Pertama adalah warna bulu yang kecoklatan pada seluruh bagian tubuh
dengan totol kecoklatan yang agak jelas pada dada, punggung, dan sayap
bagian luar
Warna dominan pada paruh dan kaki adalah hitam, serta bentuk paruh yang
panjang dan melebar pada ujungnya
Sayap menempel erat pada badan dan ujung bulu-bulunya saling menutupi di
atas ekor
Bentuk badan hampir tegak lurus, langsing seperti botol, dan langkah tegap
PEMELIHARAAN BIBIT
Untuk tujuan penghasil telur maka hendaknya dipilih itik-itik yang bercirikan :
Tubuh ramping (tidak gemuk) dan bentuk seperti botol, leher kecil, panjang
PERKANDANGAN
Persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah : mudah dibersihkan, sirkulasi
uadara lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari. Beberapa tipe kandang
yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaannya seperti
a. Kandang sistim terkurung atau postal
Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan dan dialasi/bagian atas
dilapisi sekam/serbuk gergaji dicampur dengan serbuk kapur.
Seluruh ruangan kandang dinaungi atap.
Apabila sampai dewasa (produksi) kepadatannya dapat mencapai 4 ekor/mb.
b. Kandang sistim koloni Yakni perpaduan atau kombinasi antara terkurung dengan
sistim dilepas, yang bercirikan :
Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan ataupun disemen
dan dialasi dengan litter (dapat berasal dari sekam, kulit padi atau bekas
c.
Sarana utama budidaya Itik / Bebek petelur berupa kandang. Kandang ren dirasakan
cocok dan banyak dipakai dalam budidayaItik / Bebek semi intensif. Dengan kandang ren
pemeliharaan Itik / Bebek dapat dilakukan secara massal (koloni). Di dalam kandang
ren Itik / Bebek masih leluasa bergerak ke sana-ke mari, sehingga lebih sehat. Sebelum
membangun kandang pilihlah lokasi yang cocok, antara lain jauh dari kegaduhan yang
disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia. Walaupun diperbolehkan terlindung pepohonan,
sebaiknya kandang Itik / Bebek cukup terkena sinar matahari.
Kandang ren terbagi dua ruangan utama; ruang istirahat (bertelur) dan
pelataran tempat bermain (playangan). Ruang istirahat berupa ruangan
beratap seperti rumah joglo, berlantai tanah yang dilapis alas (litter). Di
tempat itulah Itik / Bebek beristirahat pada malam hari, dan bertelur pada
dini hari. Lebar ruang istirahat disesuaikan dengan kapasitas Itik /
Bebek yang akan dipelihara. Idealnya 4 ekor Itik / Bebek menempati ruang
1m2. Jadi bila ingin memelihara 600 ekor Itik / Bebek petelur misalnya,
diperlukan area kurang lebih 150 m2. Lahan seluas itu dibagi dua, separuh
untuk kandang tertutup dan selebihnya untuk pelataran. Misalkan kandang
dibuat 25m x 6m, berarti satu sekat ruang istirahat dan pelataran masingmasing luasnya 3m x 5m. Jumlah ruangan 5 unit, setiap unit dihuni 120
Agar peternak mudah masuk ke kandang, tinggi atap 2,5m-3m dari lantai.
Bagian belakang dan samping kiri-kanan kandang ditutup tembok atau bilik
bambu. Adanya dinding belakang dan samping, selain mencegah Itik /
Bebek keluar kandang juga demi keamanan. Untuk menjamin lancarnya
sirkulasi udara, antara ruang istirahat dan pelataran dibuat terbuka. Hal ini
penting karena dalam ruangan tertutup gas yang timbul akibat timbunan
kotoran seperti NO2, SO2, CO, CO2, H2S mengganggu kesehatan Itik /
Bebek. Pembatas ruangan hanya berupa sekat/pagar bambu atau kayu
setinggi 50cm-60cm.
Lantai kandang yang empuk dan kering merangsang Itik / Bebek bertelur.
Alas lantai berupa jerami, sekam, serbuk gergaji, atau rumput kering. Bahan
lain, asalkan empuk, tidak mudah padat, kering, agak lembap, hangat, bersih,
dan dapat mencegah telur tidak pecah.
Ada yang menyukai dasar lantai disemen (plester). Namun, sebagian besar
setuju apabila lantainya tanah saja. Alasannya kotoran bebek yang cair bisa
meresap, karena tidak mungkin setiap hari membersihkan kandang dengan
mengobrak-abrik alasnya. Untuk mempertahankan kondisi kandang tetap
baik, tanah diberi kapur sebelum diberi alas. Tujuannya, untuk mencegah
PEMBERIAN MAKAN
Pada dasarnya pemberian pakan untuk itik memerlukan kandungan protein yang
tinggi dan pemberian pakannya ada 2 macam cara yakni :
Pakan lengkap dari satu jenis saja, dapat dalam bentuk all mash, pellet atau
crumble yang sudah lengkap semua unsur nutrisinya (cara ini biasanya untuk
Salah satu faktor penunjang untuk sukses dalam usaha beternak itik petelur adalah
pemahaman dan keterampilan peternak dalam mengolah bahan baku pakan menjadi pakan
jadi. Membuat ransum pakan sendiri tentunya dapat mengurangi biaya untuk pembelian
pakan. Untuk dapat menguasai cara membuat pakan sendiri, peternak itik perlu memahami
manfaat serta kandungan nutrisi bahan-bahan baku pakan yang akan diramu menjadi pakan
ternak itik. Adapun manfaat utama bahan baku pakan tersebut adalah sebagai sumber
karbohidrat dan lemak yang menghasilkan energi. Di samping itu, bahan tersebut juga
mengandung air, protein, vitamin dan mineral.
Kandungan gizi bahan baku pakan yang akan diolah menjadi pakan ternak itik
periode layer dapat dilihat pada tabel berikut dan untuk memudahkan perhitungannya, di
dalam tabel digunakan angka atau nilai rata-rata :
Tabel 1. Kandungan gizi bahan baku pakan itik
pakan).
3. Tahap berikutnya adalah menentukan kandungan nutrisi yang dikehendaki,
misalnya kita menginginkan ransum yang mengandung protein 15-17% dan
energi metobolisme 2700 kkal/kg (pakan itik layer).
4. Tentukan juga banyaknya bahan pakan yang akan digunakan dan untuk
memudahkan perhitungannya, buatlah jumlah keselurahan pakan menjadi
100kg (100%).
Tabel 3. Jumlah kandungan protein dan energi bahan baku pakan
6. Perhatikan nilai kandungan protein dan energi yang dikehendaki apakah sudah
sesuai, kurang atau sudah berlebihan.
7. Bila jumlah yang diperoleh dengan nilai yang dikehendaki belum sesuai,
ulangi lagi perhitungannya hingga benar-benar mendekati kandungan gizi
yang diharapkan, dengan memulai dari no.4 Perhatikan perubahan banyaknya
bahan baku pakan yang digunakan seperti contoh dalam tabel.
8.
Apabila jumlah protein sudah mendakati kebutuhan, tetapi energi
metabolisme masih kurang maka dapat ditambahkan minyak kelapa. Adapun
kandungan protein minyak kelapa adalah 0% dan energi 8.600kkal/kg.
Perhitungan Harga Pakan
Selanjutnya menghitung harga masing-masing bahan baku pakan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menghasilkan ransum buatan sendiri yang ekonomis. Lihat contoh tabel berikut :
Tabel 5. Perkiraan harga bahan baku pakan
Dari perkiraan harga tersebut di atas, menunjukan bahwa harga campuran pakan ini
adalah Rp.178.000/100kg atau Rp.1.780/kg.
Cara pemberian pakan baru yang baik adalah pemberian secara bertahap yaitu pada
hari pertama ransum baru diberikan sebesar 5% dari total pakan harian kemudian tambahkan
jumlahnya pada hari-hari berikut.
Demikian cara menyusun pakan itik dengan memanfaatkan bahan baku pakan yang
murah dan mudah didapatkan serta memiliki nilai ekonomis.
Hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :
Bahan pakan yang akan diberikan hendaknya tidak berbau tengik, tidak berjamur dan
PENCEGAHAN PENYAKIT
Walaupun tidak berakibat fatal, Penyakit / Gangguan Kesehatan harus tetap
diwaspadai. Tanda-tanda Itik / Bebek sakit, is menolak makan, tidak bersuara, gerakannya
lamban atau pasif. Contoh Penyakit / Gangguan Kesehatan Itik / Bebek antara lain berak
kapur. Ditandai kotoran Itik / Bebek berwarna hijau dengan bercak putih. Penyakit /
Gangguan Kesehatan ini diduga karena bakteri Salmonella typhimurium. Pengobatan yang
dianjurkan memberikan Nitrofurans, Sulfa, atau antibiotik lainnya. Salah satunya dengan
mencampur pakan dengan Furazolidon 0,0011%.
Penyakit / Gangguan Kesehatan yang sering dijumpai adalah kelumpuhan karena
kualitas pakan buruk atau kadaluwarsa, Itik / Bebek makan bangkai, dan terlalu banyak
berada di tanah becek. Cara tradisional mengatasi Itik / Bebek lumpuh, telankan butiran es
batu. Dianjurkan tidak memberikan pakan nabati berjamur, seperti jagung dan bungkil yang
sudah lama. Pakan kadaluwarsa itu mengandung Aspergillasis flavus yang dapat meracuni
Kaki sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit / Gangguan Kesehatan lain yang pernah dijumpai peternak di Mojosari,
adanya sejenis cacing yang menempel di tenggorokan. Cara menanggulanginya dengan
mencabut cacing yang menempel dengan pinset. Setelah itu diberikan obat Tetrachlor.
Gejala serangan Itik / Bebek, tidak mau makan dan tidak bersuara. Kadangkala Itik /
Bebek tidak nafsu makan. Resep yang ditawarkan peternak Itik / Bebek di Tegal, 200 lembar
daun mengkudu, 10 lembar daun pepaya, dan 1 kg temuireng ditumbuk. Air hasil rebusan
bahan itu dicampurkan dalam ransum pakan. Kasus keracunan karena pakan basi atau
bangkai bisa diatasi juga dengan jamu asam dan gula. Beberapa aditif yang dapat
ditambahkan dalam air minum Itik / Bebek antara lain Calgophus untuk mencegah defisiensi
mineral dan trace elemen lainnya dan Vitamin untuk menambah vitamin.
Melakukan pencegahan penyakit adalah lebih baik dari pada mengobatinya dan
perlu diingat bahwa setiap penyakit belum tentu menyebabkan kematian, tetapi
mungkit hanya menurunkan produksinya saja. Beberapa jenis penyakit yang
biasa menyerang itik diantaranya.
Penyakit Cacing
Penyebabnya terbagi jenis cacing menyerang pada itik yang dilepas.
Tanda penyakit adalah nafsu makan berkurang, mencret, bulu kusam,
kurus dan produksi turun. Pencegahan harus dijaga kebersihan kandang
jaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Pengobatan
dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.
Penyakit Botulismus
Penyebabnya adalah racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium
botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman
busuk. Itik yang digembalakan sering memakannya Tanda penyakit
adalah itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap, nampak
mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan
sempoyongan, bulu mudah rontik. Pencegahan dengan menjaga
kebersihan makanan dan hindari makanan basi/sudah membusuk dan
tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih
segar. Pengobatan dapat dicoba dengan obat laxanitia.pencahar (garam
espon).
PENGELOLAAN REPRODUKSI
Sehat, tidak cacat, bentuk dan warna bulu seragam. Untuk itik penghasil
telur (Khaki compbell dan lokal) warna bulunya coklat, abu-abu muda
(betina) dan coklat tua serta kehitaman biru berkilau warna bulu pada
kepala, leher dan punggungnya (jantan).
Pemilihan anak itik haruslah cermat, beberapa ciri anak itik yang baik
antara lain :
Itik / Bebek Rontok Bulu cenderung makan banyak. Namun, karena tidak
menghasilkan telur, pakan yang diberikan kualitas dan porsinya harus dikurangi. Selama 3
hari hanya diberi makan 10% dari biasanya. Pakannya cukup yang murah saja, antara lain
dedak, karak, dan eceng gondok.
Ada peternak yang memisahkan Itik / Bebek Rontok Bulu, ada yang tidak. Sedikit
demi sedikit porsi pakan dinaikkan lagi. Setelah dua minggu porsi pakan yang diberikan
normal. Dengan perawatan dan pakan yang baik, 1-1,5 bulan Itik / Bebek telah berproduksi
normal.
