Anda di halaman 1dari 19

Manajemen Usaha Ayam Broiler (survey)

 kangmaruf  4 years ago 0 Comments  Manajemen Ternak, Unggas & Burung


Kebutuhan protein manusia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk. Kebutuhan yang semakin meningkat tersebut, dapat dipenuhi dengan
peningkatan produksi protein asal ternak baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 
Salah satu sumber protein hewani adalah daging ayam broiler. Ditinjau dari nilai gizinya,
daging ayam broiler tidak jauh beda dibandingkan dengan daging dari ternak lain.
Daging ayam broiler mudah didapatkan dan harganya relatif murah, karena pemeliharaan
ayam broiler relatif singkat yaitu 35 hari. Tingkat konsumsi daging ayam masyarakat
Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain. 
Tahun 2007, konsumsi ayam Indonesia 4,5 kg/kapita/thn, Malaysia 38,5 kg/kapita/thn,
Singapura 28 kg/kapita/thn, Thailand 14 kg/kapita/thn, Filipina 8,5 kg/kapita/thn (Daryanto
2007). Konsumsi daging ayam di Indonesia menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
seperti pada tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel. Produksi Ayam Broiler di Indonesia
Tingkat Konsumsi Daging Ayam
Tahun (Kg/Kapita/Tahun)
2005 779.108
2006 861.263
2007 941.786
2008 1.018.734
2009 1.016.876
2010 1.214.340
Sumber: Ditjen Peternakan Kementan 2011

Tabel. Konsumsi Ayam Broiler di Indonesia


Tingkat Konsumsi Daging Ayam
Tahun (Kg/Kapita/Tahun)
2008 6.46
2009 6.85
2010 8
2011 9
2012 10
Sumber: Ditjen Peternakan Kementan 2012.
Manajemen pemeliharaan dalam usaha peternakan broiler merupakan salah satu faktor
yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan produksi ternak. Disamping dari faktor
breeding dan feeding, manajemen sering diabaikan peternak.

Peternakan ayam broiler

Dalam menjalankan usaha peternakannya banyak peternak broiler yang belum mencapai
hasil produksi yang maksimal. Manajemen yang buruk merupakan salah satu penyebab
tidak maksimalnya produktivitas broiler. 
Keterlambatan atau lamanya peternak memberikan ransum pada day old chick (DOC)
seringkali dianggap hal yang biasa bagi peternak broiler. Padahal dengan pemberian
ransum yang lebih awal dapat memberikan efek yang baik terhadap pertumbuhan broiler
yang baru menetas. 
Lama perjalanan DOC dari tempat penetasan sampai di kandang juga harus diperhatikan
guna mengetahui waktu pasti keseluruhan berapa lama DOC setelah menetas. Semakin
lamanya ransum yang diberikan pada DOC dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
broiler yang tidak maksimal.

Manajemen Fase Starter Persiapan alat dan kandang


Perlengkapan
Alat
1. Tempat pakan
2. Tempat minum
3. Tandon
4. Cangkul
5. Celurit
6. Penerang
7. Pemanans
8. Kabel listrik
9. Mobil
10. Pakan

Kandang ada 3 :
1 kandang ukuran 8 x 32 x 4
2 kandang 6 x 28 x 4

Pakan , Alat, dan Obat disimpan dalam gudang.


A. Pencucian peralatan kandang
Semua  peralatan dicuci dan dibersihkan untuk menghidari penularan penyakit.

B. Pencucian kandang
Adapun prosedurnya menurut narasumber sebagai berikut :
1. Sebelumnya kandang dibersihkan dan dicuci bersih dengan sabun dan air,
kemudian diistirahatkan 2-3 minggu.
2. Ketika hendak dipakai lagi, Semprot kandang dengan formalin
3. Dikasih kapur
4. Semprot lagi
5. pasang pemanas

tandon yang belum dibersihkan (kiri) dan sudah dibersihkan (kanan)

Chick in dan persiapannya


Persiapan sebelum DOC datang
1. Sekam ditaburkan secara merata ke seluruh permukaan lantai dengan ketebalan 3-5
cm (ada juga yang sampai 10 cm).
2. Tempat pakan, tempat minum, chick guard, lampu, dan pemanas harus sudah
terpasang paling tidak 2 hari sebelum DOC datang.
3. Jika menggunakan tempat minum/gallon yang berukuran besar harus diberi kerikil
bersih agar DOC tidak masuk ke air.
4. Tinggi chick guard yang disarankan adalah 40-50 cm. Chick guard dapat terbuat dari
seng, papan kayu, atau bambu (berbentuk jeruji atau anyaman).
5. Pemanas diletakkan di tengah chick guard dengan ketinggian 125 cm. Harus
diperhatikan arah panas dan temperatur.
6. Pemakaian koran disarankan hanya 1 lapis di atas litter (sekam) dan hanya dipakai
pada hari pertama saja. Ada juga pendapat lain yang menyebutkan sebaiknya terdapat 3
lapis Koran dan setiap hari diambil 1 lapis Koran sampai hari ke-3.
7. Intensitas cahaya minimal 20 lux, kurang lebih setara dengan 10 watt SL/TL atau 60
watt lampu pijar per chick guard pada ketinggian 170 cm.
8. Harus disediakan celupan kaki dan hand sprayer (semprotan tangan) berisi larutan
desinfektan untuk petugas kandang dan tamu yang keluar masuk lokasi kandang.
9. Setelah semua persiapan selesai, dilakukan penyemprotan ke seluruh bagian
kandang (termasuk peralatannya) dengan desinfektan yang disarankan.

Penataan pemanas, tempat pakan, dan tempat minum

Tempat pakan dan tempat minum


Jenis Umur Per Buah Untuk

0 – 3 hari4 – 7 hari8 –
Feeder tray (nampan)    10 hari  80 ekor60  ekor40  ekor 
Tempat pakan gantung 5 kg 11 – 15 hari 30 – 35 ekor
Tempat pakan gantung 10 kg 11 – 15 hari 35 – 40 ekor

Tempat pakan gantung 5 kg 16 – panen 20 – 25 ekor


Tempat pakan gantung 10 kg 16 – panen 30 – 35 ekor

Tempat minum otomatis 0 – 10 hari 100 – 120 ekor


Tempat minum manual 0 – 10 hari 60   – 80   ekor

Tempat minum otomatis 11 – panen 60 – 80 ekor


Tempat minum manual 11 – panen 30 – 35 ekor
Pemanas

Jumlah DOC Jumlah DOC Diameter


Jenis Pemanas (Musim Panas) (Musim Dingin) Chick Guard

Pemanas 700 – 800600 – 600 – 700500 – 4 meter3.5


gasSemawarBatubaraDrum 700600 – 700700 600500 – 600600 meter3 meter4
(grajen/kayu) – 800 – 700 meter

Penyebaran anak ayam di dalam brooder

D. Chick-in
Persiapan Waktu Datang
1. Menyiapkan Alat, Pemanas, obat, pakam dan air minum
2. Satu jam sebelum datang suhu disesuaikan, sehingga saat DOC datang  Suasana
menjadi panas.
3. Masukan kedalam pemanas, terbuat dari seng.
4. Dinding ditutup (tirai) agar ruangan hangat.
5. Dikasih minum, vitamin dan gula merah.
6. Satu sekat sudah, diatur. Dengan jumlah 1000 ekor/sekat
7. Jumlah tempat pakan kira-kira 35-40/1000 ekor
8. Sampai umur 34, dapat mengahabiskan pakan sampai 326 sack/6000 ekor

PERIODE STARTER
A. Pakan dan air minum
Pemberian pakan starter dilakukan sampai dengan umur 21 hari. Pemberian pakan pada
periode starter menggunakan pakan dengan kandungan protein 21%. 
Kandungan protein tinggi ditujukan untuk memacu pertumbuhan ayam yang optimal pada
periode awal. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap (sedikit demi sedikit) pada umur
awal (1 minggu).
Selama 3 hari pertama anak ayam harus dipaksa untuk aktif makan dan minum. Bisa
dibantu dengan cara mengetuk chick guard secara perlahan-lahan atau pakan diberikan
sesering mungkin. Selain itu, kandang harus terang agar lebih giat makan dan minum.
Pakan yang tersisa dikumpulkan dan diayak untuk diberikan kembali pada anak ayam,
tetapi jangan dicampur dengan pakan baru.  Pengayakan berfungsi untuk memisahkan
pakan dari kotoran.
Tempat pakan harus selalu bersih dan kering sebelum pakan baru diberikan. Di bawah
pemanas sebaiknya jangan diberi tempat pakan/ feeder tray karena panas akan merusak
nutrisi yang ada dalam pakan.
Tinggi tempat pakan setinggi tembolok yang diukur dari bibir atas tabung. Prinsip
pemberian pakan adalah full feed (pakan selalu tersedia setiap saat), tetapi perlu diingat
bahwa ayam lebih suka makan pada suhu optimum sesuai dengan naluri ayam yaitu pagi
hari (jam 05.00 – 08.00) dan sore hari(jam 17.00-20.00). Jadi pada jam-jam tersebut harus
lebih diperhatikan ketersediaan pakannya.
Pada umur 8 hari tempat pakan gantung mulai diperkenalkan. Diharapkan pada umur 10
hari ayam sudah mengenal tempat pakan gantung, dan paling lambat umur 12 hari semua
tempat pakan harus sudah digantung.
Selepas masa brooding, pakan diberikan minimal 2 kali sehari dengan tempat pakan diatur
setinggi tembolok ayam. Mulai umur 2 hari tempat minum harus digantung, dan setiap hari
tingginya disesuaikan setinggi punggung ayam. Jika menggunakan tempat minum otomatis
(bell drinker), perhatikan level air sebagai berikut:
1. Umur kurang dari 10 hari, permukaan air 0.6 cm di bawah bibir drinker (supaya
terjangkau dan mudah diminum ayam kecil)
2. Umur lebih dari 10 hari, permukaan air 0.6 cm dari dasar drinker (supaya tidak
mudah tumpah dan tetap terjangkau ayam besar)
3. Piringan tempat minum dibersihkan setiap pagi dan sore, sisa air dibuang. Jika
menggunakan nipple drinker perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
4. Ketinggian nipple disesuaikan sehingga ayam dapat minum dengan mendongakan
kepalanya 45º terhadap nipple.
Air minum harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, bersih, segar, layak minum, dan
dapat juga diklorinasi (3 ppm). Klorinasi bertujuan untuk mencegah pencemaran dan
penularan bibit penyakit. 
Pada temperatur normal, konsumsi air minum ayam adalah 1,6-1,8 kali (dapat juga 2 kali)
dari konsumsi pakan. Faktor ini sebaiknya digunakan sebagai pedoman, sehingga
penyimpangan konsumsi yang berkaitan dengan kualitas pakan, temperature dan
kesehatan ayam dapat segera diketahui. Beberapa suplemen, vitamin, antibiotik, dan
vaksin dapat juga diberikan bersama dengan air minum.
Berdasarkan Survey :
            Stok Pakan dipasok 3-4 hari. Hanya 1 jenis pakan, yaitu pakan Starter (BR I).
Dipasok oleh perusahaan PT. Malindo, kemudian dari PT. Popkhand. Berat 50 kg.
Pemberian pakan non stop, ad libitum. Jika pakan habis kasih lagi, jika masih ada biarkan
sampai habis.

Kondisi Kandang

B. Pelebaran sekat
Mulai umur 3 hari dilakukan pelebaran sekat secara bertahap mengikuti kondisi ayam.
Pelebaran harus diikuti dengan penambahan serta pengaturan tempat pakan/minum. Posisi
pemanas diatur sedemikian rupa agar penyebaran panas bisa merata.
Sebagai acuan, pelebaran chick guard dapat diatur sebagai berikut:

Umur (hari) Ekor/m2

1 60 – 65

3 40 – 45

6 25 – 30

8 20 – 25

10 15 – 20

14 10 – 15

18 8 – 10

> 18 8 (full house)

NB: Pelebaran di atas merupakan acuan standart,  pada prakteknya harus disesuaikan
dengan kondisi ayam.

