Anda di halaman 1dari 25

SISTEM INTEGUMEN

ASUHAN KEPERAWATAN PEDICULOSIS

Disusun oleh :

Ipung Nopiyanti (88150006)

Robby Ramdan (88150011)

Yonata Pratomo Wijoyo (88150040)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BSI BANDUNG

2018

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas berkat dan
rahmat-NYA makalah ini dapat di buat dan disampaikan tepat pada waktunya.
Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas makalah ini berjudul Asuhan
Keperawatan Pediculosis.

Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalampenulisan makalah ini. Kami juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi salah
satu sumber literatur atau sumber informasi pengetahuan bagi pembaca.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Parasite adalah organisme yang hidup dari makhluk hidup lainnya. Manusia adalah tuan
rumah dari banyak parasite, yang dapat hidup di dalam tubuh atau pada kulit. Parasite ini
menggunakan tubuh manusia untuk mendapatkan makanan dan untuk memproduksi, dan
dalam tawar-menawar menyebabkan masalah kesehatan manusia yang terinfeksi parasite
terdapat di seluruh dunia dan banyak orang menderita infeksi parasite kulit. Sebagai contoh,
sekitar 6 untuk 12 juta orang diseluruh dunia mendapatkan kutu setiap tahun dan di Amerika
Serikat. Banyak penyakit kulit yang disebabkan oleh parasite contohnya Pedikulosis.
Pedikulosis adalah penyakit yang juga disebabkan oleh parasite obligat pediculus humanis
yang menyerang pada kulit badan, kulit kepala, rambut, dan daerah pubis. Presentase penderita
Pediculosis di Indonesa 20% pada tahun 2002-2009 dalam penelitian pedikulosis di Rumah
Sakit Dr.Soetomo Surabaya menunjukan penderita pedikulosis 0.5% pada tahun 1999-2003.
Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang memiliki lebih banyak kesempatan
untuk melakukan intervensi kepada pasien, sehingga fungsi dan peran perawat dapat
dimaksimalkan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita seperti memenuhi
kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan fisik, perawat juga dapat melakukan pendekatan
spiritual, psikologis, dan mengaplikasikan fungsi edukatornya dengan memberikan
penyuluhan kesehatan terhadap penderita sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan penderita dan keluarga yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir resiko
maupun komplikasi yang mungkin muncul dari pediculosis tersebut. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengangkat materi pedikulosis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pedikulosis ?
2. Apa saja klasifikasi dari Pedikulosis ?
3. Apa saja etiologi dari Pedikulosis ?
4. Bagaimana patofisiologi Pedikulosis ?
5. Apa manifestasi klinis dari Pedikulosis ?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada Pedikulosis ?

2
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien Pedikulosis ?
8. Apa saja komplikasi yang terjadi pada pasien Pedikulosis ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien pedikulosis ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada
pasien Pediculosis.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus penulisan makalah ini adalah :
a. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian pediculosis
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami klasifikasi pediculosis
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami etiologi pediculosis
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami patofisiolgi pediculosis
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari pediculosis
f. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada pasien dengan
pediculosis.
g. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada pasien
dengan pediculosis.
h. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami komplikasi dari pedikulosis
i. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien
dengan pediculosis.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pedikulosis
Pedikulosis adalah penyakit jangkitan kulit / rambut pada manusia yang disebabkan
dengan Pediculus (tergolong family pediculidae). Selain menyerang manusia, penyakit ini
juga menyerang binatang. (Adhi Djuanda, 2011). Pedikulosis adalah jangkitan
kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh parasit obligat Pediculus humanus. (Arif
Mansjoer, 2000).
2.2 Klasifikasi Pedikulosis
a. Pedikulosis Capitis
Serangan kutu yang menyerang rambut di kepala.
b. Pedikulosis Korporis
Serangan kutu Pediculus humanus carporis pada badan.
c. Pedikulosis Pubis
Serangan oleh phthirus pubis yang menyerang kawasan genital.
2.3 Etiologi Pedikulosis
a. Pedikulosis Capitis
Punca dari Pedikulosis capitis adalah pediculus humanus var. capitis. Kutu ini
mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan merah jika telah
menghisap darah.
b. Pedikulosis Korporis
Punca dari Pedikulosis carporis adalah Pedialus humarus var. Carporis Pediculus
humarus var.carporis mempunyai 2 jenis kelamin, iaitu jantan dan betina berukuran
panjang 1,2 – 4,2 mm dan lebar kira – kira ½ panjangnya, sedangkan yang jantan lebih
kecil.

4
c. Pedikulosis Pubis
Punca dari Pedikulosis Pubis adalah Phthirus pubis. Kutu ini juga mempunyai 2 jenis
kelamin, yang betina lebih besar daripada yang jantan. Panjangnya sama dengan
lebarnya iaitu 1 -2 mm.

2.4 Patofisiologi Pedikulosis


P. Humarus var. capitis dan P. Humarus var.carporis adalah penyebab dari Infeksi
kulit parasitik pedikulosis. P. Humarus var.capitis dan P. Humarus var.carporis
berkembang membiak sesuai dengan kitaran hidup kutu yaitu telur, larva, nimfa dan
akhirnya menjadi dewasa. Pada masa bertelur (telur kutu) mereka akan bersama-sama
rambut dan mengikuti pertumbuhan rambut manusia dan cara penularan mereka adalah
secara hubungan atau sentuhan langsung dan tidak langsung. Pada masa kitaran nimfa,
mereka akan turun ke dasar rambut kemudian berkembang membiak menjadi dewasa dan
mengeluarkan rembesan yang dimasukkan ke dalam kulit sewaktu menghisap darah,
mengakibatkan timbulnya rasa gatal yang hebat dan mempunyai rasa panas di kulit kepala.
Akibat menggaruk tersebut maka akan timbul kelainan kulit lain seperti hakisan,
ekskotiasi dan infeksi sekunder. Hal tersebut boleh menyebabkan berbagai komplikasi
diantaranya pioderma (infeksi kulit yang terbentuk pus) dan terdapat pembesaran kelenjar.
Pedikulosis Pubis disebabkan oleh phthirus pubis yang dalam kitaran hidupnya
mengalami morfologi iaitu telur, larva, nifpa dan tumbuh menjadi kutu dewasa. Kutu
tersebut masuk melalui kulit/folikel rambut dan menghisap darah dengan mengeluarkan
saliva yang dapat mengubah bilirubin menjadi biliverdin. Hal tersebut menimbulkan ruam
kemerahan yang mendatar pada tubuh, paha, ketiak yang berwarna coklat kemerahan
disebut juga macula cerulea sehingga mengakibatkan rasa gatal yang hebat. Timbullah lesi
yang diakibatkan dari garuan dan adanya berwarna hitam yang terdapat pada seluar dalam
akibat krusta. Pada akhirnya mengakibatkan infeksi sekunder dengan pembesaran
kawasan kelenjar limfa.
Cara Penularan :
a. Pedikulosis Capitis
Pada lingkungan yang padat, anak-anak, cara penularannya melalui benda perantara,
misalnya : sisir, bantal, Kasur, topi, rambut palsu, dan sprei

5
b. Pedikulosis Korporis
Pada orang dewasa dengan hygiene yang buruk (jarang mandi/ganti pakaian), cara
penularannya dapat melalui pakaian atau kontak langsung.
c. Pedikulosis Pubis
Pada orang dewasa, PMS serta mengenai jenggot dan kumis, pada anak-anak pada
alis/bulu mata. Cara penularannya umumnya kontak langsung, hubungan skes atau
dengan benda seperti pakaian, handuk dan sprei.
2.5 Manifestasi Klinis
a. Rasa gatal yang hebat terutama kawasan oksiput, temporal dan pubis.
b. Rasa panas di sekitar kulit kepala
c. Pruritis
d. Erythema, iritasi dan jangkitan sekunder akibat garuan.
e. Kulit kering dan bersisik dengan kawasan-kawasan yang berpigmen serta berwarna
gelap.
f. Terdapat kutu atau telur kutu.
g. Rambut akan bergumpal, berbau busuk akibat banyaknya pus dan krusta.
h. Pembesaran kawasan kelenjar.
i. Adanya kelainan di kulit berupa garis-garis bekas garuan dan tampak kemerahan
yang kecil dan khas.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Anamnesis
Riwayat keluhan penderita, riwayat adanya penyakit yang sama pada keluarga.
b. Pemeriksaan fisik
 Ditemukan telur/kutu dengan pemeriksaan secara seksama terutama dicari
didaerah oksiput dan temporal.
 Telur berwarna abu-abu dan berkilat
 Adanya lesi akibat garukan dan kelainan kulit
c. Pemeriksaan Mikroskop
 Ditemukan telur kutu yang menempel pada batang rambut
 Ditemukan telur kutu dan kutu pada serat kapas pakaian.

