Anda di halaman 1dari 14

Bab 2

SYARAT BAHAN BAKU PAKAN KULTIVAN


Ir. Edison Saade, M.Sc, Ph.D
Syarat Bahan Baku Pakan (BBP)
Industri pakan dan akuakultur adalah usaha yang mementingkan
produktifitas, efisiensi dan benefit sehingga mengharuskan
memiliki persyaratan BBP.
Ada beberapa syarat BBP kultivan yaitu :

1. Tersedia baik dari segi kualitas, kuantitas, dan


berkesinambungan
2. Mudah diperoleh dan tersedia di sekitar wilayah produsen
3. Mudah diolah dan penyimpanannya lama
4. Acceptable, atractanity, dan digestibility yang tinggi
5. Tidak beracun
6. Harga terjangkau atau murah
1. Tersedia baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun berkesinambungan

Berdasarkan aspek kuantitas, BBP diharapkan dapat tersedia, dipergunakan dan mampu mensuplai
industri pakan sepanjang tahun. Hal ini berarti BBP tidak hanya tersedia pada waktu tertentu saja
tetapi juga pada waktu lainnya dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan industri pakan dan akuakultur.
Ketersediaan yang berkesinambungan ini akan lebih baik jika didukung kualitas BBP yang baik pula.
BBP yang tersedia dalam jumlah banyak dengan kualitas yang kurang baik akan menjadikan industri
akuakultur tidak produktif secara optimal.

Tepung ikan merupakan contoh yang sangat ideal bagi BBP yang sangat tergantung
dengan musim mengakibatkan kualitasnya didalam negeri sangat rendah. Hampir
semua bahan baku industri pakan diimpor dari luar negeri sehingga beban negara tidak
terasa atau tidak nyata. Industri pakan mendapat suplai BBP selama setahun, dan
mereka menyimpannya untuk kebutuhan sesuai dengan manajemen produksinya.

Tingkat kelayakan suatu BBP yang akan digunakan juga harus memenuhi kualitas
fisik, kimiawi dan biologis. Kualitas fisik meliputi organoleptis
(penampakan/performan, aroma/bau, rasa), kesegaran, kebersihan, tingkat kehalusan,
homogenitas, dan kekerasan; kualitas kimiawi meliputi kandungan nutrien baik makro
maupun mikro nutrien dan daya cerna; dan kualitas biologis meliputi sintasan/ tingkat
kelangsungan hidup (survival rate), faktor kondisi dan pertumbuhan.
2. Mudah diperoleh dan tersedia di sekitar wilayah produsen

Membangun industri akuakultur termasuk industri pakan


sebaiknya berlokasi pada daerah yang memiliki BBP yang
melimpah dan berkualitas. Efisensi akan terjadi jika antara
lokasi industri akuakultur/pakan berdekatan dengan daerah
penghasil BBP, terutama efisiensi biaya pengolahan,
transportasi, dan operasional yang pada akhirnya akan
menstabilkan harga pakan yang terjangkau. Hal positif lain yang
diperoleh jika lokasi BBP dekat dengan pihak produsen adalah
BBP masih segar yang menjamin kualitasnya. Seandainya
lokasi BBP berjauhan dengan wilayah produsen akan menambah
biaya transportasi dan cenderung kualitasnya berkurang atau
tidak terjamin.
3. Mudah diolah dan penyimpanan lama

BBP yang mudah diolah atau diprosessing mendukung efisiensi operasional


penyediaan BBP, selain itu pada umumnya BBP yang mudah diolah akan
mengoptimalkan pada proses pencernaan. Tentunya BBP yang dapat disimpan
lama (dalam waktu tertentu yang tidak menimbulkan penurunan kualitas) turut
pula mendukung ketersediaan BBP yang berkesinambungan.

Bersih

Kandungan Air Kurang dari 10%

Faktor yang dapat mempengaruhi


BBP dapat disimpan lama Kandungan Lipid Rendah

Pengepakan Rapi dan Baik

Tata Laksana Penyimpanan yang Baik


4. Acceptable, atractanity, dan digestibility

Kultivan sangat selektif memilih pakan (termasuk BBP


penyusunnya) yang bisa dikonsumsi. Tingkat penerimaan
ini berkaitan aroma pakan dan atraktanitas BBP.
Efisiensi pemanfaatan BBP ternyata bukan saja
dipengaruhi tingkat penerimaan (aroma) dan atraktanitas
juga tingkat kecernaan. Walaupun BBP tersebut bisa
dikonsumsi namun tingkat kecernaannya rendah maka
efisiensi pemanfaatannya rendah, jadi yang terbaik
adalah jika BBP tersebut bisa dikonsumsi juga dapat
dicerna dengan optimal.

