Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ FUNGI / JAMUR “
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan II
Dosen Pengampuh : Nurhidayah Amir, S.Kep.,Ners.,M Kes

Kelompok 3 :
1. Salwa F Tawurutubun 5. Karela Matuan
2. Sipora Pigai 6. Astina Abiasit
3. Losi Uduas 7. Esince Penggu
4. Ince Kobak 8. Lidia Bamu

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat kepada kita semua, sehigga berkat karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang ‘’FUNGI/JAMUR’’.

Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami
mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah
selanjutnya.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyakit Jamur Pada manusia


B. Factor Yang Menyebabkan Terinfeksi Jamur
C. Cara Memastikan Jamur
D. Hal Penting Tentang Penyakit Jamur
E. Pengobatan Penyakit Jamur
F. Mekanisme Terjadinya Penyakit
G. Cara Mencegah Penyakit Jamur

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada
manusia. Jamur tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di udara,
tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Jamur bisa menyebabkan
penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
berasal dari makanan yang kita makan sehari-hari, atau juga dari konsumsi jamur
beracun. Banyak orang meremehkan penyakit karena jamur, seperti panu atau kurap.
Padahal, penyakit ini bisa menular lewat persentuhan kulit, atau juga dari pakaian
yang terkontaminasi spora jamur. Banyak anggapan, penyakit panu atau kurap
sekadar masalah kosmetik. Bahkan, jamur bisa mengenai manusia dari kepala hingga
ujung kaki, dari bayi hingga orang dewasa dan orang lanjut usia. Menurut Jimmy
Sutomo dari perusahaan Janssen-Cilag, sebagai negara tropis Indonesia menjadi lahan
subur tumbuhnya jamur. Karena itu, penyakit-penyakit akibat jamur sering kali
menjangkiti masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui jenis-jenis jamur yang menyebabkan penyakit jamur pada manusia.
2. Mengetahui faktor terinfeksinya penyakit jamur pada manusia.
3. Mengenali mekanisme terjadinya penyakit yang disebabkan oleh jamur.

C. Tujuan
Tujuan Dalam penulisan makalah ini, tujuan penulis adalah untuk mengetahui
jenis-jenis jamur penyebab penyakit pada manusia, serta menjelaskan penyebab atau
faktor dari infeksi penyakit jamur pada manusia serta cara pengobatan penyakit jamur.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyakit Jamur Pada Manusia


Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis
superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang
menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu
Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik
merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-
paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.

1. JENIS MIKOSIS SUPERFISIAL


a. Tineacapitis
Merupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit
kepala dan rambut kepala, yang disebabkan oleh jamur Mycrosporum
dan Trichophyton. Gejalnya adalah rambut yang terkena tampak
kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada
daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan
edematous dan bernanah.
b. Tineafavosa
Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut
dan kuku. Penyebabnya adalah Trichophyton schoenleinii. Gejalnya
berupa bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar
membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat
lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau
bernanah.
c. Tineabarbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan
kulit leher, rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah
Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum
cranis.
d. Dermathophytosis
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit
terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat
bernanah. Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
e. Tineacruris
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas
sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit
sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum atau
Trichophyton sp.
f. Tineaversicolor (panu)
Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih
kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu
punggung, axilla, leher dan perut bagian atas. Penyebabnya adalah
Malassezia furtur.
g. Tineacircinata (Tineacorporis )
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana
terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa
gatal. Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.
h. Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan
kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada
infeksi sekunder akan menjadi bernanah. Penyebabnya adalah
Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
2. JENIS MIKOSIS SISTEMATIK
a. Nocardiosis
Merupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni terjadi
pembengkakan jaringan yang terkena dan terjadinya lubang-lubang
yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Penyebabnya
adalah Nocardia asteroides.
b. Candidiasis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh
seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina. Infeksi
ini terjadi karena faktor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS, daerah
kulit yang lembab dan obesitas. Penyebabnya adalah Candida albicans.
c. Actinomycosis
Merupakan mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan
granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula.
Penyebabnya adalah Actinomyces bovis.
d. Maduromycosis (Madurafoot)
Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa
granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang
kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian
belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian
terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
Penyebabnya adalah Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme,
Madurella mycetomi, dan Madurella grisea.
e. Coccidioidomycosis
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh
Coccidioides immitis. Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain,
berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan
pleuritis.
f. Sporotrichosis
Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan
terjadinya benjolan gumma, ulcus dan abses yang biasanya mengenai
juga kulit dan kelenjar lympha superfisial. Penyebabnya adalah
Sporotrichum schenckii. Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di
bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami
nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang
jaringan lympha.
g. Blastomycosis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang
dan sistem saraf. Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan
Blastomyces brasieliensis. Blastomycosis kulit gejalanya brupa papula
atau pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan jaringan
granulasi pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher,
lengan dan kaki. Bila menyerang organ dalam, gejalanya mirip
tuberculosis.

