Anda di halaman 1dari 67

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN

FOLIKULITIS

Disusun Oleh :

1. Linda Sela P ( 2520142548 )


2. Wuri Handayani ( 2520142569 )
3. Kartika Setya ( )

4. Vivi Tasia Nikita S ( 2520142567 )


Kelas

: 2C

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas dari Ibu Siti Kamdiyah.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami menerima berbagai
kritikan dari semua pihak. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagikami dan
pembaca khususnya.

BAB I PENDAHULUAN...
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah...
C. Tujuan......
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi.....
B. Klasifikasi .....................
C. Etiologi.....
D. Patofisiologi..........
E. Factor resiko......

4
4
4
5
6
6
6
9
10
12

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri Staphylococcus Aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk. Insidensi
folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang terkena infeksi ini
tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien folikulitis memiliki
prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua atau tiga minggu. Prognosis

10

pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan kondisi fisik pasien serta kemampuan
tubuhnya untuk menahan infeksi.
Folikulitis ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen. Folikulitis dapat sembuh sendiri
setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu
penanganan lebih lanjut.

11

B. Rumusan Masalah
1.1 Apa definisi folikulitis ?
1.2 Apa saja klasifikasi folikulitis ?
1.3 Apa etiologi dari folikulitis ?
1.4 Bagaimana pathofisiologi dari folikulitis ?
1.5 Faktor resiko folikulitis ?
1.6 Apa manifestasi klinis dari folikulitis ?
1.7 Apa saja komplikasi dari folikulitis ?
1.8 Apa pemeriksaan diagnose dari folikulitis ?

12

1.9 Bagaimana penata laksanaan dari folikulitis ?


1.10 Bagaimana Pencegahan dari folikulitis ?
1.11 Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien folikulitis ?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui definisi folikulitis
2. untuk mengetahui klarifikasi folikulitis
3. untuk mengetahui etiologi folikulitis
4. untuk mengetahui patofisiologi folikulitis

13

5. untuk mengetahui factor resiko folikulitis


6. untuk mengetahui manifestasi klinis dari folikulitis
7. untuk mengetahui komplikasi dari folikulitis
8. untuk mengetahui pemeriksaan diagnose dari folikulitis
9. untuk mengetahui penatalaksanaan dari folikulitis
10. untuk mengetahui cara pencegahan dari folikulitis
11. untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien folikulitis

14

15

16

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi Folikulitis

17

Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja. Berdasarkan
letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu supercial atau hanya di
permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi disebut profunda (Rahayu, 2007).
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di follikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk
(Elizabeth J. Corwin, 2009).

18

Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan pembentukan
pustula (Kowalak, 2011).
Folikus adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang umumnya disebabkan
oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikel timbul sebagai bintik-bintik kecil disekeliling
folikel rambut (Rifki, 2011)

19

Folikulitis disebabkan oleh stalococcus, ditandai dengan pustula-pustula yang dikelilingi


oleh eritema dan ditemukan pada muara folikel rambut. Kulit kepala dan ekstremitas
merupakan daerah yang sering terserang.
1.2 Klasikasi Folikulitis
2. Folikulitis berdasarkan letaknya
a. Folikulitis Supercial

20

a.) Pseudomonas Folikulitis


Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan sampai dengan
adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang tertutup pakaian
renang dengan air yang terkontaminasi dengan pseudomonas.
b.) Tinea Barbae

21

Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau Trychopyton


mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu pria ( jenggot ). Tinea
barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih yang gatal.
c.) Pseudofolikulitis Barbae
Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis barbae
menyebabkan jenggot menjadi keriting.
d.) Pityrosporum Folikulitis

22

Lebih sering terjadi pada dewasa muda. Folikulitis tipe ini menimbulkan gejala
kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung, dada dan kadang-kadang daerah
bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi, seperti malassezia furfur,
sama halnya seperti jamur yang menyebabkan ketombe.
b. Folikulitis Profunda
a.) Folikulitis Gram Negative

23

Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik jangka


panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu keseimbangan normal
bakteri pada hidung, yang akan mempermudah berkembangnya bakteri yang
berbahaya (Bakteri Gram-negatif). Pada umumnya hal ini tidak membahayakan,
karena flora di hidung akan kembali normal apabila pemakaian antibiotik di
hentikan.
b.) Folikulitis Eosinolik

24

Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif. Folikulitis tipe ini memiliki
gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah (pus), terutama
terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung dan lengan atas. Luka
biasanya menyebar, sangat gatal dan seringkali menimbulkan hipopigmentasi.
3. Folikulitis berdasarkan penyebabnya
a. Folikulitis bakterial