Contoh alternatif pelebaran sekat pada kandang ayam broiler

C. Pemanas dan litter


Liter memilki kedalaman kira-kira 5 cm. Dalam jumlah 6000 ekor menghabiskan 450-500
karung sekam. Semakin tua umur ayam, ketebalan sekam semakin menambah. Liter tidak
diganti, tapi cukup dibuat sistem bergilir. 
Jadi ketika suatu daerah sekam basah, daerah itu akan disekat dan ayam diarahkan atau
dipindahkan ke bagian yang kering. Apabila hujan tutup tirai agar liter tidak basah

D. Ventilasi
Masa brooding
Urutan pembukaan tirai apabila temperatur brooder terlalu panas adalah sbb :
Buka tirai plafon –> Buka tirai dalam mulai dari atas ke bawah –> Bila masih terlalu panas
bisa ditambah bukaan pada tirai luar pada sisi yang berlawanan dengan arah angin, juga
dari atas ke bawah –> Bila suhu mulai dingin, urutan penutupan tirai dilakukan sebaliknya.

Selepas masa brooding


Pembukaan tirai samping harus dimulai dari atas ke bawah dengan pengaturan sbb:
Buka terlebih dahulu tirai yang berlawanan dengan arah angin. Pembukaan dilakukan
secara bertahap mengikuti kondisi ayam. Jika pembukaan tirai samping dirasa belum
cukup, bisa dilanjutkan pembukaan tirai samping bawah atau sarung (buka dulu tirai yang
berlawanan dengan arah angin, dibuka dari bawah ke atas).

Berdasarkan survey
Pemanas dilakukan, 1 jam sebelum DOC datang-7 hari berikutnya. Tirai tidak boleh dibuka.
Pada umur 7 hari keatas, tirai dibuka sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan ayam.  Kira
10-20 cm/ hari. Tirai terbuka total pada umur 3 minggu. 
Sekat melebar kira–kira 3-4 hari sekali, sepanjang 4 meter/1000 ekor. Pemanas yang
dipakai memilki kapasitas sampai 1500 ekor, satu kompor. 1 Kandang, 2 pemanas.
Pendingin menggunakan kipas, digunakan pada umur 3 minggu, sebab pada umur ini
unggas mulai rentan terhadap stress sehingga kebutuhan unggas tersebut disesuaikan.

Sekat kandang
Kondisi Tirai

E. Pencahayaan
Sebagai patokan praktis, untuk setiap chick guard minimal diberi 10 watt SL/TL atau 60 watt
lampu pijar dengan ketinggian 170 cm, selanjutnya ditambah sesuai kebutuhan. Jika siang
hari cuaca gelap, lampu harus dinyalakan agar feed intake dan water intake tidak
terganggu.
Mulai umur 4 hari, pada malam hari perlu dibuat suasana gelap 1-2 jam untuk produksi
hormon pertumbuhan (melatonin) dan sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi lampu
padam tiba-tiba, ayam tidak mati menumpuk.

Berdasarkan Survey :
Namun berdasarkan pendapat peternak saat survey Penerangan, kami menemukan ayam
Disinari pakai lampu putih (terang) bukan lampu kuning (neon). Lampu menyala mulai pukul
18.00 sampai 06.00 pagi, beliau berpendapat jika lampu mati maka aktivitas ayam
berhenti, dan ayam tidak makan, jika ayam tidak makan maka ayam tidak gemuk.