B. Faktor Yang Menyebabkan Terinfeksi Jamur


Lembab dan panas dari lingkungan, dari pakaian ketat, dan pakaian tak
menyerap keringat. Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.
Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk. Keseimbangan
flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian antibiotik, atau hormonal
dalam jangka panjang.
Malassezia furfur (dahulu dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare,
Pityrosporum ovale) merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit
dan folikel rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu. Alasan mengapa
organisme ini menyebabkan panu, pada beberapa orang sementara tetap sebagai flora
normal pada beberapa orang lainnya, belumlah diketahui. Beberapa faktor, seperti
kebutuhan nutrisi organisme dan respon kekebalan tubuh inang (host’s immune
response) terhadap organisme sangatlah signifikan.
Sebagai organisme yang lipofilik, Malassezia furfur memerlukan lemak (lipid)
untuk pertumbuhan in vitro dan in vivo. Lebih lanjut, tahap miselium dapat
dirangsang in vitro dengan penambahan kolesterol dan ester kolesterol pada medium
yang tepat. Karena organisme ini lebih cepat berkoloni/mendiami kulit manusia saat
pubertas dimana lemak kulit meningkat lebih banyak dibandingkan pada masa remaja
(adolescent) dan panu bermanifestasi di area yang “kaya minyak” atau sebum-rich
areas (misalnya: di dada, punggung), variasi lemak di permukaan kulit individu
dipercaya berperan utama dalam patogenesis penyakit.
Bagaimanapun juga, penderita panu dan subjek kontrol tidak memperlihatkan
perbedaan kuantitatif atau kualitatif pada lemak di permukaan kulit. Lemak di
permukaan kulit penting untuk kelangsungan hidup M furfur pada kulit manusia
normal, namun M furfur mungkin sedikit berperan pada perkembangan (pathogenesis)
panu. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa dibandingkan lemak, asam amino
lebih berperan di dalam kondisi sakit (diseased state) atau dengan kata lain sedang
terkena panu. Secara in vitro, asam amino asparagin menstimulasi pertumbuhan
organisme, sedangkan asam amino lainnya, glisin, menginduksi (menyebabkan)
pembentukan hifa. Pada dua riset yang terpisah, tampak bahwa secara in vivo, kadar
asam amino meningkat pada kulit pasien yang tidak terkena panu.
Faktor kausatif lainnya yang juga signifikan adalah sistem kekebalan
tubuh/imun penderita. Meskipun sensitization melawan antigen M furfur biasa terlihat
pada populasi umum (sebagaimana dibuktikan oleh studi/riset transformasi limfosit),
fungsi limfosit pada stimulasi organisme terbukti lemah (impaired) pada penderita
yang terserang panu. Hasil (outcome) ini sama dengan situasi sensitization dengan
Candida albicans. Singkatnya, kekebalan tubuh yang diperantarai oleh sel (cell-
mediated immunity) berperan pada penyebab (timbulnya) penyakit.
Udara panas dan lembab, kehamilan, pil KB, faktor genetik, pemakaian obat
golongan steroid (antialergi anti-inflamasi, misalnya: prednison, deksametason,
betametason, dan lain-lain) Panu disebabkan oleh organisme lipofilik dimorfik,
Malassezia furfur, yang hanya dapat dikultur pada media yang diperkaya dengan asam
lemak berukuran C12- sampai C14. Malassezia furfur atau yang juga dikenal dengan
nama singkat M furfur, merupakan salah satu anggota dari flora kulit manusia normal
(normal human cutaneous flora) dan ditemukan pada bayi (infant) sebesar 18%
sedangkan pada orang dewasa mencapai 90-100%. Pityrosporon orbiculare,
Pityrosporon ovale, dan Malassezia ovalis merupakan nama lain (sinonim) dari
Malassezia furfur.
Sebelas spesies M furfur telah teridentifikasi, dan Malassezia globosa
merupakan salah satu organisme yang biasa ditemukan pada penderita panu.
Organisme ini dapat ditemukan pada kulit yang sehat dan pada area kulit yang terkena
penyakit kulit (cutaneous disease). Pada penderita dengan penyakit klinis, organisme
ini ditemukan baik pada tingkat spora/ragi (yeast/spore stage) dan bentuk filamentosa
(hyphal).

