Anda di halaman 1dari 37

BIOLOGI REPRODUKSI DAN

TEKNOLOGI PEMBENIHAN
IKAN CYPRINIDAE

Oleh : Andi Aliah Hidayani


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
PASAR

PANEN TOTAL/SEBAGIAN

KAT KAD KJA KARAMBA MINA PADI

PASCA PEMIJAHAN
Pendederan

PEMIJAHAN
Teknik (alami, induced breding/spawning)
Program (inbred/outbred line, hibridisasi)

PRA PEMIJAHAN
Pemeliharaan induk, seleksi induk matang gonad, pakan
1. Induk Ikan Mas

A. PEMELIHARAAN INDUK
 Betina dan jantan dipelihara terpisah
 Umur dan bobot : 1,5 – 2 th dan > 2 kg (betina)
8 bulan dan > 0,5 kg (jantan)
 Wadah : KAT, KAD
 Padat Tebar : 0,5 – 1 ekor/m2 untuk KAT
3-5 ekor/m3 untuk KAD
 Pakan : Pellet (protein 28-30 %)
 Dosis pakan : 2-3 % bb/hari
 Recovery gonad : 2-3 bulan untuk betina
1 bulan untuk jantan
Koleksi Induk
Majalaya
• Warna sisik, hijau keabu-
abuan;
• Badan pendek dan relatif
tinggi;
• Dinding perut lebih tebal
dibanding strain lainnya.

Punten
• Warna sisik hijau kehitam-
hitaman;
• Badan relatif pendek
dibanding strain lainnya.
Koleksi Induk

Rajadanu
• Warna sisik hijau keabu-
abuan;
• Badan relatif panjang;
• Kepala bagian atas agak
menonjol.

Wildan
• Warna sisik, hijau keabua-
abuan (mirip Majalaya)
namun sisi luar sisiknya lebih
gelap dibandingkan Majalaya.
Koleksi Induk
Sinyonya
• Warna sisik, kuning terang;
• Badan relatif ramping;
• Mata sipit saat dewasa.

Cangkringan
• Warna sisik, merah
kekuningan;
• Badan relatif panjang;
• Mata menonjol
Koleksi Induk

Szarvas
• Bersisik penuh, homozigot;
• Warna sisik, putih keperakan
hingga putih ke kuningan;
• Linea lateralis, mirip strain
lainnya;
B. SELEKSI INDUK MATANG GONAD

 Betina dan jantan dipelihara terpisah


 Induk yang baik : - kesesuaian umur dan bobot
- normal
- tidak sekerabat, …
 Jantan siap pijah : bila distriping, keluar sperma
putih pekat
 Betina siap pijah : - perut buncit dan terasa lunak,
- genital kemerahan dan agak
membengkak,
- pergerakan lamban
INDUK MATANG GONAD
2. Pemberokan Ikan Mas
 Pemeliharaan atau Penyimpanan induk jantan dan
betina dalam kolam yang terpisah
 Tujuannya untuk membuang kotoran atau
menghilangkan lemak dari perut ikan
 Syaratnya : - Tidak boleh terlalu lama
- Tanpa pemberian pakan
- Air harus bersih
3. Pemijahan Ikan Mas
 Wadah : hapa dalam kolam/bak
 Kepadatan : 2 kg induk betina/4 m2
 Ratio induk : 1:1 (b/b)
 Tinggi air : 50-70 cm
 Debit air : 0,5 liter/detik
 Substrat utk telur : kakaban, tanaman air
 Waktu : malam-pagi hari (alami)
 Teknik : alami, buatan
 Tujuan : produksi benih untuk
konsumsi/calon induk
PEMIJAHAN ALAMI
(produksi induk)

Induk Jantan Induk Betina

1 1

2 dst… 2

… …

75 15

Tujuan : menekan inbreeding, mempertahankan variasi genetik


Pijah : induce breeding/alami (15 btn dan 75 jtn)
Pend. I : pateb 50 e/m2, pbpa 20% bb/hari, 15 hari
Pend. II : pateb 25 e/m2, pbpa 15% bb/hari, 30 hari
Pend. III : pateb 15 e/m2, pbpa 10% bb/hari, 30 hari (seleksi)
Pemb. I : pateb 10 e/m2, pbpa 5% bb/hari, 60 hari (seleksi)
Pemb. II : pateb 50 e/m3, pbpa 4-5% bb/hari (seleksi)
4. PENETASAN

