Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PROPOSAL PRAKARYA

KEWIRAUSAHA TELUR PUYUH

DISUSUN OLEH :

Nama : RESTI
Alamat : SEMADE

KELAS : XII IPS B

SMA NEGERI 1 BANYUKE HULU


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu unggas darat yang memiliki
ukuran tubuh kecil namun mampu memproduksi telur tinggi berkisar 250-300 butir per ekor
per tahun. Populasi puyuh di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 12.234.188 ekor, tahun
2013 sebanyak 12.552.974 ekor dan tahun 2014 sebanyak 12.692.213 ekor. Produksi telur
puyuh tahun 2012 mencapai 15,8 ton, tahun 2013 mencapai 18,9 ton, dan tahun 2014
mencapai 19,1 ton. Konsumsi telur puyuh per kapita per minggu dari tiga tahun terakhir,
secara berturut-turut tahun 2012 sebanyak 0,070 butir, 2013 sebanyak 0,065 butir, dan 2014
sebanyak 0,072 butir (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015).
Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah
pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha
juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah dikembangkan yaitu
pemeliharaan burung puyuh, karena banyak orang yang membutuhkannya.
Puyuh sebagai salah satu ternak unggas, cocok diusahakan sebagai usaha sambilan
maupun komersial sebab, telur dan dagingnya semakin popular dan dibutuhkan sebagai salah
satu sumber protein hewani yang cukup penting. Mengonsumsi daging dan telur puyuh
sebagai upaya untuk menjaga kesehatan tubuh bagi masyarakat. Hal ini mendorong beternak
puyuh semakin popular dan banyak penggemarnya oleh kalangan peternak-peternak yang
mencari peluang usaha. Demikian pula penulis, tertarik untuk merencanakan wirausaha
beternak puyuh yang akan diwujudkan nantinya.
1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana cara untuk memenuhi pasokan telur puyuh sesuai dengan kebutuhan baik di
dalam maupun di luar daerah Kabupaten Batanghari ?
2        Bagaimana menjalankan kelangsungan usaha ?
3        Bagaimana cara memasarkan telur puyuh ?

1.3    Tujuan

1      Mampu memenuhi pasokan telur puyuh sesuai dengan kebutuhan baik di dalam maupun di
luar daerah Kabupaten Batanghari.
2.    Mampu menjalankan kelangsungan usaha semestinya dan mengembangkannya.
3.    Memberikan memasarkan telur puyuh.

1.4    Standar Operasional

1.4.1.      Peluang Pasar


Ternak puyuh pada saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat. Maka tidak heran
diberbagai rumah makan sekarang banyak yang membutuhkan ternak puyuh untuk dijadikan
salah satu menu, baik berupa daging maupun telur puyuh itu sendiri. Maka dari itu peluang
untuk membuka usaha ternak puyuh petelur ini cukup tinggi.

1.4.2.      Kandang
Kepadatan kandang harus diperhatikan, tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit.
Sebagai patokan untuk 1 m2 dapat untuk sekitar 40 ekor puyuh petelur dewasa. Ukuran
kandang perlu diperhatikan, panjang per unit kandang diusahakan kurang dari 200 cm.
Panjang yang berlebihan akan membuat kandang semakin luas dan puyuh menjadi terlalu
aktif. Lebar kandang sebaiknya tidak lebih dari 75 cm atau sejangkauan lengan agar peternak
dapat lebih mudah saat membersihkan kandang, merawat, ataupun menangkap puyuh.
Tinggi kandang diusahakan antara 30-35 cm. Bila ruang kandang terlalu tinggi puyuh
akan terangsang untuk meloncat-loncat, akibatnya kepala puyuh dapat terluka. Untuk
menjaga agar kepala puyuh tidak luka-luka akibat terbentur, sebaiknya dibawah atap
dipasang jaring atau net dari plastik atau benang elastis.
Tinggi kolong kandang sebaiknya 30-40 cm agar lantai pertama kandang tidak
terpengaruh kelembaban lantai. Pintu kandang sebaiknya dibuat disamping dengan ukuran 17
cm x 17 cm. Untuk unit kandang yang dibuat bertingkat hendaknya setiap dasar lantai
dilengkapi dengan alas berupa dropping board untuk tempat penampung kotoran, sehingga
dengan adanya tempat penampung kotoran tersebut pemeliharaan kebersihan ruangan tempat
kandang berada lebih mudah dilakukan dan kotoran tidak menimpa puyuh yang berada di
kandang bawahnya (Listiowati, E., dan Kinanti, R., 2009).
1.4.3.      Pakan