C. Cara Memastikan Penyakit Jamur


 Pemeriksaan tampilan secara klinis.
 Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV), kerokan kulit, mukosa,
kuku untuk pemeriksaan mikroskopik, dan pemeriksaan biakan untuk
mengetahui jenis jamurnya Nampak untaian jamur ( pemeriksaan mikroskop )
terdiri dari spora dan hifa yang saling bergabung satu sama lainnya.
Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah dari Malassezia furfur :
Kerajaan : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Kelas : Hymenomycetes
Ordo : Tremellales
Familia : Filobasidiaceae
Genus : Malassezia
Spesies : Malassezia furfur
Sebagian besar kasus panu dialami oleh orang yang sehat tanpa disertai
penurunan sistem kekebalan tubuh (immunologic deficiencies). Meskipun
demikian, beberapa faktor dapat memengaruhi beberapa orang terkena panu
sekaligus memicu berubahnya bentuk (conversion) dari ragi saprofit
(saprophytic yeast) menjadi bentuk morfologis miselium, parasitik.

D. Hal Penting Tentang Penyakit Jamur


Penyakit yang dapat menyerang segala umur ini kelihatannya sederhana,
namun sering bermasalah. Bukan cuma di kulit, jamur juga bisa menembus masuk ke
dalam darah, dan tumbuh di organ-organ tubuh. Untuk lebih mengenalnya, inilah 10
fakta tentang penyakit jamur.
1. Penyakit jamur ada di mana-mana.
Jamur yang menyerang manusia tumbuh di mana-mana, di alam bebas.
Mungkin di toilet umum, di pasar, di terminal, di bioskop, yang sewaktu-waktu bisa
hinggap lalu bersarang pada kulit jika kita kurang bersih menjaga kulit. Jamur candida
albicans, misalnya. Ini jamur yang sering menyerang manusia. Selain bikin keputihan,
jamur jenis ini juga acap tumbuh di kulit selangkangan, di lipatan payudara, dan tentu
bisa juga tumbuh di saluran pencernaan, serta bagian tubuh lain. Jamur yang
menyerang kulit bukan hanya satu jenis. Kita mengenal puluhan jenis jamur kulit,
mulai dari yang sederhana dan enteng, sampai jenis yang ganas. Gambaran penyakit
jamur kulit kurang lebih sama, namun jamur penyebabnya bisa berbeda-beda.
Selain di kulit, jamur juga mungkin tumbuh di bola mata. Ada penyakit jamur
khusus pada bola mata, dan jika berat bisa menimbulkan borok pada bola mata. Jamur
jenis lain tumbuh pada liang telinga, karena liang telinga kurang dijaga
kebersihannya, kebiasaan mengorek liang telinga dengan jari (yang tentu sudah
tercemar jamur), sehingga jamur tumbuh di sana. Keluhannya gatal minta ampun.
Awalnya disangka kotoran telinga penyebab gatalnya, namun setelah diperiksa,
ternyata ada jamurnya. Seringkali liang telinga jadi lecet dan terbentuk bisul saking
seringnya dikorek-korek akibat hebatnya rasa gatal.
Jamur khusus ada yang yang menyerang paru-paru. Gejalanya mungkin cuma
batuk-batuk berbulan-bulan, dan tak sembuh diobati dengan cara biasa. Baru dari foto
rontgen paru-paru akan tampak gambaran khas yang menunjukkan adanya jamur
paru-paru. Demikian pula jika jamur candida tumbuh di usus, sering berakibat kondisi
tubuh melorot untuk waktu lama, selain gangguan pencernaan tak kunjung
menyembuh, dan biasanya baru ketahuan setelah diperiksa tinja yang ternyata ada
jamurnya.

