Oleh :
KELOMPOK 4
KELAS E
Chanigia Hikmat Ramadhan 200110160098
Lusy Aulia Dwilestari 200110160109
Muhammad Nur Eldi 200110160118
Tiya Indriani S 200110160124
Ade Rizki 200110160159
Wizri Isa M 200110160286
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, Tuhan yang Maha Esa yang
senantiasa mencurahkan karunia dan petunjuk-Nya. Berkat limpahan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum “Tatalaksana Pemeliharaan
Ayam Broiler” . Solawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi kita, Nabi
Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya, serta mudah-mudahan sampailah
kepada kita selaku umat yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.
Laporan Akhir Praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
menyelesaikan rangkaian perkuliahan Manajemen Ternak Unggas. Dalam penyusunan
laporan ini kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari
itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena
keterbatasan penulis. Akhirnya dengan segala rasa syukur dan pengharapan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua rekan mahasiswa khususnya dan bagi
pembaca lain pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. v
DAFTAR ILUSTRASI ……………………………………………………. vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………. 2
1.3 Maksud dan Tujuan…………………………………………………….. 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam broiler…………………………………………………………… 3
2.2 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler……………………………………. 4
2.2.1 All in All Out System…………………………………………….. 4
2.2.2 Multiple Brooding………………………………………………... 5
4.2 Pembahasan……………………………………………………………… 26
Tabel Halaman
Ilustrasi Halaman
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Alat
3.1.1. Kandang broiler
3.1.2. Tempat ransum
3.1.3. Tempat minum
3.1.4. Sekat kandang/ Chick Guard
3.1.5. Pemanas (lampu pijar)
3.1.6. Timbangan
3.2. Bahan
3.2.1. Anak ayam broiler (DOC)
3.2.2. Ransum starter
3.2.3. Vaksin
3.2.4. Sekam
3.2.5. Kertas koran
Bobot Badan
No. Konsumsi
Berat Berat PBB FCR
Ayam Ransum
Awal Akhir
1 55 155 100 93,4 0,934
2 49 134 85 93,4 1,09
3 49 106 57 93,4 1,63
4 51 149 98 93,4 0,95
5 52 126 74 93,4 1,26
JUMLAH 256 670 414 467 1,13
467 𝑔𝑟
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 = = 93,4 ⁄𝑒𝑘𝑜𝑟
5
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚
𝐹𝐶𝑅 =
𝑃𝐵𝐵
93,4
𝐴𝑦𝑎𝑚 1 = = 0,934
100
93,4
𝐴𝑦𝑎𝑚 2 = = 1,09
85
93,4
𝐴𝑦𝑎𝑚 3 = = 1,63
57
93,4
𝐴𝑦𝑎𝑚 4 = = 0,95
98
93,4
𝐴𝑦𝑎𝑚 5 = = 1,26
74
Minggu ke-dua
Bobot Badan
No. Konsumsi
Berat Berat PBB FCR
Ayam Ransum
Awal Akhir
1 155 341 186 320,8 1,7
2 134 369 235 320,8 1,3
3 106 301 195 320,8 1,6
4 149 368 219 320,8 1,4
5 126 351 225 320,8 1,4
JUMLAH 670 1730 1060 1604 1,5
1604 𝑔𝑟
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 = = 320,8 ⁄𝑒𝑘𝑜𝑟
5
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚
𝐹𝐶𝑅 =
𝑃𝐵𝐵
320,8
𝐴𝑦𝑎𝑚 1 = = 1,7
186
320,8
𝐴𝑦𝑎𝑚 2 = = 1,3
235
320,8
𝐴𝑦𝑎𝑚 3 = = 1,6
195
320,8
𝐴𝑦𝑎𝑚 4 = = 1,4
219
320,8
𝐴𝑦𝑎𝑚 5 = = 1,4
225
Minggu ke-tiga
Bobot Badan
No. Konsumsi
Berat Berat PBB FCR
Ayam Ransum
Awal Akhir
1 341 641 300 480 0,62
2 369 647 278 480 0,57
3 301 717 416 480 0,86
4 368 789 421 480 0,87
5 351 710 359 480 0,74
JUMLAH 1730 3504 1774 2400 1,35