Tempat pakan dan tempat minum dapat terbuat dari pralon, bambu atau kayu yang
diletakkan diluar kandang, menempel dibagian samping kandang pada sisi yang memanjang.
Pembuatan lantai tiap tingkat kandang hendaknya dibuat agak miring keluar kandang agar
telur dapat menggelinding keluar unit kandang, sehingga memudahkan dalam pengumpulan
telur.
Untuk pemberian pakan hendaknya jangan sekaligus sehingga tempat pakan menjadi
penuh, namun sebaiknya pakan diberikan secara bertahap dua kali sehari yaitu pagi sekitar
pukul 06.00 dan sore pukul 15.00, dengan cara ini pakan tidak banyak yang tumpah sehingga
dapat mengurangi pemborosan pakan.
Kebutuhan jumlah pakan puyuh dan kebutuhan zat- zat nutrien puyuh fase layer
berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Kebutuhan jumlah konsumsi pakan pada puyuh
Umur Puyuh Kebutuhan Jumlah Pakan(gram/hari)
0 - 10 hari 2-3
11 - 20 hari 4-5
21 - 30 hari 8-10
31 - 40 hari 12-15
41 hari sampai afkir 17-20
Sumber: Abidin (2002)

Tabel 2. Kebutuhan Nutrien Ternak Puyuh Fase Layer


Zat Makanan (%) Layer (umur > 6 minggu)
Protein Kasar 20.00
Lemak Kasar 1.00
Serat Kasar 4.40*
Kalsium 2.50
Posfor 0.35
Energi Metabolisme (kkal/kg) 2900
Sumber : NRC (National Research Council ), Nutrient Requirement Of Poultry, 1994 * SNI (2006)

1.4.4.      Produksi Telur


Burung puyuh mampu menghasilkan telur sebanyak 200-300 butir/ekor/tahun, dengan
bobot telur rata-rata 10 gram/butir, memiliki warna coklat tua,biru, putih dengan bintik-bintik
hitam pada kerabang telur, pigmen kerabang telur berupa ooporpirin dan biliverdin (Randall
dan Bolla, 2008, dalam Putra, 2013). Produksi telur puyuh umur 6-17 minggu berkisar antara
51,79% sampai 62,50%, dengan rataan produksi telur sebesar 57,01% (Bachari et. al., 2006).
Burung puyuh yang sedang bertelur berumur lebih dari 42 hari (SNI 2006). Burung puyuh
betina akan mulai bertelur pada umur 41 hari, puncak produksi terjadi pada umur 5 bulan
dengan persentase telur 96% (Djulardi et. al., 2006 dalam Setyawan et. al., 2012). Produksi
telur pada puyuh umur 6-10 minggu selama satu bulan rata-rata 39,95% dengan rataan
konversi ransum 6,44 (Sudrajat et. al., 2014). Pada umur 11-13 minggu produksi telur puyuh
mulai stabil dan mendekati puncak produksi, sehingga rataan produksi telurnya lebih tinggi
yaitu sekitar 88,52% (Triyanto, 2007).
Produksi telur akan terus mengalami kenaikan secara drastis hingga mencapai puncak
produksi (sebesar 98,5%) pada umur 4-5 bulan. Produksi telur secara perlahan-lahan akan
menurun hingga 70% pada umur 9 bulan. Puncak produksi (egg production peak) pada puyuh
lebih lama dibandingkan ayam. Produksi telur puyuh dipengaruhi oleh faktor genetic dan
lingkungan seperti: ransum, kandang, temperatur, lingkungan, penyakit, dan stres (Listyowati
dan Roospitasari, 2004).

