Anda di halaman 1dari 39

Gambaran Pelatihan Peningkatan Kapasitas Bagi Bidan dalam

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi di Kab/Kota Lokus Percepatan


Penurunan AKI dan AKB (Blended Learning)

Tim Kerja Maternal Neonatal

Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak


ANALISIS SITUASI
AKI dan AKB Indonesia masih jauh dari target RPJMN & SDGs
AKI per 100.000 Kelahiran Hidup
390
360 359
334
307 305
259
228
183

70

1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 2024 2030
Target RPJMN Target SDGs

57 AKB per 1.000 Kelahiran Hidup


46

35 34 32
24
16
12

1995 1999 2003 2007 2012 2017 2024 2030

Target RPJMN Target SDGs

Catatan: Tahun 2018-2020 hanya tersedia data rutin jumlah kematian absolut bukan rasio
Sumber: SDKI, SP, SUPAS 1. Laporan AKI AKB masih tidak lengkap 3
2. Tidak ada data riil kelahiran hidup
Perdarahan, hipertensi dan infeksi penyebab
kematian ibu tertinggi
2019 Jumlah: 4.197 2020 Jumlah: 4.627 2021 Jumlah: 7.389
% Penyebab % Penyebab % Penyebab
30.20 % Perdarahan 28.59 % Perdarahan 40.36 % COVID-19

25.39% Hipertensi 23.86 % Hipertensi 17.86 % Perdarahan

4.97 % Infeksi 4.94 % Gangguan Darah 14.58 % Hipertensi

4.55 % Gangguan Darah 4.64 % Infeksi 4.53% Jantung

3.81 % Gangguan Metabolik 3.10 % Gangguan Metabolik 2.80 % Infeksi

31.08 % Lain-lain 0.71 % Jantung 1.08 % Gangguan Metabolik


Share from
total death 0.11 % COVID-19 0.88 % Gangguan Darah

0% Abortus 0.19 % Abortus

34.05 % Lain-lain 17.72 % Lain-lain

Sumber: Laporan rutin Komdat Kesmas


BBLR/ prematur, asfiksia dan kelainan kongenital
menjadi penyebab kematian bayi tertinggi tiap tahun
2019 Jumlah: 26.089 2020 Jumlah: 25.652 2021 Jumlah: 25.037
% Penyebab % Penyebab % Penyebab
27.76 % 27.60 % BBLR/Prematur
27.33 % BBLR/Prematur BBLR/Prematur
22.19% Asfiksia
20.42% Asfiksia 21.63% Asfiksia
12.36 % Kelainan kongenital
Kelainan Kongenital
8.97 % Kelainan Kongenital
9.95 % 3.18 % Infeksi
3.37 % Pneumonia
Pneumonia
3.63 % 2.91 % Pneumonia
2.66 % Infeksi
Diare 2.82 % Diare
2.91 %
2.12 % Diare
COVID-19
2.67 % Sepsis 0.71 %
0.64 % Saluran Cerna
Kondisi Perinatal
0.19 %
0.71 % Saluran Cerna
0.21 % Tetanus Neonatrum
0.18 % Tetanus Neonatorum
0.30 % Kelainan Saraf
0.13 % Kelainan Saraf
0.15 % Penyakit saraf

0.25 % Tetanus Malaria Meningitis


0.02 % 0.12 %
Malaria 32.49 % 0.12 % Demam Berdarah
0.05 % Lain-lain

0.04 % Tenggelam, Cedera,


31.78 % Lain-lain Kecelakaan
0.01 % PD3I

27.41 % Lain-lain

Sumber: Laporan rutin Komdat Kesmas 6


Situasi WUS dan Penyiapan masa sebelum hamil

Sebelum Hamil 32 % remaja 15-24 tahun dengan • 20% cakupan pemeriksaan


anemia kesehatan pada calon
23,9% WUS dengan anemia pengantin (catin).*

21,3% WUS dengan hipertensi • 57% penggunaan alat


kontrasepsi cara modern pada
14,5% WUS dengan KEK pasangan usia subur, dari
target 63,4%.**
23,9% pernikahan remaja
(15-19 tahun) • 23% penggunaan KB pasca
persalinan, dari target 40%.***
36/1.000 kehamilan remaja • 33,7% jarak antar kehamilan
(15-19 tahun) kurang dari 2 tahun.****

*KOMDAT Kesga, 2019, **SDKI, 2017, ***Riskesdas, 2018, ****Riskesdas, 2013,


7
Ibu hamil dengan risiko
Anemia, hipertensi, KEK sebelum hamil memperparah kondisi ibu saat hamil

Saat Hamil
48,9% ibu hamil dengan anemia

12,7% ibu hamil dengan hipertensi

17,3% ibu hamil dengan KEK

28% ibu hamil dengan risiko komplikasi

Riskesdas 2007, 2013, 2018 8


Persentase tiap komponen ANC yang diterima ibu selama hamil anak terakhir
100 93.8 94.8 90.2 89.6 84.2
79.1
80 67.5 70.9
57.8
60 49.3
38.3 35.6 34.8
40
23.4
20 7.7
3.1 2.7
0

Sumber: Sirkesnas , 2016


Data Kematian Ibu dan Neonatal Data Cakupan Layanan Ibu Hamil Tahun
Tahun 2021 2021
25000 140

20051 118.53
120
20000
▪ Jatim menyumbang 17% Kematian Ibu Nasional
100 96.33
15000 88.7589.65
▪ Jatim menyumbang 13% Kematian Neonatal 83.5286.57
Nasional 80
10000
7380 58.02
▪ Jatim urutan 1 terbanyak jumlah Kematian Ibu 60
5000 2715
1279
▪ Jatim urutan 2 terbanyak jumlah Kematian 40 35.2
Neonatal
0
kematian ibu kematian neonatal 20

nasional jatim 0
K4 KF KN Kelas ibu hamil

Sumber: Data Rutin Direktorat Kesehatan Keluarga 2021 nasional jatim


Pelayanan bayi belum optimal
Standar pelayanan bayi sakit di
Pemanfaatan buku KIA sebagai 3
1 Puskesmas yaitu manajemen terpadu
sarana edukasi orang tua belum balita sakit (MTBS) dilaksanakan dengan
memadai. tingkat kepatuhan yang rendah 54,6%.

• 58,2% inisiasi menyusu


dini;
• 37,9 % pelayanan
kesehatan neonatus
sesuai standar
• 66,1% ASI eksklusif;
• 57,9% imunisasi dasar
lengkap
• 71,5% vitamin A
• Imunisasi PCV 4 provinsi
• Imunisasi rotavirus belum 2 Pelayanan neonatus
menjadi program

Riskesdas 2018, Monev MTBS 2020 10


Kecukupan Konsumsi berdasarkan hasil SDT

Asupan Energi dan Protein


Pedesaan 52,9% Balita
Perkotaan 51,9% 55,7% 34,4%
memiliki asupan energi (<100% (<100%
sangat kurang (<70% AKE) AKE) AKP)

Pedesaan 55,7%
Perkotaan 49,6%
20% Balita
Kecukupan protein memiliki tingkat kecukupan
sangat kurang (<80% AKP) energi>= 130% AKE
Riskesdas 2007-2018, SSGBI 2019
PROGRAM PRIORITAS

12
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan kesehatan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat pengendalian obat dan
bidang
reproduksi (GERMAS) makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat


a b c d
penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanan sektor a ketahanan b

6 7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas sekunder & tersier farmasi & alat tanggap darurat
kategori imunisasi, gizi imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer Pembangunan RS di kesehatan Jejaring nasional
utama seimbang, olah menjadi 14 antigen tertinggi di tiap Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, dan perluasan sasaran usia, Puskesmas di 171 pengampuan 6 layanan negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & cakupan di seluruh skrining stunting, & kec., penyediaan 40 unggulan, kemitraan rutin, top 10 obat, top cadangan tanggap
kebersihan Indonesia. peningkatan ANC obat esensial, dengan world’s top 10 alkes by volume & darurat, table top
lingkungan, skrining untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM healthcare centers. by value. exercise
penyakit, kepatuhan & bayi. kesehatan primer kesiapsiagaan krisis.
pengobatan

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. lulusan luar negeri.

