Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Praktek Pengembangbiakan

Komoditas Ikan Lele ( Clarisa S.p )


Dalam Satu Minggu

Nama : Rizky Ramadhan


Kelas : XI D1 ( APAT )
Kelompok : 1 ( satu )
Hari, tanggal : Senin, 15 Februari 2021
Uraian kegiatan dalam seminggu:

A. Persiapan Wadah
Pemijahan ikan lele, dapat menggunakan kolam atau bak yang di telah di treatmen
lebih dulu. Dalam wadah disiapkan kakaban, bisa terbuat dari ijuk bingkai dengan bambu
atau menggunakan tali plastik. Wadah pemijahan kemudiàn di masukan air bersih yang
telah di treatmen.
Sterilisasi Alat dan media yang digunakan untuk pemijahan buatan sangat menunjang
keberhasilan pemijahan karena penggunaan alat dan media yang terkontaminasi oleh bibit
penyakit ( jamur, bakteri, virus dan parasit) maupun kotoran yang akan berpengaruh
terhadap pembuahan. Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan larva
maupun benih ikan. Kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat merupakan salah
satu kunci keberhasilan budidaya ikan.

N Alat-alat Keterangan
o
1 Kakaban Untuk substrat ( menaruh telur ikan)
2 Timbangan Untuk menimbang berat induk lele
3 Selang Untuk alat penyaluran air ke kolam
4 Jolang/ember besar Untuk wadah pemindahan induk lele
5 Terpal Untuk menutupi kolam
6 Hapa Untuk menangkap induk lele/ penampungan sementara
7 Seser halus Untuk menangkap larva
8 Seser kasar Untuk menangkap induk lele
9 Baskom Untuk wadah pemindahan ikan
10 Batu bata Untuk menahan kakaban agar tetap didasar kolam
11 Bambu Untuk menyanggah terpal agar tetap kokoh/ tidak
menyentuh air
12 Besi Untuk menahan kakaban agar tetap didasar kolam
13 Bak Sebagai tempat pemijahan
Beberapa alat yang dipakai untuk pemijahan ikan air tawar, yaitu :
Kakaban yang berfungsi sebagai tempat menempelnya telur yang dikeluarkan oleh
induk. Telur yang menempel pada kakaban dibiarkan menetas menjadi larva ikan.
Kakaban ditaruh pada dasar kolam dan diberikan pemberat agar tidak mengapung. Cara
membuat kakaban mudah dan murah, hanya menyiapkan ijuk yang dijepit pada kedua sisi
dengan bilah bambu.
Hapa (jaring kelambu) yang fungsinya sebagai tempat penampungan sementara indukan
dan benih ikan sebelum dipindahkan ke tempat lain,
Penyaring air yang fungsinya untuk menahan berbagai kotoran yang terdapat dalam air
sebelum dialirkan ke dalam kolam pemeliharaan, agar kualitas air bagus terbebas dari
kotoran dan endapan.
Selang untuk mengalirkan air dari tempat penampungan ikan ke kolam pemeliharaan.
Selang air dapat difungsikan juga sebagai alat dalam proses pembersihan dan pengurasan
kolam, serta saat melakukan penyiponan dasar kolam.
Seser terbagi dua jenis, yaitu seser kasar dan seser halus. Seser dipakai untuk
menangkap ikan. Seser kasar buat menangkap ikan berukuran besar, sedangkan seser
halus buat menangkap ikan berukuran kecil.
Ember Grading yang berlubang-lubang pada dasarnya, berfungsi sebagai wadah
menyeleksi benih ikan berdasarkan ukuran. Memakai ember grading membuat ikan yang
diameter tubuhnya lebih kecil dari lubang bakal lolos, sehingga bakal tertangkap ikan
yang berdiameter lebih besar dari lubang.
Alat analis kualitas air diperlukan dalam pemijahan agar bisa didapatkan benih yang
berkualitas. Alat analisis yang diperlukan, antara lain DO Meter, pH Meter, refrakto
meter, dan Secchi Disk.

B. Seleksi Induk
Seleksi atau pemilihan induk ikan  yang baik merupakan persyaratan yang krosial
dalam kegiatan pembenihan ikan, hal ini dikarenakan dari hasil seleksi yang kurang baik
maka benih yang akan dihasilkan juga tidak akan baik. Induk ikan lele yang bersifat
unggul akan mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan. 
Adapun ciri-ciri induk ikan lele yang baik adalah sebagai berikut :

- Organ tubuh lengkap dan normal


- Umur induk betina  mencapai 1,5 tahun
- Umur induk jantan mencapai 1 tahun 
- Bobot induk minimal 1 kg
- Betina tubuh gemuk tidak berlemak 
- Jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak 
- Alat kelamin normal dan kemerah-merahan
- Selama perawatan FCR rendah

Untuk mengetahui induk yang siap untuk dipijahkan,berikut ini ciri-ciri induk ikan lele
yang baik :
Induk Betina;

- Perut membesar dan lembek


- Gerakan agak lambat dan jinak
- Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar
- Warna tubuh secara umum menjadi coklat kemerahan
- Warna sirip cenderung kemerahan
- Bila perut diurut kearah alat kelamin akan keluar cairan kemerah-merahan

Induk Jantan;

- Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan


- Tubuh ramping
- Gerakan agresif dan lincah
- Alat kelamin akan terlihat meruncing dan berwarna kemarahan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:


No Ciri-ciri Lele Jantan Lele Betina
1. Umur 8-24 bulan 12-24 bulan
2. Bentuk tubuh Ramping Gemuk, Relatif pendek
3. Warna kulit Gelap Kelabu atau kekuningan
Kepala dan Kehitaman
Punggung Cokelat
4. Bentuk dan warna Runcing, menonjol dan agak Bulat besar, tidak menonjol
kelamin membengkak dengan warna dengan warna merah
merah pada bagian ujung
5. Bentuk tubuh Bobot dan panjang badan Perut menggelembung,
seimbang lembek dan tidak cacat
6. Gerakan Cepat dan lincah Agak lamban

C. Pemijahan
1.1 Memasang kakaban
Masukan kakaban ke dalam kolam pemijahan, atur kakaban sedemikian rupa sehingga
kakaban tetap berada di dasar kolam selama proses pemijahan. Bak pemijahan lele
biasanya dilengkapi dengan kakaban yang terbuat dari ijuk, Kakaban sangat berperan
penting pada kolam/wadah pemijahan ikan lele, yang barfungsi sebagai tempat
menempelnya telur agar tidak berserakan dan kotor karena tenggelam di dasar bak.
Kakaban yang dari ijuk yang di sisir halus dan di jepit dengan bilah bambu atau kayu,
kemudian di paku. Kakaban yang di gunakan harus bersih dari kotoran dan tidak
membawa penyakit. Kakaban yang digunakan berjumlah 4-5 buah. Pemasangan kakaban
dilakukan secara berjajar agar tidak mengapung dipermukaan air, Rangkaian kakaban
tersebut dijepit lagi dengan bilah bambu kemudian diberikan pemberat batu atau batu
bata.
1.2 memasukkan induk
Setelah itu Kolam yang sudah terisi air berarti telah siap untuk diisi indukan, indukan
yang sudah kita siapkan baik jantan atau betina segera dipindahkan ke dalam kolam
pemijahan dengan menggunakan seser secara pelan-pelan agar lele tidak stres.
Pemindahan indukan sebaiknya dilakukan pada sore hari sekitar jam 16.00. tempatkan
induk siap pijah kedalam wadah yang telah di siapkan dan tempatkan kakaban. Proses
pemijahan akan terjadi pada malam hari, standar waktu lamanya proses pemijahan
berkisar antara 12-16 jam yang ditandai dengan adanya kejar-kejaran antara induk betina
dan jantan mengitari kakaban.
Amati pada pagi hari, telur-telur sudah dilepas dan menempel pada seluruh permukaan
kakaban. Telur siap di tetaskan.
1.3 Pengangkatan induk
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele.
Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk
ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan.
1.4 Penetasan telur
Telur pada kakaban akan terlihat. Telur-telur yang tidak dibuahi warna kuning susu dan
tidak akan menetas serta akan membusuk. Telur-telur yang dibuahi terlihat kuning
transparan dan akan menetas setelah 34 jam sampai 48 jam dikeluarkan oleh induk.
Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan
pada kisaran 28-29oC.
Biasanya pagi hari sekitar jam 6-7 pagi telur sudah bisa dilihat dengan mata kita ditandai
adanya butiran warna hujau gelap diatas kakaban dan akan terlihat banyak sekali. Larva
yang mentas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari.
Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.
1.5 Pengangkatan kakaban
Kakaban diangkat setelah 3 hari sejak telur menetas. Kemudian, kakaban dibersihkan
dan dikeringkan. Kakaban ini dapat digunakan lagi untuk pemijahan berikutnya. Telur
yang tidak menetas atau mati dibuang dengan cara disipon
>Menghitung fekunditas dan fertilisasi
a. Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang telah
matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Rumusnya
adalah:

F= ( Wg/Ws ) × N

F: Fekunditas ( Jumlah telur dalam satuan gonad/ ikan )


Wg: Bobot gonad (g)
Ws: Bobot sampel (g)
N: Jumlah telur dalam sampel
___________

=1200 – 1000 = 200gr


b. Fertilization rate

FR merupakan derajat pembuahan telur. Rumus yang dipergunakan


Adalah:

FR= Jml telur yang terbuahi / Jml telur yang tidak terbuahi×100%
____________
766 : 37×100%= 20,7027027

= 21% (hasilnya dibulatkan)


>Menghitung HR
Hatching rate (HR) adalah daya tetas telur atau jumlah telur yang menetas. Penetasan
telur dapat disebabkan oleh faktor gerakan telur, perubahan suhu, intensitas cahaya, dan
kadar oksigen terlarut.
Rumus yang dipergunakan adalah:
HR (%)= Jml telur terbuahi / Jml telur menetas × 100%
_________

D. Pemeliharaan Larva
1.1 Pemberian Pakan
Telur lele sangkuriang akan menetas sekitar 36 hingga 48 jam sesudah pembuahan
pada suhu 23 – 24 derajat celsius. Pemeliharaan larva pasca penetasan telur dijalankan
pada wadah penetasan telor yang dialiri air dan dilengkapi dengan aerasi yang tak terlalu
kencang agar larva tak teraduk. Menjelang hari ke-5 dan seterusnya kuning telor dalam
tubuh larva sudah habis, larva selanjutnya dipindahkan ke dalam kolam untuk dipelihara
lebih lanjut. Pemeliharan larva dalam kolam dilaksanakan semenjak ikan memasuki usia
5 hari.
Selama dalam pemeliharaan di dalam kolam, larva usia 5 hari diberi pakan
cacing sutra/ cacing tubifex. Sebelumnya cacing sutra tersebut dicacah terlebih
dulu sebab ukuran bukaan mulut ikan yang masih kecil.
1.2 Pengontrolan Air
Penting untuk selalu memperhatikan kondisi larva ikan dan lingkungan selama
pemeliharaan dalam kolam dengan melihat gejala-gejala bahwa ikan terserang hama
penyakit atau tidak, dalam pemberian pakan, pakan yang diberikan harus habis apabila
tidak pakan yang tidak dimakan akan menjadi penyakit, oleh sebab itu maka harus sering
dilakukan penyiponan agar kondisi lingkungan dan kualitas airnya terjaga.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup larva, maka lingkungan yang baik mesti
konsisten terjaga.

1.3 Panen
Pemanenan biasanya dapat dilakukan disaat larva lele berumur 21 hari.

1.4 Menghitung SR ( Survival Rate )


Survival Rate (SR) Merupakan Tigkat kelangsungan hidup suatu jenis ikan dalam
suatu proses budidaya dari mulai awal ikan ditebar hingga ikan dipanen.
Rumusnya adalah:
SR=Jumlah ikan yang hidup : jumlah penebaran awal ikan x 100% = Survival rate ( %)
___________
1000:1000×100=100%

E. Kesimpulan
Setelah saya amati, suhu rata-rata pada praktikum pemijahan ikan lele ini adalah 24-
25° Celcius.
Pemijahan alami pada lele Sangkuriang kami adalah pemijahan yang tidak melibatkan
manusia dalam pemijahan. Manusia atau pembudidaya hanya menyiapkan wadah
pemijahan, seleksi indukan yang unggul, dan menetaskan telur.
Sementara penanganan larva hasil pemijahan yaitu dengan menindahkan larva ke
wadah/ bak pendederan atau pemeliharaan larva kemudian di manajemen kualitas airnya
serta pemberian pakan.
Jurnal Praktek Pengembangbiakan Komoditas Ikan Lele
( Clarisa S.p )
Kelompok 1:
Rizky Ramadhan
M. Rizky Firdaus
Naufal Azmi
Oki Sanjaya

Anda mungkin juga menyukai