 Cara Penetasan : Penetasan pada kolam pemijahan atau


penetasan di luar kolam pemijahan
 Fluktuasi suhu air, tidak lebih 1-2 oC.
 Secara umum, suhu optimum untuk pemijahan, inkubasi telur
dan larva tetas 24-28°C (75-82°F).
 Hindari suhu di atas/bawah nilai optimum dan fluktuasinya, jika
tidak?
 Rendahnya SR embrio,
 Rendahnya HR
 Meningkatnya kelainan bentuk
 Meningkatnya serangan penyakit terhadap larva
5. PENDEDERAN
 Keg. Pemeliharaan larva yang berasal dari kolam
penetasan hingga mencapai ukuran benih yang siap jual
 Wadah : KAT
 Kondisi kolam : kedap air dan sudah disiapkan
 Ketinggian air : 40 – 70 cm
Pendederan dalam hapa hijau(mesh size 1 mm)
PERSIAPAN KOLAM
NO STANDAR KEBUL PUTIHAN BELO SANGKAL

1 Pupuk organik (g/m2) 500 200 200 150

2 Kapur (g/m2) 50 50 50 50

3 Benih
• ukuran (cm) 0,6-0,7 1-3 3-5 5-8
• padat tebar (ekor/m2) 100 50 25 20

4 Pakan
• dosis (%biomas) 20 10 5 4
• frekuensi (kali) 2 3 3 3

5 Panen
• waktu piara (hari) 15 20 30 20
• sintasan (%) 60 70 80 80
• ukuran (cm) 1-3 3-5 5-8 8-12
- Larva yang telah berumur 3-4 hari biasanya dijarangkan.
Penebaran larva perlu hati-hati. Setelah 3 hari biasanya
yolksac telah habis, sehingga pada saat itu membutuhkan
tambahan pakan dari luar, dan larva sudah mulai makan
pakan tambahan itu. Setelah larva menetas semua
kakaban perlu diangkat untuk dibersihkan dan dikeringkan.

- Benih ikan yang masih berupa post larva/lepas hapa hasil


tangkapan dari bak penetasan dilepaskan dengan
menggunakan metoda aklimatisasi pada sore atau pagi
hari.
PENEBARAN LARVA/BENIH
PENANGANAN BENIH IKAN
KEBERHASILAN USAHA BUDIDAYA DITENTUKAN OLEH KUALITAS
BENIH YANG DITEBAR

@ SYARAT – SYARAT BENIH YANG BAIK


# TUMBUH CEPAT
# SUKA MAKAN PAKAN YANG ADA
# DAPAT MENYESUAIKAN DIRI
# UMUR MUDA

@ CIRI-CIRI BENIH SAKIT


# SISIK BANYAK LEPAS
# MENGGESERKAN BADAN PADA ALAT PENGANGKUTAN
# SIRIP EKOR DAN PERUT TIDAK BERKEMBANG BAIK
Perawatan Benih
(Pemberian pakan)

Pemberian pakan tambahan pada saat awal pendederan tidak diperlukan


karena pakan alami melimpah. Periode tertentu, jika pakan alami mulai
berkurang maka memerlukan pakan tambahan berupa hi-provit tepung
dengan berprotein tinggi diberikan setelah benih berumur 1 minggu di
dalam kolam pendederan. Pakan diberikan dengan frekuensi 2 kali satu
hari yaitu pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan secukupnya
tidak perlu banyak, karena pemberian pakan buatan ini bersifat tambahan.
-
Perawatan Benih
(Pengelolaan kualitas air)

Air media pemeliharaan benih ikan perlu dijaga kualitasnya, sama seperti
kualitas air media pemeliharaan larva. Pengelolaan air di dalam kolam
pendederan cukup hanya memasukkan air dengan debit kecil dengan
diimbangi pengeluaran air yang kecil pula, sehingga terjadi keseimbangan
dan volume air di dalam kolam pendederan tetap. Apabila debit air masuk
tinggi maka pakan alami atau nutrisi air yang telah terbentuk akan larut,
hanyut terbawa air, lama-kelamaan air kolam akan miskin hara atau pakan
alami. Lagi pula apabila debit air tinggi maka benih akan sering melakukan
penyesuaian diri terhadap air tersebut, sedangkan untuk penyesuaian diri
dibutuhkan energi. Sehingga benih ikan akan lambat pertumbuhannya.
PANEN BENIH
Untuk memanen benih ikan pertama-tama yang harus
dilakukan adalah membuka pintu air keluar, atur agar air
keluar secara perlahan. Tetapi sebelumnya dipasang
saringan terlebih dahulu agar benih tidak ikut keluar
terbawa air. Tutuplah pintu air masuk, usahakan tetap
masih ada air yang masuk walau hanya sedikit..
Setelah benih telah berkumpul di kemalir dan kubangan
maka benih ikan kemudian ditangkap dengan
menggunakan serok halus. Masukkan benih ke dalam
wadah penampungan sementara. Lakukan penangkapan
benih hingga benih habis tidak tersisa lagi.
KONSTRUKSI
F

F
Keterangan:
G
A
E
A. Panjang kolam
B. Lebar kolam
C. Dasar Kolam
C D. Kemalir
E. Kubangan
F. Outlet Kolam
D
G. Outlet kubangan
H. Inlet kolam

H
PERHITUNGAN BENIH

A. Perhitungan dengan sendok untuk larva dan kebul


dengan menggunakan takaran
B. Perhitungan dengan mangkok untuk putihan, belo dan
sangkal dihitung per ekor
PERHITUNGAN BENIH

A. Perhitungan dengan sendok untuk larva dan kebul


dengan menggunakan takaran
B. Perhitungan dengan mangkok untuk putihan, belo dan
sangkal dihitung per ekor
PENGANGKUTAN BENIH

@ CARA PENGANGKUTAN BENIH :


# Sistem terbuka : Mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yg lama Alat pengangkut berupa keramba. Setiap
keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut
sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
# Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan
waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer
Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram. Diangkut menggunakan kantong
plastik
6. TEKNOLOGI PEMBENIHAN

• Inseminasi Buatan
• Ginogenesis
• Kriopreservasi
TERIMAKASIH
INSEMINASI BUATAN
(Sistem kawin suntik)
Gambar : PENGGUNAAN KOMBINASI OVAPRIM DAN PGF2α PADA IKAN

Gambar Hormon & Suntik Gambar Ikan sedang di-urut /striping

Gambar Ikan Jantan & Betina Gambar Mengaduk Telur dg Bulu Ayam
INSEMINASI BUATAN

SEJARAH :
HIPOFISASI : TEKNIK MERANGSANG INDUK IKAN MATANG GONAD
UNTUK MENGELUARKAN TELUR/SEMEN DENGAN SUNTIKAN EKSTRAK
KELENJAR HIPOFISA, DIKENAL OLEH HOUSSEY (1931) DAN DI
INDONESIA MULAI BERKEMBANG TAHUN 1956 (IKAN MAS)

KELEMAHAN TEKNIK HIPOFISASI :


1. MEMATIKAN IKAN DONOR,
2. TIDAK ADA STANDARISASI,
3. TIDAK DIKETAHUI HORMON YANG BERPERAN,
4. PENYAKIT MUDAH MENULAR
HORMON SINTESIS :
1. ANTITESTOTERON, 2. GONADOTROPIN RELEASING
HORMON (Gn-RH), 3. DOPAMIN ANTAGONIS, 4.
GONADOTROPIN (Gn), 5. STEROID DAN
6. PROSTAGLANDIN
PENYUNTIKAN :
1. PENYUNTIKAN SECARA INTRAMUSKULAR,
2. KEMIRINGAN JARUM SUNTIK 45 o C,
3. PENYUNTIKAN DUA KALI DENGAN SELANG WAKTU 8
JAM
DOSIS PENYUNTIKAN :
• HORMON OVAPRIM UNTUK IKAN MAS BETINA 0,5 ml/KG BOBOT
TUBUH

PENYUNTIKAN PERTAMA 1/3 DAN KEDUA DILAKUKAN 2/3 DOSIS DARI YANG
TELAH DITETAPKAN
PENGURUTAN :
* PENGURUTAN UNTUK MENDAPATKAN TELUR DARI IKAN BETINA
DAN SEMEN DARI IKAN JANTAN DILAKUKAN 6 JAM SETELAH
SUNTIKAN KEDUA
* BILA BELUM TERJADI OVULASI PENGURUTAN BERIKUTNYA
DILAKUKAN SETIAP 1 JAM SEKALI

FERTILISASI :
• PENGENCERAN SEMEN 100 KALI (1 ml SEMEN + 99 ml LARUTAN Na Cl
FISIOLOGIS 0,65 %)
• TAMBAHKAN 2 ml LARUTAN PEMBUAHAN (4 gram Na Cl + 3 gram
UREA/LITER AKUABIDES)
• TELUR DITEBAR KE AKUARIUM YANG TELAH DILENGKAPI DENGAN
AERASI UNTUK MASA INKUBASI
• TELUR YANG BAIK SELAMA INKUBASI AKAN MENGALAMI PERKEMBANGAN
(EMBRIOGENESIS) DAN MENETAS SELAMA LEBIH KURANG 24 JAM

Anda mungkin juga menyukai