Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

ILMU REPRODUKSI TERNAK

ORGAN REPRODUKSI BETINA

OLEH:

NAMA : SATRYANI
NIM : I011 17 1326
KELAS : B1

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
SISTEM REPRODUKSI BETINA

Bagian-bagian organ (alat) reproduksi ternak betina (daribagian luar ke

dalam) adalah: vulva, vagina, uterus, (cervix utery, corpus utery dan cornua

utery), uviduct( isthmus, ampulla dan fimriae), dan ovarium. Sambungan antara

cornua utery dengan isthmus disebut utero-tubal junction, sedangkan sambungan

antara isthmus dengan ampulla disebut ampullary-isthmus junction. Sambungan-

sambungan tersebut berfungsi sebagai tempat reservoir spermatozoa. Pada

bagian ujung ampulla disebut fibriae yang pada saaat unduk birahi fumriae

mengembang untuk menabgkap sel telur (ovum) yang akan lepas (ovulasi) dari

ovarium. Perkembangan dan pertumbuhan alat reproduksi ini sejalan dengan

pertumbuhan dan perkembangan tubuh ternak, tetapi bbesar dan ukurannya

dipengaruhi oleh jeni atau bangsa ternak. Hormon FSH, estrogen, progesteron,

dan LH berperan terhadap perkembangan danfungsi dari alat reproduksi tersebut.

Ukuran besarnya vulva pada berbagai ternak dipengaruhi oleh bangsa ternak,

berat tubuh, dan umur. Disamping itu juga dipengaruhi oleh status

reproduksinya. Saat birahi biasanya vulva membengkak, demikian pulla saat

melahirkan dan membesar.

1. Vukva
Vulva merupakan bagian terluar dari alat reproduksi betina. Saaat birahi

vulva tampak bengkak, basah, dan berwarna merah. Vulva pada sapi dan kerbau

terletak di luar tubuh sebagai outer lip (labia) dari sistem urogenital. Berfungsi

sebagai lubang luar keluarnya urine, fases, mucus saat terjadi birahi, anak saat

dilahirkan, plasenta dan sisa-sisa jaringan sesudah bearnak, serta lubang

masuknya penis atau pipet inseminasi saat kawin. Vulva sapi dewasa mempunyai

panjang 8-12 cm, tergantung umur, bangsa, dan status reproduksinya.

2. Vagina

Vagina merupakan alat reproduksi paling belakang stelah vulva. Vagina

bagian anterior merupakan tempat deposisi sperma saaat kawin secara alami

pada sapi dan kerbau. Vagina ini bersifat asam seingga spermatozoa yang

berlama-lama berada di vagina akan segera mati. Oleh karena itu,

spermatozoa yang segera masuk ke cervix akan lebih aman dan mampu

hidup lebih lama. Vagina pada sapi/ kerbau panjangnya saat dewasa 25-

40cm, tergantung umur/berat tubuhnya, bangsa, berapa kali melahirkan, dan

status reproduksinya.
Pada umumnya, ukuran bagian-bagian organ reproduksi betina

dipengaruhi oleh bangsa, berat tubuh, umur, pakan, dan hormon estergen.

Panjang vagina pada sapi bervariasi, sebagai mana terlihat dalam tabel

panjang vagina sapi Madura dan Peranakan Ogole (PO) ama, demikian pula

pangjang vagina sapi Limpo dan Simpo tidak berbeda. Namun, antara sapi

Madura/PO dengan Limpo/Simpo berbeda, lebih panjang pada sapi

Limpo/Simpo. Umur pada sangat mempengaruhi panjang vagina, diduga

karena pengaruhh hormon estrogen yang semakin meningkat.

Vagina pada sapi dan kerbau berjumlah satu, berdindingtebal, beebentuk

memanjang, berukuran, panjang 20 cm dengan diamter 5 cm, terletak

dibelakang cervix hingga lubang luar. Vagina berfungsi sebagai tempat

masuknya venis saat kopulasi, menghasilkan cairan muscus (sedikit), dan

jalannya anak saat dilahirkan.

3. Uterus

Uterus sapi dan kerbau terdiri dari tiga bagian, yaitu cervix utery, corpus

utery, dan cornua utery. Corpus utery (body) mepuunyai dua cabang disebut

kornua (cornua/horns) kanan dan kiri. Uterus mempunyai ukuran panjang 25-

35 cm, lebar 5 cm dan tebal 5 cm. Cornua utery panjangnya 20-40 cm (peters
dan Ball, 1995). ukuran besarnya uterus dipengaruhi oleh bangsa, umur,

paritas, dan status reproduksinya.

Uterus merupakan tempat menempelnya embrio dan berkembangnya

fetus hingga dilahirkan. Uterus juga menghasilkan prostaglandin F2alfa

(PGF2x) yang berfungsi melisiskan corpus luteu pada hari yang ke 16-17

sejak terjadi ovuasi, apabila tidak terjadi konsepsi setelah perkawinan. Uterus

berfungsi pula sebagai jalannya spermatozoa, organ sekretori, sebagai

inkubator sel telur yang telah dibuahi, menyuplai nutrien ke embrio.

1. Serviks. Serviks dikenal pula sebgai leher serviks. Tampak lubang

serviks setelah vagina dibuka, pada sapi dan kerbau berjumlah satu buah,

tebal dan kenyal berbentuk bulat memanjang, berukuran panjang 8-10 cm,

lebar 3-5 cm, dengan tebal 2-3 cm. Besarnya ukuran tersebut dipengaruhii

oleh bangsa, umur, dan status reproduksinya. Berfungsi sebagai jalannya

spermatozoa, menyekresikan cairan, menutup uterus saat terjadi

kebuntingan, dan jalannya anak saat diilahirkan. Serviks ini membuka pada

saat sedang berahi sehingga pipet inseminsi dapat masuk ke dalam serviks

dan sperma dapat dtumpahkan di dalam serviks atau ke dalam corpus utery

bahkan dapat lebih dalam lagi hingga ke cornua utery.


Ukuran panjang serviks pada sap bervariasi dipengaruhi oleh bangsa

dan umurnya,. pada sapi Peranakan Ongole (PO) tidak berbeda deng sapi

Madura, demikian pula antara sapi Limpo dan Simpo tidak berbeda.

Namun demikian, panjang serviks pada sapi Madura/PO berbeda dengan

Limpo/Simpo. Panjang serviks pada ternak yang telah berumur lebih dari

4 tahun cukup berbeda dengan umur yang lebih muda. Hal tersebut

diduga karena pada umur 4 tahun lebih, ternak sudah sering beranak

sehingga serviks lebih panjang dan longgar.

Adapun lebar serviks sama pada sapi Madura, PO, Limpo, Simpo,

tetapi pada umur lebih dari 4 tahun serviks lebih lebar.

Rata-rata panjang (cm) serviks sapi betina


Rata-rata lebar (cm) serviks sapi betina

Pada umur 4 tahun tebal serviks berbeda dengan umur kurang dari 4

tahun. Namun demikian, tebal serviks di antara bangsa sapi berbeda.

Perbedaaan tersebut diduga karena perbedaan bangsa dan parity, yaitu

jumlah berapa kali induk itu beranak.

2. Korpus utery. Corpus utery merupakan bagian di antara anterior

cerviks dengan cornua utery, panjangnya sekuitar 5 cm (peters dan balla,

1996). corpus utery berlanjut dengan cornua utery sebelah kanan dan kiri.

Saat berahi corpus utery lebih tegang dan mudah diraba, sebagai pangkal

percabangan cornu utery. Inseminasi buatan yang baik sebaiknya

dideposisiskan di bagian corpus utery, sehingga spermatozoa dapat segera

menyebar ke cornua utery kanan dan kiri.

Rata-rata tebal (cm) serviks sapi betina


3. Kornu utery. Panjang kornu uteri atau tanduk uterus dipengaruhi oleh

umur induk dan bangsa sapi. Panjang uterus pada umur lebiih dari 3 tahun

berbeda dengan saat umur kurang dari 3 tahun. Pada sapi Simpo uterusnya

paling panjang dibanding uterus pada sapi Madura, PO, dan Limpo.

Rata-rata panjang (cm) uterus sapi betina

4. Oviduk (Oviduct)

Uvarium pada sapi dan kerbau berjumlah dua (kanan dan kiri). oviduk

berkelok-kelik dari area ovarium pada ujung uterus, dengan panjang 15-25

cm dan digantung pada broad ligament. Ovidauk berfungsi sebagai jalannya

spermatozoa dan ovum, serta tempat terjadinya fertilisasi di bagia ampulla

dan sebagai organ sekretori.


Panjang oviduk (tuba fallopii) pada sapi sangat dipengaruhi umur

ternaknya, tetapi hasil crossing (Limpo dan Simpo) lebih panjang dibanding

sapi PO dan Madura.

Rata-rata panjang (cm) tuba fallopiicsapi betina

Fimbrai. Fimbrai atau infundibulum merupakan corong dari oviduk. Fimbrai

ini mengembang saat betina sedang birahi untuk menangkap sel-sel telur yang

diovulasikan/dilepaskan oleh ovarium sehingga sel telur dapat masukke dalam

oviduk dan bertemu dengan spermatozoa di dalam ampulla untuk proses

fertilisasi.

Gambar. Uterus, oviduk, fimbrai, ovarium dan folikel


5. Ovarium (ovary)

Indung telur (ovarium) pada sapi dan kerbau berbentuk oval atau bulat,

nerjumlah dua buah (kanan dan kiri) dengan ukuran 4 x 3 x 2 cm, tergantung

bangsa, umur, dan status reproduksinya. Ovarium manggantung pada brooad

ligament pada ruang abdominal atas dekat tulang pelvis. Ovarium kanan

biasanya lebih aktif daripada ovarium kiri.

Ovarium mennghasilkan gamet betina, sel telur (ovum), dan

memperoduksi hormon seks kelamin betina, yaitu estrogen dan progesteron.

Estrogen dihasilkan oleh folikel yang telah masak (foliicle de graft),

sedangkan progesteron dihasilkan oleh corpus luteum (CL). progesteron

mulai dihasilkan pada hari kelima sejak ovulasi dimana CL sudah aktif

berfungsi menghasilkan progesteron, yang berfungsi untuk menjaga

kebuntingan. Apabila perkawinan menghasilkan kebuntingan maka hormon

progesteron tetap dii sekresikan oleh CL sampai terjadi kelahiran.namun,

apabila tidak terjadi fertilisasi/pembuahan maka bararti tidak terjadi

kebuntingan sehingga pada hari ke 16-17 sejak perkawinan hormon

progesteron akan menurun sebagai akibat CL mengalami pengecilan/lisis

karena pengaruh prostaglandin F2x (PG2x) yang dihasilkan oleh uterus,

melalui peredaran masuk ke ovarium dan meisiskan CL. Akibatnya, induk

akan segera berahi lagi pada siklus berahi berikutnya sejak dikawinnkan.

Panjang ovarium sapii dipengaruhi oleh umur dan bangsa sapi. Pada

umur lebuh 4 tahun ovariumnya lebih panjang dibandingkan umur yang lebih
dari 4 tahun. Sapi Limpo dan Simpo mempunyai ovarium terpanjang

dibanding sapi Madura, sedangkan sapi PO diantara keduanya.

Rata-rataa panjang (cm) ovarium sapi betina.

Ovarium pada sapi Simpo lebih besar dibanding sapi yang lain,

sedangkan yang terpendek adalah pada sapi Madura, dimana pada umur 4

tahun mempunyai lebar ovarium yang berbeda dengan umur yang lebih

muda. Keadaan yang sama terjadi pada ketebalan ovarium.

Rata-rata lebar (cm) ovarium sapi betina

Rata-rata tebal (cm) tebal (cm) ovarium sapi betina


Fungsi Utama Bagian Organ Reproduksi Betina

Organ fungsi
vulva Lubang luar organ reproduksi betina, tempat masuknya
penis/insemination gun. Lubang keluarnya urine, slem, dan anak
saat dilahirkan.
Vagina Alat kopulasi, tempat menumpahkan sperma saat kawin pada sapi/
kerbau/kambing/domba.
Cervix Tempat menyimpan dan transpor spermatozoa. Tempat
menumpakan sperma pada babi dan kuda. Mencegah terjadinya
kontaminasi mikrobian masuk ke uterus. Membuka saat berahi dan
saat melahirkan, jalannya anak saat dilahirkan.
Uterus Tempat menempelnya smbrio dan berkembangnya fetus
(anak)sebelum melahirkan.
Oviduct Transpor gamet (spermatozoa dan oocyts) serta temppat terjadinya
fertilisasi ( di ampulla).
Fimbrai Menagkap/jalannya sel telur (ovum)dari ovarium menuju oviduk.
Ovarium Memproduksi ovum dan hormon estrogen (graafian follicle) serta
hormon progesteron (corpus luteum).

Sumber:

Ismaya. 2014. Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan Kerbau


(Biotechnology of Artificial Insemination on Cattle and Buffalo). Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai