Di Susun Oleh:
Zakaria 2015.02.051
2.1 PENGERTIAN
Pedukulosis pubis yang merupakan infestasi phithirus pubis ,(crabe louse kutu
kemaluan), sangat sering di jumpai , infestasi parasit ini umumnya terjadi didaerah genital
terutama ditularkan lewat hubungan seks.
“ Debu” berwarna coklat kemerahan ( ekskresi kulit) dapat ditemukan pada pakaian
dalam. Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada, aksila, rambut dan bulu mata.
Macula yang berwarna kelabu biru kadang- kadang dapat terlihat pada badan. Paha dan aksila
sebagai akibat dari reaksi aksi saliva serangga tersebut dengan bilirubin ( yang mengubahnya
menjadi billiverdin ) atau ekskresi yang dihasilkan oleh kelenjar liur kutu.
Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca pembesar untuk mendeteksi keberadaan
phithirus pubis yang merayap disepanjang batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut
yang menempel erat dengan rambut atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa
gatal merupakan rasa yang paling sering ditemukan. Khususnya dimalam hari infestasi oleh
kutu kemaluan dapat dijumpai dengan berswama dengan penyakit menular klamin. ( gonore,
kandidis, sifilis).
2.2 ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini ialah Phthirus pubis. Kutu ini mempunyai 2 jenis kelamin,
yang betina lebih besar dari pada jantan, panjangnya sama dengan lebar ialah 1-2 mm.
Phthirus Pubis yang panjangnya 1- 2mm, berwarna coklat tua/muda; mempunyai 3 pasang
kaki dengan ujung seperti cakar yang digunakan untuk mencengkam rambut, dan kepalanya
dimasukkan kedalam folikel. Siklus hidup rata-rata Pediculosis pubis adalah 35 hari, periode
dari ovum menjadi dewasa selama 15 hari. Pediculosis pubis betina rata-rata bertelur 1 – 2
butir per hari. Telurnya, berwarna coklat terang, yang melengket pada rambut manusia dapat
hidup hingga 10 hari. Cakar yang besar memungkinkan Pediculosis pubis memegang rambut
pada daerah paha, perianal, dan aksila.
2.3 KLASIFIKASI
Kindom : animalia
Pilum : arthtropoda
Class : insecta
Order : phthiraptera
Suborder : anoplura
Family : pthiridae
Genus : pthirus
Species : p. Pubis
Basuh bulu pubis dengan air sabun hingga bersih setiap kali mandi, kemudian
keringkan dengan handuk agar tidak lembap.
Rapikan bulu pubis yang tampak lebat dengan gunting agar tak melukai kulit.
Tidak bergantian menggunakan handuk, pakaian dalam atau baju renang dengan
orang lain.
Mengganti undies setiap kali sehabis mandi
Hindari kontak fisik intim dan jauhi sex bebas
Dengan bakteri parasit yang dari kutu menularkan ketubuh manusia,serta penularan
lewat kontak langsung atau tidak langsung ke orang lain, jika tidak segera di obati akan
ditularkan ke keluarga dan kerabat.
3.Menular ke bagian lain
Seperti diketahui bahwa kutu kelamin adalah penyakit parasit menular dan dapat
menyebar ke bagian tubuh dibagian rambut, seperti kutu rambut di kepala, kutu kemaluan
dan kutu tubuh lainnya dan terjangkit diberbagai bagian tubuh,sehingga memperburuk
kondisi gejala.
Pasca terinfeksi penyakit ini akan disertai gatal-gatal, jika kondisinya parah, maka
gatalnya akan semakin hebat,setelah digaruk-garuk oleh pasien penderita,maka akan terasa
sedikit nyaman, tetapi setelah itu akan memicu kerusakan kulit yang parah bahkan
peradangan dan ensim, folliculitis (radang kantung rambut) dan impetigo.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Indentitas terdiri dari nama, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, status, alamat,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, no bed, nama ruangan dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Klien mengeluh Gatal pada daerah pubis
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien merasakan gatal dan tidaknyaman pada kulit. Gatal dirasakan pada bagian
pubis seperti ada yang berjalan pada kulit dan rambut bagian pubis. Gatal menyebar pada
bagian perut. Kulit tampak kemerah merahan. Gatal dirasakan saat beraktivitas maupun
istirahat.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Tidak menjaga kebersihan badan, rambut dan pubis ( personal hiygine yang buruk )
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang di derita oleh klien.
2. Pemeriksaan Fisik
B. Antropometri
BB: Tidak mempengaruhi
TB: Tidak mempengaruhi
C. Pemeriksaan Sistemik / Persysitem
a. Keadaan umum:
Kesadaran : composmetis
b. Sistem Integumen
inspeksi : kulit tampak kemerah merahan pada bagian pubis dan sekitar perut,
terdapat insisi/luka.
Badan: pada penderita pedicolosis terlihat bekas garukan sejajar,
perubahan-perubahan urtikaria, papula erithematosa yang awet, lesi tampak
jelas
Pubis : Pada penderita pedicolosis rambut pubis didapatkan phthirus pubis
dan ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah
dan terdapat dalam jumlah banyak.
Palpasi : Turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, kulit
terasa kasar.
Inspeksi : tidak ada edema pada ektremitas atas dan bawah, tidak ada edema pada
perorbital, dan tidak terpasang kateter urine
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih
Perkusi : tidak ada nyeri ketuk pada ginjal
o Data Psikologis
a. Status Emosi
Klien mampu mengontrol emosinya dengan baik, namun cepat tersinggung
pada saat merasakan nyeri yang hebat, klien akan terlihat murung bila tersinggung.
b. Kecemasan Klien
Tingkat kecemasan klien sedang, klien merasa khawatir karena kurang
memahami tentang penyakitnya.
c. Konsep Diri
o Citra Tubuh
Klien mengatakan bisa menerima keadaannya saat ini, bagian tubuh yang
tidak disukai oleh pasien adalah bagian pubis daerah bawah perut.
o Peran
Klien tidak bisa melakukan tugas dan perannya sebagaimana mestinya.
o Ideal Diri
klien berharap sakit pada matanya cepat sembuh.
o Koping Mekanisme yang Digunakan
Sebelum sakit dan sesudah sakit pasien berperilaku adaptif.
o Data Spiritual
a. Motivasi religi klien
Pasien percaya bahwa penyakit pada darah pubisnya dapat sembuh dengan
berdoa.
b. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dialaminya merupakan cobaan.
c. Pelaksanaan ibadah selama dirawat
Pasien mengatakan sebelum sakit dia taat beribadah, namun setelah sakit pola
ibadahnya terganggu.
J. Analisa Data
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O KEPERAWATAN
1. DS: Pasien mengatakan gatal pada Agen transmiter Kerusakan
daerah pubis Kontak Integritas Kulit
DO: Kerusakan lapisan kulit (kulit Langsung/Kontak Tidak
tampak kemerahan dan terdapat Langsung Host
insisi/luka), gangguan permukaan Menyerang kulit badan
kulit (terlihat terus menggaruk dan Pubis menggigit
permukaan kulit daearah pubis), dan menghisap darah
invasi struktur tubuh (wajah Liur dan eksreta
terlihat meringis akibat perih). melekat pada kulit
Gatal
Kerusakan Integritas
Kulit
2. DS: pasien mengatakan perih pada host (kutu) Resiko Infeksi
daerah pubis menyerang kulit badan
DO: pengetahuan yang tidak cukup dan pubis.
untuk menghindari pemajanan Menggigit
patogen (terlihat kuku tangan dan menghisap darah
panjang dan kotor menggaruk Liur dan eksreta melekat
daerah pubis), pertahanan tubuh pada kulit Gatal
primer yang tidak adekuat (terdapat menggaruk kulit
insisi/luka pada daerah pubis dan terjadi insisi/luka
sekitar perut bawah). Resiko Infeksi
K. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien skabies dan pediculus yaitu:
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer yang tidak baik
4. Perencanaan Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Rencana Intervensi Rasional
o Keperawatan
1. Kerusakan Setelah dilakukan - Jaga kebersihan- Menggaruk bisa
integritas kulit tindakan keperawatan kulit agar tetap bersih menyebabkan erosi
berhubungan 2x12 jam klien dan kering pada kulit
dengan adanya menunjukan kriteria Anjurkan kepada- Pemotongan kuku
erosi hasil: klien untuk berhenti akan mengurangi
a. integritas kulit yang menggaruk kerusakan kulit
baik bisa - Jaga agar kuku karena garukan
dipertahankan selalu terpangkas Menghilangkan
(sensasi, elastisitas, Monitor kulit akan erosi pada kulit
temperatur, hidrasi, adanya kemerahan. - Demam dapat terjadi
pigmentasi) Memandikan karena adanya infeksi
b. tidak ada luka/lesi pasien dengan sabun- Kompres basah akan
pada kulit. dan air hangat menghasilkan
c. perfusi jaringan baik Monitor proses pendinginan lewat
d. menunjukan penyembuhan insisi pengisapan yang
pemahaman dalam menimbulka
proses perbaikan kulit vasokonstriksi
dan mencegah terjadi pembuluh darah kulit
cedera. dengan demikian
e. mampu melindungi akan mengurangi
kulit dan eritema serta produk
mempertahankan serum
kelembapan kulit dan -
perawatan alami. Cuci tangan sebelum
Resiko infeksi dan sesudah Resiko
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Mencegah
dengan tindakan keperawatan Kolaborasi penularan infeksi
tidakadekuatny selama 3x24 jam pemberian obat Pencegahan
a pertahanan dengan kreteria hasil: topical sesuai terjadinya infeksi
primer a. Tidak terjadi infeksi petunjuk
dengan tidak adanya Observasi tanda- Kompres basah
tanda-tanda infeksi tanda infeksi dan akan menghasilkan
b. Mendeskripsikan peradangan pendinginan lewat
proses penularan - Lakukan pemakaian pengisapan yang
penyakit, faktor yang kompres basah menimbulka
mempengarhi seperti yang vasokonstriksi
2. penularan serta diprogramkan untuk pembuluh darah kulit
penatalaksanaan. mengurangi dengan demikian
c. menunjukan intensitas inflamasi akan mengurangi
kemampuan untuk Kolaborasi eritema serta produk
mencegah timbulnya pemberian antibiotik serum
infeksi. sesuai petunjuk Pencegahan
d. Menunjukan prilaku terjadinya infeksi.
sehat.
L. Implementasi
N DIAGNOSA IMPLEMENTASI PARAF
O KAPERAWATAN
1. Kerusakan integritas Membersihkan kulit agar tetap bersih dan kering
kulit berhubungan Menganjurkan kepada klien untuk berhenti
dengan adanya erosi menggaruk
- Menjaga agar kuku selalu terpangkas
Memonitor kulit akan adanya kemerahan.
Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat
Memonitor proses penyembuhan insisi.
2. Resiko infeksi Mencuci tangan sebelum dan sesudah Resiko
berhubungan dengan tindakan
pertahanan primer Memberikan obat topical sesui petunjuk
yang tidak baik Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan
peradangan
- Melakukan kompres basah seperti yang
diprogramkan untuk mengurangi intensitas
inflamasi
Memberian antibiotik sesuai petunjuk.
M. Evaluasi Keperawatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pedikulosis Pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus pubis(crab lause;kutu
kemaluan) sering jumpai. Infestasi parasit ini umumya terjadi di daerah genital dan terutama
di tularkan lewat hubungan seks.
Rasa gatal merupakan gejala yang paling sering ditemukan khususnya dimalam hari.
Infestasi oleh kemaluan dapat di jumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonhore,
kandidiasis, sifilis).
Penyebab penyakit ini ialah Phthirus pubis. Gejala patogenomonik lainnnya adalah
black dot, yaitu bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang
terlihat saat bangun tidur.
DAFTAR PUSTAKA