BAB II
ANALISIS BIAYA

Untuk dapat menjalankan kegiatan wirausaha beternak puyuh, diperlukan biaya atau
modal. Setelah melakukan langkah-langkah dalam konsep dasar usaha maka usaha dimulai
dengan kalkulasi anggaran sebagai berikut.
Tabel 3. Analisa Usaha Pemeliharaan Puyuh Petelur
Uraian Jumlah
A. Investasi awal
1. Pengadaan puyuh
Puyuh betina siap bertelur 1.500 @ Rp.7.500 Rp.11.250.000
2. Pengadaan sangkar (tahan 6 tahun)
12 sangkar tiga tingkat x Rp.500.000 Rp.6.000.000
3. Pembuatan pagar 38 m2 @ Rp.75.000 Rp.2.850.000
4. Tempat pakan 36 buah (tahan 3 tahun)
36 x Rp.5.000 Rp.180.000
5. Tempat minum 36 buah (tahan 3 tahun)
36 x Rp.2.000 Rp.72.000
6. Peralatan lain-lain Rp.1.000.000
7. Pakan untuk 1 bulan pertama
20 gr/ekor/hari x 30 hari x 1500 ekor x Rp.2.500 Rp.2.250.000
Sub total Rp.23.602.000
B. Biaya tetap
1. Sangkar Rp.6.000.000 / 6 tahun Rp.1.200.000
2. Tempat pakan 36 buah (tahan 3 tahun)
Rp.180.000 / 3 tahun Rp.60.000
3. Tempat minum 36 buah (tahan 3 tahun)
Rp.72.000 / 3 tahun Rp.24.000
4. Pembuatan pagar (tahan hingga 5 tahun)
Rp.2.850.000 / 5 tahun Rp.570.000
5. Peralatan lain – lain (tahan hingga 2 tahun)
Rp.1.000.000 / 2 tahun Rp.500.000
Sub total Rp.2.354.000
C. Biaya Variabel
1. Pakan puyuh selama 1 tahun
20 gr/ekor x 365 hari x 1350 ekor x Rp.2.500 Rp.24.637.500
2. Listrik selama 1 tahun
Rp.500.000 x 12 bulan Rp.6.000.000
3. Obat-obatan Rp.310.000
Sub total Rp.30.947.500

Untuk memulai usaha puyuh petelur dibutuhkan modal awal sebesar Rp.23.602.000
dengan perincian seperti dalam Tabel 1. Analisis pemeliharaan puyuh petelur dilakukan
dalam satu siklus atau setahun. Diasumsikan pengadaan puyuh dilakukan dengan
memasukkan puyuh yang siap bertelur, lahan milik sendiri, pakan tersedia untuk 1 bulan dan
hasil telur dijual semua, tingkat kematian 10% sampai afkir dengan harapan pada bulan
berikutnya sudah ada dana dari penjualan hasil telur bulan pertama.
Tingkat produksi puyuh adalah sekitar 80% maka didapat telur sebanyak 80% x 1.500
ekor x 30 hari = 36.000 butir telur. Hasil penjualan telur adalah 36.000 x Rp.300 =
Rp.10.800.000. setelah dikurangi untuk pembelian pakan selama satu bulan kedepan, masih
ada keuntungan sebesar Rp.10.800.000 - Rp.2.250.000 = Rp.8.550.000/ bulan. Jadi rata-rata
per hari mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp.8.550.000 dibagi 30 hari = Rp.285.000/
hari.
Untuk mengetahui tingkat perolehan selama satu siklus produksi dengan menghitung
hasil rata-rata per periode yaitu 80% tingkat produksi x 1.350 ekor x 365 hari = 394.200
butir. Hasil penjualan telur adalah 394.200 butir x Rp.300 = Rp.118.260.000. Selama satu
periode pemeliharaan hasil bersih dari telur puyuh yaitu jumlah total penerimaan dikurangi
biaya tetap dan biaya variabel diperoleh Rp.84.958.500. Pendapatan selain telur selama satu
periode adalah dari penjualan puyuh afkir. Dengan asumsi bahwa puyuh afkir 1.350 ekor
setelah dikurangi tingkat mortalitas (kematian). Jadi pendapatan penjualan puyuh afkir adalah
1.350 ekor x Rp.6.000/ ekor = Rp.8.100.000. Total pendapatan bersih selama satu periode
pemeliharaan puyuh petelur adalah pendapatan dari telur ditambah penjualan puyuh afkir
diperoleh Rp. 93.058.500.
BAB III
PELAKSANAAN WIRAUSAHA

