Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KUTU KEMALUAN

Di Susun Oleh:

Hilda Riva Fadhilla 2015.02.017

Thendi Saputra Sakti 2015.02.045

Ulya Unzila Dina 2015.02.048

Zakaria 2015.02.051

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Parasit adalah organisme yang hidup dari makhluk hidup lainnya. Manusia adalah
tuan rumah bagi banyak parasit, yang dapat hidup di dalam tubuh atau pada kulit. Parasit
ini menggunakan tubuh manusia untuk mendapatkan makanan dan untuk mereproduksi,
dan dalam tawar-menawar menyebabkan masalah kesehatan manusia yang terinfeksi.
Pedicolosis adalah penyakit yang juga disebabakan oleh parasit obligat pediculus
humanis yang menyerang pada kulit badan, kulit kepala, rambut dan daerah pubis.
Persentase penderita pediculus di Indonesia 20% pada tahun 2002-2009 dalam penelitian
pediculosis di rumah sakit Dr.Soetomo Surabaya menunjukan penderita pediculosis 0,5%
pada tahun 1999-2003.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah makalah ini adalah :
1.      Apa Pengertian penyakit pedikulosis pubis ?
2.      Apa etiologi dari penyakit pedikulosis pubis ?
3.      Bagaimana Patofisiologi dan phtaway pediskulosis pubis ?
4.      Bagaimana manifestasi klnis dari pediskulosis pubis ?
5.      Apa pemeriksaan diagnostik yang diguanakan ?
6.     Bagaimana asuhan keperawatan yang dilakukan pada penyakit
pediskulosis pubis ?

1.3 TUJUAN MASALAH


1.      mengetahui pengertian dari pedikulosis pubis ?
2.      mengetahui etiogi dari pedikulosis pubis ?
3.      mengetahui fatopisiologi dan pathway dari pediskulosis pubis ?
4.      mengetahui pemeriksan diagnostik yang digunakan pada penyakit pediskulosis
pubis ?
5.      mengetahui penatalaksanaan pada penyakit pedikulosis pubis ?
6.      menegetahui asuhan keperawatan pada penyakit pediskulosis pubis ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Pedukulosis pubis yang merupakan infestasi phithirus pubis ,(crabe louse kutu
kemaluan), sangat sering di jumpai , infestasi parasit ini umumnya terjadi didaerah genital
terutama ditularkan lewat hubungan seks.
“ Debu” berwarna coklat kemerahan ( ekskresi kulit) dapat ditemukan pada pakaian
dalam. Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada, aksila, rambut dan bulu mata.
Macula yang berwarna kelabu biru kadang- kadang dapat terlihat pada badan. Paha dan aksila
sebagai akibat dari reaksi aksi saliva serangga tersebut dengan bilirubin ( yang mengubahnya
menjadi billiverdin ) atau ekskresi yang dihasilkan oleh kelenjar liur kutu.
Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca pembesar untuk mendeteksi keberadaan
phithirus pubis yang merayap disepanjang batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut
yang menempel erat dengan rambut atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa
gatal merupakan rasa yang paling sering ditemukan. Khususnya dimalam hari infestasi oleh
kutu kemaluan dapat dijumpai dengan berswama dengan penyakit menular klamin. ( gonore,
kandidis, sifilis).

2.2 ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini ialah Phthirus pubis. Kutu ini mempunyai 2 jenis kelamin,
yang betina lebih besar dari pada jantan, panjangnya sama dengan lebar ialah 1-2 mm.
Phthirus Pubis yang panjangnya 1- 2mm, berwarna coklat tua/muda; mempunyai 3 pasang
kaki dengan ujung seperti cakar yang digunakan untuk mencengkam rambut, dan kepalanya
dimasukkan kedalam folikel. Siklus hidup rata-rata Pediculosis pubis adalah 35 hari, periode
dari ovum menjadi dewasa selama 15 hari. Pediculosis pubis betina rata-rata bertelur 1 – 2
butir per hari. Telurnya, berwarna coklat terang, yang melengket pada rambut manusia dapat
hidup hingga 10 hari. Cakar yang besar memungkinkan Pediculosis pubis memegang rambut
pada daerah paha, perianal, dan aksila.
2.3 KLASIFIKASI
Kindom     : animalia
Pilum         : arthtropoda
Class           : insecta
Order         : phthiraptera
Suborder   : anoplura
Family        : pthiridae
Genus        : pthirus
Species      : p. Pubis

2.4 Patofisiologi dan Dampak


Setelah berusia remaja, di bagian atas area genital akan tumbuh rambut-rambut halus,
yang dikenal sebagai bulu pubis. Makin lama bulu pubis tumbuh makin lebat, dan biasanya
jika tidak dijaga kebersihannya, bisa jadi terasa gatal. Bulu pubis yang lebat cenderung
membuat kulitlembap dan memicu perubahan sifat bakteri kulit, sehingga menyebabkan
infeksi. Faktor lain penyebab gatal adalah kutu. Kutu yang hidup di bulu pubis dikenal
dengan nama kelamin atau Pediculosis pubis atau kutu kepiting (crabs). Ini adalah jenis
serangga parasit yang tumbuh dan berkembang biak di area genital. Dalam dunia medis, kutu
kelamin dikategorikan sebagai infeksi menular seksual, karena kebanyakan penularannya
terjadi melalui hubungan seksual atau kontak intim dengan seseorang yang terinfeksi.
Sekalipun demikian, ada cara lain yang dapat menyebabkan seseorang tertular kutu
kelamin ini. Kondisi ini terjadi akibat: sharing handuk dengan seseorang yang sudah
terinfeksi kutu kelamin, meminjamkan pakaian dalam, mengenakan baju berenang
bergantian, atau karena menggunakan toilet umum yang tidak bersih.Gejala yang ditimbulkan
saat tertular kutu kelamin adalah sensasi gatal yang amat sangat disertai rasa panas atau
terbakar di area genital dan bulu pubis. Hindari menggaruk, karena bisa menyebabkan luka
pada kulit dan menyebabkan infeksi lanjutan. lakukan hal-hal berikut ini, untuk mrnghindari
adanya kutu pubis:

 Basuh bulu pubis dengan air sabun hingga bersih setiap kali mandi, kemudian
keringkan dengan handuk agar tidak lembap.
 Rapikan bulu pubis yang tampak lebat dengan gunting agar tak melukai kulit.
 Tidak bergantian menggunakan handuk, pakaian dalam atau baju renang dengan
orang lain.
 Mengganti undies setiap kali sehabis mandi
 Hindari kontak fisik intim dan jauhi sex bebas

2.Kutu kelamin adalah jenis penyakit

Dengan bakteri parasit yang dari kutu menularkan ketubuh manusia,serta penularan
lewat kontak langsung atau tidak langsung ke orang lain, jika tidak segera di obati akan
ditularkan ke keluarga dan kerabat.
3.Menular ke bagian lain

Seperti diketahui bahwa kutu kelamin adalah penyakit parasit menular dan dapat
menyebar ke bagian tubuh dibagian rambut, seperti kutu rambut di kepala, kutu kemaluan
dan kutu tubuh lainnya dan terjangkit diberbagai bagian tubuh,sehingga memperburuk
kondisi gejala.

4.Infeksi sekunder dari penyakit lain

Pasca terinfeksi penyakit ini akan disertai gatal-gatal, jika kondisinya parah, maka
gatalnya akan semakin hebat,setelah digaruk-garuk oleh pasien penderita,maka akan terasa
sedikit nyaman, tetapi setelah itu akan memicu kerusakan kulit yang parah bahkan
peradangan dan ensim, folliculitis (radang kantung rambut) dan impetigo.

