Anda di halaman 1dari 20

2015 nov

Warso Unggul Gemilang


Pusat Pembibitan Ayam Kampung
Muchsaeri dan team WUG

[SEKILAS MENGENAL AYAM


KAMPUNG ASLI]
Dokumen ini berisi segala hal yang perlu diketahui tentang ayam kampung asli Indonesia,
pemeliharaan atau budi daya-nya, tata laksana operasional kandang dan persyaratannya, serta
proses-proses lainnya.
Page |1

SEKILAS MENGENAL AYAM KAMPUNG ASLI


Ayam kampung ada 17 jenis :
1. Kokok Balenggek, daerah asal Sumatera Barat
2. Yung Kilok, daerah asal Sumatera Barat
3. Merawang, daerah asal Bangka Belitung
4. Wareng, daerah asal Jawa
5. Ciparege, daerah asal Jawa Barat
6. Sentul, daerah asal Jawa Barat
7. Pelung, daerah asal Jawa Barat
8. Kedu, daerah asal Jawa Tengah
9. Cemani, daerah asal Jawa Tengah
10. Gaok, daerah asal Jawa Timur
11. Bekisar, daerah asal Jawa Timur
12. Bali, daerah asal Bali
13. Tukong, daerah asal Kalimantan Barat
14. Nunukan, daerah asal Kalimantan Timur
15. Tolaki, daerah asal Sulawesi
16. Kolasi, daerah asal Sulawesi
17. Ayuni, daerah asal Papua

Tetapi yang nutfah ayam kampung asli dan produktivitas telur, ada 10 jenis, yaitu :
1. Kedu hitam, asal dari daerah Magelang
2. Kedu putih, asal dari daerah Magelang
3. Pelung, asal dari daerah Cianjur
4. Gaok, asal dari daerah Madura
5. Tukong, asal dari daerah Kal Bar
6. Tolaki, asal dari daerah Sulawesi
7. Cemani, asal dari daerah Jawa Tengah
8. Solasi, asal dari daerah Sulawesi
9. Wareng, asal dari daerah Jawa Tengah
10. Sentul, asal dari daerah Ciamis.

Tingkat produktivitas telur ayam kampung asli rata2 45%/tahun. Rendahnya produktivitas ini
menyebabkan masih sedikit yang mau/berminat membudidayakan ayam kampung asli dalam skala
besar.

10 jenis ayam kampung asli diseleksi yang postur tinggi & besar dipilih untuk dijadikan indukan,
diantara 10 jenis ayam kampung asli yang terpilih, hanya satu jenis untuk dijadikan indukan oleh
Warso Unggul Gemilang, yaitu ayam kampung asli jenis Sentul. Ayam kampung asli Sentul sendiri
ada 6 jenis warna bulu, yaitu :
1. Jenis ayam Sentul Geni
2. Jenis ayam Sentul Abu
3. Jenis ayam Sentul Batu
4. Jenis ayam Sentul Emas
5. Jenis ayam Sentul Jambe
6. Jenis ayam Sentul Putih.

Ayam kampung asli ini yang dibuat Grand Parent Stock (GPS) atau nenek moyangnya ayam kampung
asli, dikembangkan oleh Warso Unggul Gemilang untuk dikawinsilangkan.

Hasil perkawinan atau doc dibudidayakan sampai menjadi pullet, diseleksi yang bagus dan
berkualitas, dibuat indukan (parent stock).

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |2

Kenapa Warso Unggul Gemilang memilih 6 jenis ayam tersebut diatas dijadikan Grand Parent Stock
(GPS), dikawinsilangkan untuk dijadikan indukan ? karena postur tubuh ayam besar & tinggi,
sehingga menghasilkan indukan yang berkualitas parent stock Warso Unggul Gemilang.
Bobot jantan 3 kg – 4 kg
Bobot betina 2,0 kg – 3 kg

Induk ini menghasilkan produksi telur relatif rendah dari umur awal produksi, 18MG – afkir 80MG.
Hasil produksi rata2 40%, Warso Unggul Gemilang tidak melihat produktivitas telur yang relatif
rendah, tetapi melihat postur tubuh ayam besar & tinggi.

Dengan indukan seperti ini pasti akan menghasilkan doc yang berkualitas, dengan demikian doc
ayam kampung asli Warso Unggul Gemilang akan lebih baik diarahkan sebagai budidaya ayam
kampung pedaging. DOC ayam kampung asli Warso Unggul Gemilang berkualitas dan cepat
pertumbuhannya, apabila dengan manajemen pemeliharaan yang baik, pada umur 12 MG sudah
bisa mencapai bobot rata2 1 kg.

Tata laksana pemeliharaan ayam kampung :

A. Persiapan kandang & peralatan.


1. Setelah ayam dipindah atau diafkir, litter sekam yang bercampur faeces segera
dibersihkan dan dijauhkan dari kandang.

2. Peralatan tempat pakan dan tempat minum dibersihkan, cuci. Setelah kering
rendam dalam air yang sudah dicampur dengan larutan desinfektan selama 30 menit
dan keringkan. Setelah kering, dikumpulkan dan simpan dalam gudang.

3. Tirai dicuci pakai deterjen (misal Rinso), semprot pakai sansin jika ada.

4. Dinding dan lantai kandang dibersihkan, lantas dicuci dengan air dicampur bersama
Rinso, semprot dengan sansin sampai bersih.

5. Setelah kering lantai dan dinding dikapur dengan ukuran 20 kg kapur hidup dan soda
api 10 kg campur air 100 liter untuk kandang seluas 100 m2, tunggu hingga kering.

6. Setelah pengapuran sudah kering semprot kandang, lantai, dinding dan tirai dengan
menggunakan desinfektan.
Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |3

7. Setelah kering, gelar sekam setebal 5-8 cm. Disemprot menggunakan desinfektan
sekam sambil di bolak balik dengan menggunakan kaki supaya sekam rata terkena
air yang sudah dicampur dengan desinfektan.

8. Setelah selesai kandang ditutup rapat-rapat. Diistirahatkan selama 2 MG sebelum


doc tiba.

B. Persiapan menjelang doc tiba.


1. Chick guard dibuat dari seng plat untuk talang setinggi 60 cm, dipasang berbentuk
melingkar ukuran diameter 4 meter utk kapasitas doc 1000 ekor.

2. Di tengah lingkaran pasang koran/gelar koran sampai 14 lapis, dengan setiap hari
diambil 1 lapis bersama faeces.

3. Pasang pemanas (gas solek/mawar) setinggi 90 cm-100cm.

4. Gas solek dicoba dinyalakan, apabila tidak membara mengeluarkan infra merah,
diganti. Gas solek yang bagus kalau dinyalakan merah membara mengeluarkan infra
merah,setelah dinyalakan gas solek dimatikan, dinyalakan kalau datang doc.

C. Persiapan kedatangan doc.


1. Sebelum doc datang, gas solek dinyalakan selama 1 jam supaya suhu ruangan
brooding mencapai suhu 30°C - 32°C sesuai kebutuhan doc. Tirai di tutup rapat.

2. Siapkan air minum yang sudah dicampur vitamin dan gula merah. Gunakan tempat
minum galon ukuran 1 liter 20 buah.

3. DOC ditebar dan dihitung, seleksi yang kecil, pisahkan. Setelah doc ditebar selang
waktu 1 jam doc kemudian diberi pakan. Tempat pakan berbentuk nampan bulat
(chick feeder) ukuran diameter 35 cm, 25 buah.

D. Periode Brooding & Penggunaan Pemanas.


1. Tujuan Brooding & penggunaan pemanas, untuk menyediakan lingkungan yang
hangat, segar, nyaman, secara efisien dan ekonomis bagi anak ayam untuk
pembentukan kekebalan dan pertumbuhan optimal.

2. Periode Brooding sangat memerlukan ketersediaan panas yang cukup pada minggu
pertama. Beberapa yang perlu diperhatikan adalah :
 Temperatur kandang/brooding
 Chick guard yang berbentuk melingkar setelah 7 hari diperlebar menjadi
diameternya 5 m2.
 Koran jangan sampai basah selama masih menggunakan, kalau koran basah
segera ganti.
 Perhatikan litter (sekam) agar selalu kering (tidak basah menggumpal, dan
lembab).
 Pemberian pakan 4-6 kali/hari (pakan & minum tersedia setiap saat).
 Berikan air minum ditambah vitamin & gula 1% dari kebutuhan minum
selama 5 hari.
 Pastikan minimal 95% dari populasi doc tembolok telah terisi pakan dan
minum.
 Perhatikan intensitas distribusi cahaya.

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |4

3. Pada periode ini terjadi perkembangan sistim kekebalan tubuh & perkembangan
tubuh yang cepat, oleh karena itu periode ini sangat menentukan performance
akhir.

4. Temperatur dan kepadatan.

Umur Temperatur Kelembaban Kepadatan Setting Tirai


Hari Kandang (°C) Relatif (%) Ekor/m2
1–7 30 - 32 55 - 60 50 Malam hari tutup 100%
Siang hari tutup 70%
8 - 14 29 - 30 55 - 60 40 Malam hari tutup 100%
Siang hari tutup 25%
15 - 18 28 - 29 55 - 60 30 Malam hari tutup 100%
Siang hari buka semua
19 - 42 26 - 28 55 - 60 20 Malam hari tutup 70%
Siang hari buka semua

Umur 10 hari sudah tidak menggunakan alas koran, koran diambil, dikeluarkan,
dibakar atau dijauhkan dari kandang.

Umur 20 hari chick guard seng berbentuk melingkar dibuka semua.


Umur 6 MG s/d umur 10 MG kepadatan 15 ekor/m2
Umur 11 MG s/d umur 15 MG kepadatan 12 ekor/m2
Tirai terpal penutup kandang siang dan malam dibuka semua.

5. Patokan/petunjuk temperatur diatas tidak baku, amati tingkah laku ayam.


1. Jikalau bergerombol dibawah pemanas maka berarti temperatur kurang
panas, turunkan pemanas atau besarkan pengapiannya.
2. Jikalau ayam menjauh dari pemanas, berarti temperatur terlalu panas, naikkan
pemanas, buka tirai penutup atau kecilkan pengapiannya. Panas/temperatur
dinyatakan cukup, jika ayam tersebut menyebar rata di ruangan
kandang/chick guard yang berbentuk melingkar.

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |5

TATA LAKSANA PEMBERIAN RANSUM

Tata laksana pemberian ransum dibagi atas 4 mingguan, dimana dasar pertimbangannya adalah
lama pemanasan, laju pertumbuhan serta situasi dan kondisi tubuh/kesehatan ayam.

Umur Tata laksana pemberian ransum


0 s/d 2 minggu  Ransum diberikan 6 kali per hari (jatah satu hari dibagi 6, diberikan siang
dan malam)
3 s/d 5 minggu  Ransum diberikan 3 kali per hari mulai jam 6.00 (tiap pemberian ransum
jaraknya 4 jam)
6 s/d 8 minggu  Ransum diberikan 3 kali per hari (jatah satu hari dibagi 3, sama banyak)
 Ransum mulai diberikan pagi pukul 6.00 WIB dan terakhir pukul 15.00
WIB (tiap pemberian ransum jaraknya 4 jam)
9 s/d 14 minggu  Ransum diberikan 2 kali per hari (jatah satu hari dibagi 2 sama banyak)
 Ransum mulai diberikan pagi pukul 06.00 WIB dan terakhir pukul 14.00
WIB (tiap pemberian ransum jaraknya 4 jam)

JUMLAH TEMPAT RANSUM DAN TEMPAT AIR MINUM

Jumlah tempat ransum dan tempat air minum sangat menentukan dalam kaitan dengan masalah
keseragaman berat badan. Penambahan jumlah tempat ransum dan tempat air minum disesuaikan
dengan bertambahnya umur ayam dan naiknya konsumsi pakan serta air minum. Tabel di bawah ini
dapat dipakai sebagai pedoman.