3.1 What (Apa)


Apa kelebihan dan kekurangan dari usaha puyuh petelur ?
1.        Kelebihan
Ternak puyuh memiliki beberapa kelebihan dari ternak unggas yang lainnya yaitu
dengan memiliki ukuran badan yang kecil, sehingga unggas ini dapat tumbuh dan
berkembangbiak dengan cepat. Dilihat dari nilai gizi, puyuh memiliki kandungan protein
yang cukup tinggi. Telur puyuh juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang
tinggi dibandingkan dengan telur ayam (Sudrajat et. al. 2014). Selain itu Telur puyuh
mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi yaitu mengandung 13,1% protein dan lemak sebesar
11,1% sedangkan telur ayam ras hanya mengandung 12,7% protein dan 11,2% lemak
(Dewansyah, 2010).
Bulu burung puyuh ini sering digunakan untuk membuat kerajinan dan juga perabot
rumah tangga. Tak hanya bulu, namun kotoran ternak ini juga bermanfaat. Kotoran dari
puyuh sangat baik bagi tanaman, khususnya untuk tanaman sayur. Sehingga kotoran puyuh
ini sering dicari oleh para petani sayur.
2.        Kekurangan
Kekurangan dari ternak puyuh yaitu ternak ini sangat rentan terserang penyakit.
Sehingga harus memberikan perawatan ekstra. Selain itu, puyuh juga cepat mengalami stress
sehingga kandang harus jauh dari keramaian, jika tidak maka produksi telurnya akan
terganggu. Selain itu kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh. Suhu ideal untuk puyuh
adalah 25 – 28 derajat celcius.
3.2. Why (Mengapa)
Mengapa memilih usaha budidaya puyuh petelur ?
Ternak puyuh petelur dipilih sebagai usaha karena puyuh merupakan ternak unggas
yang memiliki protein yang tinggi namun memiliki waktu produksi yang sedikit. Ternak
puyuh dapat menghasilkan telur pada umur 5 minggu. Indukan yang telah afkir dapat dijual
sebagai puyuh pedaging. Usaha ternak puyuh petelur ini dapat memberikan keuntungan dari
segi telur, daging, maupun feses dalam waktu yang relatif lebih singkat.
3.3. Where (Dimana)
Dimana lokasi budidaya puyuh petelur dilaksanakan ?
Usaha budidaya puyuh petelur akan didirikan di Jl. Pramuka Perumnas, Muara bulian,
Kabupaten Batanghari, Jambi. Lokasi beternak begitu nyaman untuk usaha beternak puyuh
dan tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat setempat. Selain itu, transportasi
juga lancar, jadi mempermudah pemasaran produk kepada pelanggan.
3.4. How (Bagaimana)
Bagaimana melakukan budidaya puyuh petelur ?
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka dalam kegiatan ini dibutuhkan
tahapan-tahapan penyelesaian pada usaha, sasaran secara operasional adalah sebagai berikut :
A.      Persiapan Sarana dan Peralatan
a)    Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur  kandang yang
ideal atau normal berkisar 20-25oC, kelembaban kandang berkisar 30-80%, penerangan
kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku
untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari
pagi dapat masuk kedalam kandang. Ukuran kandang untuk 1 m 2 dapat diisi 40 ekor/m2
berumur 5 minggu sampai masa bertelur.
b)    Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur, lampu
dan  tempat obat-obatan.

B.       Persiapan Bibit


Bibit yang digunakan untuk usaha ini adalah bibit untuk produksi telur konsumsi,
dipilih bibit puyuh jenis kelamin betina berumur 5 minggu yang sehat atau bebas dari kerier
penyakit. Jumlah puyuh yang akan dipelihara adalah 1540 ekor.

C.       Pemeliharaan
a)    Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk mencegah timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh, kebersihan
lingkungan kandang perlu diperhatikan. Sebelum ternak dimasukkan ke dalam kandang, perlu
dilakukan sanitasi dan desinfeksi, kemudian kandang dibiarkan selama satu minggu untuk
memutus rantai penyakit.
b)    Pengontrolan Penyakit dan Vaksinasi
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang
sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter
hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shop.
c)    Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Pemberian ransum puyuh diberikan 2 (dua) kali
sehari pagi dan siang.
d)   Pemanenan
Pemanenan meliputi pengambilan telur yang siap untuk dipasarkan. Sebelumnya,
telur dipilih berdasarkan tampilannya. Telur yang bagus akan dipasarkan sedangkan telur
yang jelek akan dibuang. Telur diambil setiap hari setelah jam 16.40 WIB.

D.    Pengangkutan
Setiap pembelian dan penjualan ternak burung puyuh maupun telur menggunakan jasa
pengangkutan milik usaha. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pengangkutan dan
menghindari berbagai macam kendala lainnya. Direncanakan alat pengangkutan untuk
wirausaha beternak puyuh petelur adalah sepeda motor dan mobil. Sepeda motor untuk
pengangkutan produk dalam jumlah yang sedikit, sedangkan mobil untuk jumlah yang
banyak dan lokasi yang cukup jauh.
3.5. When (Kapan)
Kapan dimulai usaha ternak puyuh petelur dan kapan mulai akan dipasarkan ?
Usaha beternak puyuh petelur akan dilaksanakan pada awal tahun 2018. Produk dari
ternak puyuh ini adalah telur yang akan mulai dipasarkan setiap 5 hari sekali.
3.6. Who (Siapa)

Siapa target pasar yang akan dituju untuk memperlancar pemasaran ?


1.         Pasar Keramat Tinggi, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari.
2.         Rumah makan yang ada disekitar Kecamatan Muarabulian.
3.         Warung-warung kecil.
BAB IV
RENCANA PEMASARAN PRODUK

4.1    Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari beternak puyuh petelur,
memenuhi kebutuhan pasar akan telur puyuh. Strategi pemasaran produk burung puyuh
adalah melibatkan peran aktif konsumen untuk melakukan promosi, kerja sama dengan
toko/agen dan tengkulak. Untuk memenuhi kebutuhan telur puyuh di pasar yang ada di
wilayah Jambi dan untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.

4.2    Penetapan Harga

Penetapan  harga  yang  dilakukan  dengan melihat  faktor  lingkungan,  terutama 


elemen  pesaing. Selain itu, harga jual juga bisa ditentukan dari jumlah biaya yang sudah
dikeluarkan. Harga jual telur mengikuti harga kebutuhan yang ada di pasaran, jika harga
kebutuhan di pasaran meningkat maka harga jual telur puyuh juga akan meningkat.
4.3    Pasar Sasaran

Telur puyuh akan di jual di pasar Keramat Tinggi, Kecamatan Muarabulian,


Kabupaten Batanghari, dan akan dipasarkan di rumah makan sekitar Muarabulian. Apabila
produksi terus meningkat maka akan di lakukan pengembangan sasaran pasar seperti pasar-
pasar yang ada diluar Kabupaten Batanghari maupun diluar Provinsi Jambi.
4.4    Cara Pemasaran

Cara pemasaran dari produk telur puyuh yaitu dengan cara memasarkan langsung di
pasar Keramat Tinggi, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari, atau konsumen bisa
datang secara langsung ke tempat usaha budidaya puyuh petelur.
BAB V
PENUTUP

Demikian proposal ini penulis buat sebagai acuan dalam kegiatan budidaya ternak
puyuh di Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari. Semoga dengan kegiatan ini dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya yang sinergis dengan program
pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan.
Penulis berharap proposal ini dapat diwujudkan nantinya serta dapat memberikan
manfaat bagi pembaca lainnya guna menambah pengetahuan tentang beternak burung puyuh.
Penulis juga mengakui banyak kekurangan dalam pembuatan proposal ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan masukan dari pembaca, guna unutuk perbaikan ke depan.

Anda mungkin juga menyukai