Anda di halaman 1dari 17

TUGAS HUKUM DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

“Pematenan Ayam pelung Cianjur’

Disusun oleh :

Evelyn Sianturi (11010116120165)

Veronica Elisabeth (11010116120171)

Theresia Siahaan (11010116120172)

Cici Fatmawati (11010116120175)

Rizky Andrian Ramadhan P (11010116120085)

Christopher Bobby Winarto (11010116130460)

Adyana Karunyabudhi (11010116130288)

Kelas A

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro


TAHUN 2018
Kata pengantar

Kami mengucapkan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karna telah memberikan rahmat nya
kepada kami semua sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dalam makalah ini
kami mrmbahas "Pematenan Ayam Pelung" , dimana dalam kasus ini paten ayam Pelung di aku-
aku oleh negara lain seperti negara Jepang.

Makalah ini dibuat dalam rangka memahami paten di bidang peternakan khususnya mengenai
kasus Pematenan Ayam Pelung di Cianjur dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Hukum dan Hak Kekayaan Intelektual.

Kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Semarang, 23 April 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awalnya ayam pelung terdapat di daerah Jawa Barat, terutama didaerah Cianjur. Namun
pada perkembangannya saat ini, ayam pelung sudah banyak tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Ayam pelung itu sendiri termasuk jenis ayam buras (bukan ras), yaitu ayam yang
berasal dari asli Indonesia. Dari bentuknya hampir sama dengan ayam buras lainnya, hanya
saja pada ayam pelung terdapat beberapa kelebihan ayam pelung yang membedakan ayam
pelung tersebut dengan ayam buras lain.
Makalah ini diangkat dengan membahas tentang “Ayam Pelung” di karenakan banyaknya
faktor-faktor yang mendukung penulisan tentang makalah ini, mengingat Indonesia adalah
negara yang memiliki kekayaan alam dan kebudayaan yang beragam yang harus dilindungi,
karena jika tidak dilindungi akan menyebabkan pengakuan hak intelektual dari pihak-pihak
luar.

Kemajuan jaman, dan pola pikir masyarakat juga semakin maju, semakin menginginkan
sesuatu dengan cepat atau instan. Hal ini juga mendorong masyarakat ingin memiliki sebuah
karya tanpa karja keras. Yaitu dengan pengakuan akan karya orang lain.

Dalam perkembangannya hak intelektual sudah diatur dalam undang-undang diantaranya


Undang-Undang merek, Undang-Undang Hak Cipta, dan Undang-Undang Paten dan lain-
lain.

Hak paten (hak eksklusif) sendiri dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016
tentang Paten. konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi
kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode
tertentu.
Dan melihat dari maraknya kasus pengakuan Ayam Pelung tersebut dari berbagai daerah di
karenakan Kini ayam pelung sudah banyak dikembangbiakkan di daerah pedesaan
Cianjur,Ambon maupun diluar daerah Pedesaan bahkan sampai pada daerah luar negeri yang
merasa bahwa Ayam Pelung adalah kepunyaan asli dari negara tersebut seperti,
Jepang,China,dan lainnya. Dan hal tersebut juga terjadi karena Untuk mendapatkan bibit ayam
ini bisa dating langsung ke Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cianjur dan
Cempaka. Sedangkan untuk mendapatkan ayam pelung yang sudah menghasilkan suara bagus,
Anda harus merogoh kocek lumayan besar, karena harganya bisa mencapai 10-20 juta per
ekor. Sedangkan untuk ayam betinanya yang masih berproduksi bernilai 500 ribu sampai 800
ribu. Harga yang tidak murah bila dibandingkan dengan ayam biasa. Sehingga hal tersebut
juga menjadi suatu problematika pada daerah pemilik asli Ayam Pelung tersebut, sehingga
para penduduk desa yang merupakan pemilik asli atau asl-usul dari Ayam Pelung tersebut
harus mendesak pemerintah di aderah mereka untuk melakukan pematenan ternak yaitu pada
Ayam Pelung.
Kasus pelanggaran paten di Indonesia salah satunya yaitu Pematenan Ayam Pelung. Ayam
asal Cianjur ini beberapa kali di akui oleh negara lain misalnya Jepang. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat Cianjur.

