Anda di halaman 1dari 30

JAGUNG

Program Studi Teknologi Pangan - Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto

Oleh: Desy Triastuti


Aspek botani
Jagung merupakan tanaman pangan semusim
(siklus 80-150 hari).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Jenis-jenis jagung
• Jagung gigi kuda (Zea mays identata)
• Jagung mutiara (Zea mays Indurate)
• Jagung manis (Zea mays saccharata)
• Jagung berondong (Zea mays everta)
• Jagung tepung (Zea mays amylaceae)
• Jagung polong (Zea mays tunicate)
• Jagung ketan (Zea mays ceratina)
a. Akar
• Depends on: varietas, kesuburan tanah, dan
keadaan air tanah

• Akar serabut:
(a) akar seminal: tumbuh dari radikula dan embrio
(b) akar adventif: tumbuh dari buku yang paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di
bawah permukaan tanah
(c) akar kait atau penyangga: keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat
permukaan tanah
b. Batang
• Tidak bercabang,
• Berbentuk silinder dari beberapa ruas dan buku
ruas.
• Pada buku ruas akan muncul tunas yang
berkembang menjadi tongkol.
• Tinggi batang tergantung dari varietas dan
lingkungan, umumnya 60 – 300 cm
c. Daun
• Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-
buku batang.
• Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian.
• Daun terdiri dari: kelopak daun, lidah daun, dan
helaian daun.
• Kelopak daun umumnya membungkus bunga.
• Lidah daun atau yang sering disebut dengan
ligula terdapat diantara kelopak dan helaian
daun. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi
ligula adalah mencegah air masuk ke dalam
kelopak daun dan batang.
d. Bunga
• Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal, sehingga
disebut bunga tidak lengkap.
• tipe monoecious atau yang sering disebut dengan berumah
satu namun pada posisi yang berbeda. Bunga jantan
terdapat di ujung batang, sedangkan bunga betina muncul
di ketiak daun.
• Penyerbukan pada jagung terjadi apabila serbuk sari jatuh
di rambut tongkol.
• Umumnya jagung mengalami penyerbukan silang, namun
tidak menutup kemungkinan terjadinya penyerbukan
sendiri.
e. Biji
• Biji pada tongkol selalu terdapat berpasangan
dan sebenarnya merupakan anak-anak bunga
berpasangan yang bertangkai sangat pendek
menempel pada dasar bunga yang selalu tebal,
yaitu janggel. Anak bunga selalu berpasangan
maka jumlah baris biji jagung selalu genap.
silks
f. Fase Pertumbuhan Jagung
pericarp
aleuro
n
Fase R1 (silking),
Fase R2 (blister),
Fase R3 (masak susu),
10-14hr R1 18-22hr R1 24-28 hr R1 35-42 hr R1 55-65 hr R1
Fase R4 (dough),
Fase R5 (pengerasan biji),
Fase R6 (masak fisiologis)

45-52 hr 2-3 hr VT

• Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5) :10 – 18 hari setelah
berkecambah
• Fase V6-V10: 18 – 35 hari setelah berkecambah
• Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-
18) : 30-35 hari setelah berkecambah
• Fase tasseling : 45-52 hari, ditandai oleh adanya cabang terakhir dari bunga
jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/rambut tongkol
Aspek Ekonomi
• Tanaman pangan penghasil karbohidrat selain
gandum dan padi yang penting di dunia
• Kelobot untuk kemasan makanan
• Batang dan daun muda untuk pakan ternak
• Batang dan daun tua (setelah panen) untuk pupuk
hijau atau kompos
• Batang, tongkol dan daun kering untuk bahan bakar
• Batang jagung untuk lanjaran (turus) dan pulp
(bahan kertas)
• Buah jagung muda untuk sayuran, perkedel bakwan,
dan sambal goreng.
• bahan baku pembuatan ethanol dan sebagai bahan
baku potential pembuatan biodiesel
• Bahan baku industri
Data produksi jagung (bps,2016)

Produksi Jagung Indonesia (ton)


25
Millions

Luas lahan panen 3,8jt ha


20

15

Produksi Jagung Indonesia (ton)


10

0
Syarat Tumbuh
Lokasi: dataran rendah
maupun dataran tinggi,
pada lahan sawah atau
tegalan.
 Suhu optimal 21-34 °C,
 pH tanah 5,6-7,5
 Ketinggian 1000-1800 m
dpl.

membutuhkan air sekitar 100- 140 mm/bulan


 Jagung menghendaki tanah yang subur untuk
dapat berproduksi dengan baik: nitrogen (N),
fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang
banyak..
Teknik Budidaya
1. Varietas Jagung
Tahun Potensi Umur Ketahanan Keunggulan
Varietas pelepas hasil panen penyakit spesifik
an (t/ha) (hari) bulai
Komposit/bersari
bebas 2000 7,6 96
Lamuru 8,5
Agak toleran Tahan Kekeringan
2003 105 Toleran Tahan kemasaman
Sukmaraga
Hibrida
BISI 12 11 105
BISI 16 12 110
NK 22 9 95
NK 77 10 95
PIONEER 11 11 105
PIONEER 12
12 105
PIONEER 21
PIONEER 23
12 110
DK3 10 105
1999 9,0 94 Toleran Umur sedang
Semar-8 2001
Semar-10 9,0 97 Agak toleran Biomas tinggi
Bima-1
2001 9,0 97 Agak toleran Stay green
Bima-2 Bantimurung 2006 11,0 100 Agak toleran Stay green
Bima-3 Bantimurung 2006 10,0 100 Toleran Stay green
VUB
 Daya hasil tinggi
 Tahan hama dan penyakit
 Toleran lingkungan
2. Benih Berkualitas
 benih berlabel
 daya tumbuh 95%
 populasi 66.000-75.000
tanaman/ha
 perlakuan metalaksil untuk
mengurangi bulai
 tumbuh serentak dan lebih cepat,
sehat, seragam, tahan rebah, potensi
hasil tinggi
3. Penyiapan Lahan
▫ Olah tanah sempurna (OTS) pada lahan kering.
Tanah diolah dengan bajak ditarik traktor atau
sapi, atau dapat menggunakan cangkul, kemudian
digaru dan disisir hingga rata.
▫ Tanpa olah tanah (TOT) atau olah tanah
minimum pada lahan sawah setelah padi
4. Penanaman
▫ Jarak tanam 70-75 cm x 20 cm (1 biji per
lubang) atau 70-75 cm x 40 cm (2 biji per
lubang)
▫ Dalam budi daya jagung tidak dianjurkan
menyulam karena pengisian biji dari
tanaman sulaman tidak optimal (bogang)
5. Pengairan
Pada lahan kering
• Saluran drainase diperlukan untuk pengaliran air
dari areal pertanaman, terutama pada musim hujan,
karena tanaman jagung peka terhadap kelebihan air.
• Saluran drainase dibuat pada saat penyiangan
pertama dengan menggunakan cangkul atau mesin
pembuat alur seperti PAI-2 R rancangan Balitsereal.
• Pada lahan kering, saluran drainase berfungsi
sebagai pematus air pada saat hujan.
5. Pengairan
Pada lahan sawah
• Saluran irigasi diperlukan untuk memudahkan
pengaturan pengairan tanaman, dibuat pada saat
penyiangan pertama.
• Saluran irigasi yang dibuat untuk setiap dua baris
tanaman lebih efisien dibandingkan dengan setiap baris
tanaman.
8. Pengendalian gulma/penyiangan
• 2 minggu sekali. Pertama pada umur 15 hst hingga pada umur
6 minggu hst
• Secara mekanis atau menggunakan herbisida kontak
• Penyiangan pertama menggunakan cangkul atau mesin
pembuat alur.
• Penyiangan kedua menggunakan mesin pembuat alur,
cangkul atau herbisida anjuran dengan takaran 1-2 liter per
hektar, pada saat tanaman berumur 30-35 HST.
• Periode kritis tanaman jagung terhadap gulma adalah pada
dua bulan pertama masa pertumbuhan.
• Manfaat penyiangan secara mekanis dengan mesin pembuat
alur:
o ramah lingkungan;
o hemat tenaga kerja;
o meningkatkan jumlah udara dalam tanah; dan
o merangsang pertumbuhan akar.
6. Pemupukan
▫ Pemupukan awal
Bahan organik: sisa tanaman, kotoran hewan,
pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan
unsur utama pupuk organik yang dapat berbentuk
padat atau cair.
▫ Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki
kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah.
▫ Pupuk organik dapat diaplikasikan sebagai
penutup lubang tanam benih dengan takaran 2-3
ton/ha.
6. Pemupukan
• Pemberian pupuk berbeda antarlokasi, pola tanam, jenis jagung
yang digunakan, hibrida atau komposit, dan pengelolaan tanaman.
Penggunaan pupuk spesifik lokasi meningkatkan hasil dan
menghemat pupuk.
• Kebutuhan hara N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur
tingkat kehijauan daun jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD),
sedangkan kebutuhan hara P dan K dengan Perangkat Uji Tanah
Kering (PUTK).
• Pupuk N diberikan dua kali, yaitu 7-10 HST dan 30-35 HST.
• BWD digunakan pada 40-45 HST untuk mendeteksi kecukupan N
bagi tanaman.
• Pada lahan kering, pemberian pupuk P dan K mengacu pada PUTK.
• Pada lahan sawah, pemupukan P dan K juga dapat dilakukan
berdasarkan peta status hara P dan K skala 1:50.000.
• Selain dengan cara di atas, kebutuhan pupuk tanaman jagung juga
dapat diketahui melalui uji petak omisi (tanpa satu unsur ).
Pengujian langsung di lahan petani dengan petak perlakuan NPK
(lengkap), NP (minus K), NK (minus P), dan PK (minus N)
7. Pembumbunan
• Pembumbunan bertujuan untuk memberikan
lingkungan akar yang lebih baik, agar tanaman
tumbuh kokoh dan tidak mudah rebah.
• Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan
penyiangan pertama dan pembuatan saluran,
atau setelah pemupukan kedua (35 HST)
bersamaan dengan penyiangan kedua secara
mekanis.
• Pembumbunan dapat menggunakan mesin
pembuat alur atau cangkul.
9. Pengendalian Hama dan Penyakit
Berdasarkan pendekatan pengendalian secara terpadu:
• Identifikasi jenis dan populasi hama oleh petani dan atau
pengamat OPT di lapangan.
• Penentuan tingkat kerusakan tanaman menurut kerugian
ekonomi atau ambang tindakan. Ambang tindakan identik
dengan ambang ekonomi, yang sering digunakan sebagai dasar
teknik pengendalian.
• Taktik dan teknik pengendalian
– Mengusahakan tanaman selalu sehat;
– Pengendalian secara hayati (Trichogramma spp, Euborellia
annulata; Sycanus sp. dan Andrallus spinideus; Clubiona
japonicola);
– Penggunaan varietas tahan hama penyakit;
– Secara fisik dan mekanis;
– Penggunaan senyawa hormon (feromonoid seks);
– Penggunaan pestisida kimia.
• Hama utama: lalat bibit, ulat grayak, penggerek batang, dan
penggerek tongkol.
• Penyakit utama: bulai, bercak daun, dan busuk pelepah.
lalat bibit
Atherigona sp. penggerek batang penggerek tongkol Ulat grayak
Ostrinia furnacalis Helicoverpa armigera Hbn. Spodoptera litura F.

bulai Bercak daun


10. Panen dan Pasca Panen
• Panen dilakukan jika kelobot tongkol telah
mengering atau berwarna coklat, biji telah
mengeras, dan telah terbentuk lapisan hitam
minimal 50% pada setiap baris biji.
• Panen lebih awal atau pada kadar air biji masih
tinggi menyebabkan biji keriput, warna kusam,
dan bobot biji lebih ringan.
• Terlambat panen, apalagi pada musim hujan,
menyebabkan tumbuhnya jamur, bahkan biji
berkecambah.
• Tongkol yang sudah dipanen segera dijemur, atau
diangin-anginkan jika terjadi hujan.
• Tidak menyimpan tongkol dalam keadaan basah
karena dapat menyebabkan tumbuhnya jamur.
• Pemipilan biji setelah tongkol kering (kadar air
biji + 20%) dengan alat pemipil.
• Jagung pipil dikeringkan lagi sampai kadar air
biji mencapai sekitar 15%.
• Jika cuaca hujan, pengeringan menggunakan
mesin pengering, tidak dianjurkan menyimpan
jagung pada kadar air biji >15% dalam karung
untuk waktu lebih dari satu bulan.

Anda mungkin juga menyukai