6
2.7 Penatalaksanaan
a. Pedikulosis Capitis
 Pengeramasan rambut dengan shampoo yang mengandung lindane atau
senyawa piretrin dengan piperonil butoksida. Sesudah dibilas sampai bersih
rambut disisir dengan sisir yang sudah direndamkan ke dalam cuka agar telur
atau cangkang telur yang tertinggal dapat terlepas dari rambut.
 Semua barang pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa
mengandung tuma atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya
dengan suhu 54°C.
 Pada keadaan infeksi sekunder berat sebaiknya rambut dicukur, diobati
dengan antibiotic sistemik dan topical, lalu disusul dengan obat di atas dalam
bentuk shampoo.
b. Pedikulosis Corporis
 Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis
diseluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu mandi. Jika belum sampai
diulangi 4 hari kemudian.
 Pakaian direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu.
 Jika terdapat infeksi sekunder obati dengan antibiotic secara sistemik dan
topical.
c. Pedikulosis Pubis
 Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan dan
didiamkan 24 jam setelah itu mandi. Jika belum sampai diulangi 4 hari
kemudian.
 Sebaiknya rambut pubis dicukur, pakaian dalam direbus atau disetrika.
 Pasangan seks atau keluarga perlu diperiksa jika perlu diobati.

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang terjadi akibat gatal yang digaruk kemudian terjadi infeksi yang bila

dibiarkan akan keluar nanah. Kemudian timbul impetigo yaitu inflamasi kulit yang akut

dan menular, yang ditandai oleh pustule dan skuama.

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

 Data Biografi (nama, umur, pekerjaan, alamat dll)

 Riwayat Kesehatan Masa Lalu

- Riwayat personal hygiene yang buruk

- Sering berganti pakaian secara bersama-sama

- Penyakit menular seksual : sifilis, gonorrhea.

 Riwayat Kesehatan Keluarga

- Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, sehingga

penularan penyakit dapat terjadi.

- Keluarga/pasangan yang menderita PMS

- Hygiene anggota keluarga yang buruk.

 Riwayat Kesehatan Sekarang

- Nyeri dan Kenyamanan

Tanda : gatal pada badannya, nampak menggaruk-garuk, adanya lesi, pus,

adanya bekas garukan dan bintik-bintik kemerahan, iritasi dan kulit kering,

bersisik.

- Hygiene

Tanda : Penampilan kurang bersih, kurang melakukan perawatan diri.

- Integritas ego

8
Tanda : Cemas, takut dan gelisah. Klien tidak mengetahui tentang penyakit kulit

yang dialami

- Aktivitas/istirahat.

Tanda : aktivitas terganggu karena gatal, dan Nampak menggaruk-garuk

- Interaksi Sosial

Tanda : Malu dengan penyakitnya, nampak menarik diri

b. Pengelompokan Data

DS :

- Klien mengatakan aktivitas terganggu karena gatal

- Klien mengatakan kurang melakukan perawatan diri

- Klien mengatakan malu dengan penyakitnya.

- Klien tidak mengetahui tentang penyakit kulit yang dialami.

- Klien mengatakan merasakan sangat gatal pada badannya.

DO :

- Nampak menggaruk-garuk

- Cemas, takut dan gelisah

- Adanya lesi, pus, adanya bekas garukan dan bintik-bintik kemerahan, iritasi

dan kulit kering, bersisik.

- Penampilan kurang bersih

- Nampak menarik diri

9
c. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : Kurang pengetahuan
- Klien mengatajab aktivitas ↓
terganggu karena gatal Hygiene yang buruk
- Klien mengatakan ↓
merasakan sangat gatal Liur dan secret dari kutu
pada badannya. masuk kedalam kulit
DO : ↓
- Adanya lesi, pus, adanya Merangsang respon
gatal pada tubuh Gangguan rasa nyaman
bekas garukan dan bintik-
↓ dan nyeri : gatal
bintik kemerahan, iritasi
Timbul rasa gatal
dan kulit kering, bersisik. ↓
Menggaruk
- Gelisah, nampak

menggaruk-garuk
Kerusakan di kulit dan
adanya lesi

2 DS : Liur dan secret dari kutu


- Klien mengatakan masuk kedalam kulit
merasakan sangat gatal ↓
pada badannya. Merangsang respon
- Klien mengatakan kurang gatal pada tubuh timbul
melakukan perawatan diri rasa gatal
DO : ↓
- Nampak menggaruk-garuk Garukan dapat merusak
- Penampilan kurang bersih. kerusakan kulit