2. Penyakit jamur menular.


Tak ubahnya panu, dan panu memang tergolong jamur juga, semua penyakit
jamur menular. Ada jamur kulit yang berpindah dari kulit jamuran ke kulit sehat lewat
persinggungan kulit, ada juga yang lewat spora, lewat udara, dan lewat hubungan
seks, atau pada bagian lain tubuh sendiri. Jamur yang tumbuh di kulit pipi
kemungkinan tertular lewat bantal tidur bekas pasien jamur kulit pipi. Jamur di leher,
dada, atau perut, kemungkinan lewat pakaian bekas pengidap jamur kulit. Jamur di
jemari tangan, sekitar tangan, kemungkinan tertular lewat bersalaman. Dan jamur
keputihan pada wanita, sering menjalar sampai ke kulit selangkangan. Jemari yang
habis menggaruk kulit berjamur dapat memindahkan penyakit jamurnya ke kulit sehat
lainnya.
3. Jamur kulit sukar sembuh
Umumnya penyakit jamur kulit berlangsung menahun. Diobati, mereda, lalu
kambuh lagi, seolah sukar sembuh. Namun sesungguhnya tidak demikian. Umumnya,
pertama, lantaran jamur kulit tidak diobati sampai tuntas, dan kedua, karena salah
memilih obat antijamur. Mungkin jamur kulit dianggap eksim. Kita tahu obat jamur
berbeda dengan obat eksim. Jika eksim diobati sebagai jamur, tentu tidak
menyembuhkan. Begitu juga jika penyakit jamur diobati sebagai eksim.
Hal lain, sebagaimana halnya eksim, selama pengobatan sebaiknya tidak
berkontak dengan bahan atau zat kimiawi yang bersifat iritatif terhadap kulit, seperti
sabun cuci, deterjen, dan bahan kimiawi dalam obat gosok, minyak wangi, krim obat,
dan apa pun zat lainnya yang dioleskan pada kulit. Jika eksim maupun jamur kulit
masih terus berkontak dengan bahan atau zat kimiawi, selain akan menghambat
proses penyembuhan, penyakit jamur kulitnya akan mudah kambuh, terutama di
bagian-bagian kulit tersembunyi, seperti di selangkangan, di sela jemari kaki, lipatan
kulit yang lembab, di bawah lipatan payudara, atau di lipatan bokong.
Bagian-bagian kulit tersebut selain lembab, sering tidak kering betul setiap
kali habis mandi. Air mandi atau air pembasuh tangan dan kaki yang masih tertinggal
di bagian kulit tubuh tertentu mengundang masuk jamur kulit. Kita menyebutnya kutu
air. Padahal bukan betul-betul kutu, melainkan kapang jamur yang menyukai bagian
kulit yang sering dibiarkan basah dan lembab.

4. Jamur kulit bukan eksim


Eksim dan jamur kulit sepintas kelihatan sama, namun sesungguhnya berbeda.
Namun, acap terjadi eksim tidak sepenuhnya menampakkan gambaran penyakit
eksim, karena sudah sejak awal diobati secara tidak tepat. Pemberian obat salep, krim,
atau cairan lotion obat yang tidak tepat akan memperburuk penyakit kulit asalnya.
Selain tidak spesifik gambaran penyakit kulitnya, pengobatannya tidak sederhana lagi.
Mungkin sudah terjadi infeksi, selain kelainan kulitnya bertambah parah.
Demikian pula halnya dengan jamur kulit. Jika dari awal salah diberi obat,
kelainan kulitnya jadi kacau, dan tentu tak sembuh-sembuh. Jamur kulit yang diberi
obat eksim akan tetap berkembang sebagai jamur kulit.
Secara kasar, gambaran eksim itu bercorak aneka ragam pada kulit yang
terkena, namun batas kelainan kulitnya dengan kulit yang sehat tidak begitu tegas.
Sedang jamur kulit, corakannya tidak begitu beragam, namun batas kelainan kulitnya
tegas, menyerupai gambar peta bumi. Keduanya sering menimbulkan kesan rancu,
atau memang mengidap kedua-duanya. Ada eksim pada awalnya, yang kemudian
ditumpangi jamur kulit juga. Pada kasus demikian, selain diberi obat eksim, perlu
ditambah anti jamurnya juga.

E. Pengobatan Penyakit
Pengobatan Penyakit Jamur Penyakit jamur yang salah diberi obat biasanya
selain tidak menyembuh, akibat sering digaruk, menimbulkan infeksi juga. Pada kulit
yang berjamur, terbentuk infeksi yang berarti ditumpangi kuman kulit juga. Pada
kasus demikian, infeksinya diobati dulu, baru setelah infeksinya mereda, diobati
jamur kulitnya. Jika tidak demikian, tidak bakal sembuh. Adakalanya, jamur kulit
yang sudah terinfeksi menimbulkan semacam borok kulit. Jamur kulit yang tadinya
kering menjadi basah, bernanah, dan terasa nyeri selain gatal. Pada kasus demikian,
perlu dilakukan kompres untuk mengeringkannya selama beberapa hari. Setelah
kering, baru diberi salep antibiotika untuk infeksi kulitnya. Dan setelah kelainan
kulitnya mereda, mulai diberikan obat antijamurnya.
Jamur kulit yang menjadi borok dan basah tidak akan sembuh jika langsung
diberi antijamur atau salep antibiotika untuk infeksinya. Jika kelainan kulitnya
bersifat basah, perlu dikompres dulu dengan cara basah (larutan rivanol), sedang
kelainan kulit yang kering tidak boleh diberi kompres, melainkan dilawan dengan
yang kering, yakni langsung diberi salep, atau krim yang cocok dan sesuai dengan
kelainan kulitnya.
 Obat anti jamur ada yang dioleskan, ada yang diminum.
Hanya jenis penyakit jamur tertentu yang sudah menyebar lewat aliran darah
(penyakit jamur dalam), yang juga memerlukan obat atijamur minum. Pada kasus
penyakit jamur keputihan, jamur usus, jamur paru-paru.
 Kalau jamur kulit tak sembuh-sembuh.
Jika jamur kulit tak kunjung sembuh, selain sebab tidak tepat memilih obat,
kemungkinan jenis jamur penyebabnya sudah tak mempan dengan obat antijamur
biasa. Untuk itu perlu pemeriksaan dengan mengerok kulit yang berjamur untuk
diperiksa jenis
 jamur penyebabnya di laboratorium.
Setelah jamur penyebabnya diketahui, dapat dipilih obat antijamur yang tepat. Jangan
lupa, panu juga penyakit jamur kulit. Namun, panu perlu dibedakan dengan kusta.
Ada jenis kusta yang gambarannya mirip sekali dengan panu. Kusta yang diobati
dengan antijamur tentu tidak akan menyembuh. Maka, perlu dipastikan apakah yang
dikira panu itu bukan kusta. Dokter dapat membedakannya dengan pemeriksaan
sederhana di kamar praktik.
 Jamur di selangkangan wanita apakah selalu keputihan penyebabnya?
Bisa jadi jamur di selangkangan berdiri sendiri. Namun tidak jarang, awalnya hanya
keputihan jamur (candida albicans), yang jika tidak diobati, keputihannya akan
menjalar merembas ke kulit selangkangan, sehingga bersarang di kulit sela paha juga,
atau ke mana-mana bagian tubuh lain. Tidak jarang di lipatan bawah payudara.
 Jamur di sela jari kaki, berbahayakah?
 Jamur di sela jemari kaki biasanya disebabkan oleh candida albicans, jenis jamur yang
bisa ke mana-mana bagian tubuh, termasuk ke kemaluan dan saluran pencernaan.
Sebagaimana umumnya jamur candida, yang menimbulkan keputihan berwarna susu
jika menyerang kemaluan, demikian pula jika tumbuh di sela jemari kaki. Kulit sela
jari kaki mengelupas dan warnanya seperti susu, dengan rasa gatal yang hebat. Jamur
kaki tidak berbahaya. Namun jika jamur menyerang kuku, sering kuku harus dibuang
dengan operasi. Pasalnya, jika tidak dibuang, jamur akan tetap bersarang di bawah
kuku, dan obat antijamur biasanya tidak sampai merembas memasuki bantalan kuku.
Ingat, pengidap kencing manis rentan terserang jamur apa saja. Termasuk jamur kulit
dan jamur kuku, selain keputihan.
 Waspada pakaian dalam lembap, dan sehabis konsumsi antibiotika lama. Jika pakaian
dalam lembap atau basah tetap dipakai, bisa mengundang jamur datang bersarang,
khususnya di bagian kulit yang juga sering lembab, seperti di sela jemari, di
selangkangan, dan bokong. Di bagian-bagian kulit inilah jamur kerap bersarang. Pada
anak-anak, jamur kulit sering bersarang di belakang daun telinga. Bagian ini sering
terluput dari sabun mandi dan pengeringan oleh handuk mandi. Kulit di sela belakang
daun telinga tampak kuning berkerak. Jamur yang sama juga sering tumbuh di sela-
sela lipatan daun telinga sendiri, gatal dan berkerak kuning. Pemakaian antibiotika
yang lama juga mengganggu keseimbangan kuman-jamur tubuh. Oleh karena kuman
yang hidup berdampingan di tubuh kita ikut musnah oleh pemakaian antibiotika,
maka jamur yang tadinya jinak dan ramah menjadi lebih dominan, dan muncul
berubah sifat menjadi penyakit. Anak dan bayi yang seriawan (berwarna putih susu)
di rongga mulutnya sehabis berobat antibiotika, kemungkinan terserang jamur.

F. Mekanisme Terjadinya Penyakit


Human peptide cathelicidin LL-37 berperan dalam pertahanan kulit melawan
Malassezia globosa. Meskipun merupakan bagian dari flora normal, M furfur dapat
juga menjadi patogen yang oportunistik. Organisme ini dipercaya juga berperan pada
penyakit kulit lainnya, termasuk Pityrosporum folliculitis, confluent and reticulate
papillomatosis, seborrheic dermatitis, dan beberapa bentuk dermatitis atopik.
Sebagai tambahan, panu merupakan penyakit kulit yang tidak berbahaya
(benign skin disease) yang menyebabkan papula atau makula bersisik pada kulit.
Sebagaimana namanya, tinea versikolor, (versi berarti beberapa) kondisi yang ada
dapat memicu terjadinya perubahan warna (discoloration) pada kulit, berkisar dari
putih menjadi merah menjadi coklat. Keadaan ini tidak menular karena patogen jamur
kausatif (causative fungal pathogen) merupakan penghuni normal pada kulit.Kulit
penderita panu dapat mengalami hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Pada kasus
hipopigmentasi, inhibitor tyrosinase [hasil dari aksi/kerja inhibitor tyrosinase dari
asam dicarboxylic yang terbentuk melalui oksidasi beberapa asam lemak tak jenuh
(unsaturated fatty acids) pada lemak di permukaan kulit] secara kompetitif
menghambat enzim yang diperlukan dari pembentukan pigmen melanocyte. Pada
kasus panu dengan makula hiperpigmentasi, organisme memicu pembesaran
melanosom yang dibuat oleh melanosit di lapisan basal epidermis.
Perubahan bentuk Malassezia dari blastospora menjadi miselium dipengaruhi
oleh berbagai faktor predisposisi. Asam dikarboksilat, yang dibentuk oleh oksidasi
enzimatis asam lemak pada lemak di permukaan kulit, menghambat tyrosinase pada
melanosit epidermis dan dengan demikian memicu hipomelanosis. Enzim ini terdapat
pada organisme (Malassezia).
Indonesia yang wilayahnya berada di daerah tropis membuat penduduknya
mudah berkeringat. Keringat yang dibiarkan menempel pada kulit dalam waktu yang
lama akan menjadi tempat tumbuhnya panu dengan subur.Menurut lokasi tumbuhnya,
panu sangat menyukai bagian bagian tubuh yang tertutup pakaian dan daerah yang
berminyak (terkena keringat). Meskipun demikian, panu juga tidak menolak untuk
tumbuh di daerah muka dan anggota tubuh yang terbuka. Sedangkan menurut
ukurannya, panu bisa berukuran kurang dari 1 milimeter sampai dengan lebih dari 1
sentimeter. Berikut ini beberapa penyebab hingga jamur dapat tumbuh dan
berkembang biak di dalam Darah manusia seperti dilansir dari Livestrong.
1. Pemakai Antibiotik
Jamur juga mudah menyerang pada orang-orang yang mengonsumsi
antibiotik dalam waktu yang lama. Antibiotik memang membunuh bakteri,
sayangnya obat ini juga membunuh bakteri baik yang dalam tubuh
sehingga mengundang jamur untuk tumbuh dengan cepat. Dalam kondisi
ini, jamur biasanya sering berkembang di mulut dalam bentuk sariawan.
Sariawan biasanya disebabkan oleh jamur yang disebut Candida, yang
merupakan jamur yang agresif dan bersaing dengan bakteri baik untuk
tumbuh di mulut Anda. Jika terjadi Candida sistemik, maka akan timbul
gejala seperti demam, shock yang ditandai dengan penurunan tekanan
darah dan denyut jantung meningkat, sulit bernapas, tekanan multi organ,
ruam sistemik dan kulit mengelupas.
2. Diabetes
Penderita diabetes terutama dengan diet terbatas, lebih rentan terhadap
jamur yang dapat menyebar ke dalam darah karena adanya kelebihan gula
di dalam aliran darahnya. Berdasarkan laporan Quest Diagnostics, jamur
tertentu dapat tumbuh di lingkungan glukosa dan mengurangi fungsi
kekebalan tubuh.
3. Infeksi sinus
Infeksi sinus kronis adalah penyebab paling umum tumbuhnya jamur
dalam darah. Sinus biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi jika antibiotik
digunakan untuk membunuh bakteri, jamur dapat mengambil alih dengan
sangat cepat. Selaput lendir yang hangat serta lingkungan yang lembab
memungkinkan jamur untuk tumbuh. Para peneliti di Mayo Clinic
menemukan jamur pada 96 persen orang dengan sinusitis kronis. Kondisi
ini dapat diobati dengan obat anti-jamur atau prosedur pembedahan yang
mana jamur harus dikorek keluar dari sinus. Jika jamur di sinus menyebar
ke darah akan menimbulkan gejala seperti demam, menggigil, shock,
pembekuan darah, sakit kuning dan kesulitan bernafas. Biasanya jamur ini
adalah jenis Aspergillus yang dapat melakukan perjalanan dari sinus ke
otak, hati dan ginjal. Penyebaran yang cepat biasanya terjadi pada orang-
orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
4. Kanker
Penderita kanker dan menjalani kemoterapi akan meningkatkan risiko
serbuan jamur sistemik. Kemoterapi didasarkan pada obat yang
membunuh sel-sel kanker bersamaan dengan rusaknya sel-sel sehat. Ketika
sel-sel sehat mati, sistem kekebalan tubuh akan terganggu karena
terbunuhnya sel darah putih, yang merupakan pejuang infeksi dalam
tubuh. Seperti halnya sel-sel sehat dikurangi dengan kemo, jamur jahat
juga dapat berkembang dengan sangat cepat. Jamur yang paling sering
menyerang adalah Alternaria, Penicillium, Cladosporium, Aspergillus,
Candida dan Fusarium. 5.AIDS AIDS menyebabkan disfungsi sistem
kekebalan tubuh yang menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Orang
yang hidup dengan penyakit ini akan menjadi rumah yang nyaman bagi
jamur, terutama di jaringan dan darahnya. jamur yang menyerang orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) biasanya dapat mengancam jiwa.

G. Cara Mencegah Penyakit Jamur


 Mandi yang pakai sabun sehari dua kali
Setiap hari keringat keluar dari tubuh kita. Keringat ini selain menyebabkan
bau asam, juga meningkatkan kelembaban tubuh. Dan dalam keadaan seperti
ini panu akan mudah sekali tumbuh. Dengan mandi kebersihan dan
kelembaban tubuh dapat berkurang, sehingga jamur panu sulit tumbuh.
 Jangan bertukar pakaian dengan orang yang panuan
Panu adalah penyakit menular, panu mudah menempel pada pakaian. Dengan
bertukar pakaian dengan penderita penyakit panu, memungkinkan terjadinya
penularan penyakit yang memalukan ini. Kebiasaan mengganti baju setiap hari
dan selalu menjaga baju kita agar tetap kering wajib hukumnya, sebab baju
yang berkeringat akan menciptakan kelembaban yang tinggi pada daerah
badan dan punggung dan bisa menjadi tempat yang cocok bagi jamur untuk
tumbuh.
 Menggunakan handuk
Mungkin tak pernah terbesit di pikiran kita kalau bercak putih ”panu” itu akan
ada pada kulit kita yang sehat dan bersih. Namun kita harus tahu bahwa bercak
keputihan ini bisa muncul jika kita bertukaran handuk dengan mereka yang
menderita infeksi jamur ini, sebab pada prinsipnya infeksi jamur bisa
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya melalui alat sanitasi yang
digunakan bersama-sama, terlebih lagi jika handuk itu lembab dan basah
karena tidak pernah dijemur atau dicuci.
 Memotong kuku
Tak banyak dari kita yang meyadari bahwa jamur dapat tumbuh di daerah
kuku dan sekitarnya. Jika ada kulit kita yang terinfeksi jamur, kadang secara
tidak sengaja ingin rasanya jari ini menggaruknya sekedar untuk
menghilangkan perasaan gatal tersebut. Hal itu justru akan membuat jamur itu
menempel di bawah kuku kita dan mulai menginfeksi jaringan di bawah kuku,
bahkan memindahkan infeksi jamur itu ke tempat atau kulit di daerah lain
tubuh kita.
 Air bersih
Kebiasaan mencuci tangan dan mandi dengan air bersih juga merupakan
langkah yang efektif untuk mencegah infeksi jamur. Tentunya air bersih ini
juga harus memperhatikan sumbernya. Perhatikan bahwa air yang
terkontaminasi jamur bisa menjadi sarana penularan yang sangat baik. Jadi
mulailah kebiasaan hidup sehat dengan selalu menggunakan air bersih.
Lakukan kelima pencegahan di atas untuk menghindari infeksi jamur pada
kulit. Namun jika infeksi jamur tetap terjadi, pengobatan tentunya sangat
diperlukan. Sebenarnya bila kita selalu menerapkan pola hidup sehat, maka
kemungkinan untuk menderita penyakit ini sangat kecil. Hal-hal yang
mempengaruhi tumbuhnya jamur adanya udara yang panas, lembab,
kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial ekonomi rendah, pemakaian
obat-obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC atau keganasan,
dan penyakit endokrin (diabetes mellitus). Pada kehidupan sehari-hari,
sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin menyeka keringat
yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya yang menyerap
keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap keringat,
kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut. Selain itu, setelah
terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena jamur senang
dengan tempat yang lembab. Dianjurkan pula untuk menggunakan pakaian,
ataupun handuk secara terpisah antar keluarga. Sebab bila salah satu keluarga
sudah terkena panu atau penyakit jamur lainnya, maka bila memakai handuk
atau baju secara bergantian, jamur akan menular dari satu anggota keluarga ke
anggota lainnya. Akibatnya nanti seluruh keluarga akan menderita panu.
Sebaiknya pula menjaga keseimbangan berat badan. Sebab, pada orang yang
mengalami kegemukan (obesitas), umumnya lebih banyak mengeluarkan
keringat. Bila tidak rajin menyeka keringat ataupun menggunakan baju yang
menyerap keringat, maka kemungkinan sangat besar ia akan menderita panu.
Bagaimana dengan seseorang yang rajin berenang? Memang, bila berenang di
kolam renang umum, kebersihan air kolam belum tentu terjaga. Untuk
mencegah terkena penyakit panu yang dapat ditularkan, maka sebaiknya
sesudah berenang, segera mandi dengan sabun antiseptik seperti yang banyak
dijual di pasaran dan segera mengeringkan seluruh tubuh bila sudah selesai
mandi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mukosis, yaitu mikosis
superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang
menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu
Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik
merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-
paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina. Tips mencegah penyakit jamur,
Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin
menyeka keringat yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya
yang menyerap keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap
keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat membuat kita mengerti tentang berbagai macam
jamur yang berbahaya bagi keidupan kita sehari-hari. Serta diharapkan dengan adanya
makalah tentang “FUNGI/JAMUR” ini dapat berguna dan menambah pengetahuan
pembaca secara umum serta dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
bagi penulis tentang jamur-jamur yang dapat menimbulkan penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Mawar Pratiwi, (2012), Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur

Hernawan, (2010), penyebab jamur berkembang biak ditubuh manusia

Burkhart CG. Tinea versicolor. J Dermatol Allergy. 1983;6:8-12.

Drs. H. T. tan & Drs. Kirana Raharja, (2007) Obat-Obat Sederhana Untuk Gangguan Sehari-
Hari.

Blogspot.dranak, (2007), penyakit panu

Dr. Handrawan Nadesul, (2012), 10 Hal Penting Tentang Penyakit Jamur

Anda mungkin juga menyukai