2.5 Manifestasi Klinis


Gejala utama adalah gatal di daerah pubis dan di sekitarnya, dapat meluas sampai ke
abdomen dan dada, dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang
disebut sebagai makula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan susah untuk
dilepaskan karena kepalanya di masukkan ke dalam muara folikel rambut. Gejala
patogenomonik lainnnya adalah black dot, yaitu bercak hitam yang tampak jelas pada celana
dalam berwarna putih yang terlihat saat bangun tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta
yang berasal yang sering di interprestasikan salah sebagai hematuria. Kadang-kadang terjadi
infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
2.6 Penatalaksanaan Manajemen Medik
a.       Mandi dengan memakai sabun dan air mengeramasi rambut kemaluan dan
wilayah sekitarnya sedikitnya selama 5 menit  Bilas dengan baik 
b.      Menyisir rambut kemaluan dengan sisir bergigi halus untuk menghilangkan telur 
c.       Semua pakaian dalam, handuk, sprei, dan lain-lain harus dicuci dan disetrika
d.      Lindane (kwell atau malation dalam isopropil alkohol (losion prioderem) di
oleskan pada daerah daerah kulit yang terinfeksi dan daerah yang berambut
menurut petunjuk informasi produk.
e.       topikal alternatif lainnya adalah pedikulida berbahan dasar piretin (RID yang
merupakan preparat yang bisa di beli bebas ) atau tembaga oleat 0,03% (cuprex).
Jika bulu mata turut terkena, vaselin dapat di oleskan tebal tebal 2x sehari selama
8 hari yang kemudian diikuti oleh pencabutan secara mekanis telur kutu yang
masih tertinggal.
f.       0.5% Malathion salap dioleskan pada kulit terinfeksi yang sudah dikeringkan.
Bisa dioleskan dari pusat kearah perineum, perianal, hingga ke pangkal paha.
Setelah itu dibilas setelah 12 jam. Penggunaan Gamma benzene
hexachloride dan permethrin juga efektif.
g.      krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% yang dioleskan dan
didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jiak belum
sembuh.
ASUHAN KEPERAWATAN PEYAKIT PEDIKULOSIS PUBIS (KUTU PUBIS)

1. Pengkajian
a.       Identitas klien
Indentitas terdiri dari nama, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, status, alamat,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, no bed, nama ruangan dan diagnosa medis.
b.      Keluhan Utama
Klien mengeluh Gatal pada daerah pubis
c.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien merasakan gatal dan tidaknyaman pada kulit. Gatal dirasakan pada bagian
pubis seperti ada yang berjalan pada kulit dan rambut bagian pubis. Gatal menyebar pada
bagian perut. Kulit tampak kemerah merahan. Gatal dirasakan saat beraktivitas maupun
istirahat.
d.      Riwayat kesehatan masa lalu
Tidak menjaga kebersihan badan, rambut dan pubis ( personal hiygine yang buruk )
e.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang di derita oleh klien.

2. Pemeriksaan Fisik

A.    Tanda – tanda vital


a.       Keadaan umum :
b.      Kesadaran :
  Kualitatif :
  Kuantitatif : GCS: 13 E2V5M6
c.       Tekanan darah : Nilai Normal Sistole >130 mmhg, diastole <80 mmhg
d.      Nadi : Nilai normal 60x/menit – 100x/menit
e.       Suhu : Nilai normal 36oC – 37oC
f.       RR : Nilai normal 16x/menit – 20x/menit

B.      Antropometri
BB: Tidak mempengaruhi
TB: Tidak mempengaruhi
C.      Pemeriksaan Sistemik / Persysitem
a.       Keadaan umum:
Kesadaran : composmetis
b.      Sistem Integumen

 inspeksi : kulit tampak kemerah merahan pada bagian pubis dan sekitar perut,
terdapat insisi/luka.
 Badan: pada penderita pedicolosis terlihat bekas garukan sejajar,
perubahan-perubahan urtikaria, papula erithematosa yang awet, lesi tampak
jelas
 Pubis : Pada penderita pedicolosis rambut pubis didapatkan phthirus pubis
dan ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah
dan terdapat dalam jumlah banyak.
 Palpasi : Turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, kulit
terasa kasar.

c.       Sistem Pernafasan


 Inspeksi : bentuk hidung simetris tidak ada secret tidak ada peradangan.
Bentuk dada simetris tidak ada pergerakan otot-otot asesoris pernapasan.
 Palpasi : tidak ada massa dan lesi
 Perkusi : suara batas atas dan bawah paru resonan
 Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan
d.      Sistem Kardiovaskuler
 Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidsk ada pembesaran kelenjar getah bening,
tidak ada didtensi vena jugularis, tidak ada oedema.
 Palpasi : akral teraba hangat, carillary refill time.
 Perkusi : bunyi perkusi pada interkosta 1 dan 2 resonan, interkosta 3 redup
dan interkosta 4 timpani.
 Auskultasi : bunyi S1 dan S2 normal tidak ada suara tambahan.
E.       Sistem Pencernaan
 Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, tidak ada stomatitis, lidah tampak
bersih, tidak ada caries, bentuk abdomen simetris, tidak ada asites.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
F.       Sistem Pengelihatan
 Inspeksi
o Bentuk mata simetris, tidak ada peradangan pada konjungtiva, dan kemerahan pada
bagian sklera
o Diameter pupil normal, ada refleks terhadap cahaya, pengelihatan dan lapang pandang
baik.
 Palpasi
o Tidak ada nyeri tekan pada mata
G.      Sistem Pendengaran
1.      Inspeksi : tidak ada lesi atau luka
2.      Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3.      Tes Pendengaran : tidak ada kelainan, fungsi pendengaran baik
H.      Sistem Perkemihan