Tepung darah merupakan salah satu BBP berprotein


tinggi, namun daya cernanya rendah. Diduga tepung
darah juga rendah dalam aspek accepatability dan
atractanity.
5. Tidak berkompetisi dengan bahan makanan manusia
Pada umumnya, BBP mengandung nutrisi yang cukup sehingga beberapa BBP
disamping dipergunakan sebagai pakan kultivan juga digunakan sebagai bahan
makanan manusia.

Tingkat persaingan penggunaan bahan pakan ikan dengan manusia terjadi


pada bahan baku utama, yaitu jagung. Selama ini jagung merupakan salah
satu makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia. Akibatnya tingkat
ketersediaan yang seharusnya tinggi menjadi rendah karena digunakan oleh
manusia. Hal ini akan lebih diperparah jika ketersediaan jagung berkurang
karena penanamannya yang berkurang seperti saat musim kemarau.

Idealnya BBP yang digunakan untuk pembuatan pakan bukan menjadi


kebutuhan utama manusia. Hal ini berarti jika ketersediaan BBP tersebut
sangat terbatas maka diusahakan tidak mempergunakannya sebagai BBP
untuk pakan kultivan dan diprioritaskan untuk kebutuhan manusia. Tetapi
jika ketersediannya melimpah maka tidak ada salahnya BBP tersebut
disamping dimanfaatkan bahan nmakanan bagi manusia juga untuk pakan
kultivan. Beberapa BBP yang memiliki kemungkinan berkompetisi
dengan manusia seperti tepung kedele, tepung terigu, tepung beras, tepung
jagung dan lain-lain.
6. Tidak Beracun

Memilih BBP yang baik bukan saja


kandungan nutrisinya yang tinggi dan komplit
tetapi juga tidak mengandung bahan/zat yang
dapat membahayakan kultivan dan manusia.
Persyaratan ini perlu diperhatikan baik-baik
karena dampaknya berbahaya.

BBP yang kemungkinan mengandung racun adalah BBP yang berasal dari
lingkungan tercemar, baik pencemaran rumah tangga, pertanian dan industri.
Di samping itu peluang besar BBP mengandung racun atau zat-zat yang
membahayakan makhluk hidup yang mengkonsumsinya adalah BBP yang
berasal dari limbah. Limbah bahan organik yang telah bersentuhan langsung
dengan lingkungan sekitarnya merupakan hal sulit dipertanggungjawabkan.
Salah satu syarat pemanfaatan limbah sebagai BBP adalah kebersihan.
Pemanfaatan BBP asal limbah harus hati-hati dan harus steril dari zat atau
benda asing.
7. Harga Terjangkau atau Murah

Harga bahan baku pakan merupakan pertimbangan utama bagi pembudidaya ikan
untuk menyusun pakan. Semakin murah harga bahan baku pakan, maka peluang
untuk memperoleh keuntungan signifikan semakin besar. Harga bahan pakan ikan
bervariasi tergantung pada beberapa hal, yaitu kebijakan pemerintah dalam bidang
makanan ikan, impor bahan pakan dan tingkat ketersediaan bahan pakan tersebut
pada suatu daerah. Kebijakan pemerintah selama ini kurang memprioritaskan
dunia perikanan termasuk kebijakan tentang makanan ikan. Sehingga harga pakan
tidak pernah stabil pada suatu imbangan harga tertentu. Berbeda dengan harga
pangan yang diusahakan oleh pemerintah untuk selalu stabil pada harga tertentu.