Namun setelah markanya kasus pengakuan tersebut,pemerintah daerah tersebut yaitu bandung
langsung mengambil tindakan untuk mematenkan ternak tersebut, dan pematenan Ayam
Pelung Cianjur ini sudah berhasil dilakukan. Dan kewajiban masyarakat Cianjur kini adalh
untuk menjaga kelestariannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah Ayam Pelung?


2. Apa ciri-ciri dari Ayam Pelung tersebut?
3. Apa yang menjadi kelebihan atau khas yang istimewa dari Ayma Pelung tersebut?
4. Apa yang dimaksud dengan Paten atau Hak Paten?
5. Bagaimana prosedur pendaftaran paten ternak pada Ayam Pelung tersebut?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui suatu kekayaan yang dimiliki oleh negara Indonesia melalui adanya
ternak Ayam Pelung
2. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk menjaga suatu kekayaan yang menjadi milik
negara Indonesia
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Paten atau Hak Paten
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pendaftaran Paten ternak ayam Pelung.
5. Untuk mengetahui bagaimana kasus dan pematenan Ayam Pelung (Cianjur).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah ayam Pelung

AYAM pelung merupakan ayam lokal yang memiliki suara kokok merdu, selain ayam bekisar dan
ayam kokok balenggek. Suara kokoknya sangat khas, mengalun panjang, besar, dan mendayu-
dayu. Durasi kokok ayam pelung cukup panjang, dapat mencapai waktu 10 detik bahkan lebih.
Itulah sebabnya ayam pelung dapat dikelompokkan dalam ayam yang berkokok panjang.
Bangsa ayam berkokok panjang lainnya adalah ayam toutenko, toumaru, dan koeyoshi. Ketiga
bangsa ayam tersebut merupakan ayam asli Jepang yang memiliki durasi kokok sampai 15 detik.
Ayam pelung yang memiliki kualitas suara baik dan berhasil memenangkan kontes biasanya
memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat mencapai harga hingga jutaan rupiah.
Domestikasi ayam pelung Ayam pelung merupakan ayam lokal yang pada mulanya berkembang
di daerah Cianjur.Dengan semakin bertambahnya penggemar ayam pelung maka penyebarannya
pun semakin meluas ke berbagai daerah sekitar Bandung, Bogor, Sukabumi, dan daerah lainnya.
Kontes ayam pelung juga semakin marak diadakan, baik institusi pemerintah maupun inisiatif
perhimpunan penggemar ayam pelung. Hingga kini belum ditemukan laporan ilmiah yang
menjelaskan bagaimana terjadinya domestikasi ayam pelung. Namun paling tidak, ada satu versi
pendapat mengenai asal-usul ayam pelung yang paling dapat dipercaya, ini merupakan cerita
rakyat yang berkembang di kalangan peternak daerah sentra. Ayam pelung diperkirakan mulai
dipelihara sekira tahun 1850-an oleh seorang kiai di Desa Bunikasih, Kecamatan Warung
Kondang, Cianjur. Kiai tersebut bernama Kiai H. Djarkasih. Pada suatu malam, beliau bermimpi
bertemu dengan Eyang Suryakencana. Di dalam mimpinya ia disuruh mengambil seekor anak
ayam jantan di suatu tempat. Esok harinya ia mendatangi tempat yang disebutkan di dalam mimpi
tersebut. Betapa terkejutnya ketika ia menemukan seekor anak ayam jantan yang besar dari yang
lainnya dan memiliki bulu tubuh jarang (turundul). Setelah dewasa ayam tersebut dikawinkan
dengan ayam kampung betina dan menghasilkan keturunan, seperti ayam pelung sekarang. Jadi,
pemulia pertama adalah Kiai H. Djarkasih (Mama' Acih). Ia memulai penangkaran sejak tahun
1850 dengan mengambil/ memilih bibit seekor ayam jantan muda yang diamatinya lebih besar dan
tinggi dari yan lainnya. Penangkaran pertama kali dilakukannya dengan mengawinsilangkan
dengan ayam betina biasa. Sifat produksi. Ayam pelung memiliki bobot badan lebih besar dari
ayam kampung, ayam bekisar dan ayam kokok balenggek. Bobot badan ayam pelung jantan
dewasa dapat mencapai 5-6 kg, sedangkan ayam betina 3-4 kg. Ayam pelung memiliki postur
tubuh tinggi besar, memiliki leher panjang dan kaki yang kokoh. Suara kokok hanya terdapat pada
ayam pelung jantan, karena kokok merupakan sifat kelamin sekunder pada ayam jantan dan sangat
dipengaruhi oleh hormon testosteron. Meskipun tidak memiliki pola warna bulu yang khas sebagai
penciri suatu bangsa pada ayam, namun warna campuran merah dan hitam merupakan warna yang
paling dominan pada ayam pelung. Cakarnya panjang dan besar, warnanya bervariasi dari hitam,
kuning, atau putih kekuning-kuningan. Jengger pada umunnya berbentuk tunggal (single comb),
berdiri tegak dan bergerigi seperti gergaji.
Ada dua pendapat yang menyatakan tentang asal muasal dari ayam pelung ini.

Pertama, ayam pelung mulai dipelihara dan dikembang biakan pada tahun 1850 oleh seorang
Kiai bernama H. Djarkasih, seorang penduduk Desa Bunikasih, Kecamatan Warung Kondang.
Suatu ketika ia bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana, yang merupakan putera Bupati
Cianjur pertama. Dalam mimpi tersebut H. Djarkasih disuruh Eyang Suryakancana mengambil
seekor ayam jantan yang disimpan di suatu tempat. Keesokan harinya saat sedang mencangkul
di kebun, ia menemukan seekor anak ayam jantan yang besar dan tinggi. Kemudian ayam itu
dipelihara dan setahun kemudian kokoknya terdengar enak dan berirama merdu.
Pendapat yang kedua, menyatakan bahwa pada 1940 seorang penduduk Desa Jambudipa,
Kecamatan Warungkondang yang bernama H. Kosim sedang bertamu kepada Gurunya. Saat
itulah ia melihat seekor ayam betina sedang bersama anak-anaknya. Salah satu anak ayam
tersebut terlihat berbeda, terlihat lebih besar, tinggi dan berbulu jarang. Kemudian ayam tersebut
dipelihara dan dirawat dengan baik sehingga menghasilkan suara yang merdu.

2.1 Ciri-Ciri Ayam Pelung


Ayam pelung merupakan salah satu jenis ayam lokal indonesia yang mempunyai karakteristik
khas, yang secara umum ciri ciri ayam pelung dapat digambarkan sebagai berikut :
 Badan : Ayam pelung memiliki badan yang besar dan kokoh (jauh lebih berat / besar
dibanding ayam lokal biasa). Berat tubuh ayam pelung dewasa bisa mencapai sekitar 3 kg
dengan tinggi 30-40 cm.

 Cakar : Ayam ini memiliki cakar yang jugapanjang dan besar, warnanya hitam, hijau,
kuning atau putih

 Pial : Bentuk pialnya besar, bulat dan memerah

 Jengger : Ukuran jengger ayam pelung adalah besar, tebal dan tegak, sebagian miring
dan miring, berwarna merah dan berbentuk tunggal

 Warna bulu : Untuk warna bulu, ayam pelung tidak memiliki patokan atau standar yang
baku atau pola yang khas, akantetapi umumnya campuran merah dan hitam ; kuning dan
putih ; dan atau campuran warna hijau mengkilat.

 Suara : Nah untuk suara adalah ciri utama ayam pelung. Ayam ini kokoknya berirama,
lebih merdu dan lebih panjang dibanding ayam jenis lainnya. Suaranya mengalun dan
melengkung

Marfologi atau kakteristik bagian luar dari ayam pelung. Ayam pelung adalah salah satu jenis
ayam lokal unggul Indonesia yang mempunyai sifat klias atau ciri-cri khas seperti pada tabel
berikut ini.

Dengan tubuh yang relatif besar ayam Peking boleh dikatakan merupakan penghasil daging
yang utama dalam pemelihaman ayam pelung oleh para peternak. Meskipun mempunyai
manfaat lain yang nilai komersil lebih tinggi karena suaranya yang khas.

Ayam pelung jantan mempunyai suara kokoknya yang panjang, besar, keras dan berirama,
mula-mula tinggi kemudian menurun dan suara bersih terdengar merdu sekali. Sehingga
mempunyai istilah: kung, kung, dan kecubung. Karakteristik suara yang bagus berirama tetelur
yaitu suara yang mempunyai awalan, tengahan dengan nada suara sedang (kukulur) diikuti
dengan nada suara berat/ besar (kukudur), dan akhiran yang melengkung tinggi (kukutir) dan
diakhiri dengan suara koook Ayam pelung super atau asli mempunyai suara yang panjang
sehingga ujung paruh sampai menyentuh tanah. Nada suara ayam pelung ini kuraug lebih
dipersamakan dengan nada Tembang Cianjuran.

Suara ayam pelung yang bagus disebut jajangkar. Semakin bagus atau tinggi tingkatan
suaranya maka mempunyai nilai komersil yang lebili mahal. Anak ayam pelung jantan
mempunyai bulu yang lebili bagus bila dibandingkan dengan betina, ukuran tubuhirya lebili
besar dibandiiigkan dengan ayam buras lainnya.
2.3 Kelebihan atau Keistimewaan dari Ayam Pelung
Ayam pelung yang merupakan salah satu ternak khas Indonesia yang menjadi suatu obyek
kontroversial karena banyaknya penegakuan kepemilikan dari daerah-daerah yang tidak
merupakan asal-usul asli Ayam Pelung tersebut bahkan negara-negara yang mengakui
kepemilikan ayam pelung pun semakin marak, hal tersebut di karenakan banyaknya kelebihan-
kelebihan yang dimilik oleh Ayam Pelung tersebut, seperti :
1. Postur badan yang besar
Ayam pelung merupakan jenis ayam buras yang paling besar bobotnya bila dibanding ayam
buras lain. Ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai bobot 5 – 6kg/ekor, sedang ayam pelung
betina maximum bisa mencapai 3,5kg/ekor. Besarnya pertumbuhan bobot ayam pelung ini
menjadikan ayam pelung juga berpotensi sebagai ayam buras pedaging.
2. Perkembangan Ayam lebih Cepat

Bila dibanding dengan ayam buras lain, pertumbuhan ayam pelung lebih cepat, hal ini
karena ayam pelung memiliki postur tubuh yang besar, sehingga perkembangan ayam pelung
dari mulai anakan hingga ayam pelung dewasa akan lebih cepat besar.
3. Suara berkokok yang berlagu dan panjang

Hal paling menarik dari ayam pelung adalah suara berkokoknya yang khas yaitu,
berirama/berlagu dan panjang. Ayam pelung yang berkwalitas mempunyai suara yang tidak
sekedar panjang, akan tetapi suara kokok ayam pelung yang mengalun panjang dengan
berirama/berlagu. Ayam pelung berkualitas adalah ayam pelung yang mempunyai suara yang
tidak sekedar panjang saja,namun juga memiliki suara yang hampir sama dengan ketukan burung
perkutut.
4. Peluang Bisnis

Berternak dan budidaya ayam pelung,cukup menjanjikan untung. Sepasang ayam yang masih
kecil, berumur satu bulan bisa laku antara Rp 40.000 sampai Rp 50.000, berusia dua bulan
Rp.75.000 sampai Rp 100.000, tiga bulan hingga enam bulan Rp 100.000 sampaiRp 300.000.

Ketika menginjak umur tujuh bulan, saat ayam mulai berkokok dijual per ekor antara Rp 100.000
sampai Rp 400.000. Dan, lebih dewasa lagi, kalau suaranya bagus bisa laku Rp 1 juta/ ekor.

2.4 Pengertian Paten atau Hak Paten


Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang
teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya (Pasal 1
Undang-undang Paten). Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu
pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten
sederhana (utility models) yang hampir sama dengan paten, tetapi memiliki syarat-syarat
perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-
Undang Paten (UUP). Maka dengan adanya Hak Paten tersebut, setiap hal yang menjadi suatu
warisan budaya atau suatu khas dari setiap daerah dapat diakui kepemilikannya, agar tidak terjadi
pengakuan atas suatu ciri khas dari suatu daerah yang di lakukan oleh daerah lain ataupun negara
lain, karena hal tersebut dapat mengakibatkan daerah tersebut kehilangan warisan budaya atau
salah satu ciri khas dari daerah tersebut yang menjadi suatu daya tarik dan kekayaan tertentu.

2.5 Prosedur Pendaftaran Paten

Sebelum mengajukan permohonan paten, sangat disarankan agar inventor terlebih dahulu
melaksanakan penelusuran (search), untuk memperoleh gambaran apakah invensi yang diajukan
memang memenuhi syarat kebaruan, artinya belum pernah ada pengungkapan sebelumnya oleh
siapapun, termasuk oleh si inventor sendiri. Penelusuran dapat dilakukan terhadap dokumen-
dokumen paten baik yang tersimpan pada database DJHKI, maupun kantor-kantor paten lain di
luar negeri yang representatif dan juga relevan terhadap teknologi dari invensi yang akan kita
patenkan; dan juga terhada dokumen-dokumen non-paten seperti jurnal-jurnal ilmiah yang terkait.
Penelusuran Paten bahkan sangat disarankan untuk dilakukan sebelum rencana penelitian
terhadap suatu teknologi dilaksanakan, demi untuk melakukan technology mapping berdasarkan
dokumen paten yang tersedia, sehingga penelitian bisa dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Setelah dilakukan penelusuran dan dapat diyakini bahwa invensi yang akan dipatenkan masih
mengandung kebaruan, langkah selanjutnya adalah membuat spesifikasi paten, yang terdiri
sekurang-kurangnya atas:
 Judul Invensi;
 Latar Belakang Invensi, yang menerangkan teknologi yang ada sebelumnya serta masalah
yang terdapat pada teknologi tersebut, yang coba ditanggulangi oleh invensi;
 Uraian Singkat Invensi, yang menerangkan secara ringkas mengenai fitur-fitur yang
terkandung dalam, dan menyusun, invensi;
 Uraian Lengkap Invensi, yang menerangkan mengenai bagaimana cara melaksanakan
invensi;
 Gambar Teknik, jika diperlukan untuk menerangkan invensi secara lebih jelas;
 Uraian Singkat Gambar, untuk menerangkan mengenai Gambar Teknik yang disertakan;
 Abstrak, ringkasan mengenai invensi dalam satu atau dua paragraf;
 Klaim, yang memberi batasan mengenai fitur-fitur apa saja yang dinyatakan sebagai baru
dan inventif oleh sang inventor, sehingga layak mendapatkan hak paten.

Penyusunan spesifikasi paten membutuhkan keahlian dan pengalaman tersendiri, karena


perlu memadukan antara bahasa teknik dan bahasa hukum di dalamnya. Banyak Konsultan HKI
Terdaftar yang memiliki kualifikasi keahlian dan pengalaman tersebut, serta akan dapat membantu
Anda dalam menyusun Spesifikasi Invensi. Spesifikasi Paten adalah salah-satu dari persyaratan
minimum yang harus disertakan dalam mengajukan permohonan paten untuk bisa mendapat
Tanggal Penerimaan, di samping Formulir Permohonan yang diisi lengkap dan dibuat rangkap
empat, dan membayar biaya Permohonan Paten sebesar Rp. 750.000,00. Apabila ketiga
persyaratan minimum ini dipenuhi, maka permohonan akan mendapat Tanggal Penerimaan (Filing
Date).
Persyaratan lain berupa persyaratan formalitas dapat dilengkapi selama tiga bulan sejak
Tanggal Penerimaan, dan dapat dua kali diperpanjang, masing-masing untuk dua dan satu bulan.
Persyaratan formalitas tersebut adalah:

 Surat Pernyataan Hak, yang merupakan pernyataan Pemohon Paten bahwa ia memang
memiliki hak untuk mengajukan permohonan paten tersebut;
 Surat Pengalihan Hak, yang merupakan bukti pengalihan hak dari Inventor kepada
Pemohon Paten, jika Inventor dan Pemohon bukan orang yang sama;
 Surat Kuasa, jika permohonan diajukan melalui Kuasa;
 Fotokopi KTP/Identitas Pemohon, jika Pemohon perorangan;
 Fotokopi Akta Pendirian Badan Hukum yang telah dilegalisir, jika Pemohon adalah Badan
Hukum;
 Fotokopi NPWP Badan Hukum, jika Pemohon adalah Badan Hukum; dan
 Fotokopi KTP/Identitas orang yang bertindak atas nama Pemohon Badan Hukum untuk
menandatangani Surat Pernyataan dan Surat Kuasa.

Setelah masa pemeriksaan dilalui dan seluruh persyaratan formalitas dinyatakan lengkap, maka
tahap berikutnya adalah Pengumuman. Masa pengumuman akan dimulai segera setelah 18
(delapanbelas) bulan berlalu dari sejak Tanggal Penerimaan, dan akan berlangsung selama 6
(enam) bulan. Memasuki masa pengumuman ini permohonan paten akan dimuat dalam Berita
Resmi Paten dan media resmi pengumuman paten lainnya. Tujuannya adalah membuka
kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui mengenai invensi yang dimohonkan paten, di
mana masyarakat bisa mengajukan keberatan secara tertulis kepada DJHKI jika masyarakat
mengetahui bahwa invensi tersebut tidak memenuhi syarat untuk dipatenkan.
Segera setelah masa pengumuman berakhir, atau selambat-lambatnya 36 (tigapuluhenam) bulan
dari Tanggal Penerimaan, pemohon dapat mengajukan Permohonan Pemeriksaan Substantif
dengan menyerahkan Formulir yang telah dilengkapi dan membayar biaya ke DJHKI. Jika
pemohon tidak mengajukan Permohonan Pemeriksaan Substantif dalam batas waktu 36 bulan dari
Tanggal Penerimaan tersebut, maka permohonannya akan dianggap ditarik kembali dan dengan
demikian invensinya menjadi public domain.
Dalam Tahap Pemeriksaan Substantif inilah DJHKI melalui Pemeriksa Paten akan
menentukan apakah invensi yang dimohonkan paten tersebut memenuhi syarat substantif sehingga
layak diberi paten, berdasarkan dokumen-dokumen pembanding baik dokumen paten maupun
non-paten yang relevan. Dalam waktu paling lambat 36 bulan sejak Permohonan Pemeriksaan
Substantif diajukan, Pemeriksa Paten sudah harus memutuskan apakah akan menolak ataupun
memberpaten.
Pemohon yang permohonan patennya ditolak dapat mengajukan banding ke Komisi
Banding Paten, yang dapat berlanjut ke Pengadilan Niaga hingga akhirnya kasasi ke Mahkamah
Agung. Jika pemohon menerima penolakan, ataupun upaya hukum yang diajukannya tetap
berujung pada penolakan, maka invensi tersebut menjadi public domain.
Terhadap Invensi yang diberi paten, DJHKI akan segera mengeluarkan Sertifikat Hak Paten.
Pengajuan Permohonan Paten bagi sebagian orang mungkin memang melibatkan proses yang
sangat panjang dan tidak dapat dikatakan sederhana. Terlebih diperlukan kemampuan khusus
untuk dapat menyusun dokumen Spesifikasi Paten yang baik. Untuk itu sangat disarankan bagi
para calon pemohon paten - terutama bagi yang belum berpengalaman - untuk memperoleh
bantuan profesional dari Konsultan HKI Terdaftar.

Waktu dan Biaya

Dari uraian sebelumnya, satu permohonan dari mulai penerimaan hingga pemberian paten
bisa memakan waktu antara 3 hingga 6 tahun. Sebagai ilustrasi, jika seseorang mengajukan
permohonan paten dan memperoleh Tanggal Penerimaan 1 Oktober 2014, maka permohonan
tersebut baru akan memasuki tahap Pengumuman paling cepat pada tanggal 1 April 2016. Masa
Pengumuman akan berakhir pada 1 Oktober 2016. Jika pemohon segera mengajukan Permohonan
Pemeriksaan Substantif pada hari yang sama, maka paling lambat pemeriksaan paten akan diputus
pada tanggal 1 Oktober 2019. Jika paten diberi, maka masa perlindungan akan berlaku 20 tahun
sejak Tanggal Penerimaan yaitu tanggal 1 Oktober 2014, dan berakhir tanggal 1 Oktober 2034.
Selama permohonan masih dalam proses, pemohon dapat memproduksi invensi yang sedang
dipatenkan tersebut, dan memberitahukan kepada pihak lain mengenai proses paten yang sedang
berjalan - biasanya dengan mencantumkan istilah pending patent.
Pemohon tidak dapat mengambil tindakan hukum apapun terhadap pihak lain yang melaksanakan
invensi pemohon tanpa ijin selama paten belum diberi dan Sertifikat Paten belum terbit, namun
saat setelah Hak Paten diberi Pemilik Paten dapat menuntut ganti kerugian atas pelanggaran paten
yang dilakukan sebelum Paten diberi. Dalam ilustrasi di atas, jika ada pihak lain yang
melaksanakan invensi tanpa ijin sejak 1 Januari 2015 hingga setelah paten diberi, maka Pemilik
Paten bisa menuntut ganti rugi yang dihitung sejak 1 Januari 2015.
Komponen Biaya Permohonan Paten adalah :

 Biaya Permohonan sebesar Rp. 750.000,00 untuk Umum; atau Rp. 450.000,00 untuk
UMKM, Lembaga Penelitian, atau Litbang Pemerintah;
 Jika Spesifikasi Lebih dari 30 lembar, maka setiap lembar tambahan akan dikenakan biaya
sebesar Rp. 5.000,00;
 Biaya Pemeriksaan Substantif sebesar Rp. 2.000.000,00;
 Jika jumlah klaim lebih dari 10 klaim, maka setiap klaim tambahan akan dikenakan biaya
sebesar Rp. 50.000,00.

Tentunya komponen biaya ini belum termasuk biaya jasa profesional apabila permohonan diajukan
melalui Konsultan HKI Terdaftar.

Kasus dan Pematenan Ayam Pelung (Cianjur).

Kasus 1

“Sekarang sudah jarang yang datang."


Cianjur (ANTARA News) - Peternak ayam pelung asli Cianjur, Jawa Barat, berharap Pemerintah
Kabupaten Cianjur, menuntaskan proses hak paten ayam yang memiliki keindahan suara khas
dan selama ini menjadi incaran pencinta dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara.

Jalal (48), peternak ayam pelung di Kecamatan Cugenang, kepada wartawan, Minggu,
mengatakan bahwa dengan adanya hak paten ayam pelung Cianjur, maka akan dapat membantu
peternak untuk memelihara ayam yang terjamin dan khas asli Cianjur.

"Termasuk, nantinya memudahkan kami mendapatkan vaksin dengan adanya hak paten.
Kebutuhan vaksin sangat penting untuk ternak ayam pelung. Terakhir kali mendapat vaksin
2006, setelah itu tidak ada sama sekali bantuan dari pemerintah," katanya.

Dia mengemukakan bahwa bersama puluhan peternak ayam pelung yang sudah banyak tersebar
ke berbagai daerah di Indonesia berharap agar Pemerintah Kabupaten Cianjur dapat lebih
memperhatikan kelangsungan pembudidayaannya.

"Proses hak paten membutuhkan waktu yang panjang karena banyak tahapan yang harus dilalui,"
katanya.

Dia menuturkan, sejak beberapa tahun terakhir peminat ayam pelung ke Cianjur semakin banyak,
guna mendapatkan jenis ayam pelung asli guna dibiakkan keturunannya.

Bahkan, ia menilai, ayam pelung khas Cianjur mulai menurun jumlahnya karena kalah bersaing
dengan peranakan pelung yang banyak dijual di luar daerah Cianjur.

"Biasanya banyak yang datang dari dalam atau luar kota untuk membeli ayam pelung. Sekarang
sudah jarang yang datang. Sebagian besar peternak dan pedagang di Cianjur merasakan hal
tersebut," katanya.
Tingginya minat terhadap ayam pelung, dikemukakannya, baru terlihat saat berada di arena
perlombaan, dan peminat kontes terus bertambah, tapi tidak dengan penjualan ayam pelung.

"Dulu dari luar pulau langsung datang ke Cianjur untuk mendapatkan ayam pelung asli, tapi
sekarang peminat di tingkat lokal saja masih orang yang sama," katanya.

Ayah dari tiga orang anak yang sudah menjalani usaha ayam pelung sejak 18 tahun terakhir itu
juga mengharapkan Pemkab Cianjur dapat mempromosikan ayam pelung sebagai ikon asli
Cianjur yang tidak akan didapatkan di daerah lain, meskipun peranakan asli.

"Saat zaman keemasan, setiap harinya kami bisa menjual puluhan ayam dengan keuntungan
hingga puluhan juta. Saat ini sebulan hanya dapat menjual dua ekor sudah bagus. Saya bertahan
untuk berjualan secara konvensional dengan membiarkan pembeli datang karena hal tersebut
sebuah keistimewaan," demikian Jalal.

KASUS 2

Dinas Peternakan Jawa Barat mengantongi empat komoditas peternakan yang sudah di patenkan
sebagai kekayaan asli Jawa Barat yaitu domba garut, ayam pelung, ayam sentul, dan itik rambon
atau itik khas Cirebon

Kepala Dinas peternakan Jawa Barat yang dipegang oleh Koesmayadi Tatang Padmadinata
mengatakan bahwa pematenan tersebut dilakukan agar komoditas tersebut tidak ada lagi
pengakuan dari pihak lain. Sebelum pematenan ini, Negara Jepang pernah mengakui bahwa ayam
pelung merupakan milik merekaAyam pelung merupakan ayam yang berasal dari Sukabumi dan
Cianjur

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di zaman yang serba canggih ini ada nilai positif dan negatifnya. Salah satu sisi negatifnya
adalah maraknya pembajakan masal pada sejumlah temuan untuk memperbesar
keuntungan sepihak. Ditemukan masih banyak sekali Negara/orang yang melakukan
pengakuan-pengakuan terhadap temuan tersebut. Hal ini jika terus menerus terjadi maka
akan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

Terkait dengan hal tersebut, perlu kiranya ada pemahaman yang mendasar tentang hak
paten. Karena paten sangat penting sekali dalam rangka melindungi hak si penemu. Dalam
mengajukan permohonan paten, sangat disarankan agar inventor terlebih dahulu
melaksanakan penelusuran (search), untuk memperoleh gambaran apakah invensi yang
diajukan memang memenuhi syarat kebaruan, artinya belum pernah ada pengungkapan
sebelumnya oleh siapapun, termasuk oleh si inventor sendiri.

Daftar Pustaka

Undang-Undang No.13 Tahun 2016 Tentang Paten

https://wajib1969.files.wordpress.com/2013/10/makalah-hak-paten.pdf
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/06/21/ayam-pelung-segera-dipatenkan-jadi-
haki-372434

http://dev.monitor.co.id/daerah/peternak-cianjur-minta-pemerintah-tuntaskan-hak-paten-ayam-
pelung/

https://www.kompasiana.com/agungwibowoe/pentingnya-hak-
paten_584e21a01193734e1e58f8cb

Anda mungkin juga menyukai