25

Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan,
sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut. Bakteri dapat
terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar dari folikel rambut ke bagian lain
dari tubuh. Folikulitis bakterial bisa dangkal atau mendalam. Folikulitis dangkal, yang
disebut juga impetigo, terdiri dari bintil berisi nanah yang terangkat dari kulit. Bintil itu
sering dikelilingi oleh lingkaran kemerahan. Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi

26

menyerang lebih dalam dan melibatkan lebih banyak folikel untuk menghasilkan
furunkel dan karbuncle. Ini lebih serius daripada folikulitis dan dapat menyebabkan
kerusakan permanen dan menimbulkan luka yang membekas pada kulit.
Folikulitis bakterial biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.
Staphylococcus aureus adalah penyebab folikulitis bakterial terbanyak. Ini juga
menyebabkan sikosis, yaitu infeksi kronis yang melibatkan seluruh folikel rambut.

27

Selain itu spesies streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri coliform juga
menjadi penyebab folikulitis bakterial.
b. Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur. Infeksi jamur
dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam menyerang lapisan kulit
yang lebih dalam. Infeksi dari folikel rambut juga dapat menyebar ke dalam darah atau
organ dalam.

28

Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi kandida adalah


penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling sering disebabkan
oleh spesies zoolik, yaitu spesies jamur yang menunjukkan daya tarik atau persamaan
dengan hewan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil folikuler di sekitar plak
eritematosa berwarna merah yang mengeras. Penetrasi jamur yang dalam menyebabkan

29

peradangan yang tinggi dan menentukan besarnya kerontokan rambut yang terjadi akibat
infeksi.
c. Folikulitis virus
Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel rambut. Infeksi
karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka berbintil atau borok,
dan akhirnya menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh kontagiosum moluskum

30

mengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang bermanifestasi sebagai papula berwarna


keputihan dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada juga beberapa laporan tentang
folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.
d. Folikulitis parasit
Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang
bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu rambut

31

seperti demodex folliculorum dan demodex brevis adalah penghuni alami pada folikel
pilo-sebaceous manusia.
1.3 Etiologi
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di bawah
kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir. Folikulitis adalah infeksi folikel

32

rambut yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Etiologi yang paling sering
menyebabkan folikulitis adalah kuman staphylococcus aureus koagulase-positif.
Folikel terpadat ada pada kulit kepala, tetapi folikulitis dapat terjadi dimana saja pada tubuh
manusia kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan selaput lender sperti bibir. Jika folikel rusak
maka mereka akan rentan terhadap invasi. Penyebab paling umum dari kerusakan folikel
meliputi gesekan akibat mencukur atau menggunakan pakaian ketat, keringat berlebihan,

33

kondisi kulit inflamasi termasuk jerawat dan dermatitis, dan cedera kulit seperti lecet atau luka
bedah. Penyebab lainnya dapat meliputi :
1. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan folikulitis gram
negatif pada pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka panjang).
2. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat dan
memiliki PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah) (Kowalak, 2011).
1.4 Patofisiologi

34

Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan biasanya lewat retakan sawar kulit (serta
tempat luka). Kemudian mikroorganisme tersebut menyebabkan reaksi inflamasi dalam folikel
rambut. (Kowalak, 2011)
Gejala dari folikus biasanya adalah adanya benjolan kecil yang terlihat mirip jerawat merah
yang berkembang di sekitar pangkal rambut atau folikel. Benjolan yang seperti jerawat biasanya
memiliki nanah didalamnya dan berkerak, dan benjolan jerawat tersebut biasanya terasa gatal
atau seperti terbakar. Ketika jerawat pecah terbuka, ia dapat mengeluarkan nanah dan darah.

35

36

37

1.5 Faktor Risiko


Faktor resiko yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah :
1. Luka yang terinfeksi
2. Higiene yang buruk
3. Keadaan umum yang jelek
4. Pakaian yang ketat
5. Gesekan
6. Pencukuran
7. Terapi imunosupresan

38

8. Pajanan pelarut tertentu


9. Diabetes (Kowalak, 2011)
1.6 Manifestasi klinis
Gejala klinis folikulitis berbeda-beda tergantung jenis infeksinya.Pada bentuk kelainan
supersial, bintik-bintik kecil (papul) berkembang di sekeliling satu atau beberapa folikel.
Papul kadang-kadang mengandung pus (pustul), ditengahnya mengandung rambut serta adanya

39

krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya tidak
terlalu menyakitkan. Tempat predileksi folikulitis supersial yaitu di tungkai bawah.
Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan sehingga akan
teraba inltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang lebih berat yaitu sangat sakit,
adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat apabila telah sembuh. (Anonymus,
2009).