MANAJEMEN FASE FINISHER


PERIODE FINISHER
A. Pakan dan air minum
Pada periode ini yang perlu diperhatikan adalah proses penggantian pakan dari starter ke
finisher. Penggantian pakan harus dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai
berikut:
1. Hari 1 penggantian: (¾ starter + ¼ finisher)
2. Hari 2 penggantian: (½ starter + ½ finisher)
3. Hari 3 penggantian: (¼ starter + ¾ finisher)
4. Hari 4 penggantian: semua pakan finisher
Jumlah dan rasio tempat pakan dan minum harus dipastikan terpenuhi. Pada daerah
beriklim panas, pakan diberikan saat suhu udara tidak terlalu panas (misalnya, pagi dan
sore hari). 
Pakan diberikan minimal 2 kali sehari dengan perbandingan 40% pagi hari dan 60% sore
hari. Jika tengah malam pakan masih kurang, bisa ditambah. Pada siang hari tempat pakan
bisa dinaikkan untuk menambah ruang gerak ayam sehingga dapat mengurangi panas. 
Untuk meningkatkan feed intake di malam hari, perlu dilakukan upaya membangunkan
ayam minimal 5 kali dalam semalam

Berdasarkan Survey :
Menurut Narasumber semua program pakan pada fase finisher diatur oleh perusahaan
mitra, hingga saat ini menurut peternak pakan pada fase atau periode finisher diberikan
pakan periode starter (BR I). Selain itu pada fase ini ayam sudah mulai rentan terhadap
penyakit. Jadi untuk mengantisipasi hal itu, terutama stress, peternak menambahkan
pendingin atau kipas angin apabila suhu terlalu panas, dan tirai sudah terbuka lebar.

Lebar
Kandang JumlahLajur Lajur
Tempat Pakan Tempat Minum
5–7m 4 lajur 4 lajur 4 lajur
8 – 10 m 5 lajur 5 lajur 5 lajur
Contoh penataan tempat pakan dan minum broiler selama periode finisher

B. Kepadatan Ayam
 Kepadatan disesuaikan dengan berat panen yang diinginkan.

No Jenis Kandang Berat Panen Ekor/m2


< 1,51,5 – 1,7 10 – 128 – 9
1,8 – 2,0 7–8
1 Postal/Double Deck >2 6–7

MANAJEMEN PASCA PANEN


Panen ayam
Sebelum ayam dipanen, dilakukan pengosongan/pengangkatan tempat pakan, tetapi air
minum tetap diberikan untuk mencegah hilangnya berat badan akibat dehidrasi. Disarankan
memberikan air gula 5% apabila jarak kandang dan tujuan lebih dari 100 km atau
perjalanan lebih dari 3 jam untuk mengurangi penyusutan berat badan.
Sebisa mungkin dihindari penangkapan ayam pada saat suhu udara sangat panas.
Penangkapan ayam harus dilakukan secara hati-hati. Ayam ditangkap pada bagian bawah
kaki untuk menghindari memar pada dada dan paha. 
Untuk mencegah patah tulang kaki karena meronta dan gerakan sayap, dipegang erat-erat
pada persendian bawah. Ayam yang belum terpanen harus tetap dirawat dengan baik.

Berdasarkan Survey :
Pemanenan umur 35 hari, diambil oleh perusahaan lewat broker. Perusahaan mengontak
atau menghubungi broker. Broker datang ke tempat peternakan, melakukan perjanjian
kesepakatan harga, ayam diambil, broker pergi ke perusahaan. 
Namun sayangnya tidak semua ayam akan diambil, jadi beberapa broker hanya akan
mengambil sejumlah terntentu, sehingga ada kemungkinan ada sisa ayam yang masih
belum dipanen sehingga kerugian muncul pada kebutuhan pakan kembali. Jadi peternak
akan mengontak perusahaan kembali jika ayamnya masih berisisa atau siap panen.
Sistem penjualan, harga tidak pasti, pernah mencapai harga jual 17.500, dan ada juga
sistem penargetan dalam perusahaan yang dimitrai, dalam kebijakannya apabila
perusahaan mendapat target keuntungan lebih, maka ada bonus yang diberikan kepada
peternakan.
Biaya yang dihitung meliputi :
1. Biaya operasional
2. Biaya pemeliharaan
3. IP
Terkadang, perlakuan pemanenan dengan cara kasar sehingga ayam banyak yg cacat, jika
sudah seperti itu, petugas seenaknya ditukar. Pernah pada pemeliharaan ke 12, ayam
terdapat leleran hidung, sesak nafas, kemudian ngorok. Pada umur 18 hari. 
Ketika dibedah tidak ada penyakit spesifik. Kendala lain, cuaca.  Bisa terlalu panas, dan
kedinginan. Pada umur 28, adalah umur yang rentan terjadi penyakit, pernah beberapa
ayam harus dimusnahkan, dengan gejala cloaca ber air.  Menurut peternak Harga Rp
14.000 sudah sampai pada titik impas

VAKSINASI
A. Penyimpanan vaksin
1. Vaksin harus disimpan dalam refrigerator bersuhu 2-8˚C (bukan freezer), terhindar
dari panas dan sinar matahari langsung.
2. Apabila hendak mengangkut vaksin ke tempat yang jauh, vaksin harus ditempatkan
dalam wadah yang memiliki daya isolasi cukup baik terhadap suhu luar (misal: termos atau
sterofoam box), dengan diberi es batu di dalamnya.

B. Kondisi yang harus diperhatikan


1. Jenis, dosis, dan waktu pemberian vaksin harus tepat. Vaksin belum kadaluwarsa.
2. Pastikan ayam yang akan divaksin dalam kondisi sehat (ayam sakit tidak boleh
divaksin).
3. Jangan melakukan kegiatan vaksinasi saat suhu udara sangat panas (maksimal
29˚C).
4. Gunakan wadah yang berbahan dasar plastik, hindari wadah yang terbuat dari
logam.
5. Air yang digunakan harus baru dan segar, pH 6.5–7.5, bebas klorin dan desinfektan.
6. Cuci tempat vaksin dan alat vaksinasi dengan air biasa, tanpa klorin atau
desinfektan.
7. Vaksinator harus terlatih, tata cara dan prosedur vaksinasi harus diikuti dengan
benar.
8. Segera berikan suplemen atau multivitamin setelah vaksinasi untuk mengurangi
stress.
C. Vaksinasi melalui air minum
 Pemakaian klorin dan desinfektan air minum dihentikan 24 jam sebelum vaksinasi.
 Ayam dipuasakan 1-2 jam sebelum vaksinasi. Jika suhu lebih dari 30˚C sebaiknya 1
jam saja.
 Disiapkan air, susu skim, dan vaksin dalam jumlah yang tepat. Jumlah air yang
dibutuhkan adalah sejumlah air yang habis diminum ayam selama 1-2 jam.
 Karena setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk setiap umur, maka
dapat digunakan rumusan sebagai berikut:

          Jumlah air yang dibutuhkan  =  Jumlah Ayam  x  Umur Ayam


                                                                                     1000             
 Setelah jumlah air ditentukan, susu skim dengan dosis 2 gram per liter air
dimasukkan dalam air minum. Untuk daerah beriklim panas sebaiknya ditambahkan es
batu. Susu skim berfungsi sebagai pelindung vaksin dari berinteraksi dengan bahan-bahan
dalam air untuk menjaga kualitas vaksin.
 Untuk daerah dengan kualitas air kurang bagus, disarankan untuk meningkatkan
dosis susu skim dan/atau merebus air yang akan digunakan untuk vaksinasi.
 Vaksin dicampurkan ke dalam air yang telah disiapkan, aduk hingga rata dan segera
tuang ke tempat minum yang telah disediakan.
 Agar pembagian vaksin merata, harus dihitung jumlah larutan vaksin yang harus
dituang di setiap tempat minum (kontrol distribusi vaksin).

          Jumlah air di setiap tempat minum  =  Jumlah Air


                                                                    Jumlah Tempat Minum

 Botol dan tutup botol bekas vaksin harus dibakar atau direndam dalam desinfektan.

D. Vaksinasi tetes
1. Penting untuk diperhatikan bahwa proses penetesan ke dalam mata haruslah tepat
dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata. Jangan terburu-buru
melepaskan ayam jika tetesan belum terserap sempurna.
2. Harus dihindari penjaringan ayam yang terlalu banyak (maksimal 200 ekor sekali
jaring), agar ayam tidak stres terlalu lama ketika menunggu divaksin.
3. Untuk menghindari turunnya efektifitas vaksin, sebaiknya larutan vaksin dibagi
kedalam beberapa alat penetes sesuai jumlah vaksinator (setelah dilarutkan, vaksin harus
habis dalam waktu 30 menit).

E. Vaksinasi suntik
1. Sebelum dilakukan vaksinasi harus dicek dulu fungsi injektor dengan cara dilakukan
uji coba dengan air. Jika injektor rusak atau tidak lancar, jangan digunakan. Jika kotor,
dicuci dengan air panas.
2. Vaksin yang keluar dari refrigerator sebaiknya ditunggu beberapa saat sampai
suhunya mendekati suhu lingkungan. Dapat juga dilakukan thawing dengan cara vaksin
dari refrigerator direndam dalam air biasa agar lebih cepat mencapai suhu lingkungan.
3. Sebelum atau saat melakukan kegiatan vaksinasi, sesering mungkin botol vaksin
dikocok untuk menghindari pengendapan komponen vaksin.

Berdasarkan survey :
Vaksin
1. Pertama vaksin ND, umur 4-5 hari. Tetes dan Suntik. Biasanya bersama petugas
yang dikirim oleh perusahaan PT. Sanbe
2. Kedua, Vaksin gumboro. Lewat air minum.
3. Ketiga, vaksin ND La Sota pada minggu ke-3. Namun tidak harus, jika kondisi sudah
cukup baik.

Program pemeliharaan
PROGRAM PEMELIHARAAN AYAM BROILER
PER 6000 EKOR
DOC IN : 20 April 2013
Dosis
Umur
TGL (Hari) Program (O-V-D) Pagi Sore Keterangan
20-Apr-13 1 Cyprotylogrin 60 gr 60 gr
21-Apr-13 2 Cyprotylogrin 60 gr 60 gr
22-Apr-13 3 Cyprotylogrin 60 gr 60 gr
Vaksimune NDLS IB 6 dosis
23-Apr-13 4 Cyprotylogrin 60 gr 60 gr
24-Apr-13 5 Cyprotylogrin 60 gr 60 gr
25-Apr-13 6 Air Putih
26-Apr-13 7 Air Putih
27-Apr-13 8 Air Putih
28-Apr-13 9 Moxycoigrin HC 85 gr 85 gr
29-Apr-13 10 Moxycoigrin HC 85 gr 85 gr
30-Apr-13 11 Moxycoigrin HC 85 gr 85 gr
1-Mei-13 Vaksimune IBD M 6 vial
2-Mei-13 12 Agriminovit 180 gr
3-Mei-13 13 Agriminovit 180 gr
4-Mei-13 14 Agriminovit 180 gr
5-Mei-13 15 Air Putih
6-Mei-13 16 Duradoc HC 600 gr 600 gr
7-Mei-13 17 Duradoc HC 600 gr 600 gr
8-Mei-13 18 Duradoc HC 600 gr 600 gr
9-Mei-13 19 Air Putih
10-Mei-13 20 Vaksimune Clone 6 vial
11-Mei-13 21 Air Putih
12-Mei-13 22 Air Putih
13-Mei-13 23 Vitakur 600 gr
14-Mei-13 24 Vitakur 600 gr
15-Mei-13 25 Vitakur 600 gr
16-Mei-13 26 Air Putih
17-Mei-13 27 Air Putih
18-Mei-13 28 Air Putih
19-Mei-13 29 Air Putih
20-Mei-13 30 Astressvit 1200 gr
21-Mei-13 31 Astressvit 1200 gr
22-Mei-13 32 Astressvit 1200 gr
23-Mei-13 33 Air Putih
24-Mei-13 34 Air Putih
25-Mei-13 35 Air Putih

RECORDING
Umu Obat-Vitamin-Vaksin
r Dosis Pemakaian Jenis Waktu
Enoquyl 1 : 2 (50 ml : 100 ltr
1 air) Antibiotik (CRD) Pagi
Enoquyl 1 : 2 (50 ml : 100 ltr
2 air) Antibiotik (CRD) Sore
Enoquyl 1 : 2 (50 ml : 100 ltr
3 air) Antibiotik (CRD) Pagi + Sore
4 Vaksin ND (SC+Tetes Mata) Vaksin ND TM + SC + Pagi
Chickovit 1 : 1 ATP-Energi Pagi + Sore
5 Grofas 1 : 4 (25 gr : 100 ltr air) Vitamin Pagi
6 Grofas 1 : 4 (25 gr : 100 ltr air) Vitamin Pagi
7 Grofas 1 : 4 (25 gr : 100 ltr air) Vitamin Pagi
8 Grofas 1 : 4 (25 gr : 100 ltr air) Vitamin Pagi
9 Air Putih
Air minum
10 Vaksin IBD Blenn Vaksin Gumboro Pagi/Sore
Chickovit 1 : 1 ATP-Energi Sore
11 Air Putih
Enoquyl 1 : 2 (50 ml : 100 ltr
12 air) Antibiotik (CRD) Pagi
Enoquyl 1 : 2 (50 ml : 100 ltr
13 air) Antibiotik (CRD) Pagi
Enoquyl 1 : 2 (50 ml : 100 ltr
14 air) Antibiotik (CRD) Pagi
15 Air Putih
16 Grofas 1 : 4 (25 gr : 100 ltr air) Vitamin Pagi + Sore
17 Grofas 1 : 4 (25 gr : 100 ltr air) Vitamin Pagi + Sore
18 Grofas 1 : 4 (25 gr : 100 ltr air) Vitamin Pagi + Sore
19 Vaksin Avinew Vaksin ND Ulang Air minum/Pagi
Chickovit 1 : 1 ATP-Energi Sore
20 Vitamin C (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
21 Air Putih
Novaquyl 1 : 2 (100 ml : 200 ml Antibiotik (CRD-
22 air) Coli) Pagi
Novaquyl 1 : 2 (100 ml : 200 ml Antibiotik (CRD-
23 air) Coli) Pagi
Novaquyl 1 : 2 (100 ml : 200 ml Antibiotik (CRD-
24 air) Coli) Pagi
25 Air Putih
26 Grofas (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
27 Grofas (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
Desinfektan Air
28 Air Putih Minum
29 Vitamin C (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
30 Vitamin C (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
Desinfektan Air
31 Air Putih Minum
32 Vitamin C (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
33 Vitamin C (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
Desinfektan Air
34 Air Putih Minum
35 Vitamin C (20 gr : 250 ltr air) Vitamin Pagi
36 Air Putih
37 Air Putih
38 Air Putih

STANDARD

UMUR STANDART PAKAN


Per
(HARI) Gr/Ek 1000Ek/sak BW FCR
1 19 0.4 53 0.35
2 19 0.4 66 0.57
3 19 0.4 81 0.7
4 19 0.4 97 0.78
5 19 0.4 116 0.81
6 19 0.4 136 0.83
7 26 0.5 159 0.89
P 142 2.9
8 28 0.6 185 0.91
9 32 0.6 213 0.94
10 37 0.7 244 0.98
11 41 0.8 278 1.01
12 48 1 314 1.04
13 52 1 354 1.07
14 59 1.2 396 1.11
Sub
Total 439 5.9
15 63 1.3 441 1.14
16 71 1.4 489 1.17
17 75 1.5 540 1.2
18 81 1.6 595 1.22
19 87 1.7 652 1.25
20 91 1.8 711 1.27
21 97 1.9 773 1.3
Sub
Total 1004 11.2
22 103 2.1 838 1.32
23 109 2.2 905 1.34
24 115 2.3 974 1.37
25 120 2.4 1045 1.39
26 127 2.5 1119 1.41
27 131 2.6 1193 1.43
28 137 2.7 1270 1.45
Sub
Total 1846 16.8
29 143 2.9 1348 1.48
30 147 2.9 1428 1.5
31 153 3.1 1509 1.52
32 157 3.1 1590 1.54
33 161 3.2 1673 1.56
34 165 3.3 1756 1.58
35 170 3.4 1839 1.6
Sub
Total 2942 21.9

Referensi :
Ardana, I.B Komang. 2013. Cara Beternak Ayam Broiler. Udayana
University  Press : Bali

Anda mungkin juga menyukai