10
↓ Gangguan Kerusakan
Kerusakan integritas Integritas Kulit
kulit

3 DS : Lingkungan yang
- Klien mengatakan kurang kurang bersih
melakukan perawatan diri ↓
DO : Kontak langsung dengan
- Penampilan kurang bersih penderita atau benda
yang berkutu Defisit Perawatan Diri

Kurang pengetahuan

Hygiene yang buruk

Defisit Perawatan Diri
4 DS : Kurang informasi
- Klien tidak mengetahui ↓
tentang penyakit kulit Koping individu tidak
yang dialami efektif Ansietas
DO : ↓
- Nampak menarik diri Stress psikologis

Ansietas
5 Hygiene yang buruk

Liur dan secret dari kutu
masuk kedalam kulit Resiko Infeksi

Merangsang respon
gatal pada tubuh

11

Timbul rasa gatal

Resiko Infeksi

3.2.Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Rasa nyaman dan nyeri: gatal b.d adanya gigitan kutu disertai pengeluaran

secret.

2. Gangguan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan

3. Deficit perawatan diri b.d kurangnya perawatan diri

4. Ansietas b,d kurangnya kurang informasi tentang penyakitnya.

5. Resiko infeksi b.d kerusakan pertahanan primer

12
3.3.Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman dan nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu dan disertai pengeluaran secret

Definisi Gangguan rasa nyaman : merasa kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan

dan social.

Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional Implemetasi Evaluasi
Hasil

Tujuan : Mandiri : Mandiri : Mandiri : S : pasien mengeluh nyeri

Setelah dilakukan 1. Kaji keluhan 1.Dengan mengkaji 1. Mengkaji keluhan dan gatal disekitar

intervensi, rasa nyeri nyeri/gatal, lokasi, keluhan nyeri/gatal nyeri/gatal klien. rambut, dan tubuhnya.

klien berkurang. skala dan waktu. dapat diperoleh data 2. Mengobservasi O : pada kulit kepala dan

Kriteria Hasil : yang dibutuhkan petunjuk ekspresi rambut terdapat

- Klien untuk intervensi wajah klien. adanya lesi dan bekas

mengatakan selanjutnya. 3. Mengajarkan klien garukan.

nyeri berkurang 2. Rasa gatal untuk melakukan

merupakan petunjuk

1
dengan skala 2. Observasi nonverbal dapat teknik relaksasi A : Terjadi rasa gatal dan

nyeri (0-1) petunjuk non membantu dan distraksi nyeri pada kulit kepala

- Klien tampak verbal gatal, mengevaluasi rasa 4. Menganjurkan dan tubuhnya.

rileks missal : gatal dan klien untuk P:

- Gatal (-) menggaruk, keefektifan menggunakan Lanjutkan intervensi :

ekspresi wajah. perawatan. sarung tangan - kaji keluhan dan

lembut. nyeri/gatal pada

3. Ajarkan klien 3.Teknik relaksasi 5. Membersihkan klien.

melakukan teknik dan distraksi dapat telur/kutu pada - observasi

mengurangi mengurangi batang rambut petunjuk ekspresi

nyeri/gatal: nyeri/gatal. dengan sisir yang wajah klien.

relaksasi dan rapat. - ajarkan klien

distraksi dapat untuk melakukan


Kolaborasi :
mengurangi nyeri. teknik relaksasi
1. Memberikan
4. Anjurkan klien 4. Sarung tangan kain dan distraksi.
analgetik kepada
untuk yang kembut dapat
klien

2
menggunakan mengurangi iritasi 2. Memberikan anti - anjurkan klien

sarung tangan kain akibat garukan. pruritus kepada untuk

lembut. 5. Mengurangi rasa klien. menggunakan

5. Bersihkan gatal akibat gigitan sarung tangan

kutu/telur pada kutu. yang lembut.


(Ttd perawat dan
batang rambut - bersihkan
tanggal pelaksanaan)
menggunakan sisir telur/kutu pada

yang rapat. batang rambut

dengan sisir yang


Kolaborasi : Kolaborasi :
rapat
1. Berikan analgetik 1. Analgetik berguna
- berikan analgetik
bila perlu untuk mengurangi
dan anti pruritus
2. Berikan anti rasa nyeri
pada klien.
pruritus bila perlu. 2. Anti pruritus dapat

mengurangi rasa

gatal.

3
I:

- Mengobservasi

petunjuk ekspresi

wajah klien.

Respon : reaksi

nonverbal (-).

- Mengajarkan

klien untuk

melakukan teknik

relaksasi dan

distraksi.

- Membersihkan

telur/kutu pada

batang rambut

dengan sisir yang

rapat

4
- Memberikan

analgetik dan anti

pruritus pada

klien.

E : Masalah teratasi

sebagian.

R : Lanjutkan intervensi.

5
Diagnosa 2 : Gangguan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan

TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

KRITERIA HASIL

Tujuan : Mandiri : Mandiri : Mandiri : S : Pasien mengatakan


Setelah dilakukan
kulitnya sudah tidak kering.
intervensi, integritas 1. Kaji keadaan kulit, 1. menentuan data 1. mengkaji
kulit klien kembali warna, turgor kulit dasar untuk keadaan warna O : Turgor kulit pasien baik,
utuh.
dan sirkulasi melakukan kulit, turgor kulit warna kulit masih kemerahan.

KH : intervensi dan sirkulasi.


A : Kulit sudah tidak kering
- Lesi (-) selanjutnya. 2. menganjurkan
- Iritasi (-) tetapi masih kemerahan.
kepada klien
- Pruritus (-)
untuk P : Lanjtukan intervensi :
- Erosi (-)
- Eritema (-) 2. Anjurkan kepada 2. karena kulit yang mempertahankan - kaji keadaan warna
- kulit lembut kering dapat men-
klien untuk hygiene kulit
dan elastis. jadi barier infeksi. kulit
mempertahankan 3. menganjurkan
Pembasuhan kulit - berikan obat
hygiene kulit, kering sebagai klien untuk penghilangan kutu
ganti menggaruk
misal dengan menggunting
menurunkan (pedytox, grimekson)
mandi
resiko

6
menggunakan trauma dermal kuku secara - berikan bedak / lotion
pada kulit yang
sabun antiseptik, teratur antiseptik
kering / rapuh.
kemudian 4. menutup luka
Massase I:
mengeringkannya Meningkatkan dengan pembalut
sirkulasi kulit dan - Mengkaji keadaan
secara hati-hati dan steril apabila
meningkatkan
menggunakan lukanya besar warna kulit
kenyamanan.
lotion serta Mempertahankan lerosi, okskariasi - Memberikan obat

kebersihan penghilangan kutu


melakukan dan infeksi

massase. sekunder. (pedytox, grimekson)

- Memberikan bedak /
Kolaborasi :
3. Kuku yang lotion antiseptic
3. Anjurkan klin
panjang / kasar
untuk menggunting 1. memberikan
meningkatkan E : Masalah teratasi
kuku secara resiko kerusakan obat-obatan
sebagian.
dermal akibat topikal /
teratur..
garukan. R : Lanjutkan intervensi.
sistemik sesuai

indikasi.

2. Memberikan

obat

7
4. Dapat mengurangi penghilangan
kontaminasi
kutu (pedytox,
4. Tutup luka dengan bakteri dan
grimekson)
pembalut steril meningkatkan
proses 3. Memberikan
apabila lukanya
penyembuhan
bedak / lotion
besar lerosi,
antiseptik
okskariasi dan

infeksi sekunder
Kolaborasi :

Kolaborasi : 1. Obat-obatan
topikal dapat
1. Kolaborasi dalam meningkatkan
penyembuhan
pemberian obat-
lesi dan
obatan topikal / menghindari
sistemik sesuai kontaminasi
silang.
indikasi.

2. Pemberian obat
2. Kolaborasi dalam menghilang kutu
dapat mengurangi
pemberian obat
kerusakan

8
penghilangan kutu integritas kulit
karena penyebab
(pedytox,
kerusakan
grimekson)
integritas kulit
berkurang /
hilang.

3. Bedak / lotion
3. Kolaborasi dalam antiseptik dapat
pemberian bedak / mengurangi
kerusakan
lotion antiseptik
integritas kulit.

9
Diagnosa 3 : Defisit Perawatan Diri b.d kurangnya perawatan diri

10

Anda mungkin juga menyukai