Anda di halaman 1dari 19

Teknologi dan Manajemen Pakan

Pengampu
Koordinator :
Ir. Edison Saade, M.Sc, Ph.D
Anggota :
Prof. Dr. Ir. Haryati, MS
Prof. Dr. Ir. H. Zainuddin Latief, MSi
Dr. Ir. Siti Aslamyah, MSi.
Kurniati Umrah Nur, S.Si., M.Apps.Sc(ME)Hons.
BAB I. Pakan Kultivan .
DEFINISI
 Makanan (Food) adalah semua bahan sumber nutrisi dan energi yang dikonsumsi
oleh makhluk hidup yang telah mampu menyediakan / mencari bahan makanan
bagi dirinya sendiri guna mempertahankan kelangsungan hidup serta
meningkatkan produktivitasnya.

 Pakan (Feed) adalah semua bahan sumber nutrisi yang diberikan kepada makhluk
hidup yang belum mampu menyediakan / mencari bahan makanan bagi dirinya
sendiri seperti kultivan (hewan peliharaan di air/darat ), bayi yang masih disuap,
dsb.

 Pakan buatan adalah semua pakan yang dibuat dari formulasi berbagai bahan baku
sesuai dengan kebutuhan kultivan meliputi nutrisi, bentuk, ukuran, dayat pikat
(atraktanitas), daya lezat (palatabilitas) dan lain-lain.

Semua pakan adalah makanan, tetapi tidak semua makanan adalah pakan
Kriteria pakan berkualitas

Pakan yang berkualitas baik harus memenuhi KRITERIA

1. Kandungan gizi pakan terutama protein sesuai dengan kebutuhan ikan


2. Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan
3. Pakan mudah dicerna
4. Kandungan nutrisi pakan mudah diserap didalam tubuh
5. Memiliki rasa yang disukai ikan
6. Kandungan abunya rendah
7. Tingkat efektivitasnya tinggi
Ruang Lingkup
Mata Kuliah Teknologi dan Manajemen Pakan terdiri atas dua sub keahlian yang
terkandung di dalamnya yaitu Teknologi Pembuatan Pakan dan Manajemen
Pemberian Pakan dengan tujuan agar kultivan dapat tumbuh lebih cepat dengan
produktivitas yang optimal.

Teknologi pembuatan pakan berkaitan Teknologi manajemen pemberian


dengan ilmu seperti : pakan berkaitan erat dengan:

1. Nutrisi kultivan, 1. Aspek biologi ikan, terutama


2. Biokimia nutrisi, kaitannya dengan cara dan
3. Budidaya makanan alami, kebiasaan makan kultivan.
4. Dasar-dasar akuakultur, 2. Jumlah/dosis pemberian pakan,
5. Dasar-dasar pengolahan hasil 3. Frekuensi pemberian pakan,
perikanan tekait dengan fisika dan 4. Waktu pemberian pakan,
kimia serta cara pengolahan bahan 5. Cara atau alat pemberian pakan
baku pakan, dll 6. Alat pemberian pakan
Keterkaitan antara Teknologi dan Manajemen Pakan dengan ilmu lainnya

Biokimia
Nutrisi
Budidaya Air
Nutrisi Kultivan
Payau

Kultur ikan Budidaya Air


hias Tawar

Teknologi dan
Manaje-men
Pakan

Genetika dan
Manaje-men
pemuliabiakan
Marikultur
ikan

Dasar-dasar
Akuakulk-tur
Makanan
Teknologi Alami
hasil
perikanan
Keterkaitan antara Industri Pakan
dengan Industri lainnya
Industri pupuk,
SDM dan SDA Industri pembenihan kultivan
dll.

Industri BBP
Industri Industri Industri pengolahan
Industri pakan akuakultur hasil perikanan
pertanian
lainnya

Rekayasa fisika Rekayasa kimiawi Rekayasa biologis


Sejarah perkembangan pakan kultivan

Sejarah perkembangan pakan kultivan


seiring dengan perkembangan akuakultur
dan peradaban manusia. Di Negeri China,
ribuan tahun yang lalu, kebutuhan manusia
akan ikan diperoleh dari usaha hasil Tingkat peradaban yang semakin maju serta
tangkapan ikan di perairan bebas. Alat perkembangan usaha pemeliharaan ikan
penangkapan yang digunakan masih yang semakin meluas, maka muncullah
sangat sederhana. Kegiatan ini terobosan dalam dunia pakan. Pemberian
berlangsung hingga kebutuhan ikan pakan berupa limbah rumah tangga dan
mereka tidak mencukupi sebagai dampak dedaunan tidak mampu lagi memberikan
populasi manusia yang semakin besar. pertumbuhan ikan yang memuaskan.
Berdasarkan masalah tersebut timbul ide Mulailah pemberian pakan dengan ikan
mereka untuk menampung hasil rucah/cincangan ikan yang diharapkan
tangkapannya pada suatu kubangan/kolam mampu memberikan pertumbuhan ikan yang
yang berisi air agar kebutuhan ikan dapat lebih baik. Berkat perkembangan pakan yang
dipenuhi setiap hari. semakin pesat dan pengetahuan tentang
kebutuhan nutrisi ikan, maka diyakini bahwa
pakan ikan dapat diramu sesuai dengan
kebutuhan kultivan. Saat itulah terciptalah
pakan ikan yang disebut PELLET
Lanjutan......................
Pellet yang diciptakan pertama adalah pakan tenggelam dan hanya cocok bagi
kultivan yang pemakan dasar atau kultivan yang biasanya berdiam di dasar peraiaran
dan sangat susah bagi ikan yang aktif berenang mencari pakan baik di kolom air
maupun di daerah permukaan air.

Berawal dari masalah tersebut maka muncullah pakan terapung dengan teknologi
extruder. Saat ini sudah bisa didapati pakan beraneka bentuk dan warna dengan aroma
yang menarik bagi kultivan serta alat pemberian pakan otomatis.

Saat ini sedang ditunggu perkembangan pakan kultivan selanjutnya seperti apakah
perkembangan pakan ke depan ?, Siapa tahu generasi sekaranglah yang memberikan
loncatan teknologi pakan yang paling mutakhir di era millennium ini….., Hanya Allah
SWT yang maha tahu.
Kelebihan pakan buatan akuakultur

Dapat dibuat Mudah Daya tahan


sesuai dengan Dapat dibuat penanganan lama, dapat
keinginan Mudah
formulator atau
dalam jumlah dalam disimpan
diaplikasikan
kebutuhan banyak transportasi dalam waktu
kultivan jarak jauh yang lama
Pakan sebagai sumber energi dan nutrisi seperti protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang memiliki peran
penting dalam kesuksesan industri akuakultur. Pakan
memanfaatkan 50-70% dari total biaya operasional usaha
akuakultur serta dapat meningkatkan produksi karena diramu
berdasarkan jumlah dan komposisi nutrien sesuai atau
melebihi (batas tolerir) kebutuhan nutrien kultivan.

Keterkaitan pakan dan industri akuakultur sangat kuat.


Pada industri pakan, pembuatan pakan diawali dari
formulasi pakan yang sangat bergantung pada dua faktor
yaitu kualitas bahan baku dan kebutuhan nutrisi kultivan.
Ada dua hal faktor kualitas bahan baku yang harus diketahui
adalah kualitas kimiawi dan fisik bahan baku, dan ada dua
hal pula pada faktor kebutuhan nutrisi kultivan yang harus
diperhatikan adalah keseimbangan nutrisi dan daya cerna
nutrisi bahan baku dan pakan.
INGREDIENT QUALITY NUTRIENT REQUIREMENT
Chemical Analysis Nutrient Balance
Physical Examination Apparent Digestibility

DIET FORMULATION

FEED

Pelletability Acceptability
Durability Water Stability
Sizes/Fines Safety

Feeding/Husbandry

Bioengineering Health
Management Breeding

WATER

FEED EFFICIENCY

PROFIT FISH FINANCIAL INPUT


QUALITY

Hubungan antara Pakan dengan Industri Akuakultur


(Sumber : Watanabe, 1988)
Status Pakan Nasional

Persentase budidaya hewan air secara intensif masih sangat kecil


dibanding dengan luas atau potensi areal budidaya. Kendala utamanya adalah
harga pakan belum mampu dijangkau oleh semua level pembudidaya hewan
air di tanah air.

Penyebab utama harga pakan yang relatif tinggi adalah sebagian


besar bahan baku pakan tersebut diimpor dari luar negeri. Tepung ikan
merupakan bahan baku utama pakan kultivan diimpor dari berbagai negara
untuk mensuplai kebutuhan nasional. Jumlah tepung ikan yang diimpor setiap
tahun berkisar 90% dari kebutuhan nasional. Upaya impor bahan baku pakan
khususnya tepung ikan merupakan kebijakan yang cukup beralasan karena
disamping kualitasnya yang tinggi juga kontinuitas produksinya yang terjamin,
walaupun berdampak pada tingginya harga pakan. Kedua hal ini (kualitas dan
kontinuitas produksi) belum mampu dilakukan di Indonesia.
Disamping kebijakan pemerintah yang belum optimal pada sub
sektor ini (industri tepung ikan dan pakan) serta hasil tangkapan ikan di
perairan nasional dan internasional yang terus menurun dari tahun ke tahun,
juga di negara kita yang memliki dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau berdampak pada musim penangkapan ikan di laut yang merupakan
sumber bahan baku industri tepung ikan.
Pada musim hujan bahan baku berkurang sedangkan pada musim
kemarau bahan baku berlebih. Ironisnya, sehubungan fasilitas
penampungan yang tidak tersedia untuk menampung pada saat produksi
bahan baku tepung ikan berlebih menjadikan kualitas dan harganya
menurun. Kondisi inilah yang menyebabkan tidak stabilnya produksi serta
harga bahan baku tepung ikan di Indonesia.
Di masa yang akan datang, peluang penyediaan bahan baku tepung
ikan melalui usaha akuakultur terbuka lebar. Kenyataan menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan produksi usaha budidaya dari tahun ke tahun. Hal ini
menjadikan usaha akuakultur berpeluang memproduksi bahan baku tepung
ikan untuk mengimbangi menurunnya produksi usaha penangkapan ikan.
Walaupun hal ini masih sebatas kajian, nampaknya ikan mujair berpeluang
menjadi bahan baku tepung ikan di masa akan datang melalui usaha
akuakultur.
Beberapa pertimbangan Ikan Mujair sebagai kandidat bahan baku tepung
ikan di antaranya adalah :