40

1.7 Komplikasi Folikulitis


Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun infeksi
dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
1. Selulitis

41

Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya superfisial,
akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus limfatikus dan
aliran darah.
2. Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit (subkutan).
Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi beberapa hari
kemudian dapat berisi pus, sehingga akanmembesar dan lebih sakit.

42

3. Skar
Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat (hipertropik / skar
keloid) atau hipopigmentasi
4. Kerusakan Folikel Rambut
Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus, 2009).
1.8 Pemeriksaan Diagnostik
2. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada.

43

3. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis
folinokulitis.
4. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S.
aureus) Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi. (Kowalak,
2011)
1.9 Penatalaksanaan

44

Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa
kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep mupirosin
atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik ( contoh, chlorhexidine )
dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa pemberian antibiotik
sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat mencegah terjadinya
infeksi kronik. (Anonymus, 2009)

45

Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres basah dan
hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat dilakukan
pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
1.10
Pencegahan
2. Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik

46

3. Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar
menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini
harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang
menggunakan air panas)
4. Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut, sarung
bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas.

47

5. Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya dalam
kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)
1.11 Asuhan Keperawatan
2. Pengkajian
a. Anamnesa

48

a) Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan pada
kulitnya.
b) Tanyakan kepada pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya
c) Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami
kejadian yang sama
b. Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien.
c. Amati apakah ada pustula di daerah kulit
3. Diagnosa Keperawatan

49

a. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder


b. Resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi
4. Rencana Intervensi
a. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
Tujuan :
Mempertahankan kulit utuh
Intervensi :
Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular

50

R/ Menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan

51

pembentukan dekubitus/infeksi
Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa
R/ Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi
sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler
Anjurkan menggunakan pakaian katun yang longgar
R/ Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembabkulit
Berikan matras busa/flotasi

R/ Menurunkan tekanan lama pada jaringan, yang dapat membatasi perfusi seluler
yang menyebabkan iskemia/nekrosis
b. Resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
Tujuan:
mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak demam
Intervensi :
Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai indikasi

52

R/ Tergantung tipe pustula; untuk menurunkan risiko kontaminasi

silang/terpajannya pada flora bakteri multiple


Tekankan tentang pentingnya teknik mencuci tangan yang baik untuk semua

individu yang datang kontak dengan pasien


R/ Mencegah kontaminasi silang : menurunkan risiko infeksi
Awasi/batasi pengunjung, bila perlu. Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung
bila perlu
R/ Mencegah kontaminasi silang dari pengunjung

53

c. kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi


Tujuan:
Menyatakan pemahaman penyebab terjadinya purpura dan penggunaan tindakan
pengobatan, mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah kekambuhan,
berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi :
Tentukan persepsi pasien tentang penyebab terjadinya purpura

54

R/ Membuat pengetahuan dasar dan memberikan beberapa kesadaran yang

konstruktif pada pasien.


Berikan/kaji ulang tentang etiologi folikulitis, penyebab/efek hubungan perilaku
pola hidup, dan cara menurunkan resiko/faktor pendukung.
R/ Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan
informasi/keputusan tentang masa depan dan control masalah kesehatan.

55

Diskusikan tentang pentingnya menghentikan memakai baju ketat, mencukur


rambut dengan tidak hati-hati
R/ Pakaian ketat dan mencukur rambut dengan sembarangan juga berhubungan

dengan peningkatan resiko terjadinya/berulangnya folikulitis


5. Implementasi

56

Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya
berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan menuliskan waktu
pelaksanaan dan respon klien.
6. Evaluasi
a. Kerusakan integritas kulit teratasi
b. Tidak terjadi penularan infeksi
c. Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit yang dideritanya

57

58

59

60

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri Staphylococcus Aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.

61

Folikulitis ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen. Folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua
atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Saran
Perawatan higyne perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh setiap individu untuk
menghindari terjadinya folikulitis.

62

Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar
menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beritahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam
dulu dalam air panas sebelum dicuci.

63

64

DAFTAR PUSTAKA

65

Kowalak, P. Jennifer.2011.Buku Ajar Patofisiologi .EGC: Jakarta


Corwin, J.E.(2009).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Rifkind, Malik. 2011. Folikulitis. http://www.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-Rifkind
diakses tanggal 16 Desember 2015
Carpenito. L.Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta

66

Anonymus. 2011. Penyebab Folikulitis. http://doktermu.com/penyebab-folikulitis.html diakses tanggal


16 desember 2015

67

Anda mungkin juga menyukai