembangan, kemitraan, serta peran lintas sektor, swasta,


d organisasi kemasyarakatan/komunitas, masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait

Peningkatan kajian dan pengembangan kebijakan yang mendukung program


e penanggulangan hepatitis B dan C

Penguatan manajemen program melalui peningkatan kapasitas, monitoring, evaluasi,


f dan tindak lanjut
Nadis-nakes di Indonesia berisiko terinfeksi virus hepatitis B
Studi oleh Prof. dr. David H. Muljono et al. 2018

• Prevalensi hepatitis B pada nakes 4,7%

• Proporsi anti-HBs+ 36,7%

• Ini berarti: 95,3% nakes membutuhkan


tes anti-HBs dan 63,3% di antaranya
membutuhkan imunisasi hep B
Imunisasi hepatitis B untuk tenaga medis dan tenaga
kesehatan

WHO: tenaga medis dan nakes risti, yaitu yg bekerja pada bidang
intervensi

WHAT: skrining dan imunisasi

WHERE: masing-masing fasyankes tempat bekerja

WHEN: mulai 8 Nov 2023

HOW: sesuai petunjuk teknis pemberian imunisasi hepatitis B untuk nadis-


nakes
1
4

Anda mungkin juga menyukai