DISUKU MUNA-LAHAJI
DI SUSUN OLEH:
A. Latar Belakang
Bisul (Furunkel) ialah radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika
lebih dari pada sebuah disebut furunkulosis. Karbunkel ialah kumpulan
furunkel. Keluhannya nyeri. Kelainan berupa nodus eritematosa
berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat pustul. Kemudian melunak
menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu memecah
membentuk fistel. Tempat predileksi ialah yang banyak friksi, misalnya
aksila dan bokong (Djuanda : 2011).
Bisul merupakan infeksi kulit berupa benjolan, tampak
memerah, yang akan membesar, berisi nanah dan terasa panas, dapat
tumbuh di semua bagian tubuh, namun biasanya tumbuh pada bagian
tubuh yang lembab, seperti : leher, lipatan lengan, atau lipatan paha,
kulit kepala. Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri
Stafilokokus aureus pada kulit melalui folikel rambut, kelenjar minyak,
kelenjar keringat yang kemudian menimbulkan infeksi lokal. Faktor
yang meningkatkan risiko terkena bisul antara lain kebersihan yang
buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang
menyumbat pori, dan pemakaian bahan kimia (Jean, et al : 2011).
Penyakit kulit seperti bisul dan eksim dapat disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus (Jawetz : 2008). Meskipun penyakit bisul
sering dianggap sebagai penyakit biasa, namun dengan adanya bisul di
bagian tubuh manusia, tetap menganggu kesehatan dan aktivitas
manusia. Bahkan jika tidak ditangani dengan serius dapat menimbulkan
infeksi dan memperparah penyakit bisul tersebut.
Tradisi pengobatan kawio (bisul) merupakan pengobatanyang
masih dilakukan oleh masyarakat secara turuntemurun berdasarkan
rangkaian proses yang teratur sesuai dengan ketentuan yang dilakukan
oleh nenek moyang terdahulu.Penyakit kawio (bisul) adalah penyakit
yang muncul pada bagian-bagian tertentu pada anggota tubuh manusia.
Kawio (bisul) ini juga memiliki bentuk diantaranya, Kawio biasa,
osorombata, kawisu, kasosora, dan pikitai. Walaupun memiliki bentuk
tetapi proses pengobatannya hampir sama, yang membedakan adalah
mantra (doa) yang dibacakan sesuai bentuk penyakit. (Meurut Ibu Wa
Siani (dukun) dalam wawancara awal 24 April 2020).
B. Rumusan Masalah
Apa pengobatan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat suku Muna di
Desa Lahaji, Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat untuk
mengobati penyakit bisul (Kawio) pada anak?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengobatan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat
suku Muna di Desa Lahaji, Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna
Barat untuk mengobati penyakit bisul (Kawio) pada anak.
D. Manfaat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bisul
1. Pengertian Bisul
Bisul merupakan infeksi kulit berupa benjolan, tampak
memerah, yang akan membesar, berisi nanah dan terasa panas,
dapat tumbuh di semua bagian tubuh, namun biasanya tumbuh
pada bagian tubuh yang lembab, seperti : leher, lipatan lengan,
atau lipatan paha, kulit kepala. Bisul disebabkan karena adanya
infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada kulit melalui folikel
rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian
menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko
terkena bisul antara lain kebersihan yang buruk, luka yang
terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori,
dan pemakaian bahan kimia (Jean, et al : 2011).
Penyakit kulit seperti bisul dan eksim dapat disebabkan
oleh bakteri Staphylococcus aureus (Jawetz : 2008). Meskipun
penyakit bisul sering dianggap sebagai penyakit biasa, namun
dengan adanya bisul di bagian tubuh manusia, tetap menganggu
kesehatan dan aktivitas manusia. Bahkan jika tidak ditangani
dengan serius dapat menimbulkan infeksi dan memperparah
penyakit bisul tersebut.
2. Penyebab Bisul
Penyebab Bisul Penyakit kulit seperti bisul dan eksim
dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (Jawetz :
2008). Meskipun penyakit bisul sering dianggap sebagai
penyakit biasa, namun dengan adanya bisul di bagian
tubuh manusia, tetap menganggu kesehatan dan aktivitas
manusia. Bahkan jika tidak ditangani dengan serius
dapat menimbulkan infeksi dan memperparah penyakit bisul
tersebut.Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri
stafilokokus aureus pada kulit lewat folikel rambut, kelenjar
minyak, kelenjar keringat yang sesudaah itu menyebabkan
infeksi lokal. Faktor yang menambah risiko terkena bisul
diantaranya kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi,
pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori dan
pemakaian bahan kimia (Djuanda :2011).
Furunkel/bisul ialah radang folikel rambut dan
sekitarnya. Jika lebih dari sebuah disebut furunkulosis.
Karbunkel ialah kumpulan furunkel. Keluhannya nyeri. Ke
lainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut, di
tengahnya terdapat pustul. Kemudian melunak menjadi
abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu memecah
membentuk fistel. Tempat predileksi ialah yang banyak
friksi, misalnya aksila dan bokong (Djuanda : 2011).
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut
Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Ini
dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara
mendalam terhadap 28 informan, terdiri dari tokoh adat/tokoh
masyarakat 4 orang, dukun anak tradisional 8 orang, orang
tua/keluarga anak 9 orang, dan tenaga kesehatan (5 orang bidan
dan 2 orang pengelola BATRA).
Dan wawancara langsung kepada 3 (tiga) narasumber dengan
memperhatikan 3 (tiga) aspek pewawancara, yakni:
1) Orang yang mengetahui
2) Orang yang berpengalaman
3) Orang yang pernah praktik atau melakukannya.
Sehingga, wawancara langsung ini dilakukan kepada masyarakat
Desa Lahaji, Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat
yang terdiri atas:
1) Irfan,
2) Saldy,
3) Ibu niarsi
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini berfokus pada kebiasaan dan
kepercayaan masyarakat Desa Lahaji dalam melakukan
pengobatan tradisional secara langsung dan dapat dilihat secara
transparan. Sedangkan objek penelitian disini berupa data-data
dari jurnal serta perkataan langsung maupun tidak langsung dari
narasumber, yakni masyarakat Desa Lahaji, Kecamatan Napano
Kusambi Kabupaten Muna Barat.