13
STRATEGI PERCEPATAN
PENURUNAN AKI DAN AKB
POSYANDU /
MASYARAKAT
1. Edukasi KIA; 1. 100% Ibu hamil memiliki dan 1. Kementerian Dalam Negeri
2. pencegahan komplikasi persalinan menggunakan Buku KIA 2. PKK
3. puskesmas PONED dan setiap kota 2. 100% Kabupaten / Kota 3. Organisasi Profesi
memiliki min 1 RTK Memiliki RTK 4. Kemendes

1. Meningkatkan kapasitas puskesmas


PUSKESMAS / 1. 100% ANC Berkualitas 1. Kementerian Dalam Negeri
PONED
2. 100% Puskesmas Rawat Inap 2. Kominfo
FKTP 2. Setiap FKTP memberikan
mampu PONED 3. Organisasi Profesi
tatalaksana bayi/balita sakit sesuai
3. 100% bayi/balita sakit dilayani 4. Pemerintah Daerah
standar
4. Semua puskesmas rawat 5. ADINKES
3. Peningkatan Kapasitas dokter umum
inap(dokter & bidan) ditingkatkan 6. PSC 119
& bidan dalam pelayanan KIA pada
pelayannan KIA
Kab/Kota Lokus

1. RS yang melayani persalinan 1. Kominfo


RUMAH SAKIT 1. 100% RS Kabupaten / Kota 2. PMI
adalah RS PONEK Mampu PONEK dan tatalaksana
2. Ketersediaan UTD/ BDRS di 3. PERSI
bayi/balita sakit berat 4. Organisasi Profesi
Kab/ Kota 2. 100% UTD/ BDRS di Kab/ Kota
3. Pendampingan RSUD Kab/Kota 5. ARSADA
3. Semua RSUD Kab/Kota 6. PSC 119
Lokus oleh RS vertical & 3 RS didampingi
Provinsi terpilih
Program prioritas penurunan AKI AKB

WUS Bumil Bulin dan Bufas Bayi baru lahir

Faktor Risiko Penyebab Edukasi Kampanye kondisi layak hamil & KB


Kematian Perdarahan, Kampanye persalinan di fasyankes PONED/ PONEK
Hipertensi, Infeksi, BBLR,
Asfiksia, Kel Kongenital: Deteksi • Skrining layak hamil • Skrining penyulit • Skrining penyulit persalinan • Skrining bayi baru lahir
• Ibu hamil dalam usia terlalu tua Dini kehamilan (ANC) 6X, (ANC) 6X, (PNC 3 X)
> 35 tahun • ANC 1 oleh dokter • ANC 5 oleh dokter • Pemeriksaan infant pulse
• Ibu hamil > 4 kali • Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan USG oxymeter
• Ibu hamil obese USG, Hb, Proteinurin
• Ibu hamil riwayat retensio
plasenta Layanan • Pelayanan KB • Suplementasi Tablet • Persalinan ibu hamil normal • Manajemen Bayi Berat
• Ibu hamil anemia Esensial (Kontrasepsi) Tambah Darah (Fe dan di faskes PONED Lahir Rendah (BBLR) <
• Ibu hamil bayi kembar • Tatalaksana WUS Asam Folat) • Persalinan ibu hamil dengan 2.000 gram di RS
• Ibu hamil hipertensi tidak layak hamil • Tatalaksana Ibu hamil penyulit di RS PONEK • Manajemen BBLR >
• Ibu hamil dengan ketuban (Anemia, dengan penyulit (Anemia, 2.000 gram atau rujukan
pecah sebelum waktunya Hipertensi, KEK, Hipertensi, KEK, Obese, balik di faskes PONED
• Ibu hamil diabetes Obese, Diabetes) Diabetes)
• Ibu hamil infeksi rubella,
TORCH, zikka
Layanan FKTP PONED 24/7
• Ibu hamil merokok, alkohol
Emergency FKTL PONEK, Bank Darah, 24/7
• Persalinan lama
Sistim informasi rujukan Sisrute
• Bayi lahir premature
Analisis hasil kajian AMPS
• Terlambat mencari pertolongan
• Terlambat mendapatkan
Pelayanan rujukan sesuai
standar
15
Intervensi stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran

1 Sebelum lahir 2 Setelah lahir


Sekitar 23% anak lahir Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat kurang
dengan kondisi sudah protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang
stunted, akibat ibu hamil mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
sejak masa remaja kurang
gizi dan anemia. 37%
35%
32%
1,8 x
26%
23% 23%
21%

Stunting pada balita

Lahir 0-5 bln 6-11 bln 12-23 bln 24-35 bln 36-47 bln 48-60 bln
Sumber: Riskesdas 2018 4
13 program intervensi spesifik dan sensitif untuk menurunkan stunting
Sasaran Program
Sebel Screening anemia
um 1
Sebelum Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 & 10
lahir Remaja Putri
hamil Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
2
Pemberian TTD setiap minggu di sekolah

Pemeriksaan kehamilan
3
Pelaksanaan antenatal care (ANC) 6x (2x dengan dokter), termasuk penggunaan USG

Saat Konsumsi tablet tambah darah (TTD)


Ibu Hamil 4
hamil Pemberian tablet tambah darah ibu hamil (minimal 90 selama kehamilan)

Pemberian makanan tambahan bagi Ibu KEK


5
Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK berupa protein hewani

Spe 6
Pemantauan tumbuh kembang
Penimbangan, pengukuran panjang badan, dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan
sifik
ASI eksklusif
7
Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan

Pemberian makanan tambahan protein hewani bagi baduta


8
Pemberian protein hewani bagi anak 12-23 bulan, berupa telur dan sumber protein lainnya.
Setelah lahir Balita
Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas, serta memberikan makanan tambahan
9
untuk weight faltering & gizi kurang, formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk. Merujuk balita stunting & masalah gizi yang
tidak tertangani di Puskesmas ke RS dan memberikan PKMK.

Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi


10 Pelayanan rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan (PCV, Rotavirus, HPV). Imunisasi tambahan
PCV mencegah pneumonia dan Rotavirus mencegah diare, sehingga mencegah terganggunya pertumbuhan.

11 Edukasi remaja putri, ibu hamil, dan keluarga balita

Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional


12 Sinkronisasi data PBI secara berkala, monev kontribusi pemda untuk iuran bagi peserta PBI dan PBPU Kelas III dan
Sen Sebelum dan pembayaran iuran PBI.
sitif Setelah lahir
Remaja Putri, Ibu Hamil,
Balita & Masyarakat Umum Desa / kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
13 17
Advokasi, koordinasi dan kemitraan dalam percepatan Stop BABS, peningkatan kapasitas petugas dan mitra, pemberdayaan
masyarakat dan pemantauan kualitas.
KESINAMBUNGAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DAN BAYI BARU LAHIR

ANC PERSALINAN PNC IBU NIFAS

K1 K2 K3 K4 K5 K Persalinan di KF1
(6-48 jam)
KF2
(3-7 hari)
KF3
(8-28 hari)
KF4
(29-42 hari)
6 Faskes sesuai
Skrining dengan Bagan Tata Laksana Terpadu Nifas
rekomendasi ANC Skrining kejiwaan (trias depresi)

Trimester 3

PNC NEONATUS BAYI

KN1 KN2 KN3


(6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)

Skrining dengan Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit


Algoritma Bayi < 2 bulan
EDUKASI KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

KELAS BUKU
IBU KIA
Edukasi, informasi, dan
pencatatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak
Eligibilitas Kepesertaan Jampersal
▪ WNI berdomisili di wilayah Indonesia;
▪ Memiliki NIK yang telah divalidasi;
▪ Tidak dibatasi oleh wilayah kependudukan;
INPRES NO ▪ Belum memiliki kepesertaan Program JKN atau
5/2022 kepesertaan JKN sudah tidak aktif (PPUBU yang di-PHK
PENINGKATAN AKSES
PELAYANAN KESEHATAN
lebih dari 6 bulan dan belum diusulkan menjadi peserta
BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, PBI);
NIFAS, DAN BAYI BARU
LAHIR MELALUI PROGRAM ▪ Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir yang
JAMINAN PERSALINAN
miskin dan tidak mampu yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pejabat daerah yang berwenang minimal
setingkat kepala desa;
▪ Jika tidak memiliki NIK, Dinas Kesehatan atau Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil untuk membantu
dalam pembuatan NIK.
Dana Jampersal dapat dimanfaatkan
sejak tanggal Inpres 5/2022 ditetapkan
Penetapan (12 Juli 2022) s.d. 31 Desember 2022
Masa
Berlaku
Manfaat
Klaim diajukan untuk:
Jampersal a. Ibu paling lama 42 hari pasca
persalinan; atau
b. Bayi paling lama 28 hari setelah lahir

21
21
PELAYANAN JAMPERSAL DI FASILITAS KESEHATAN
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT
PERTAMA (FKTP) LANJUT (FKRTL)
1. Pelayanan antenatal (4 kali) 1. Pelayanan antenatal bagi ibu hamil dengan faktor
risiko/komplikasi
2. Persalinan spontan
3. Persalinan normal dengan tindakan emergency 2. Persalinan pervaginam tanpa komplikasi
dasar 3. Persalinan pervaginam dengan komplikasi
4. Pelayanan ibu & bayi baru lahir prarujukan 4. Persalinan pervaginam dengan penyulit
5. Pelayanan nifas (3 kali) & bayi baru lahir (3 kali) 5. Pelayanan persalinan dengan SC
6. pelayanan KB pasca persalinan 6. Pelayanan pasca keguguran, KET, mola hidatidosa
7. Pelayanan rawat inap di FKTP dan histerektomi
8. Pelayanan di FKTP (mengikuti manfaat JKN) 7. Pelayanan KB pasca persalinan
8. Pelayanan ibu nifas dengan faktor risiko/komplikasi
9. Pelayanan BBL/neonatal esensial saat lahir
10.Pelayanan BBL dengan komplikasi
11.Pelayanan Kesehatan ibu & BBL yang butuh ruang
rawat intensif
22
12.Pelayanan di FKRTL (mengikuti manfaat JKN)
BLENDED LEARNING BAGI BIDAN

23
Meningkatkan Peran Bidan pada Pelayanan KIA sebagai
Upaya
Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Stunting

Bidan berperan dalam


upaya promotif, preventif,
peningkatan kualitas
pelayanan ANC,
REVISI perencanaan kehamilan, gizi
BUKU KIA ibu dan bayi serta
Bidan sebagai pemberi 2020 pemantauan tumbuh
layanan terbanyak pada ibu kembang
hamil memegang peranan
penting dalam menurunkan
AKI AKB dan stunting
PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
DI KAB/KOTA LOKUS PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN AKB (BLENDED LEARNING)

Meningkatkan kapasitas bidan dalam :


Melakukan pelayanan antenatal, persalinan, dan pelayanan post natal bagi

TUJUAN 1 ibu (termasuk KB Pascapersalinan), tatalaksana prarujukan sesuai


kompetensi & kewenangan bidan

Melakukan Pelayanan Kesehatan Bayi (Pelayanan Neonatal Esensial,


Tatalaksana Penyebab Terbanyak Kematian Bayi dan Pemantauan
2 Pertumbuhan & Stimulasi Perkembangan sesuai kompetensi & kewenangan
bidan

3 Melakukan Kolaborasi antar profesi dalam penurunan AKI, AKB, dan stunting

Dibagi menjadi 3 gelombang


Mekanisme • 3 x sesi online, 1x penutupan
Pelatihan : untuk 120 Kab/Kota lokus
• 3 minggu OJT (mentor dokter umum)
penurunan AKI AKB
PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
DI KAB/KOTA LOKUS PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN AKB (BLENDED LEARNING)

PESERTA OBSERVER
MENTOR: Dokter umum
Bidan di 120 kab/kota lokus • 1 orang dari Dinkes Kab/Kota
Dokter umum yang telah dilatih •
AKI AKB tahun 2022 peningkatan kapasitas dokter umum
1 orang dari PC IBI

dalam pelayanan KIA melalui Peran :


4 bidan puskesmas per kab/kota metode blended learning oleh Dit. • Memfasilitasi pemilihan calon
Gizi & KIA di 120 kab/kota lokus peserta, calon fasilitator, OJT di
percepatan penurunan AKI dan PKM, dll
Kriteria : AKB yang berkomitmen • Sebagai observer saat blended
• Aktif dari awal sampai akhir mendampingi bidan (peserta latih). learning berlangsung, mengikuti
pelatihan. kelas online.
• Mengevaluasi tindak lanjut peserta
• Bersedia mengaplikasikan hasil NARASUMBER latih di tempat kerja dalam rangka
pelatihan di tempat kerjanya • Direktorat Gizi & KIA mendapatkan sertifikat.
• Mendapat Surat Tugas dari • PP IBI • Bersama dengan organisasi profesi

Kepala Dinas Kesehatan • PP POGI lain, memfasilitasi penguatan sistem


• PP IDAI pelayanan rujukan maternal
Kab/Kota neonatal.
• PP PERSAGI
TAHAPAN PEMBELAJARAN DAN SKEMA PELATIHAN
Setiap sesi: Penugasan dan logbook antar sesi
3 1 gel terdiri
online dan (kasus sesuai materi yg telah
gelombang dari 3 sesi
OJT diberikan)
Sesi 2 Minggu 2 (satu hari) Skill Station 2
Proses Seleksi dan • Pretest, posttest (minggu 2)
pemilihan peserta • Pelayanan Kesehatan • Peserta melakukan OJT
esensial bayi dibimbing oleh mentor di
Sesi : • Tatalaksana prarujukan Puskesmas
1. ANC, persalinan penyebab kematian neonatal, • Materi OJT sesuai dengan
Monitoring helping baby breath materi yg diberikan
2. Neonatal, Bayi
dan Evaluasi • Tatalaksana prarujukan sebelumnya
3. Gizi penyebab kematian bayi
karena pneumonia dan diare,
Sesi 1 Minggu 1 (1 hari) MTBM, MTBS Sesi 3 Minggu 3 (satu hari)
• • Pemberian materi sesi 3 dan • Pretest, post test
Skill Station/ OJT Pretest, post test
penugasan • Persiapan masa sebelum
• pembukaan
hamil
• Gambaran pelatihan
• Upaya mencegah AKI,AKB
Evaluasi : • ANC sesuai standar dan stunting pada 270 hari
Pembelajaran kehadiran, • Peran Bidan dalam pertama kehidupan Peran
mendampingi ibu hamil,
Online penugasan bersalin dan nifas serta
• Bidan dalam edukasi gizi
Skill Station 1 • Pemantauan Pertumbuhan
mandiri dan pemantauan tumbang balita (minggu 1) dan stimulasi perkembangan
OJT, pre-post • Pemantauan persalinan • Peserta melakukan OJT bayi
melalui partograf dibimbing oleh mentor di • Trik-trik Keberhasilan IMD dan
test • Tatalaksana pra rujukan 3 Puskesmas strategi peningkatan ASI
penyebab kematian ibu • Materi OJT sesuai
• dengan materi yg
Pemberian materi sesi 2
diberikan sebelumnya
Sertifikat akan diberikan • Penugasan Skill Station 3
(minggu 3)
Supervisi kepada peserta yang telah • Peserta melakukan OJT dibimbing
oleh mentor di Puskesmas
Pasca BL mengikuti keseluruhan Penutupan dan Evaluasi
• Materi OJT sesuai dengan materi yg

SKP IBI proses pembelajaran. diberikan sebelumnya


Peran dalam Sesi Pelatihan

Peserta Mentor Observer


• Mengikuti seluruh sesi • Membimbing peserta saat • Memfasilitasi dan
pembelajaran mandiri, sesi offline melakukan
sesi online, sesi OJT pemantauan
dengan kehadiran
minimal 95%. • Mengikuti seluruh
Sesi Online
• Mengerjakan
penugasan sesi • Mengkoordinasikan
pembelajaran mandiri, pelatihan di tingkat
pre-post test, dan kab/kota
OJT. • Mereplikasi pelatihan
BL Bidan
PETUNJUK PELAKSANAAN OJT

1. OJT dilaksanakan selama 3 minggu;


2. Selama pelaksanaan OJT peserta mencari pasien sesuai logbook
dan berdiskusi dengan mentor;
3. Melakukan pembelajaran mandiri; dan
4. Mengerjakan tugas harian.
Sesi OJT Pembelajaran Mandiri Target Pasien
Minggu 1 (9-12 Nov 2022) Tugas Baca dan Soal Jumlah pasien dan pengisian logbook:
Rabu, 9 November 2022 Modul Bab ANC 10 kasus asuhan antenatal
termasuk pengisian buku KIA
Kamis, 10 November 2022 Modul Bab Persalinan dan 2 kasus pengisian partograf dan
Partograf latihan soal termasuk pengisian
Buku KIA
Jumat, 11 November 2022 Modul Bab Nifas 5 kasus asuhan nifas termasuk
pengisian buku KIA
Sabtu, 12 November 2022 Modul Bab KBPP 10 kasus* konseling KBPP pada
saat ANC dan atau nifas bagi yang
belum memasang KBPP (termasuk
pengisian Buku KIA)

* Pasien ANC/Nifas dapat sekalian menjadi pasien KBPP


Sesi OJT Pembelajaran Mandiri Target Pasien
Minggu 2: (16-19 Nov 2022) Tugas Baca dan Soal
Jumlah pasien dan pengisian logbook:
Rabu, 16 November 2022 Modul Bab Neonatal esensial 5 (lima) kasus asuhan neonatal
esensial dan pengisian MTBM
(termasuk pengisian buku KIA)
Kamis, 17 November 2022 Modul Bab Kegawatdaruratan
Bayi 5 (lima) kasus pasien Balita dan
pengisian MTBS termasuk
Jumat, 18 November 2022 Modul Bab Tatalaksana pengisian Buku KIA
prarujukan diare

Sabtu, 19 November 2022 Modul Bab Tatalaksana


prarujukan pneumoni, TB
Sesi OJT Pembelajaran Mandiri Target Pasien

Minggu 3 : 23-26 Nov 2022 Tugas Baca dan Soal
Jumlah pasien dan pengisian logbook:
Rabu, 23 November 2022 Modul Bab layak hamil 3 (tiga) kasus edukasi gizi bagi ibu
hamil, bersalin dan nifas, menyusui
Kamis, 24 November 2022 Modul Bab Edukasi Gizi bagi
ibu hamil, bersalin, nifas dan 5 (lima) kasus Balita yang dilakukan
pemanauan pertumbuhan SDIDTK
perkembangan
Jumat, 25 November 2022 Modul Bab Trik IMD dan
Strategi pemberian ASI
Sabtu, 26 November 2022 Modul Bab Pemantauan
• Mendapat target pasien pertumbuhan dan
• Pembelajaran mandiri :
Perkembangan
Senin, 28 November 2022
• Minggu Sesi online, Penutupan
2 : 25 -30 Maret 2021
• Minggu 3 : 1-4 April 2021
⮚ Tempat OJT
• Bidan Puskesmas: mencari pasien ditempat kerja masing-masing, dan
mendiskusikan hasil pemeriksaan pasien atau soal kasus di Logbook dengan
mentor
⮚ Mentor akan melakukan penilaian di logbook dan penilaian peserta (capaian
target pasien, keaktifan, kompetensi) saat OJT. Penilaian keaktifan dikumpulkan
di minggu ke-3 OJT.
⮚ Observer mengikuti sesi online, dan melakukan pemantauan ketika OJT (4 kali
kunjungan jika memungkinkan) dan tidak perlu absen setiap hari
⮚ Jumlah SKP yang diterima peserta akan berbeda dengan jumlah yang diterima
observer
LogBook (LEVEL PEMBELAJARAN OBJEKTIF)
Level 1 (observasi)
• Mengetahui langkah-langkah dan prosedur namun tetap memerlukan asistensi
• Membantu melakukan kegiatan/aktivitas prosedural

Level 2 (melakukan prosedur dibawah supervisi)


• Mengetahui langkah-langkah dan urutan prosedur dan mampu melakukan prosedur tersebut,
namun efisiensi masih harus ditingkatkan
• Melakukan prosedur dalam observasi langsung

Level 3 (melakukan secara mandiri)


• Mengetahui langkah-langkah dan urutan prosedur dan mampu melakukan prosedur secara
efisien
• Melakukan prosedur secara independen/mandiri
Harapan
✔ Kegiatan peningkatan kapasitas bidan dapat
berkontribusi dalam penurunan AKI, AKB dan
stunting.

✔ Adanya kolaborasi antar profesi (dokter, bidan,


perawat, ahli gizi) di FKTP dalam tatalaksana ibu
hamil, bersalin, nifas, dan balita

✔ IBI dan Dinas Kesehatan dapat mereplikasi


kegiatan ini sehingga semakin banyak bidan
terlatih
PEMBIAYAAN

OBSERVER Transport Lokal per Kab/Kota


2 or X 3 kl X Rp 150.000 = Rp 900.000,-

MENTOR Honor Pengajar Tatap Muka


1 or X 3 OJ X Rp 300.000 = Rp 900.000,-

Anda mungkin juga menyukai