Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Menurut Sudradjat (1994:9) mengatakan bahwa usaha ternak ayam tak ubahnya seperti
mendirikan bangunan bertingkat, selain pondasi (anak ayam) harus baik, bangunan diatasnya
(tata laksana) juga harus baik. Anak ayam yang baik bisa dipilih dari bibit unggul yang dijual
tetapi tata laksana yang baik harus dipelajari, baik dari pengalaman maupun dari bacaan.
Tata laksana usaha ternak ayam meliputi pemeliharaan, pemakaian ransum yang baik,
pengetahuan tentang penyakit, dan pelaksanaan ongkos produksi. Ongkos produksi diusahakan
seminimal mungkin karena usaha ternak ini adalah usaha mencari keuntungan.
Karya tulis ini memberikan petunjuk-petunjuk praktis tata laksana fase layer, broiler, cara
menyusun ransum, dan penyakit ayam yang perlu diketahui. Pengetahuan tata laksana
pemeliharaan fase starter, grower, cara melakukan vaksinasi, dan tentang obat-obatan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Mengetahui mekanisme pelaksanaan program untuk bagaimana berternak ayam yang
sehat serta produktif.
1.2.2
Mengetahui reaksi masyarakat terhadap pemberlakuan program berternak Ayam
Bangkok.
1.3 Manfaat
1.3.1 Mendapatkan informasi secara langsung tentang program berternak Ayam Bangkok.
1.3.2. Memberikan informasi pada masyarakat dan memberikan himbauan kepada masyarakat
untuk mengetahui cara berternak yang baik dan benar.
1.4. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah dari penelitian kita membahas tentang adanya :
1.4.1. Mekanisme pelaksanaan berternak
1.4.2. Reaksi terhadap pemberlakuan program berternak.
1.5. Rumusan Masalah
1.5.1. Bagaimana mekanisme program pelaksanaan berternak?
1.5.2. Bagaimana cara mencetak ayam aduan yang tangguh?

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tujuan pengembangbiakan
1.
Menambah keanekaragaman ayam lokal
Menurut DR.IR.M.Rasyaf (1991:13) yaitu dengan mengembangbiakkan ayam bangkok
impor dan menyilangkannya dengan berbagai jenis ayam lokal yang berada di Indonesia, jelas
hal ini akan memperkaya keanekaragaman ayam lokal di Indonesia.

Mengembangbiakkan

ayam bangkok memang memerlukan kreativitas. Peternak yang kreatif tidak puas jika hanya
1

berhasil mengembangbiakkan ayam bangkoknya. Peternak kreatif akan berupaya menyilangkan


ayam bangkok dengan berbagai jenis ayam lokal unggul.

Pada

akhirnya

akan

diperoleh

berbagai jenis ayam baru hasil dari penyilangan. Suatu contoh, bagaimana hasil penyilangan
antara ayam bangkok dengan ayam pelung, ayam kedu, atau ayam ciparage. Hal inilah yang
belum mendapat perhatian serius dari penggemar ayam.
Penulis yakin jika penyilangan tersebut banyak yang melaksanakannya, tak mustahil akan
lahir jenis ayam-ayam baru yang bermutu tinggi. Dari hasil penyilangan tersebut besar
kemungkinan akan muncul ayam petelur baru yang lebih produktif dari ayam petelur yang sudah
ada, ayam pedaging baru, atau ayam hias baru. Hal ini jelas memberikan sumbangan yang positif
dalam dunia perunggasan di Indonesia.

2.

Menambah jumlah populasi ayam


Usaha mengembangbiakkan ayam bangkok perlu dilakukan. Tanpa dikembangbiakkan,

besar kemungkinan ayam bangkok dalam negeri akan mengalami kepunahan sehingga kita akan
menjadi pengimpor abadi ayam bangkok. Ini berarti pengeluaran devisa secara rutin.
Jika kita dapat mengembangbiakkan ayam bangkok, baik melalui persilangan ataupun
tidak, jumlah populasi ayam bangkok asli dan ayam bangkok blasteran akan segera meningkat.
3.
Meningkatkan pendapatan peternak
Usaha berternak ayam bangkok merupakan salah satu usaha yang dapat meningkatkan
pendapatan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, usaha berternak ayam bangkok merupakan
usaha yang prospektif karena permintaan terhadap ayam bangkok dari masyarakat tiap tahun
meningkat.
Dengan berkembangnya usaha beternak ayam bangkok, tidak hanya peternak ayam
bangkok saja yang meningkat pendapatannya, tetapi juga para perajin sangkar, para penjual
makanan ayam atau industri yang berkecimpung membuat pakan buatan, juga penjual obatobatan unggas. Jadi, jelaslah usaha beternak ayam bangkok jika ditangani dengan serius akan
memberikan manfaat rangkap bagi masyarakat.
2.2 Cara pengembangbiakan
Keberhasilan mengembangbiakkan ayam bangkok selain ditentukan oleh kemampuan
peternak dalam memelihara dan merawat anak ayam yang berhasil ditetaskannya juga
ditentukan oleh kualitas induk. Tidak seperti beternak ayam kampung atau ayam potong,
beternak ayam bangkok juga harus memperhatikan gaya bertarung ayam yang dipelihara.

Bahkan, dalam memilih induk ayam bangkok, ada yang melihat silsilah atau asalusulnya. Ini perlu karena sifat kedua induk akan diwariskan kepada keturunannya dengan
perbandingan 50%:50%. Jago bangkok mantan juara biasanya dijadikan induk pejantan dengan
harapan keturunannya kelak mewarisi bakat induknya.
1.
Memilih induk
Untuk memilih induk ayam bangkok unggul yang akan dijodohkan, berikut ini ada halhal yang perlu diperhatikan.
a)
Memilih pejantan
Pejantan unggul biasanya akan menghasilkan anak yang unggul pula. Suatu contoh
pemilihan pejantan ayam bangkok secara gegabah, misalnya tubuhnya kecil, kakinya pengkor,
dan umurnya sudah terlalu tua. Pejantan seperti ini tidak akan menurunkan keturunan yang
berkualitas. Bahkan, daya tetes telur dengan pejantan seperti itu sangat rendah. Hal ini
disebabkan kemampuan kawin dari pejantan seperti itu tergolong jelek. Untuk mengatasi
kegagalan seperti itu, pemilihan pejantan harus betul-betul selektif.
Berdasarkan pengalaman, berikut ini dijelaskan persyaratan-persyaratan apa yang harus
diperhatikan peternak dalam memilih jago bangkok yang baik untuk dijadikan pejantan.
1.
2.
3.

Kepala besar berbentuk bulat mamanjang atau lonjong, seperti buah pinang.
Mata bersinar tajam dan letaknya agak tersembunyi sehingga memberi kesan sipit.
Paruh panjang kuat dan kokoh, warna putih kekuning-kuningan, mempunyai alur

4.
5.
6.

memanjang dari ujung paruh ke arah lubang hidung.


Jengger berbentuk blangkon atau sumpel dengan warna merah segar.
Leher besar panjang dan kokoh, ditumbuhi bulu-bulu pendek mengilat.
Badan bulat memanjang dengan dada bidang dan kekar. Sayap menempel ketat dengan
bulu panjang, keras, dan kaku. Bulu ekor lebat, panjang, kaku, kuat, dan meruncing

7.

kebelakang seperti lidi. Warna kulit kuning kemerahan.


Seluruh warna bulu harus mengkilat, warna bulu yang kusam menunjukkan ayam

8.
9.
10.

kurang sehat.
Berutu atau tunggir besar dan melekat erat dengan badan.
Supit harus keras dan berkedudukan rapat.
Paha besar, kaki panjang kuat berbentuk belimbing atau bulat dengan sisik menonjol

11.
12.

tersusun teratur dan kering, serta jari-jari kaki kecil memanjang.