Harga bahan pakan penyusun pakan ikan sangat mempengaruhi


secara ekonomis terhadap harga pakan tersebut. Umumnya bahan
pakan sumber energi seperti jagung, sorghum dan padi-padian lainnya
berharga murah kecuali minyak. Harga minyak mahal karena murni
sebagai sumber energi tanpa ada sumber zat makanan lainnya dan
umumnya buatan pabrik. Minyak dianjurkan untuk diberikan pada
ikan dalam jumlah yang relatif sedikit. Campuran minyak pada
pakan maksimal dibawah 5%. Apabila minyak dalam pakan
berlebihan akan menyebabkan pakan mudah tengik.
Bahan Baku Pakan yang di Rekomendasi

Berdasarkan kebiasaan makan pada setiap jenis


ikan maka jenis-jenis bahan baku yang akan
digunakan untuk ikan
karnivora/herbivore/omnivora akan sangat
berbeda dalam pemilihannya.

Ikan karnivora di alam akan memakan ikan yang


lebih kecil ukurannya. Pada usaha budidaya
biasanya diberikan ikan rucah. Kontinuitas ikan
rucah di alam sangat bergantung kepada
ketersediaan di alam. Oleh karena itu pembuatan
pakan buatan diharapkan mampu menggantikan
kebutuhan ikan laut akan pakan.
Ikan Udang
No. Jenis BBP Herbivora/ Herbivora/
Karnivora Karnivora
Omnivora Omnivora

1. Tepungt alfalfal 5 10 5 10
2.   Tepung darah 10 10 10 10
3.   Tepung tapioka 15 35 15 25
4.   Tepung kelapa 15 25 15 25
5.   Tepung biji jagung 20 35 15 -
6.  Tepung maizena 15 20 15 20
7.   Tepung biji kapas 15 20 10 15
8.   Penyulingan jagung 10 15 10 15
9.   Dicalsium phosphate 3 3 3 3
10.   Tepung bulu ayam 10 10 10 10
11.   Tepung ikan Bebas bebas 20 35
12.  
Konsentrat protein ikan 15 10 15 15

13.   Tepung giling 15 25 15 25


14.   Tepung hati 50 50 25 20
15.  
Tepung daging dan tulang 20 25 15 20

16.  
Tepung limbah peternakan 15 20 15 20

17.   Tepung minyak lobak 20 25 15 20


18.   Tepung kulit padi 15 35 15 35
19.   Tepung udang 25 25 bebas bebas
20.   Tepung cumi bebas bebas bebas bebas
21.   Tepung gandum 20 35 15 35
22.   Tepung kedelai 25 35 20 30
23.  
Tepung kedelai penuh lemak 35 40 20 30

24.   Tepung terigu 20 35 20 35


25.   Biji gandum 15 30 15 30
26.  Tepung kanji 15 15 20 20
27.  Air dadih 10 10 10 10
28.   Yeast kering 15 15 15 15
TUGAS :

1. Sebutlah syarat-syarat bahan baku pakan


kultivan!...1
2. Jelaskan solusi agar BBP tersedia sepanjang
tahun!...2
3. Jelaskan keuntungan jika BBP dekat dengan
wilayah produsen!...3
4. Jelaskan beberapa faktor agar BBP dapat
disimpan lebih lama!...4
5. Jelaskan apa yang disebut acceptable,
actractanity dan digestibility!...1
6. Jelaskan solusi bagi BBP kultivan yang menjadi
saingan manusia!...2
7. Jelaskan kenapa BBP kultivan harus mudah
dalam pengolahan!...3
8. Jelaskan apa yang disebut harga murah dan
terjangkau !....4
Daftar Bacaan :
 Jauncey, K and B. Ross, 1982. A Guide to Tilapia Feed and Feeding.
Institut of Aquaculture. University of Stirling. Scotland. 111 pp.
 Lovell, T., 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold.
New York. 260 pp.
 New, M. B., 1987. Feed and Feeding of Fish and Shrimp.
ADCP/REP/80/26. FAO/UNDP. Rome. 275 pp.
 Pillay, T.V.R., 1980. Fish Feed Technology. ADCP/REP/80/11.
FAO/UNDP. Rome, 395 pp.
 Watanabe, T. , 1988 (editor). Fish Nutrition and Mariculture. JICA
Textbook The General Aquaculture Course. Department of Aquatic
Bioscience. Tokyo University of Fisheries. Tokyo. 233 pp.
 Saade, E., 2012. Modul Praktikum Teknologi dan Manajemen Pakan.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
 http://www.wikipedia.0rg/wiki/pakan/Pakan. Diakses 15 Oktober 2012
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai