Anda di halaman 1dari 23

OM SWASTIASTU

Nama Kelompok

1. Ida Ayu Mirah Sekar Wangi (16)


2. Kadek Nitta Sukmayani (23)
Kandang, Pakan, Vaksin
Kandang
1. Fungsi kandang
Kandang dalam pemeliharaan ternak unggas secara
intensif dibedakan menjadi 2 fungsi, yaitu:

a. Fungsi Primer
Secara makro, kandang berfungsi sebagai tempat tinggal
bagi ungas agar terlindungi dari pengaruh-pengaruh buruk
iklim (hujan,panas, dan angin) serta gangguan lainnya
(hewan liar atau hewan buas dan pencurian). Secara
mikro, kandang berfungsi menyediakan lingkungan yang
nyaman agar ternak terhindar dari cekaman (stress).
b. Fungsi Sekunder
Kandang berfungsi sebagai tempat bekerja bagi peternak untuk
mengendalikan kebutuhan ternak sesuai dengan tujuan pemeliharaan
(sebagai pembesaran, pedaging, petelur, atau pembibit).

Berdasarkan fungsi tersebut, pembangunan kandang harus


memperhatikan tiga faktor penting, yaitu :

1. Faktor biologis ternak. Berkaitan dengan aspek lingkungan dan


respon ternak terhadap lingkungan secara fisiologis yang akan
dimanifestasi dalam bentuk performa produksi.
2. Faktor teknis/ engineering. Berkaitan dengan aspek teknis bangunan,
meliputi kontruksi bangunan, bahan, dan tata letak bangunan.
3. Faktor ekonomis. Berkaitan dengan aspek biaya dan efisiensi
pengunaan bangunan.
2. Tipe-tipe Kandang

Tipe kandang dapat dibedakan berdasarkan beberapa faktor


sebagai berikut.

1) Kontruksi
 a. Kontruksi atap
1. Atap bentuk jongkok
2. Atap bentuk A
3. Atap gabungan bentuk A dan jongkok
4. Atap bentuk monitor
5. Atap bentuk semimonitor
Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam
kandang, dan sebaliknya. Oleh karena itu, atap harus disesuaikan dengan
penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam. Contohnya, kandang yang
beratap tipe A, ruangan dalam kandang lebih panas dibandingkan dengan
ruangan kandang beratap monitor karena mempunyai kecepatan sirkulasi
udara lebih tinggi. Kandang beratap tipe A cocok untuk pemeliharaan anak
ayam (fase starter) yang butuh keadaan lebih hangat.
b. Konstruksi dinding

Berdasarkan konstruksi dinding, terdapat beberapa tipe kandang, yaitu:

1. Tipe dinding terbuka satu sisi


2. Tipe dinding terbuka semua sisi (opened house)
3. Tipe tebuka setengah dinding ke atas
4. Tipe tertutup semua sisi (closed house)

Pengunaan tipe kandang perlu memperhatikan fase pemeliharaan ayam


dan lingkungan. Untuk pemeliharaan anak ayam fase starter, kandang
yang sesuai yaitu tipe terbuka setengah dinding keatas karena memerlukan
tambahan panas. Untuk ayam dewasa, lebih cocok mengunakan kandang
tipe dinding terbuka semua sisi, terutama untuk daerah tropis.
c. Kontruksi lantai

Ditinjau dari segi aspek kontruksi lantai, kandang dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu lantai :
1. Kandang tipe lantai rapat
Termasuk kedalam tipe ini adalah kandang sistem litter atau deep litter system, yaitu
kandang yang mengunakan alat penutup lantai untuk menyerap kotoran agar lantai tidak
lembap dan basah serta proses dekomposisi kotoran ayam berlangsung sempurna.
Untuk litter, dapat mengunakan bahan organik yang  besifat menyerap air. Contohnya,
serbuk jagung yang dihaluskan. Bahan tersebut dapat di campur dengan bahan lain,
seperti kapur dan super fosfat.
2. Kandang tipe lantai renggang atau berlubang
a. Cage/ battery system, kandang berupa kotak sangkar yang terbuat dari kawat atau
anyaman bambu.
b. Wire floor system, lantai kandang terbuat dari anyaman kawat, biasanya
menggunakan kawat ram.
c. Slatt floor system, lantai kandang menggunakan bahan berupa bilah-bilah yang
disususn memanjang sehingga lantai kandang bercelah-celah. Bahan yang di
gunakan berupa bilah kayu, logam, bambu, atau plastik. Lebar celah 2,5 cm  dan
lebar bilah 2,5 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Panjang disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Berdasarkan penempatan ayam dalam kandang

Berdasarkan jumlah ayam yang ditempatkan dalam kandang,


sistem perkandangan dibedakan menjadi 3, yaitu :

a. Kandang tunggal atau single cage/ battery, setiap sangkar


berisi 1 ekor.
b. Kandang ganda atau multiple eges, setiap sangkar berisi 2-
10 ekor.
c. Kandang koloni atau colony cages, setiap sangkar berisi satu
kelompok ayam dalam jumlah besar, lebih dari 20 ekor.
3) Berdasarkan fase pemeliharaan

Berdasarkan fase pemeliharaan ayam, kandang dibedakan


menjadi 3.

a. Kandang indukan (brooder), untuk memelihara anak ayam


umur 0-3 minggu.
b. Kandang grower/ pullet, untuk membesarkan anak ayam dan
ayam dara umur 4-18 minggu. Biasanya, digunakan kandang
lantai litter.
c. Kandang layer, untuk memelihara ayam periode produksi
telur, umur 18-apkir. Biasanya, digunakan kandang sangkar,
cage, atau battery.
3. Syarat Kandang
Syarat-syarat umum konstruksi kandang ayam ras petelur yang baik dan
memenuhi persyaratan kesehatan bagi kehidupan ayam adalah sebagai berikut.

1) Dinding kandang tidak rapat, harus merupakan celah-celah yang terbuka, dapat
dibuat dari dinding kawat atau jeruji bambu.
2) Tempat kandang harus kering dan bersih.
3) Posisi kandang dibangun menghadap ke arah Timur, agar kandang mendapat
cukup sinar matahari pagi secara langsung dan bila siang hari ayam terhindar dari
panas matahari yang merugikan.
4) Pertukaran udara dalam kandang harus lancar, sehingga diperlukan ventilasi yang
cukup.
5) Kandang dibuat cukup tinggi, minimal 3 meter untuk bagian tengahnya. Tinggi
bagian samping minimal 2 meter dan tepi atap panjangnya 1 meter. Lebar dan
panjang kandang dapat disesuaikan dengan kondisi lahan dan jumlah ayam yang
dipelihara.
6) Atap kandang dibuat berbentuk huruf A dengan bagian tengah lebih tinggi dan
meluncur ke arah samping (untuk kandang model bateray).
7) Kandang harus tetap bersih, baik yang di dalam maupun yang di luar kandang.
Pakan
1. Pemberian pakan pada ayam petelur

Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

• Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:


- Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24% , lemak
2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, Me 2800-
3500 Kcal.
- Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu
minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-
14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor
dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan
yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada 4 minggu sebesar 1.520 gram.
• Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai
berikut:
- Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein
18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca)
1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat
golongan umum yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111
gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129
gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146
gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161
gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur
30-57 hari adalah 3.829 gram.
2. Waktu pemberian pakan ayam petelur

Pemberian pakan ayam petelur dapat diberikan 2 kali


sehari pada pagi hari dan sore. Kebutuhan pakan dalam 1
hari untuk 1 ekor ayam adalah 100 gram

Pembagian dan waktu pemberian pakan ayam petelur


1. Jam 7.00  ( pagi) diberikan 30 % sampai 40 %
2. Jam 15.00 (sore) diberikan 60 % sampai 70 %

Pemberian pakan lebih banyak sore hari karena keinginan


makan ayam lebih besar pada jam tersebut. Usahakan juga
pemberian pakan tepat waktu agar menghindari ayam stres.
3. Cara meracik sendiri pakan ayam petelur

Siapkan 8 bahan pakan untuk meracik pakan layer ayam petelur yaitu Jagung,
Dedak Padi, Bungkil Kedelai, Kapur/Lime stone granular, DCP (Dicalcium
Phospat), Garam, Vitamin premix & Mineral Premik.

Lebih jelasnya seperti ini :


• Jagung 50 %
• Dedak Padi 10 %
• Bungkil Kedelai 28 %
• Kapur/LSG 9%
• DCP 2.5 %
• Garam 0.3 %
• vitamin premix 0.1 %
• mineral premix 0.1 %
• Total 100 %

Catatan : Vitamin premix & mineral premix dosis bisa disesuaikan dengan
rekomendasi
dalam kemasan.
Contoh diatas juga bisa diganti dengan bahan baku lain tergantung
ketersediaan di tempat masing-masing. Bahan pengganti atau
tambahan kira-kira seperti dibawah ini

• CPO 1 % dapat menggantikan 2% Jagung atau 3% Dedak Padi


• Bungkil Kelapa 1 % dapat menggantikan 0.5% Bungkil kedelai
• CGM 1 % dapat menggantikan 1.25% bungkil kedelai
• tepung ikan 1 % dapat menggantikan 1% Bungkil kedelai
• MBM 1 % dapat menggantikan 1% Bungkil kedelai
• Pollard 1 % dapat menggantikan 0.75% Dedak Padi atau 0.5%
jagung
• RSM 1 % dapat menggantikan 0.75% Bungkil kedelai
• PKM (inti sawit) 1% dapat menggantikan 0.25% Bungkil
kedelai
4. tips mengoptimalkan pakan ayam adalah sebagai berikut:

a. Pakan diberikan secara continue baik pagi, siang dan malam. Jangan
memberi pakan sekaligus (serempak) untuk kebutuhan sehari ayam,
karena selain tidak efies juga boros.
b. Dalam pemberian pakan, lakukan sesuai prosedur dan anjurkan yang ada.
c. Hindari pemberian jenis pakan yang berubah-ubah, karena dapat
berakibat pada penurunan produksi telur.
d. Jaga kualitas pakan, terutama kadar proteinnya, dengan cara: Menyimpan
pakan ditempat yang kering dan telah disediakan, Tidak menyimpan
pakan lebih dari dua minggu serta kemas pakan sedemikian rupa agar
terhindar dari gangguan mikroorganisme pengganggu seperti cendawan.
e. Lakukan pembuangan pakan dan pembersihan
tempat pakan, jika pakan telah terkontaminasi
cendawan, karena dapat menyebabkan
keracunan pada ayam.
Vaksin
Berbagai macam cara vaksinasi pada ternak ayam ras. Peternak dipersilahkan
untuk memilih cara vaksinasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi ayam,
umur ayam, dan ketersediaan vaksinnya. Beberapa cara vaksinasinya adalah
sebagai berikut:

1. Tetes Mata atau Hidung


Cara vaksinasi ini umumnya dilakukan pada ternak ayam yang masih berumur
beberapa hari, misalnya 4 hari. Larutan vaksin yang digunakan dalam larutan
dapar. Cara vaksinasi tetes mata dilakukan dengan cara memegang ayam dengan
tangan kanan dan tangan kiri memegang botol vaksin. Botol vaksin jika sudah
menghadap ke bawah, diusahakan jangan dibalik menghadap keatas lagi. Teteskan
larutan vaksin pada salah satu mata satu tetes tiap ekor. Jika vaksin sudah masuk,
ayam akan mengedipkan mata berkali-kali. Dalam pelaksanaannya misal kita
meneteskan pada mata sebeleh kanan, untuk ayam yang lainnya juga diteteskan
pada mata sebelah kanan juga. Hal ini dilakukan untuk memudahkan identifikasi.
Jika menggunakan tetes hidung, maka teteskan larutan vaksin pada salah satu
hidung dan lubang yang lain ditutup. Jika vaksin sudah terhirup, kemudian ayam
dilepaskan.
2. Tetes Mulut
Cara vaksinasi tetes mulut juga tidak jauh berbeda dengan vaksinasi tetes
hidung maupun tetes mata. Tahap pertama yang dilakukan adalah
melarutkan larutan vaksin dengan larutan dapar, kemudian dikocok dan
diusahakan tidak sampai berbuih. Larutan vaksin tersebut kemudian
diteteskan pada mulut ayam satu tetes tiap ekor. Jika sudah masuk,
kemudian ayam dilepaskan.

3. Air Minum
Vaksinasi menggunakan air minum merupakan vaksinasi yang dilakukan
pada ayam dengan cara memuasakan minum ayam selama kurang lebih 2
jam. Jika suasana panas, maka waktu pemuasaan air minum dapat
dipersingkat. Kemudian sediakan air minum dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan kebutuhan proses vaksinasi. Diusahakan air minum yang
digunakan aquades. Cara pencampuran vaksin dilakukan sesuai dengan
petunjuk vaksin yang dibeli. Kemudian jika vaksin sudah tercampur dengan
air minum, larutan tersebut diberikan pada ternak sebagai vaksin air minum.
4. Injeksi atau Suntikan
Cara vaksinasi injeksi atau suntikan dapat menggunakan vaksin aktif
maupun vaksin inaktif. Vaksinasi ini menggunakan jarum yang telah
disterilkan terlebih dahulu dengan cara direbus menggunakan air mendidih
selama kurang lebih 30 menit. Kemudian cara vaksinasi dapat dilakukan
intramuskuler (dibawah otot), intravena (dibawah vena) atau subkutan
(dibawah kulit).

5. Tusuk Sayap atau Wing Web


Cara vaksinasi ini menggunakan alat khusus berupa jarum penusuk. Seperti
biasa, jarum penusuk harus disterilkan terlebih dahulu dalam air mendidih
selama kurang lebih 30 menit. Larutan vaksin yang akan digunakan dikocok
dan diusahakan jangan sampai berbuih. Celupkan jarum penusuk kedalam
larutan vaksin, kemudian tusukkan jarum pada sayam ayam yang telah
direntangkan. Diusahakan menusuknya pada lipatan sayap yang tipis dan
jangan sampai mengenai tulang, otot dan pembuluh darah.
6. Semprot atau Spray
Cara vaksinasi ini hampir sama dengan jika kita melakukan sanitasi
kandang, yakni menggunakan alat semprot (sprayer). Diusahakan sprayer
untuk vaksinasi khusus dilakukan untuk vaksinasi saja. Campurkan vaksin
dengan aquades kedalam sprayer yang memang steril dan bebas karat.
Larutan vaksin disemprotkan ke seluruh ayam dengan jarak 30-40 cm
dari atas kepala ayam. Selang 30 menit kemudian, kandang dapat dibuka
kembali dan kipas dapat dinyalakan lagi.
Om
Santih, Santih, Santih,
Om

Anda mungkin juga menyukai