1. Laju reproduksi yang sangat cepat sehinga dapat dipelihara dari generasi ke
generasi/turunan pada satu musim pemeliharaan.
2. Mampu hidup dan dipelihara pada kondisi berdesak-desakaan atau kerpadatan
yang tinggi.
3. Mudah atau tidak rewel dalam penanganan budidayanya serta mampu
mengkonsumsi baik makanan alami yang tersedia di tambak dan pakan buatan
yang diberikan.
4. Kandungan gizinya cukup tinggi.
5. Bukan merupakan ikan konsumsi utama di Indonesia sehingga kecil
kemungkinannya terjadi persaingan makanan dengan manusia.
6. Menjadi hama pada usaha akuakultur khususnya di beberapa daerah di Indonesia.
7. Sebagian orang alergi setelah mengkonsumsinya, walaupun termasuk ikan yang
mampu meningkatkan vitalitas tubuh kaum laki-laki.
Hal yang terjadi pada tepung ikan memiliki kesamaan
dengan bahan baku pakan lainnya. Walaupun beberapa
bahan baku pakan lokal tersedia di sekitar kita namun tingkat
pengelolaannya yang sangat sederhana dan produktivitas
yang rendah serta tidak kontinu menjadikannya sulit dilirik
industri pakan berskala besar. Berbagai jenis bahan baku
lokal tersebut dimanfaatkan sebagian baik untuk mensubtitusi
tepung ikan maupun untuk menyeimbangkan kecukupan dan
kebutuhan berbagai nutrien kultivan. Seandainya industri
pakan yang besar atau pemerintah memiliki kepedulian yang
tinggi untuk memproduksi tepung ikan melalui usaha
akuakultur dan bermitra dengan daerah atau masyarakat untuk
mengembangkan bahan baku lokal yang tersedia maka
permasalahan ketersediaan dan harga yang tinggi tepung ikan
dan bahan baku lainnya dapat teratasi.
TUGAS

Diskusikanlah dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut bersama dengan


kelompoknya masing-masing!.
1. Jelaskan perbedaan definisi antara makanan dengan pakan!.
2. Jelaskan kriteria pakan buatan yang baik!.
3. Jelaskan ruang lingkup antara teknologi pakan dengan manajemen
pemberian pakan!
4. Jelaskan perbedaan antara budidaya intensif, semi-intensif dan tradisonal,
terutama ditinjau dari aspek nutrisi dan pakan.
5. Jelaskan apa yang disebut dengan pelletability, durability, sizes,
acceptability, water stability dan safety pada industri pakan dan
akuakultur!., serta jelaskan Gambar 1.3 di materi BAB 1.
6. Jelaskan, masalah-masalah pakan nasional!, dan buatlah diagramnya !!
7. Jelaskan, ikan mujair potensial sebagai bahan baku tepung ikan!
Daftar Bacaan :

• Goddard, S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Memorial


University, Newfoundland, Canada. Chapman and Hall. 194 pp.
• Jauncey, K and B. Ross, 1982. A Guide to Tilapia Feed and Feeding.
Institut of Aquaculture. University of Stirling. Scotland. 111 pp.
• Lovell, T., 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold. New
York. 260 pp.
• New, M. B., 1987. Feed and Feeding of Fish and Shrimp. ADCP/REP/80/26.
FAO/UNDP. Rome. 275 pp.
• Pillay, T.V.R., 1980. Fish Feed Technology. ADCP/REP/80/11. FAO/UNDP.
Rome, 395 pp.
• Watanabe, T. , 1988 (editor). Fish Nutrition and Mariculture. JICA Textbook
The General Aquaculture Course. Department of Aquatic Bioscience. Tokyo
University of Fisheries. Tokyo. 233 pp.
• Saade, E., 2004. Menyikapi Persoalan Pakan Kultivan Nasional. Harian
Fajar, 3 Februari 2004. Hal 4.
• Saade, E., 2020. Modul Praktikum Teknologi dan Manajemen Pakan.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin, Makassar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai