Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BISUL (BISUL)

Disusun oleh:
Sinthya Nada ( P05170020034 )

PRODI D-IV JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATANBENGKULU

TAHUN AJARAN 2023/2024


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Mitos dan Fakta Seputar Bisul


Sub Topik : Penyuluhan Kesehatan Tentang Bisul
Waktu : 25 Menit
Hari/Tanggal :
Tempat :
Sasaran : Pasien & Pengunjung di RSU UMM

I. LATAR BELAKANG

Furunkel atau yang sering disebut bisul adalah radang folikel rambut dan
sekitarnya. Jika lebih dari sebuah di sebut furunkulosis. Sedangkan kumpulan dari
Furunkel adalah karbunkel dan biasanya di sebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Biasanya dikeluhkan nyeri oleh penderita. Kulit penderita kelainan berupa nodus
eritematosa berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat pustul kemudian melunak menjadi
abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu memecah membentuk fistel (Djuanda :
2007).

Furunkel dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, predileksi terbesar penyakit ini
pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Setiap orang memiliki potensi terkena penyakit
ini, namun beberapa orang dengan penyakit diabetes, sistem imun yang lemah, jerawat atau
problem kulit lainnya memiliki resiko lebih tinggi. Gambaran klinis penyakit ini adalah
timbulnya nodul kemerahan berisi pus, panas dan nyeri. Diagnosis Furunkel dapat
ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang di konfirmasi dengan gram dan kultur
bakteri (Timothy : 2008).

Global
Secara global insidensi abses peritonsilar adalah antara 9-41 kasus per 100.000 populasi
per tahun. Kelompok usia anak-anak dan dewasa muda lebih berisiko mengalami abses
peritonsilar. Penelitian oleh Klug et al melaporkan insidensi tertinggi dapat ditemukan
pada kelompok usia 15-19 tahun. Pada penelitian lain didapatkan kelompok usia 20-40
tahun memiliki insidensi tertinggi.
Insidensi abses peritonsilar lebih tinggi 9,5% pada laki-laki daripada perempuan. Pasien
yang merokok memiliki risiko abses peritonsilar yang lebih tinggi. Abses peritonsilar
merupakan merupakan 30% kasus abses pada area kepala-leher. Di Amerika Serikat,
terdapat 62.787 kasus abses peritonsilar yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD)
dengan jumlah pasien yang dirawat inap mencapai 15.095 orang. Insidensi abses
peritonsilar adalah 1 per 10.000 pasien yang datang ke IGD. Kasus abses peritonsilar
paling sering ditemukan pada periode November-Desember dan April-Mei, karena
tingginya insidensi faringitis dan tonsilitis eksudatif akibat Streptococcus pada periode
tersebut.

Indonesia
Belum ada data epidemiologi nasional mengenai abses peritonsilar di Indonesia. Penelitian
di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada periode 2012-2015 melaporkan 8
(30,8%) dari 26 sampel kasus abses leher dalam berlokasi di peritonsilar.[8] Dari penelitian
di RSUP Sanglah periode tahun 2010-2014 didapatkan 64,29% pasien abses peritonsilar
berjenis kelamin laki-laki, dengan keluhan utama nyeri tenggorokan (71,43%), dan etiologi
terbanyak dari hasil kultur adalah Streptococcus viridans (57,13%).

Mortalitas
Tidak ada data mengenai angka mortalitas akibat abses peritonsilar. Morbiditas yang
ditimbulkan karena abses peritonsilar biasanya karena nyeri yang berat, berkurangnya
waktu sekolah dan kerja, dan komplikasi yang dialami. Komplikasi abses retrofaringeal
lebih tinggi pada pasien usia > 40 tahun. Abses peritonsilar yang disebabkan
oleh Streptococcus sp. dapat menimbulkan komplikasi berupa glomerulonefritis
post Streptococcal dan demam reumatik. Pembengkakan atau perdarahan yang terjadi pada
abses peritonsilar dapat mengganggu jalur pernapasan.

II. TUJUAN PENYULUHAN

A. TujuanPenyuluhanUmum (TPU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan ini diharapkan keluarga dan
pasien mengetahui dan memahami tentang penyakit Abses ( Bisul )

B. TujuanPenyuluhanKhusus (TPK) :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 kali pertemuan, masyarakat dapat
menjelaskan kembali tentang :
a. Menyebutkan pengertian Abses ( Bisul )
b. Menyebutkan penyebab Abses ( Bisul )
c. Menyebutkan tanda dan gejala Abses ( Bisul )
d. Menyebutkan cara pencegahan Abses ( Bisul )
e. Menyebabkan Faktor Resiko Abses ( Bisul )

III.MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Abses ( Bisul )
2. Penyebab Abses ( Bisul )
3. Tanda dan gejala Abses ( Bisul )
4. Pencegahan Abses ( Bisul )
5. Faktor resiko Abses ( Bisul )

IV. KEGIATAN PENYULUHAN

KegiatanPembuka
(3 Menit)
Penyuluhan Peserta

1.Memberikan salam 1.Menjawab salam


2.Perkenalan 2.Merespon
3.Apersepsi 3.Menyimaknya
Kegiatan Inti
(20 Menit)
Penyuluhan Peserta
1.Menjelaskan materi 1.Memperhatikan materi yang
disampaikan
2.Memberikan kesempatanuntukbertanya 2.Bertanya apabila adamateri yang
kurangdimengerti
3.Memberikan pertanyaanbalikke post 3.Menjawab pertanyaanpenyuluh
test
KegiatanPenutup
(2Menit)
Penyuluh Peserta
1.Menyimpulkan seluruhmateri 1.Memperhatikan penjelasan
2.Mengucapkan salam 2.Menjawab salam

V. MEDIA PENYULUHAN
A. AlatPenyuluhan
1. Leaflet

VI. METODE PENYULUHAN


Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
A. Metode Diskusi
B. Metode Tanya Jawab

VII. MATERI
A. Pengertian Abses ( Bisul )
Furunkel/Abses adalah perdangan pada folikel rambut dan jaringan yang
disekitarnya, yang disebabkan oleh staphylococcus aureus. Abses adalah benjolan
merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah. Benjolan ini muncul akibat
infeksi bakteri yan memicu inflamasi pada folikel rambut,yaitu lubang tepat rambut
tumbuh.

B. Penyebab Abses ( Bisul )


1. Kurang menjaga kebersihan tubuh
2. Terjadinya infeksi oleh bakteri
3. Pola makan yang tidak tepat
4. Sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat
5. Lemahnya kekebalan tubuh terhadap penakit

C. Tanda dan Gejala Abses ( Bisul )


Munculny benjolan merah pada kulit.dengan ukuran bisul biasanya kecil
dan kemudian disertai
 kulit disekitar memerah,bengkak dan terasa hangat jika disentuh
 Benjolan bertambah besar dan berisi nanah
 Terbentuk titik putih dibagian puncak benjolan.
 Demam tinggi
 Luka berbau tak sedap

D. Pencegahan Abses ( Bisul )


1. Biasakan untuk selalu menjga kebersihan tubuh dengan mandi 2 kali dalm satu
hari menggunakan sabun, terutama untuk bagian yang rentan terkena bisul seperti
ketiak atau pangkal paha.
2. Pilihlah pakaian yangnyaman digunakan serta dapat menyerap keringat agar
terhindar jamur sehingga meminimalisir terjadinya infeksi serta penulaannya
3. Memilih menu makanan yang tepat dan sehat serta pola makanan yang benar agar
terhindar dari berbagai penyakit
4. Selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai macam
penyakit.
E. Faktor resiko Abses ( Bisul )
1. Usia dan jenis kelamin bisul lebih sering menyerang remaja terutama yang
berjenis kelamin laki-laki
2. Kebersihan yang tidak terjaga pribadi maupun lingkungan
3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
4. Mengalami masalah kulit misal berjerawat
VIII. EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Apa itu Abses ( Bisul )
2. Sebutkan penyebab Abses ( Bisul )
3. Sebutkan tanda dan gejala Abses ( Bisul )
4. Sebutkan pencegahan Abses ( Bisul )
5. Sebutkan faktor resiko Abses ( Bisul )
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, R. (2018). Coli Ropian Abidin Abstrak. Uji Aktivitas Antibakteri


Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Dan Gambir (Uncaria
Gambir Roxb) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan
Escherichia Coli, 12, 1–109.

Alfiah, R. R., Khotimah, S., & Turnip, M. (2015). Efektivitas Ekstrak


Metanol Daun Sembung Rambat (Mikania Micrantha Kunth )
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Albicans. Journal Protobiont,
4(1), 52–57.
Aminah, S., Ramdhan, T., & Yanis, M. (2015). Syarifah Am Inah Et. Al. :
Kandungan Nut Risi Dan Sifat Fungsional Tanam An Kelor ( M
Oringa Oleifera ). Buletin Pertanian Perkantoran, 5(30), 35–44.

Anda mungkin juga menyukai