Umur Tempat Ransum Tempat air minum


(minggu) (per 1.000 ekor) (per 1.000 ekor)
01 - 02 25 nampan ransum 20 tempat minum gallon isi 1 liter
03 - 08 30 tempat ransum 25 tempat minum gallon isi 3 liter
09 - 14 35 tempat ransum 30 tempat minum gallon isi 7 liter
Note :
 Mulai umur 4 minggu tempat ransum dan tempat air minum sudah mulai digantung dengan
ketinggian ukuran atas punggung ayam.
 Tinggi tempat ransum dan tempat air minum sama.

TATA LAKSANA PEMBERIAN AIR MINUM

Air minum pada ayam mempunyai hubungan dengan jumlah ransum yang terkonsumsi, dimana
pada akhirnya mempengaruhi berat badan ayam tersebut.

Kurangnya air minum, akan menyebabkan pula dehidrasi yang akan menurunkan kondisi tubuh
ayam dan mengurangi ketahanan terhadap penyakit.

Air minum harus diberikan minimal 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari jam 7.00 dan siang hari jam
14.00. Jauh akan lebih baik jika dapat diberikan 3 kali sehari, dimulai dari pukul 06.00 WIB, pukul
12.00 WIB dan pukul 16.00 WIB.

Kebutuhan air minum per ekor ayam rata-rata adalah :

Berat Badan
X 150 cc
1 kg

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |6

PROGRAM PENGONTROLAN BERAT BADAN DAN KLASIFIKASI

Program pengontrolan berat badan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui berapa (?) rata-rata
berat badan ayam. Program pengontrolan berat badan ayam dimulai pada umur 1 minggu s/d 14
minggu. Penimbangan dilakukan sore hari, ambil secara acak 10% dari populasi.

Tiap melakukan pengontrolan berat, bandingkan dengan target berat yang seharusnya. Klasifikasi
adalah suatu kegiatan untuk menggolongkan ayam atas dasar perbedaan berat badan.

Buatlah selalu menjadi 3 kelas (klasifikasi) :

A : > standard
B : = standard
C : < standard

Berikan perlakuan yang lebih baik untuk kelas B dan terutama C.

TARGET PERFORMANCE PULLET (0 S/D 14 MINGGU)

I. Target Feed :
 BRAVO 510 : 0,080 kg (0 hari s/d 10 hari)
 PRESTARTER : 0,847 kg (11 hari s/d 6 minggu)
 LAYER STARTER :1,386 kg (6 minggus/d 10 minggu)
 LAYER GROWER : 1,883 kg (11 minggus/d 14 minggu)

II. Target Berat Badan : 1.1 kg (pada 14 minggu)


III. Target Keragaman : ≥ 92 %
IV. Target Kematian :3%
V. Target Afkir :3%

Umur Berat badan Umur Berat badan


0 MG 30 gram 8 MG 690 gram
1 MG 60 gram 9 MG 800 gram
2 MG 100 gram 10 MG 850 gram
3 MG 160 gram 11 MG 910 gram
4 MG 260 gram 12 MG 950 gram
5 MG 380 gram 13 MG 1025 gram
6 MG 460 gram 14 MG 1100 gram
7 MG 550 gram

Timbang ayam mulai umur 1 MG dilakukan pada sore hari, ambil secara acak 10% dari populasi.

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |7

FEED INTIK GRAM PER EKOR

UMUR GRAM UMUR GRAM


JENIS PAKAN JENIS PAKAN
MINGGU PER EKOR MINGGU PER EKOR
LAYER STARTER I 1 10 46 98
( 290 C) 2 20 47 98
3 25 48 98
PROTEIN KASAR 4 30 49 98
21% 5 40 50 98
6 45 51 98
LAYER STARTER II 7 52 52 98
( 292 C) 8 60 53 98
9 72 54 98
PROTEIN KASAR 10 75 55 98
20% 11 78 56 98
12 85 57 98
LAYER GROWER 13 90 58 98
(293 C) 14 95 59 98
PROTEIN KASAR 15 95 60 98
17% 16 88 61 95
LAYER I 17 88 62 95
(295 C) 18 88 63 95
19 90 64 95
PROTEIN KASAR 20 90 65 95
18% 21 95 66 95
22 95 67 95
23 95 68 95
24 98 69 95
25 98 70 95
26 98 LAYER II 71 90
27 98 (CP51 ) 72 90
28 98 73 90
29 98 PROTEIN KASAR 74 90
17%
30 98 75 90
31 98 76 90
32 98 77 90
33 98 78 90
34 98 79 90
35 98 80 85
36 98 81 85
37 98 82 85
38 98 83 85
39 98 84 85
40 98 85 85
41 98 86 80
42 98 87 80
43 98 88 80
44 98 89 80
45 98 90 80

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |8

PROGRAM CAHAYA
TUJUAN :

A. Untuk mendorong laju pertumbuhan


B. Untuk merangsang dewasa kelamin
C. Untuk mencapai berat badan

Ayam sensitif terhadap perubahan cahaya dan berpengaruh terhadap umur kematangan seksual,
penambahan konsumsi pakan dipengaruhi oleh lama pencahayaan.

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
Page |9

PROGRAM CAHAYA
LAMA
UMUR PENCAHAYAAN INTENSITAS
(HARI) (JAM) (LUX)
1 - 3 HARI 24 20 - 40
4 - 7 HARI 22 15 - 30
8 - 14 HARI 20 10 - 20
15 - 21 HARI 18 5 - 10
22 - 28 HARI 16 5 - 10
29 - 35 HARI 14 5 - 10
36 - 42 HARI 13 5 - 10
43 -49 HARI 12 5
49 HARI 11 5

Umur 7 MG – 17 MG pada malam hari lampu dimatikan.


 Ayam pada umur 18 MG s/d 40 MG diberi cahaya 17 jam, cahaya dari matahari 12 jam,
cahaya lampu 5 jam, yaitu ;
 Jam 18.00 s/d jam 20.00
 Jam 24.00 s/d jam 02.00
 Jam 05.00 s/d jam 06.00

 Pencahayaan pada tengah malam selama 2 jam, dibutuhkan untuk meningkatkan konsumsi
pakan pada awal produksi.

 Ayam pada umur 41 MG s/d 80 MG diberi cahaya 15 jam, cahaya matahari 12 jam, cahaya
lampu 3 jam, yaitu ;
 Jam 18.00 s/d jam 20.00
 Jam 05.00 s/d jam 06.00

TRANSFER/PINDAH KE KANDANG PRODUKSI

 Pindah ke kandang produksi dilakukan pada umur 15 minggu, sebelum mulai bertelur.

 Terlambat pindah kandang akan menyebabkan ayam terlambat bertelur.

 Jika ada program vaksin, berikan minimal 1 minggu sebelum pindah.

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 10

 Lakukan adaptasi terhadap lingkungan :


 Beri cahaya selama 24 jam pertama setelah pindah
 Tingkatkan intensitas cahaya selama 4-7 hari setelah pindah agar mudah
menemukan / mengenal nipple drinker.

 Konsumsi air minum :

 Selama proses pindah kandang, ayam mengalami dehidrasi maka persediaan air
minum harus cukup.
 Sewaktu datang ayam harus minum terlebih dahulu sebelum makan, dengan cara
mengosongkan tempat pakan.
 Tunggu 2-3 jam sebelum pakan di distribusikan & periksa lagi kondisi nipple drinker.
 Kontrol konsumsi air minum.
 Pada saat pindah kandang, berat badan dapat mengalami penurunan ± 5%, oleh
karena itu diberi air minum campur vitamin yang mengandung elektrolit selama 5
hari.