2400 𝑔𝑟
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 = = 480 ⁄𝑒𝑘𝑜𝑟
5
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚
𝐹𝐶𝑅 =
𝑃𝐵𝐵
480
𝐴𝑦𝑎𝑚 1 = = 0,62
300
480
𝐴𝑦𝑎𝑚 2 = = 0,57
278
480
𝐴𝑦𝑎𝑚 3 = = 0,86
416
480
𝐴𝑦𝑎𝑚 4 = = 0,87
421
480
𝐴𝑦𝑎𝑚 5 = = 0,74
359
Minggu ke-empat
Bobot Badan
No. Konsumsi
Berat Berat PBB FCR
Ayam Ransum
Awal Akhir
1 641 1125 484 700 1,4
2 647 1115 464 700 1,5
3 717 1105 388 700 1,8
4 789 1130 341 700 2,05
5 710 1120 410 700 1,7
JUMLAH 3504 5595 2087 3500 1,67
3500 𝑔𝑟
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 = = 700 ⁄𝑒𝑘𝑜𝑟
5
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚
𝐹𝐶𝑅 =
𝑃𝐵𝐵
700
𝐴𝑦𝑎𝑚 1 = = 1,4
484
700
𝐴𝑦𝑎𝑚 2 = = 1,5
464
700
𝐴𝑦𝑎𝑚 3 = = 1,8
388
700
𝐴𝑦𝑎𝑚 4 = = 2,05
341
700
𝐴𝑦𝑎𝑚 5 = = 1,7
410
4.2. Pembahasan
Setelah didapat 5 ekor DOC yang bisa dikatakan sehat lalu DOC tersebut diberi
nomor dengan cara dikaitkan peniti pada pangkal sayapnya, atau disebut dengan wing
tag. Proses penomoran ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar DOC tidak
kesakitan atau bahkan sampai terluka, karena akan mempengaruhi nafsu makan akibat
stress karena sakit yang pada akhirnya akan berpengaruh ke produksi daging. Setelah
proses penomoran selesai lalu DOC tadi ditimbang satu persatu kemudian hasilnya
dicatat di lembar pengamatan. Setelah dilakukan penimbangan, DOC ditempatkan pada
kandang yang telah dipersiapkan. DOC diistirahatkan sebentar kemudian diberikan
larutan gula pada tempat minum (hanging waterer). Pemberian larutan gula ini
dimaksudkan untuk mengganti energi tubuh DOC yang hilang selama perjalanan.
Kemudian 3 jam berikutnya air gula tersebut diganti menggunakan vitachick agar anak
ayam tidak stress dan tidak mudah sakit. Dipersiapkan juga pakan yang akan diberikan
dalam bentuk crumble sebanyak 1 kg, kemudian DOC diberi makan dengan cara pakan
ditaburkan sedikit demi sedikit di atas karton yang telah dibuat seperti tempat makan
sampai umur satu minggu.
Setiap hari ayam perlu di cek keadaannya baik ransum, minuman, kesehatan,
serta keadaan kandang. Air minum harus disediakan secara ad libitum / tak terbatas.
Bila akan mengganti air minum maka tempat air minum (hanging waterer) harus dicuci
terlebih dahulu. Sampai selama 1 minggu air minum yang diberikan mengandung
larutan vitachick. Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit dan sesering
mungkin agar pakan dalam kondisi segar saat diberikan sehingga ayam mau untuk
memakannya. Bila kertas koran yang digunakan sebagai alas sudah sangat kotor maka
perlu diganti dengan koran yang baru agar ayam terhindar dari penyakit ngorok, snot,
ataupun gangguan penyakit lainnya yang diakibatkan oleh udara yang tidak bersih.
Sampai ayam berumur satu minggu lampu pemanas harus dijaga agar tetap hidup dan
menghasilkan panas yang cukup, hal tersebut sangat penting agar anak ayam tetap
hangat dan diharapkan pertumbuhan bulu tidak cepat tumbuh karena broiler diharapkan
memiliki bobot daging yang banyak dan bukan pertumbuhan bulu yang banyak. Maka
dari itu saat berumur satu minggu ukuran tubuh sudah mulai membesar, namun bulu
dewasa belum tumbuh sepenuhnya sehingga masih terdapat bulu-bulu filoplumulae
seperti pada DOC.
Setelah berumur satu minggu ayam dilakukan penimbangan kembali bobot
badan ayam, kemudian dilakukan vaksinasi ND berupa tetes mata, untuk menghindari
terjadinya penyakit Newcastle Disease yang sering sekali menjangkiti ternak ayam
broiler, koran yang dijadikan alas dibuka. Sisa pakan dihitung, kemudian FCR
dihitung. FCR yang di dapat pada minggu pertama pada Ayam 1 adalah 0,934, Ayam
2 yaitu 1,09, Ayam 3 sebesar 1,63, Ayam 4 memiliki FCR 0,95 dan pada Ayam 5
adalah 1,26. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa semakin kecil nilai FCR
maka efisiensi pakan pada saat pemeliharaan akan semakin baik. Adapun batas
maksimal toleransi nilai FCR adalah sekitar 1,3 jika melebihi angka tersebut maka
tingat efisiensi pada ayam dianggap kurang baik. Maka, pada saat minggu pertama nilai
FCR kelompok praktikum kami memiliki nilai yang baik karena berada dibawah nilai
toleransi, hanya Ayam 3 yang memiliki nilai FCR diatas nilai toleransi. Hal ini, bisa
disebabkan oleh banyak faktor, seperti kualitas pakan ayam, metode pemberian pakan,
kendala praktikan dalam kejujuran saat pemberian pakan, cuaca, kesehatan ayam, dan
obat-obat atau vitamin. (Rahasia Unggas,2012). Selain FCR, nilai PBB juga penting
untuk di perhatikan agar dapat melihat apakah ayam yang dipelihara sehat dan
produksinya maksimal.
Pada minggu ke dua dan tiga, bobot ayam memiliki kenaikan dua kali lipat dari
berat sebelumnya. Pada minggu ini juga, suhu lingkungan perlu di jaga agar ayam tidak
panting. Hal ini dilakukan dengan cara membuka setiap korang yang masih menempel
pada pagar pembatas dan sesekali membuka tirai plastik pada bangunan kandang.
Selama pemeliharaan, nyala lampu juga cukup berpengaruh untuk menghangatkan
anak ayam. Maka, apabila lampu penghangat mulai mati harus segera di perbaiki atau
diganti dengan lampu yang baru. Selain itu, pada minggu ke dua tempat makan ayam
sebaiknya di gantungkan setinggi leher ayam agar pakan tidak tercampur dengan feses.
Saat pemeberian minum pun sebaiknya rutin untuk diganti apalagi jika air minum telah
di campur vitamin, sebab jika terlalu lama disimpan akan menimbulkan bau yang
menyengat sehingga ayam tidak tertarik untuk minum.
Selama empat minggu masa pemeliharaan, bobot awal Ayam 1 yang tadinya 55
gr telah meningkat menjadi 1125 gr, Ayam 2 dari 49 gr menjadi 1115 gr, Ayam 3 dari
49 gr menjadi 1105 gr, Ayam 4 dari 51 gr menjadi 1130, dan Ayam 5 dari 52 gr menjadi
1120 gr. Namun, menurut Azis pada tahun 2010 bahwa pada umumnya broiler akan
siap panen pada usia 28 sampai 45 hari dengan berat badan 1,2 sampai 1,9 kg/ekor.
Menurut Wahyu (1998) menyatakan bahwa kisaran bobot badan dan waktu potong
tergantung dari berbagai faktor, dimana bobot akhir dipengaruhi oleh jenis kelamin,
bangsa ayam, suhu lingkungan, energi metabolis ransum dan kadar protein dalam
ransum. Konsumsi pakan setiap ternak ayam berbeda beda hal ini dikarenakan
beberap faktor yaitu energi dalam ransum, type ayam, temperatur dan iklim setempat,
bobot badan, palatabilitas dan serat kasar ransum dan cara ayam makan. Oleh demikian
dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi bobot ayam maka hal ini
mengindikasikan bahwa kesalahan terjadi akibat kurang baiknya praktikan dalam
melakukan manajemen pemeliharaan ayam broiler.
V
KESIMPULAN
Azis, A., F. Manin, dan Afriani. 2010. Penampilan produksi ayam broiler yang
diberi Bacillus circulans dan Bacillus sp. selama periode pemulihan setelah
pembatasan ransum. Med. Pet. 33: 12-17.
North, M. O., 1978. Commercial Chicken Production Manual. 3rd ed. AVI Pub.
Co. Inc., Westport, Connecticut.
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahyu. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-3. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.