Anda di halaman 1dari 11

BISUL (FURUNKEL)

MAKALAH

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3

ATIK SUDARMINI NPM 21340017P


ELFI YANTI NPM 21340022P
EVI Y SIPAYUNG NPM 21340028P
KARMILA SARI NPM -
LINDA SEPTIANA NPM 21340075P
MEGA ANGGRAINI NPM 21340044P
MULYANI NPM 21340047P
RAHAYU P NPM 21340057P
SITI MARWIYAH NPM -

UNIVERSITAS MALAHAYATI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI DIV KEBIDANAN KONVERSI
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Bisul (Furunkel)" dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nina selaku guru
Mata Pelajaran Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, November 2021

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................1
1.3 TUJUAN...................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN...........................................................................................................................3
2.2 ETIOLOGI................................................................................................................................4
2.3 PATOFIOLOGI..........................................................................................................................4
2.4 TANDA DAN GEJALA..............................................................................................................5
2.5 PENATALAKSANAAN...............................................................................................................5

BAB III PENUTUP........................................................................................................................7

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bisul merupakan satu jangkitan kulit yang biasa terjadi kepada semua orang.
Bisul sendiri dalam bahasa kedokteran di sebut furunkel, yakni radang atau infeksi yang
di sebabkan kuman atau bakteri staphylococcus aureus. Bila ada gatal pada kulit lalu di
garuk, sedangkan kebersihan kurang di jaga, sehingga bakteri masuk dan terjadi infeksi
dan timbul bisul.
Bisul mungki saja muncul sejak bayi, bahkan bayi baru lahir. Ibu-ibu, terutama yang baru
punya anak pertama, umumnya takut memandikan dan mengeramasi bayinya. Padahal
bayi juga sudah berkeringat. Terlebih kalau bayi dibubuhi dengan segala macam minyak
penghangat yang tertentu jadi lahan subur untuk berkembangbiak kuman. Dan kondisi
kulit yang seperti ini juga bisa menjadi penyebab bisulan.
Sebagian masyarakat Indonesai, terutama yang tidak di dareah jawa, pasti pernah
mendengar kalimat ini. Ya, duduk di atas bantal di pandang sebagai hal yang pamali atau
tidak boleh di lakukan. Konon duduk di atas bantal bisa membuat pantat bisulan.
Sebenarnya tidak ada kaitanya secara magis. Namun secara medis, duduk di atas bantal di
anggap tidak baik karena dapat menyebabkan berbagai macam infeksi jika sarung bantal
tidak di ganti selama lebih dari seminggu atau jika kotor, salah satunya di sebabkan oleh
keadan dan kebersihan pada bantal saat di gunakan untuk duduk.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud dengan furunkel ?
2. Apa penyebab furunkel menurut kesehatan ?
3. Bagaimana tanda dan gejala furunkel ?
4. Bagaimana pencegahan terjadi nya furunkel?
5. Bagaimana penatalaksanaan furunkel ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi furunkel
2. Untuk mengetahui penyebab furunkel
3. Untuk mengetahui tanda gejala furunkel
4. Untuk mengetahui pencegahan terjadi nya furunkel
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan furunkel

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Furunkel (bisul) adalah modul nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh
peradangan terbatas dari korium dan jaringan subkutis, mengelilingi nektrotis sentral atau
inti di sebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folike rambut S.
aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga
menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses,
pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis, dan penyakit yang diperantai toksin,
termasuk keracunan makanan. Bisul merupakan nanah yang berkimpul dalam satu rongga
yang sangat menyakitkan. Kelompok bisul biasanya di panggil pekung (carbuncles) tetapi
perubahan pada kulit seperti ini tidak bida berlaku pada anak-anak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambu-rambut dan kelenjar
minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang di sebabkan kuman.
Penyakit ini sering di jumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi
kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan bebrapa masa padat kemerahan
berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak
menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk, belakang
bagian leher, di bawah ketika, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha,
atas kaki, punggung.
Furunkel (boil atau bisul) adalah peradang pada folikel rambut, kulit, dan jaringan
sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong,kuduk,aksila,badan dann tungkai.
Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa di sebut sebagai
furunkulosis. Furunkel merupakan tonjolan yan gnyeri dan berisi nanah yang terbentuk di
bawah kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu atau lebih
folikel rambut. Furunkel juga merupakan infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel
rambut dan jaringann subkutaneus disekitarnya.

3
2.2 Etiologi
Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adlaah sebagai berikut :
1. Iritasi pada kulit
2. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3. Daya tahan tubuh yang rendah
4. Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5 µm,
susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, monmotil, katalase
positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5. Bakteri lain atau jamur. Paling sering di temukan didaerah tengkuk, axial, paha dan
bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga atau
jari-jari tangan.

2.3 Patofiologi
Infeksi di mulai dari peradangan pada folikel rambut di kulit (folikulitis) yang
menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang deket sekali dengan kulit di
sebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di
dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sednriri
berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul
diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di
kulit.
Bakteri stafilikokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan
pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adlah mengerahkan
sel PMN ke tempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel
PMN ini di tarik ke tempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides
atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interlukin) yang
dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivitasi, hal tersebut menyababkan
inflamasi dan terbentuknya pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).

4
2.4 Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya
penyakit. Gejala yang sering di temui pada furunkel adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada daerah ruam. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk
kubah dan berwarna merah di sekitarnya.
2. Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan
memiliki pustule
3. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat
pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiea.
4. Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat
menghilang dengann sendirinya.
5. Demam dan malaise sering muncul dan psien tampak sakit berat.
6. Ukuran tonjolan meningkat dalam bebrapa hari dan dapat mencapi 3-10 cm atau
bahkan lebih.
7. Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengoreng dan membentuk lubang yang
kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
8. Waktu penyembuhan kurang lebih 2 minggu.
9. Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel bergantung pada
keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang biasanya di berikan adalah sebagi
berikut :
1. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya.
2. Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
3. Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan
melunakan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk
mencegah penularan ke adaerah lainnya.
4. Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya di daerah hidung dan bibir.

5
5. Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak umum, seperti pada hidunh atau telinga,
maka berkolaborasilah engan dokter untuk melakukan insisi.
6. Jika memungkinkan untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut:
a. Beri penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau
dibrikan informed consent.
b. Minta seseorang untuk memegangi anak jika pasien anak-anak.
c. Ambilah sebuah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada
puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah
penjepitannya untuk membuat jalan keluar bagi pus. Dengan cara ini. Pus akan
keluar tanpa mengganggu sesuatu. Perhatikan pisau bedah, jangan sampai masuk
ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah saraf.
d. Berikan analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol untuk mengatasi nyeri.
e. Tutuplah luka dengan kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kasa di masukan,
agar jalan tetap terbuka, sehingga pus dapat keluar
f. Bersihkan alat-alat
g. Ingatkan keluarga untuk mengganti perbannya secara periodic
h. Terapi antibiotik dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya
penyakit, misalnya dengan pemberian achromycin 250 mg sebanyak 3 arau 4 kali
perhari.
i. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang
banyak, maka kaji faktor predisposisi adanya diabetes melitus.
j. Bila furunkel disertai demam berikan antibiotic sistemik
k. Jika infeksi berat atau pada area berbahaya dosis antibiotik maximal harus di
brikan dalam bentuk panrental.
l. Bila lesi besar,nyeri dan fluktuasi, insisi dan drainase sangat di perlukan.
m. Jika infeksi berulang atau ada komplikasi, periksa kultur perlu dilakukan.
n. Terapi antimicrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti imflamasi berkurang
dan berubah.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bisul merupakan nanah yang berkumpul dalam satu rongga yang sangat menyakitkan.
Kelompok bisul biasa di panggi pekung (carbunles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini
tidak biasa berlaku pada anak-anak.
Infeksi di mulai dari peradangan pada folikel rambut di kulit (folikutis) yang menyebar
pada jaringan sekitarnya. Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung
pada beratnya penyakit.
Furunkel dapat di sebabkan oleh beberapa faktor, di anataranya adalah sebagai berikut :
1. Iritasi pada kulit
2. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3. Daya tahan tubuuh yang rendah
4. Infeksi oleh staphylococcus aureus
5. Bakteri lain atau jamur
Tidak ada penelitian yang pasti tentang bisul di sebabkan oleh di karenakan duduk di
bantal, cara pencegahan terjadi nya bisul harus menjaga kebersihan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu kesehatan anak nelson. Vol 2/editor, Richard E. Behrman, robert M. Kliegman, ann M.
Arvin : editor edisi bahasa indonesia : A. samik wahab —ed.15—. Jakarta : EGC, 1999

Kamus Saku Kedokteran Dorlan/Alih Bahasa, Poppy Kumala... (Et ALJ : Copy Editor Edisi
Bahasa Indonesia, Dyah Nuswantari. —Ed. 25—. Jakarta : EGC

Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta :

https://azhayanha.blogspot.com/2010/03/37-c.html

https://www.ibudananak.com/index.php?

Anda mungkin juga menyukai