Anda di halaman 1dari 3

SOP

MASTITIS

No.Dokumen :
No.445/C.VII.0181/SOP/402.102.08/12/2016
SOP No.Revisi:
Tanggal Terbit : 22 Desember 2016
Halaman : 3
UPT PUSKESMAS drg. Sri Rejeki E D, M M Kes
TandaTangan :
SUMBERSARI NIP. 19770720 200312 2 010

1. Pengertian Mastitis adalah suatu proses peradangan pada satu atau lebih
segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam tatalaksana mastitis

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sumbersari


No.445/C.VII.0181/SOP/402.102.08/12/2016

4. Referensi Permenkes RI No. 514 Tahun 2015

5. Prosedur

6. Langkah- 1. Petugas menanyakan keluhan


Langkah Seperti nyeri didaerah payudara
Gejala klinis :
 Demam disertai menggigil
 Mialgia
 Nyeri didaerah payudara
2. Petugas menanyakan factor resiko
 Primipara
 Stress
 Tehnik meneteki yang tidak benar, sehingga proses
pengosongan payudara tidak terjadi dengan baik
 Pemakaian kutang yang terlalu ketat
 Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat menyebabkan statis
dan obstruksi kelenjar payudara
 Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate), dapat
menimbulkan trauma pada putting susu
 Terdapat luka pada payudara
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardi)
 Pemeriksaan payudara :
- Payudara bengkak
- Lebih teraba hangat
- Kemerahan dengan batas tegas
- Adanya rasa nyeri
- Unilateral
- Dapat pula ditemukan luka pada payudara
4. Petugas menentukan diagnosis klinis
 Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae
 Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses ditempat
itu
 Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-kelenjar yang
menyebabkan abses antara payudara dan otot-otot dibawahnya
5. Petugas melakukan penatalaksanaan
a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui sebagai
upaya pencegahan terjadinya mastitis, dengan melakukan
perawatan payudara yang baik, pemberian laktasi yang
adekuat, dan membersihkan sisa air susu yang ada dikulit
payudara.
b. Melakukan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan sepsis
dengan cara: bedrest, Pemberian cairan yang cukup, tetap
dianjurkan untuk laktasi dan pengosongan payudara.
c. Lakukan kompres hangat.
d. Lakukan massage pada punggung untuk merangsang
pengeluaran oksitosin agar ASI dapat menetes keluar.
e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan insisi/sayatan
untuk mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase
dengan pipa/handscoen drain agar nanah dapat keluar.
Sayatan sebaiknya dibuat sejajar dengan duktus laktiferus
untuk mencegah kerusakan pada jalannya duktus tersebut.
f. Memberikan farmakoterapi :
- Obat penghilang rasa sakit
- Obat anti inflamasi
- Obat antibiotic
- Pemberian antibiotic berdasarkan hasil kepekaan kultur
kuman yang diambil dari air susu sehingga keberhasilan
terapi dapat terjamin.
- Namun karena kultur kuman tidak secara rutin dilakukan,
maka secara empiris pilihan pengobatan pertama pada
stafilokokus aureus sebagai penyebab terbanyak dan
streptokokus yaitu dengan :
 Amoxicillin : 875 mg, 2x sehari; atau
 Cephalexin : 500 mg, 4x sehari; atau
 Ciprofloxacin : 500 mg, 2x sehari; atau
 Clindamicin : 300 mg, 4x sehari; atau
 Trimethroprim/sulfamethoxazole: 160 mg/800 mg, 2x
sehari.
6. Petugas memberikan konseling dan edukasi
a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien,
suami dan keluarga mengenai pemberian laktasi dengan baik
dan benar, dampak dari pemberian laktasi yang tidak sesuai.
b. Memberikan motivasi dengan pemompaan payudara.
c. Menjaga kebersihan payudara dan putting susu ibu.
d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi ( sumber utama
masuknya kuman jika ada luka pada putting susu ibu)

2/3
7. Diagram
Alir

8. Hal-hal
Yang Perlu

Diperhatikan

9. Unit
Terkait

10. Dokumen
Terkait
E
b
P
g
d
m
ip
rs
fto
M
h
lu
K
k
y
a
n
e
1. Loket
2. Poli Umum
3. Poli KIA/KB
4. Kamar Obat

1. Rekam medis

11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah

3/3
Perubahan Diberlakukan
Tanggal

Anda mungkin juga menyukai