 Inspeksi : tidak ada edema pada ektremitas atas dan bawah, tidak ada edema pada
perorbital, dan tidak terpasang kateter urine
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih
 Perkusi : tidak ada nyeri ketuk pada ginjal

I.        Sistem Muskuloskeletal


Tidak ada kelainan pada ekstremitas atas dan bawah, bentuk simetris, tidak ada luka
jumlah jari lengkap.

o Data Psikologis
a.    Status Emosi
Klien mampu mengontrol emosinya dengan baik, namun cepat tersinggung
pada saat merasakan nyeri yang hebat, klien akan terlihat murung bila tersinggung.
b.   Kecemasan Klien
Tingkat kecemasan klien sedang, klien merasa khawatir karena kurang
memahami tentang penyakitnya.
c.    Konsep Diri
o Citra Tubuh
Klien mengatakan bisa menerima keadaannya saat ini, bagian tubuh yang
tidak disukai oleh pasien adalah bagian pubis daerah bawah perut.
o Peran
Klien tidak bisa melakukan tugas dan perannya sebagaimana mestinya.
o Ideal Diri
klien berharap sakit pada matanya cepat sembuh.
o Koping Mekanisme yang Digunakan
Sebelum sakit dan sesudah sakit pasien berperilaku adaptif.

o Data Spiritual
a.         Motivasi religi klien
Pasien percaya bahwa penyakit pada darah pubisnya dapat sembuh dengan
berdoa.
b.      Persepsi klien terhadap penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dialaminya merupakan cobaan.
c.      Pelaksanaan ibadah selama dirawat
Pasien mengatakan sebelum sakit dia taat beribadah, namun setelah sakit pola
ibadahnya terganggu.
J. Analisa Data
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O KEPERAWATAN
1. DS: Pasien mengatakan gatal pada Agen transmiter Kerusakan
daerah pubis Kontak Integritas Kulit
DO: Kerusakan lapisan kulit (kulit Langsung/Kontak Tidak
tampak kemerahan dan terdapat Langsung Host
insisi/luka), gangguan permukaan Menyerang kulit badan
kulit (terlihat terus menggaruk dan Pubis menggigit
permukaan kulit daearah pubis), dan menghisap darah
invasi struktur tubuh (wajah Liur dan eksreta
terlihat meringis akibat perih). melekat pada kulit
Gatal
Kerusakan Integritas
Kulit
2. DS: pasien mengatakan perih pada host (kutu) Resiko Infeksi
daerah pubis menyerang kulit badan
DO: pengetahuan yang tidak cukup dan pubis.
untuk menghindari pemajanan Menggigit
patogen (terlihat kuku tangan dan menghisap darah
panjang dan kotor menggaruk Liur dan eksreta melekat
daerah pubis), pertahanan tubuh pada kulit Gatal
primer yang tidak adekuat (terdapat menggaruk kulit
insisi/luka pada daerah pubis dan terjadi insisi/luka
sekitar perut bawah). Resiko Infeksi

K. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien skabies dan pediculus yaitu:
a.         Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi
b.        Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer yang tidak baik

4. Perencanaan Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Rencana Intervensi Rasional
o Keperawatan
1. Kerusakan Setelah dilakukan -       Jaga kebersihan-       Menggaruk bisa
integritas kulit tindakan keperawatan kulit agar tetap bersih menyebabkan erosi
berhubungan 2x12 jam klien dan kering pada kulit
dengan adanya menunjukan kriteria Anjurkan kepada-       Pemotongan kuku
erosi hasil: klien untuk berhenti akan mengurangi
a. integritas kulit yang menggaruk kerusakan kulit
baik bisa -       Jaga agar kuku karena garukan
dipertahankan selalu terpangkas Menghilangkan
(sensasi, elastisitas, Monitor kulit akan erosi pada kulit
temperatur, hidrasi, adanya kemerahan. -       Demam dapat terjadi
pigmentasi) Memandikan karena adanya infeksi
b. tidak ada luka/lesi pasien dengan sabun-       Kompres basah akan
pada kulit. dan air hangat menghasilkan
c. perfusi jaringan baik Monitor proses pendinginan lewat
d. menunjukan penyembuhan insisi pengisapan yang
pemahaman dalam menimbulka
proses perbaikan kulit vasokonstriksi
dan mencegah terjadi pembuluh darah kulit
cedera. dengan demikian
e. mampu melindungi akan mengurangi
kulit dan eritema serta produk
mempertahankan serum
kelembapan kulit dan -      
perawatan alami. Cuci tangan sebelum
Resiko infeksi dan sesudah Resiko
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Mencegah
dengan tindakan keperawatan Kolaborasi penularan infeksi
tidakadekuatny selama 3x24 jam pemberian obat Pencegahan
a pertahanan dengan kreteria hasil: topical sesuai terjadinya infeksi
primer a. Tidak terjadi infeksi petunjuk
dengan tidak adanya Observasi tanda- Kompres basah
tanda-tanda infeksi tanda infeksi dan akan menghasilkan
b. Mendeskripsikan peradangan pendinginan lewat
proses penularan -       Lakukan pemakaian pengisapan yang
penyakit, faktor yang kompres basah menimbulka
mempengarhi seperti yang vasokonstriksi
2. penularan serta diprogramkan untuk pembuluh darah kulit
penatalaksanaan. mengurangi dengan demikian
c. menunjukan intensitas inflamasi akan mengurangi
kemampuan untuk Kolaborasi eritema serta produk
mencegah timbulnya pemberian antibiotik serum
infeksi. sesuai petunjuk Pencegahan
d. Menunjukan prilaku terjadinya infeksi.
sehat.

L. Implementasi
N DIAGNOSA IMPLEMENTASI PARAF
O KAPERAWATAN
1. Kerusakan integritas Membersihkan kulit agar tetap bersih dan kering
kulit berhubungan Menganjurkan kepada klien untuk berhenti
dengan adanya erosi menggaruk
-   Menjaga agar kuku selalu terpangkas
Memonitor kulit akan adanya kemerahan.
Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat
Memonitor proses penyembuhan insisi.
2. Resiko infeksi Mencuci tangan sebelum dan sesudah Resiko
berhubungan dengan tindakan
pertahanan primer Memberikan obat topical sesui petunjuk
yang tidak baik Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan
peradangan
-       Melakukan kompres basah seperti yang
diprogramkan untuk mengurangi intensitas
inflamasi
Memberian antibiotik sesuai petunjuk.

M. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yang dapat dilakukan pada implamentasi keperawatan diatas yaitu:


1.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya erosi
a.       integritas kulit klien membaik, tidak terdapat ulkus dan erosi
b.      Klien memahami proses perbaikan kulit dan mencegah terjadi cedera.
c.      Klien mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan
perawatan alami.
2.      Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer.
a.       Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
b.      Klien mampu mengenali proses penularan penyakit, faktor yang mempengarhi
penularan serta penatalaksanaan.
c.      Klien menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi dan
Menunjukan prilaku sehat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pedikulosis Pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus pubis(crab lause;kutu
kemaluan) sering jumpai. Infestasi parasit ini umumya terjadi di daerah genital dan terutama
di tularkan lewat hubungan seks.
Rasa gatal merupakan gejala yang paling sering ditemukan khususnya dimalam hari.
Infestasi oleh kemaluan dapat di jumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonhore,
kandidiasis, sifilis).
Penyebab penyakit ini ialah Phthirus pubis. Gejala patogenomonik lainnnya adalah
black dot, yaitu bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang
terlihat saat bangun tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Huda Nurarif, Amin. 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN


BERDASARKAN Diagnosis Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction.
Brunner & Suddart. 2001. BUKU AJAR Keprawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC
http://dokumen.tips/documents/pedikulosis-pubis.html
http://doktersehat.com/bahayanya-kutu-kelamin
http://ners-novriadi.blogspot.co.id/2012/07/pedikulodis-dan-skabies.html
http://pilomonuanakes.blogspot.co.id/2014/10/makalah-tentang-kutu.html

Anda mungkin juga menyukai