Berat badannya minimum 3 kg, lebih berat lebih baik.
Berpenampilan gagah, kekar, dan energik. Cara berjalannya tegap dan menampakkan

13.
14.

kejantanannya.
Rajin mencari makan di dalam kandang dengan mencakar-cakar tanah
Umur paling rendah 1,5 tahun. Jika anda mendapat ayam bangkok jantan yang memenuhi
persyaratan tetapi umurnya masih muda, sebaiknya diambil saja karena ayam ini nantinya
baik untuk pejantan.

b)

Memilih induk betina


Untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas, selain pejantan harus unggul, induk

betina juga harus unggul. Menurut pengalaman penulis, kebersihan mendapatkan keturunan
ayam bangkok unggul sekitar 50% ditentukan dari induk betinanya.
Adapun ciri-ciri induk betina unggul sebagai berikut.
3

1. Berperawakan tinggi besar dengan potongan punggung rata atau agak miring sedikit ke
arah ekor.
2. Bentuk kepala lonjong seperti buah pinang dengan mata bening bercahaya yang
letaknya agak tersembunyi dan terkesan sipit, leher panjang dan berbulu.
3. Warna kulit kemerah-merahan.
4. Bentuk dada bidang lebar dan kuat.
5. Kaki bulat atau berbentuk belimbing panjang kuat dengan sisik tersusun rapi dan kering
serta tidak budukan.
6. Bulu badan, sayap, dan bulu ekor lebat dan lemas serta berwarna hitam kumbang
berkilat atau berwarna lain yang digemari.
7. Dubur lebar, bulat, dan basah. Kulit disekitar dubur tidak berkerut.
8. Umur paling tidak 10 bulan, ayam bangkok betina yang terlalu tuabiasanya sudah mandul
atau tak dapat bertelur.
9. Suka mengais-ngais atau mencakar-cakar tanah mencari makanan.
10. Jika memungkinkan berasal dari keturunan jago bangkok unggul.
Dengan memperhatikan kriteria-kriteria tersebut, diharapkan pemilik atau peternak
memelihara ayam bangkok yang benar-benar unggul. Induk yang unggul membuat kemurnian
jenis keturunannya tetap terjaga.
2. Penjodohan Usaha
Penjodohan dalam beternak ayam bangkok dimaksudkan untuk mendapatkan keturunanketurunan yang berkualitas. Tanpa usaha penjodohan induk betina bebas kawin dengan
sembarang jago bangkok atau jago kampung yang diumbar di pekarangan akan dihasilkan
keturunan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan mutunya. Mungkin keturunan yang
dihasilkan mempunyai sosok tubuh kecil seperti ayam kampung.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Pemeliharaan
Kandang dan pemeliharaan merupakan satu kesatuan karena ayam bangkok tidak dapat
hanya dikandangkan saja tanpa dipelihara. Atau sebaliknya, tak mungkin ayam bangkok
dipelihara tanpa mempunyai kandang. Ayam bangkok yang dipelihara dan dikandangkan dengan
asal-asalan jelas kurang mendatangkan manfaat bagi pemiliknya. Sebelum dibahas masalah
perkandangan untuk ayam bangkok secara detil, terlebih dahulu akan diuraikan tentang
pemeliharaan ayam bangkok.

Keanekaragaman pemeliharaan ayam bangkok di pedesaan maupun di perkotaan dapat


dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemeliharaan ayam bangkok secara ektsensif (sederhana)
Pengertian pemeliharaan secara ekstensif ialah yang dibiarkan dilepas di alam bebas dan
mencari makan sendiri. Dalam hal ini peternak juga tidak menyediakan dan tidak memberikan
pakan secara rutin. Dari pagi hingga sore hari ayam bangkok tersebut berkeliaran mencari makan
dan baru petang harinya pulang untuk tidur.
Pada malam hari, ayam bangkok tersebut dapat tidur di berbagai tempat. Ada yang
bertengger di dahan-dahan pepohonan, di emperan rumah, di lumbung padi, bahkan ada yang
tidur diatas genting. Dapat dikatakan pemilik ayam bangkok tersebut tidak ada perhatian sama
sekali terhadap ayam peliharaannya. Di pedesaan-pedesaan, cara pemeliharaan ini masih
bertahan hingga sekarang. Hal ini disebabkan lahan di pedesaan masih cukup luas sehingga
memungkinkan sumber-sumber pakan masih melimpah di alam bebas. Bahkan, sering terjadi
beberapa babon tersebut menghilang selama beberapa minggu dan waktu kembali pulang sudah
bersama beberapa anaknya.
Paternak lalu mulai menangkap sebagian dari ayam bangkoknya dan dijual untuk
membantu keperluan hidup sehari-hari. Ayam bangkok yang dihasilkan dalam pemeliharaan ini
tentu sudah tidak asli lagi. Hal ini disebabkan ayam bangkok melakukan kawin silang dengan
ayam kampung yang banyak berkeliaran di pekarangan tersebut. Jelas pemeliharaan secara
5

ekstensif ini kurang memberikan hasil bagi peternak. Bahkan, sering kali ayam bangkok tersebut
banyak yang mati karena serangan penyakit.
2.
Pemeliharaan ayam bangkok secara semiintensif (madya)
Pemeliharaan ayam bangkok secara semiintensif dapat dikatakan sudah lebih maju
daripada pemeliharaan secara ekstensif. Pada pemeliharaan semiintensif ini peternak sudah
menyediakan kandang dan memberikan pakan ala kadarnya, misalnya sisa-sisa makanan, jagung,
menir, dan sebagainya. Jika ayam bangkok tersebut sakit, peternak berusaha mengobatinya. Di
kampung-kampung biasanya pengobatan dilakukan secara tradisional. Jika ayam bangkok sakit
dan tidak bergairah makan, biasanya peternak akan segera mengobatinya dengan bawang putih,
kunyit yang ditumbuk, atau cabai merah yang dilolohkan tanpa dosis. Begitu juga jika kakinya
luka karena bubul maka bagian yang sakit tersebut cukup dipopok atau ditempeli dengan apu
(kapur sirih) yang dicampur dengan bubukan gambir atau abu. Pengobatan secara tradisional
tersebut kadang-kadang dapat menyembuhkan, terutama jika penyakit ayam bangkok tersebut
belum parah.
Hampir setiap peternak di kampung mempunyai resep pengobatan tradisional yang
berbeda-beda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk kesembuhan. Akan tetapi, ada juga sebagian
pemilik ayam bangkok di desa yang enggan mengobati ayamnya. Justru ayam yang sakit tersebut
dipotong untuk konsumsi sendiri atau dijual. Hal ini ada baiknya karena dapat mencegah
penularan penyakit ke ayam-ayam dan kelak jago bangkok yang lain. Cara pemeliharaan semi
intensif ini banyak dilakukan masyarakat desa dan kota sebagai pekerjaan sambilan. Selain itu
usaha pemeliharaan ayam bangkok ini dapat memberikan tambahan pendapatan yang berarti bagi
peternak.
3.
Pemeliharaan ayam bangkok secara intensif
Pada pemeliharaan ayam bangkok secara intensif dapat dikatakan bahwa hidup dan
kehidupan dari ayam-ayam bangkok tersebut sangat ditentukan oleh peternak. Sejak dari
pemeliharaan, pemberian pakan, perkawinan, dan penetasan sepenuhnya diatur oleh peternak.
Biasanya pemeliharaan ayam bangkok secara intensif sepenuhnya ditujukan untuk usaha
komersil. Pemeliharaan yang intensif ini biasanya mempunyai fasilitas pemeliharaan yang cukup
memadai.
Di antaranya mempunyai perkandangan dan pakan yang baik serta air minumnya
berkualitas tinggi. Dengan demikian, sarana tersebut dapat memenuhi syarat untuk mencapai
tujuan produksi telur maupun pertumbuhan kutuk-kutuk ayam bangkok. Pada pemeliharaan
secara intensif ini peternak dituntut dapat menguasai dan memahami teknik beternak unggas.
Selain itu, peternak juga dituntut untuk melaksanakan pemeliharaan dengan penuh ketelitihan,
kesabaran, dan ketekunan.
Dengan cara ini, gangguan-gangguan seperti serangan penyakit, serangan binatang
malam, atau lingkungan yang tidak sehat dapat ditanggulangi dengan baik. Setelah diketahui
ketiga cara pemeliharaan tersebut diatas maka dapat dipilih cara yang paling cocok diterapkan
sesuai dengan kemampuan masing-masing peternak. Sebagai contoh jika peternak mempunyai
lahan yang sempit dan tinggal di kota sebaiknya dipilh cara pemeliharaan intensif. Sebaliknya,
6

jika peternak mempunyai lahan yang luas, tetapi ia mampunyai kesibukan lain yang lebih
penting maka dapat dipilih cara pemeliharaan ekstensif atau semiintensif.
Jadi pemilihan cara pemeliharaan ternak ayam bangkok ini sepenuhnya ditentukan oleh
peternak sendiri karena peternak sendirilah nanti yang akan melaksanakannya. Satu hal penting
dalam beternak ayam bangkok ini adalah diupayakan agar keturunan ayam bangkok yang
dihasilkan bersifat murni dengan kualitas yang baik.
3.2 Kiat Mencetak Ayam Aduan yang Tangguh

A.

Pakan Bergizi
Diberikan Sejak dari Kutuk Untuk mendapatkan ayam aduan yang tangguh maka sejak

kecil ayam bangkok harus diberi pakan yang cukup bergizi. Dengan diberikannya pakan yang
bergizi diharapkan kutuk bangkok tersebut dapat tumbuh normal hingga dewasa dan tak pernah
terserang penyakit. Dengan demikian setelah dewasa ayam bangkok jantan akan mempunyai
bentuk tubuh yang kekar dan tegap, otot-otot yang kuat, tulang yang besar dan kuat, bulu-bulu
yang subur dan mengkilat, serta mempunyai stamina dan daya tahan tubuh yang kuat. Selain
diberi pakan yang bergizi, untuk mencetak ayam bangkok aduan yang tangguh juga diberikan
perawatan khusus, kesabaran, dan ketekunan dari peternak.
1.

hal yang penting perlu diperhatikan adalah ayam yang dipelihara jangan sampai terserang
wabah penyakit. Anak ayam bangkok yang pernah terserang penyakit tetelo maka setelah
dewasa tidak dapat dijadikan ayam aduan karena sifatnya terganggu sehingga pandangannya
tidak stabil. Selain dapat dibuat sendiri oleh peternak, saat itu pakan ayam bangkok buatan

2.

pabrik pun telah banyak tersedia di pasar-pasar burung atau di poultry shop.
Menyisihkan beberapa ekor ayam bangkok jantan dan betina untuk dijadikan calon indukan,

3.

atau
Menyeleksi ayam bangkok muda untuk disiapkan menjadi jago bangkok aduan. Khusus
untuk menjadikan jago aduan, ayam bangkok muda tersebut harus dilatih fisik dan
mentalnya secara teratur. Meskipun mempunyai perawakan tubuh yang tinggi besar, tetapi
jika tidak dilatih ayam bangkok tersebut tidak mempunyai ketahanan fisik dan mental yang
kuat jika dipaksa diadu, jago bangkok muda tersebut akan lari meninggalkan area aduan
karena belum tahan sakit dan nyalinya kecil serta belum mempunyai pengalaman bertarung.
Dalam melatih jago-jago bangkok muda ini pelatih tak dapat mengubah gaya solah

bertarung. Misalnya ayam yang tadinya mempunyai teknik gaya bertarung gaya atas tidak dapat
diubah menjadi teknik bertarung gaya bawah (asor) karena hal ini merupakan pembawaan yang
diwarisi dari induk-induknya.
7

Adapun jenis latihan-latihan yang dipergunakan para pelatih sangat bervariasi. Setiap pelatih
mempunyai kiat dan resep sendiri-sendiri dalam menangani ayam aduannya.

BAB IV
PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA

Ayam jenis apapun pasti pernah sering terserang berbagai macam penyakit, pun demikian
pada ayam bangkok berikut beberapa penyakit yang sering muncul pada ayam bangkok dan cara
pencegahan serta pengobatannya :
A.

Penyakit Snot (Coryza)

Penyakit Snot atau coryza disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit Snot
dapat menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam, biasanya penyakit ini
muncul akibat adanya perubahan musim dan banyak ditemukan di daerah tropis. Perubahan
musim biasanya akan mempengaruhi kesehatan ayam. Angka morbiditas kawanan unggas
bervariasi antara 1-30%. Mortalitas atau Angka kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini
mencapai 30%.
Pengobatan
Pengobatan penyakit snot pada unggas adalah dengan pemberian preparat sulfat seperti
8

sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida dapat dikombinasikan dengan


tetrasiklin untuk mengobati coryza dan dapat diberikan melalui air minum atau disuntikkan
secara intramuskular. Perhatikan withdrawal time pada ayam petelur karena obat tersebut dapat
mengkontaminasi telur dan kualitas dari kerabang telur.
B. Penyakit Ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD)
Penyakit Ngorok biasa juga disebut dengan Chronic Respiratory Disease (CRD) atau
mikoplasmosis atau Sinusitis atau Air Sac. Penyakit Chronic Respiratory Disease disebabkan
oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu.
Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum,
manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi.
Faktor predisposisi atau faktor pendukung
- Kondisi kandang yang lembab
- Kepadatan kandang yang terlalu tinggi
- Litter yang kering
- Kadar amonia yang tinggi.
Pengobatan
Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan
dosis 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum.

C. Penyakit Berak Kapur atau Pullorum


Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau
berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat
tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain
seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh
bakteri salmonella pullorum dan bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah
selama 1 tahun
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun
segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam
yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40%
sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.
Pengobatan
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon,
coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk
pencegahan kematian anak ayam, tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut.
Sebaiknya ayam yang terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.
9

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kami, tujuan pengembangbiakan ayam bangkok bahwa:
4.1.1. Dari sekian banyak orang yang telah melakukan pengembangbiakkan ayam
bangkok, banyak orang yang telah berhasil walaupun terkadang mengalami
kegagalan. Karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan seseorang.
4.1.2. Sebagai siswa seharusnya kita ikut melestarikan budidaya beternak ayam
bangkok karena ayam bangkok mempunyai kelebihan tersendiri. Jangan lupa,
kalau menjodohkan ayam bangkok kita harus melihat induknya. Kalau
induknya
bagus maka akan diperoleh keturunan yang berkualitas.
4.2. Saran
4.2.1. Agar para siswa mengetahui bagaimana cara beternak ayam bangkok dengan
baik.
4.2.2. Apabila jika tidak ingin ayam bangkok punah, maka seharusnya kita ikut
melestarikannya.

10

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.

Sudradjat. 1994. Ayam Bangkok. Jakarta : P.T. Penebar Swadaya


Rasyaf, M. 1991. Ayam Lokal. Bogor : Kanisius Redaksi Argo Media. 2003.

3.

Mencetak Ayam Aduan Unggul. Jakarta : P.T. Argo Media Pustaka


http://memelihara-ayam.blogspot.com/2012/06/penyakit-pada-ayam-bangkok-

4.

dan.html
http://memelihara-ayam.blogspot.com/2012/09/jamu-dan-obat-tradisional-untuk-

5.

ayam.html
http://jawaposting.blogspot.com/2010/06/karya-tulis-ilmiah-ayam-bangkok-ayam.html

11

Anda mungkin juga menyukai