 Potong paruh dilakukan 2 kali, pada saat umur 6 minggu dan umur 16 minggu. Alasan
dilakukan potong paruh :

 Untuk mencegah kanibal.


 Untuk efisiensi pakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum potong paruh :

1. Pastikan kondisi ayam sehat.


2. Potong paruh jangan dilakukan jika ayam menunjukkan reaksi vaksi yang berat.
3. Beri vitamin K dan C dalam air minum untuk mencegah HAEMORAGHI
4. Pisau potong paruh harus panas dengan temperatur 650°C untuk mencegah
HAEMORAGHI.
5. Ujung paruh dipotong ± 2 mm.

PROSES IB (INSEMINASI BUATAN)


1. Menyiapkan pejantan-pejantan yang sudah terseleksi sehat, tidak cacat, tulang kasar, postur
tinggi & besar, bobot 3 s/d 4 kg. Tulang pubis agak renggang, ukuran 1 s/d 2 jari orang
dewasa. Clocoa lebar menghasilkan 0,1 ml s/d 0,2 ml sperma.

2. Menyiapkan betina terseleksi yang sehat, tidak cacat, postur tinggi & besar, bobot 1,8 s/d 2
kg. Tulang pubis yang renggang, ukuran 2 s/d 3 jari orang dewasa. Ini akan menghasilkan
puncak produksi yang optimal, berkisar 60% - 65%.

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 11

3. Menyiapkan mediator/peralatan IB :
a) Pipetor
b) Spoit untuk dipasang di ujung pipetor
c) Botol bekas vaksin ukuran 10 ml yang sudah disteril.
d) 2 (dua) buah toples plastik yang kecil,
1 buah toples kecil untuk spoit yang sudah disteril.
1 buah lagi untuk tempat spoit yang sudah dipakai.

4. Melakukan pengumpulan/collecting sperma dengan cara:


i. meraba punggung ayam pejantan.
ii. Kemudian ekor diangkat
iii. Memijat clocoa sehingga kelamin pejantan keluar
iv. Ejakulasi mengeluarkan sperma, masukkan ke dalam botol

5. Sperma yang sudah dikumpulkan dalam botol disuntikkan ke dalam betina yang menerima
donor sperma, menggunakan metode intra uterine dengan pipetor yang ujungnya sudah
dipasang spoit.

6. Sperma yang sudah disediakan ada dalam botol disedot dengan pipetor, dimasukkan ke
lubang vagina, sedalam 0,5 cm, diarahkan ke alat reproduksi. Setiap satu ekor indukan
menerima donor sperma 20-30 micromililiter spermatozoa pyiur.

7. Frekwensi IB dilakukan 1 minggu 2 kali IB dengan selang waktu 2 hari tidak di IB, diikuti
selang waktu 3 hari tidak di IB.
Contoh: Senin di IB (selasa, Rabu tidak di IB), Kamis di IB (Jumat, Sabtu, Minggu tidak di IB).
Tujuannya supaya kondisi telur dalam keadaan selalu fertil.

KEUNGGULAN PERKAWINAN IB :

1. Meminimalisasi kebutuhan pejantan


2. Menekan kebutuhan pakan FCR
3. Memudahkan kontrol pejantan efektif dan tidaknya, karena pejantan kondisi sehat tetapi
tidak punya sperma dan kadang kala encer sehingga tidak bisa membuahi. Kalau di IB,
pejantan ada di baterai satu persatu. Untuk yang tidak produktif menghasilkan sperma, akan
di afkir.
4. Untuk betina yang tidak dikawinkan dikarenakan lubang vagina terlalu kecil atau mandul
atau tidak punya lubang vagina, atau sakit, akan langsung cepat diketahui dan di afkir.
5. Produksi tinggi mencapai 68-70% dan telur bersih tidak kotor.
6. Menekan infertil supaya rendah, 5% s/d <10%
7. Meningkatkan fertilitas 90-95%

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 12

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 13

BEBERAPA PROSES DALAM PRODUKSI AYAM KAMPUNG

KRITERIA SELEKSI TELUR UNTUK PROSES HE (TETAS)

Seleksi telur HE yang bagus :


1. Berat telur minimal 40 gr, maksimal 55 gr
2. Bentuk telur oval
3. Kerabang telur sedang dan halus
4. Warna kulit kerabang coklat muda

Seleksi telur yang tidak layak untuk ditetaskan :


1. Bentuk telur lonjong panjang, dobel yolk
2. Bentuk telur bulat seperti bola/bundar
3. Kerabang tipis
4. Kerabang kasar, brenjol-brenjol.
5. Kerabang berwarna coklat tua, ada titik hitam.
6. Kerabang tebal
7. Telur kecil dibawah standar
8. Telur besar diatas standar
9. Kerabang telur retak
10. Kerabang telur kotor

Hasil telur seleksi HE dari kandang dibawa ke Hatchery tidak boleh kena sinar matahari dan air hujan,
setelah telur sampai Hatchery kemudian dimasukkan ke ruang fumigasi, luas ruang 1m2, dengan
campuran :
 Formalin : 20 ml
 PK : 17 gr
 Air : 20 ml

Telur berada di dalam ruang fumigasi selama 15 menit, dengan pintu diitutup rapat. Setelah telur
dikeluarkan dari ruang fumigasi, telur kemudian dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan telur
(Chlo Room) dengan suhu ruang 15°C-18°C supaya embrio tidak berkembang. Setelah itu telur
dimasukkan ke dalam mesin pengeraman (Setter) selama 18 hari.

Setelah 18 hari telur dikeluarkan kemudian dilakukan proses candling/telur diterawang, dimana
untuk telur yang terlihat embrionya dimasukkan ke mesin penetas (Hatcher) selama 3 hari.

Kulit telur yang terdiri dari kalsium (Ca), Fosfor (P), dan vitamin D, berperan penting dalam
penetasan, kerabang telur berfungsi untuk menjaga agar isi telur tidak keluar dan sebagai tempat
pertukaran oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).

Kerabang telur yang tipis tidak akan menjamin keberhasilan menetas. Kerabang telur juga dipakai
sebagai pertukaran oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen (O2) diperlukan oleh embrio
selama penetasan, sedangkan karbon dioksida (CO2) dikeluarkan sebagai hasil proses pernafasan
embrio. Lalu lintas pernafasan embrio terjadi melalui pori-pori yang terdapat pada kerabang telur.
Namun demikian melalui pori-pori yang terdapat pada kerabang telur bakteri juga dapat masuk ke
dalam telur, sehingga telur tidak bisa menetas. Bisa juga terjadi ayam yang akan menetas
terkontaminasi bakteri.

Suhu Chlo Room/Penyimpanan Telur : 15°C-18°C

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 14

PENGATURAN KELEMBABAN :
 Kelembaban yang terlalu tinggi akan mencegah terjadinya penguapan air dalam telur,
sementara kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan terjadinya penguapan air
yang terlalu banyak dari dalam telur, sehingga akan terjadi kematian embrio.
 Kelembaban ideal dalam mesin tetas saat proses penetasan telur ayam berkisan 60-70%
 Kondisi yang baik untuk proses penetasan adalah kelembaban relatif 60% selama 24 jam
pertama, 70% selama 4 jam terakhir sebelum telur menetas.
 Ventilasi berguna untuk men-supply O2 dan mengeluarkan CO2.
 CO2 muncul akibat metabolisme telur selama proses pengeraman telur berlangsung.
 Setiap 50 gr telur butuh 5 liter O2 untuk penetasan dan akan menghasilkan 3 liter CO2
 Penurunan Oksigen hingga ±17,5% akan menurunkan daya tetas telur ±15%
 Proses penetasan sangat peka terhadap CO2 yang berlebihan. Kebutuhan CO2 dalam proses
penetasan tidak boleh lebih dari 0,5%.Kebutuhan O2 tidak boleh kurang dari 21%.
 Udara mengandung CO2 sebesar 0,03%-0,08%, dan udara yang sesuai untuk perkembangan
embrio mengandung CO2 sebanyak 0,04%.

SUHU MESIN TETAS : 98°F atau 35°C, dengan kemiringan telur dalam mesin tetas 45°.
 Pembalikan telur dilakukan setiap satu jam sekali.
 Pada saat masuk mesin hatcher ke 18 hari suhu dinaikkan 99.5°F atau 38°C

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 15

PROGRAM PENGOBATAN & VAKSINASI


UMUR ANTIBIOTAK & VITAMIN VAKSINASI
KETERANGAN
HARI JENIS OBAT DOSIS JENIS DOSIS PER EKOR

1 GULA MERAH 2,5% DARI - - JAM 7.00 PAGI S/D


KEBUTUHAN MINUM 14.00 SIANG

1 VITAMIN - - - JAM 14.00 SIANG S/D


7.00 PAGI

2 GULA MERAH 2,5% DARI - - JAM 7.00 PAGI S/D


KEBUTUHAN MINUM 14.00 SIANG

2 VITAMIN - - - JAM 14.00 SIANG S/D


7.00 PAGI

3 GULA MERAH 2,5% DARI - - JAM 7.00 PAGI S/D


KEBUTUHAN MINUM 14.00 SIANG

3 VITAMIN - - - JAM 14.00 SIANG S/D


7.00 PAGI

4 GULA MERAH 2,5% DARI - - JAM 7.00 PAGI S/D


KEBUTUHAN MINUM 14.00 SIANG

4 VITAMIN - - - JAM 14.00 SIANG S/D


7.00 PAGI

4 - - GUMBORO AKTIF 1 DOSIS TETES MATA

5 COLLIMEZYN 1 GRAM CAMPUR - - -


AIR 2 LITER
-
6 COLLIMEZYN 1 GRAM CAMPUR - -
AIR 2 LITER

7 COLLIMEZYN 1 GRAM CAMPUR - - -


AIR 2 LITER

8 COLLIMEZYN 1 GRAM CAMPUR - - -


AIR 2 LITER
9 COLLIMEZYN
1 GRAM CAMPUR - -
AIR 2 LITER

14 - - ND LASOTA AKTIF 1 DOSIS TETES MATA

18 - - GUMBORO AKTIF 1 DOSIS TETES MULUT

34 - - ND + IB AKTIF 1 DOSIS VIA MINUM

38 - -
GUMBORO AKTIF 1 DOSIS VIA MINUM

64 - - ND LASOTA AKTIF 1 DOSIS VIA MINUM

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 16

PERSIAPAN KANDANG UNTUK DOC

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 17

PERSIAPAN DAN VAKSIN ND-IB TIAP PANEN DAN VAKSIN MAREK/REPLACEMENT

SAAT PANEN, VAKSIN SPRAY, SELEKSI, SEXING UTK CEK JANTAN BETINA JIKA PERLU

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 18

SAAT DOC DITEBAR DI KANDANG POSTAL KHUSUS DOC

SAAT PERTUMBUHAN SAMPAI MASUK KANDANG PRODUKSI

PROSES IB, TELUR, SELEKSI TELUR, MESIN SETTER, CANDLING

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang
P a g e | 19

TEAM OPERASIONAL WARSO UNGGUL FARM

Djoni Arifin ( Wakil B O ) Muchsaeri (Kep.Bag.Produksi) Windi (Admin Clerk)

WARSO UNGGUL GEMILANG FARM

Lokasi :
Desa Tangkil, Kec Caringin, Kab. Bogor
Untuk Pemesanan Hubungi :
Telp/Fax. (0251) 8222019
HP: 087883359074, 087870963771,

Dibuat dan disusun oleh Muchsaeri, Kepala Bagian Produksi Warso Unggul Gemilang

Anda mungkin juga menyukai