Peternak umumnya ingin Rontok Bulu segera selesai berakhir supaya produksi telur
berlanjut lagi. Agar Rontok Bulu berlangsung serentak, dapat dirangsang dengan memberikan
pakan ikan asin. Ada yang mengatakan tidak perlu merangsang atau mempercepat proses
selesainya Rontok Bulu. Sebab bila dipaksakan masa produksi Itik / Bebek bisa berhenti lebih
cepat. Pada saat Rontok Bulu dalam satu populasi masih bisa dipungut hasil 15%-20%.
Dengan populasi optimal 2500 ekor, peternak bisa tetap eksis walaupun Itik / Bebeknya tidak
berproduksi.
Pasca produksi
Biasanya Itik / Bebek berTelur dini hari. Pada pukul 06.00-07.00 dapat dipastikan
tidak ada lagi Itik / Bebek yang berTelur. Kandang istirahat boleh dibuka dan Itik /
Bebek dikeluarkan.
Sementara Itik
satu
persatu.
Wadah Telur berupa keranjang atau wadah lain yang cekung. Telur mengandung protein
tinggi, dan mudah busuk sehingga menyimpan berlama-lama merupakan risiko.
Hendaknya Telur segera dipasarkan. Untuk meningkatkan nilai tambah, Telur bisa diasin.
Sebagai prasyarat Telur tidak boleh disimpan lebih dari 5 hari.
Akhir produksi itik / Bebek
Satu ekor Itik / Bebek yang dibudidayakan semi intensif dapat berproduksi 250-270
butir/tahun. Produksi ini jauh lebih tinggi dibanding Itik / Bebek yang dibudidayakan sistem
angon, hanya 170 butir/tahun. Dalam satu populasi Itik / Bebek yang dipelihara, potensi
produksi berbeda. Sehingga dalam satu koloni besar, jarang yang mencapai 100%.
Produktivitas Telur Itik / Bebek, dihitung atas perbandingan jumlah Telur dan
populasiItik / Bebek dalam satu kelompok. Misalnya satu sekat kandang berisi 100 ekor Itik /
Bebek menghasilkan 60 butir Telur per hari. Produktivitasnya bisa dikatakan 60%. Dengan
demikian 40% di antaranya belum memasuki masa produktif atau memang sudah tidak
produktif. Itulah sebabnya penting untuk mencari bibit Itik / Bebek yang seragam dari sumber
yang sama.
Masa produksi ekonomis Itik / Bebek Petelur yang dibudidayakan secara semi
intensif kurang lebih 2 tahun. Bila pemeliharaan optimal, ritme produktivitas Itik /
Bebekberangsur naik. Mula-mula berTelur sebanyak 15%. Pada umur 7 bulan produksinya
langsung meningkat 60%, 7-9 bulan secara bertahap naik menjadi 70%-80%. Pada bulan ke 9
sampai 10, produksinya berangsur menurun lagi. Rata-rata produksi per tahun kira-kira 60%.
Menurut pengalaman peternak pada periode berTelur kedua, produktivitasnya paling tinggi.
Pantas peternak yang cukup modal, hanya memelihara sampai 2 periode rontok bulu. Lebih
untung mencari bibit baru yang lebih produktif.
Secara ekonomis memelihara Itik / Bebek nonproduktif jelas tidak menguntungkan.
Oleh karena itu peternak tidak harus menunggu masa produksi selesai, tetapi ada baiknya
setiap waktu diseleksi. Yang tidak produktif, sebaiknya disingkirkan (apkir).
Populasi Itik / Bebek yang produksinya di bawah 45% harus menjadi perhatian.
Dengan teknik pemisahan bertahap dapat diketahui Itik / Bebek produktif dan yang harus
diapkir. Seleksi bisa dilakukan baik pada periode petama, maupun periode selanjutnya. Itik /
Bebek apkir dapat dijual sebagai Itik / Bebek potong. Harganya 40% dari harga bibit
siapTelur. Di Mojosari harga Itik / Bebek apkir di tingkat pengepul Rp10.000
Rp13.000/ekor. Membudidayakan Itik / Bebek Petelur memang tidak ada ruginya, litter
bercampur kotoran pun bisa di jual. Kalau telaten bulu yang rontok juga bisa dijual.