Pengerti Mastitis adalah suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen
an payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam melakukan penanganan terhadap
pasien dengan mastitis
3. Kebijaka SK Kepala Puskesmas Patihan No.090/ /401.103.3/2016 Tentang
n Uraian Tugas Pokok, Fungsi Dan Wewenang Pejabat Fungsional Pada
Puskesmas Patihan Kota Madiun
4. Referens Permenkes RI No. 5 tahun 2014
i
5. Alat 1. Lampu
dan 2. Kasa Steril
Bahan 3. Sarung tangan steril
4. Bisturi
6. Prosedur 1. Tanyakan keluhan seperti nyeri didaerah payudara
/ Gejala klinis :
Langkah Demam disertai menggigil
– Mialgia
Langkah Nyeri didaerah payudara
2. Factor resiko
Primipara
Stress
Tehnik meneteki yang tidak benar, sehingga proses
pengosongan payudara tidak terjadi dengan baik
Pemakaian kutang yang terlalu ketat
Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat
menyebabkan statis dan obstruksi kelenjar payudara
Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate),
dapat menimbulkan trauma pada putting susu
Terdapat luka pada payudara
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardi)
Pemeriksaan payudara :
- Payudara bengkak
- Lebih teraba hangat
- Kemerahan dengan batas tegas
- Adanya rasa nyeri
- Unilateral
- Dapat pula ditemukan luka pada payudara
4. Diagnosis klinis mastitis
Berdsarkan tempatnya, mastitis dapat dibedakan menjadi 3
macam, antara lain :
Mastitis yang menyebabkan abses dibawah
areola mammae
Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan
abses ditempat itu
Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-kelenjar
yang menyebabkan abses antara payudara dan otot-
otot dibawahnya
5. Penatalaksanaan
a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui sebagai
upaya pencegahan terjadinya mastitis, dengan melakukan
perawatan payudara yang baik, pemberian laktasi yang
adekuat, dan membersihkan sisa air susu yang ada
dikulit payudara.
b. Melakukan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan
sepsis dengan cara: bedrest, Pemberian cairan yang
cukup, tetap dianjurkan untuk laktasi dan pengosongan
payudara.
c. Lakukan kompres hangat.
d. Lakukan massage pada punggung untuk merangsang
pengeluaran oksitosin agar ASI dapat menetes
keluar.
e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan insisi/sayatan
untuk mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan
drainase dengan pipa/handscoen drain agar nanah dapat
keluar. Sayatan sebaiknya dibuat sejajar dengan duktus
laktiferus untuk mencegah kerusakan pada jalannya duktus
tersebut.
f. Memberikan farmakoterapi :
- Obat penghilang rasa sakit
- Obat anti inflamasi
- Obat antibiotic
- Pemberian antibiotic berdasarkan hasil kepekaan
kultur kuman yang diambil dari air susu sehingga
keberhasilan terapi dapat terjamin.
- Namun karena kultur kuman tidak secara rutin
dilakukan, maka secara empiris pilihan pengobatan
pertama pada stafilokokus aureus sebagai penyebab
terbanyak dan streptokokus yaitu dengan :
❖ Amoxicillin : 875 mg, 2x sehari; atau
❖ Cephalexin : 500 mg, 4x sehari; atau
❖ Ciprofloxacin : 500 mg, 2x sehari; atau
❖ Clindamicin : 300 mg, 4x sehari; atau
❖ Trimethroprim/sulfamethoxazole: 160
mg/800 mg, 2x sehari.
8. Unit Loket
Terkait
Poli Umum / Gigi / KIA
Apotek
JUDUL
No. Dokumen :
Kepala Puskesmas Patihan,
No. Revisi :
SOP
Puskesmas Patihan Tanggal Terbit :
Kota Madiun Halaman :
Dwi Yuliastuti, S.Sos, M.Si
NIP. 19660704 198803 2 011
9. Rekaman Historis
N Diberlakukan
Halaman Yang Diubah Perubahan
o Tanggal
JUDUL
No. Dokumen :
Kepala Puskesmas Patihan,
No. Revisi :
SOP
Puskesmas Patihan Tanggal Terbit :
Kota Madiun Halaman :
Dwi Yuliastuti, S.Sos, M.Si
NIP. 19660704 198803 2 011