Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


BUDIDAYA IKAN HIAS CUPANG (Betta sp.)

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA


2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BUDIDAYA IKAN HIAS CUPANG (Betta sp.)

I. Tujuan
Tujuan SOP ini adalah sebagai panduan dalam melakukan budidaya ikan hias
cupang.

II. Diagram Prosedur

Seleksi induk

Pematangan gonad induk

Pemijahan induk

Penetasan telur

Seleksi strain
Pembesaran berdasarkan
warna

III. Prosedur Kerja


3.1 Seleksi Induk Jantan dan Betina
- Berasal dari farm/breeder yang terpercaya (rekomendasi asosiasi ikan cupang
setempat);
- Ukuran minimal 4 cm;
- Umur minimal 4 bulan untuk jantan dan 4 bulan untuk betina;
- Sehat, tidak cacat dan bentuknya sempurna;
- Ciri jantan: bentuk tubuhnya ramping, warna sisik dan sirip lebih cemerlang,
gerakan lebih agresif;
- Ciri betina : bagian perut lebih besar, siripnya lebih pendek, warnanya lebih kusam,
dan gerakannya lebih lemah
3.2 Pematangan gonad induk
a. Wadah : akuarium, toples, botol;
b. Pemeliharaan induk jantan soliter (dipelihara per wadah per ekor), induk betina
secara massal
c. Kedalaman air minimal 10 cm
d. Jenis pakan yang diberikan adalah pakan alami (cacing darah beku)
e. Dosis pakan 3-5%/biomass/hari, frekuensi pakan 2 - 3 kali/hari
3.3 Pemijahan induk
a. Wadah: baskom diameter minimal 25 cm dengan perbandingan jantan dan betina
1:1 (secara alami)
b. Induk jantan tanda-tanda sudah siap memijah membentuk busa di sarang, untuk
betina sudah ada bercak putih dan ada kelaminnya, bentuk badan membulat,
perutnya agak buncit, gerakan lebih lambat.
c. Induk jantan dan betina dipasangkan dalam satu wadah pemijahan.
d. Media telur/shelter/substrat: ecenggondok/tali raffia/potongan sterofoam (busa);
e. Setelah memijah, semua induk betina dan jantan dikembalikan dari wadah
pemijahan ke dalam wadah pemeliharaan induk;
3.4 Penetasan telur
a. Wadah pemijahan (telur tidak dipindahkan);
b. Lama penetasan telur berkisar 24 -30 jam bergantung kondisi suhu air.
3.5 Pembesaran benih
a. Wadah:sterofoam (busa), container, bak beton, fiberglass, akuarium;
b. Lokasi wadah : ruangan tertutup;
c. Persiapan wadah pembesaran meliputi :
▪ Pengisian air yang sudah diinapkan;
▪ Media air diberi daun ketapang kering (untuk menstabilkan pH)
d. Kedalaman air minimal 10 cm, pergantian air dilakukan setiap satu minggu sekali;
e. Pakan larva mulai umur 4 – 14 hari diberikan kutu air / infusoria
Pakan benih umur 14 – 30 hari diberikan artemia
Pakan benih umur lebih dari 30 hari diberikan cacing beku
f. Tahapan pembesaran benih, lama pemeliharaan, padat tebar, dosis pakan dan
jenis pakan yang diberikan pada tiap tahapan, adalah :
Tahap Lama Wadah Padat Dosis Target
pembesar pemeliharaan pemeliharaan tebar pakan ukuran
an benih (hari) (ekor/liter) (%/bb/hari)
I 4 – 14 Sterofoam, 10 20 1 cm
bak fiber
II 14 - 30 Sterofoam, 10 10 1,5 – 2
bak fiber cm
III >30 Sterofoam, Betina 5, 5 2–4
bak fiber jantan cm
(betina), 1per
jantan soliter wadah

3.6 Seleksi strain berdasarkan warna(panen) dilakukan pada umur 3 bulan


3.7 Pengendalian Penyakit
- Penyakit bintik putih : perendaman dengan cairan obat berwarna biru/blitz ich 1
tetes untuk 1 liter air atau perendaman dengan garam sebanyak 5 – 10 gram untuk
500 liter air.
- Jamur dengan perendaman kalium permanganat selama 10 menit.
- Penyakit gatal pada ikan (bintik-bintik keabuan) dengan perendaman larutan
formalin 25 mg/liter selama 10 menit.
- Cacing jangkar : perendaman dengan garam sebanyak 10 gram untuk 500 liter air
- Kutu Ikan (Argulus) : perendaman kalium permanganat selama 60 menit.
- Penyakit MAS (Aeromonas) : perendaman dengan garam sebanyak 10 gram untuk
500 liter air
Pembuangan sisa perendaman obat harus dibuatkan resapan tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai