Proyek : Pembangunan Rumah Tahan Gempa Konvensional Type 36 (RIKO) sebanyak 20 unit
di desa Akar-akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara
No. SPMK :
Pada hari ini, ………… tanggal ………… bulan Maret tahun Dua Ribu Sembilan Belas (….-03-2019),
bertempat di ……………, yang bertandatangan dibawah ini :
1. Nama :
NIK :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ……………. bernomor………….., dalam perjanjijan ini
bertindak sebagai pemilik proyek Pembangunan Rumah Tahan Gempa Konvensional Type 36 (RIKO) di
desa Akar-akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara sehingga sebagai pengguna jasa
penyelesaian proyek.
Selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
2. Nama :
NIK :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, dalam perjanjian ini sebagai penyedia jasa penyelesaian
proyek.
Dengan ini menerangkan bahwa para pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama
penyelesaian proyek Pembangunan Rumah Tahan Gempa Konvensional Type 36 (RIKO) di desa
Akar-Akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara dengan ketentuan – ketentuan dan syarat –
syarat sebagai berikut :
Pasal 1
LINGKUP KERJASAMA
Para pihak telah sepakat mengadakan suatu perjanjian penyelesaian proyek milik PIHAK KESATU
kepada PIHAK KEDUA dengan informasi proyek sebagai berikut :
Nama proyek : Pembangunan Rumah Tahan Gempa Konvensional Type 36 (RIKO)
Lokasi : Desa Akar-Akar, kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara
Nomor SPMK :
Tanggal SPMK :
Nilai proyek :
Pasal 2
1. Perjanjian kerjasama penyelesaian project Pembangunan Rumah Tahan Gempa Konvensional Type
36 (RIKO) sebanyak 20 unit di desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
2. Maksud Perjanjian Kerjasama adalah PIHAK KESATU selaku pemilik proyek dan PIHAK KEDUA yang
menyelesaian pengerjaan proyek sesuai dokument tehnis.
3. Ruang lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA sesuai Perjanjian ini dan Dokumen Perjanjian, dengan rincian sebagai berikut:
a. Shop Drawing,
b. Pekerjaan pembangunan 20 unit rumah,
c. Dokument lainnya yang terkait dengan proyek ini yang timbul selama pekerjaan berlangsung.
Pasal 4
DASAR-DASAR PERJANJIAN
1. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan :
a. SPK no.
b. SPMK no.
2. Dokumen lainnya yang sepakati Para Pihak bahwa layak turut menjadi dasar Perjanjian Kerjasama ini
Pasal 3
- Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA jika timbul atau terjadi permasalahan
sesuai keadaan yang mungkin dapat mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan paling lambat 3 (tiga) hari dari kejadian
- Membuat laporan progress dan dokumentasi harian mulai awal pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan akhir pelaksanaan pekerjaan yang mencerminkan kegiatan pekerjaan
- Menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah yang efisien untuk mencapai target waktu penyelesaian
pekerjaan,
- Mengadministrasikan bukti-bukti pembiayaan proyek untuk dikompilir dengan bukti-bukti
pembiayaan proyek yang ditata kelola PIHAK KEDUA.
- Membuat perjanjian kerja tertulis dengan setiap pekerja yang terlibat dalam pengerjaan proyek
4. Hak PIHAK KEDUA :
- Menetapkan aturan yang dapat dipertanggungjawabkan selama masa proyek berlangsung yang
schedule material, penetapan target penyelesaian pekerjaan, pemilihan peralatan dan akomodasi
transportasi, penentuan jumlah pekerja dan penempatannya, instruksi lembur dan perencanaan
beserta aktivitas lainnya berdasarkan perhitungan yang efisien untuk disampaikan ke Pihak
- Menerima pembayaran sesuai besaran dan cara pembayaran yang telah disepakati,
Pasal 3
1. Nilai pekerjaan per unit rumah sebesar Rp.49.989.524,- dimana PIHAK KEDUA menerima
Rp.43.700.000,- atau sebesar 87.42 % dan PIHAK KESATU menerima sebesar Rp.6.289.524,- atau
sebesar 12.58%,
2. Terdapat Standing Instruction yang memerintahkan dilakukan pendebetan sebesar 87.42% dari
rekening penampungan termijn Pihak Kesatu ….-..-……-..atas nama …………. untuk setiap
pembayaran project ke rekening penampungan termijn Pihak Kedua ….-..-……-.. atas nama
……………..
Pasal 4
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud force majeure (keadaan memaksa) ialah keadaaan atau peristiwa yang terjadi diluar
kemampuan dan kekuasaan siapa pun juga yang mengakibatkan terhambatnya jalannya pelaksanaan
pekerjaan.
2. Yang termasuk dalam force majeure dalam Perjanjian ini, antara lain adalah:
a. Gempa bumi, angin topan, banjir tanah longsor, sambaran petir, ledakan benda-benda angkasa
dan bencana alam lainnya.
b. Sabotase, perang, huru-hara, pemberontakan, embargo, pemogokan umum dan tindakan
pemerintah dalam bidang moneter.
3. Bilamana terjadi keadaan force majeure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK KESATU mengenai force majeure tersebut dan akibatnya pada pekerjaan disertai bukti-bukti
yang nyata dan sah dari instansi yang berwenang atau media masa nasional mengenai terjadinya dan
berakhirnya force majaure tersebut.
4.Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus diajukan kepada PIHAK KESATU dalam batas
waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah peristiwa tersebut terjadi dan
berakhir dan PIHAK KESATU memberikan jawaban mengenai force majeure tersebut dalam waktu 14
(empat belas) hari kalender setelah diterimanya pengajuan dari PIHAK KEDUA.
Pasal 6
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 7
PERSELISIHAN
Apabila dikemudian hari timbul perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, kedua belah
pihak sepakat menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat. Jika dengan musyawarah pun tidak
mampu memberikan solusi, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum penyelesaian permsalahan
melalui Pengadilan Negeri setempat.
Pasal 8
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Ketentuan yang tidak tercantum dalam perjanjian ini harus dicantumkan dalam perjanjian terpisah
yang disepakati Para Pihak atas dasar niat baik.
2. Setiap addendum pada perjanjian ini harus dituangkan secara tertulis dan ditanda tangani oleh Para
Pihak
3. Perjanjian ini ditujukan bagi pihak-pihak yang tercantum dalam perjanjian ini dan pihak lain yang
ditujukan dan disepakati Para Pihak serta tidak dapat dialihkan kepada pihak lain tanpa kesepakatan
Para Pihak
4. Para Pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan ini, kecuali disepakati untuk dibuka berdasarkan
hukum yang berlaku.
Pasal 9
PENUTUP
1. Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap asli masing-masing sama bunyinya diatas kertas bermaterai
cukuip serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditanda tangani Para Pihak.
2. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani bersama oleh Para Pihak.
Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diatur kemudian oleh Para
Pihak berdasarkan kesepakatan bersama.
Para Pihak
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Saksi – saksi :
1 ……………………….. ( )
2 ……………………….. ( )