Ras ini dikembangkan pertama kali tahun 1933 di desa Punten, Malang, Jawa Timur
karena itu disebut Punten. Tubuhnya relatif pendek, dengan bagian punggung lebar dan tinggi,
dan kepala relatif kecil. Karena bentuk badannnya seperti ini, sehingga terkesan membuntak
atau membulat (big belly). Kalau diukur, perbandingan antara panjang total dan tingg badan
2,3 – 2,4 berbanding 1. Ciri lain dari ras punten adalah sisiknya gelap, mata agak menonjol,
gerakannya lambat, dan jinak.
Sebelum dipijahkan, antara indukan jantan dan betina harus dipelihara di kolam
terpisah. Pemeliharaan dilakukan hingga indukan memasuki masa matang gonad. Indukan
matang gonad adalah indukan ikan yang telah masuk masa subur dan siap untuk melakukan
pembuahan.
Pada umumnya indukan jantan yang apling ideal untuk dipijahkan minimalnya sudah
mencapai usia 10 - 12 bulan, dengan berat tubuh 0,6 kg. Sedangkan indukan betina lebih bagus
yang memiliki umur lebih tua yaitu kisaran antara 1,5 - 2 tahun dengan berat tubuh rata-rata 2
- 3 kg.
Bila perut bagian bawah ditekan akan mengeluarkan sperma, cairan berwarna putih.
Bentuk tubuh ramping dan gesit.
Suhu yang ideal untuk menetaskan telur adalah 28°C-30°C, dalam 1 hingga 3 hari
maka telur akan menetas menjadi larva. Pada awal menetas larva tidak perlu diberi pakan
karena masih membawa nutrisi dari telur, setelah 2-3 hari barulah diberi pakan. Pakan yang
diberikan biasanya kuning telur rebus yang dilumatkan dan dicampur dengan air,
pemberian pakan tersebut dilakukan pada pagi dan sore hari. Larva tersebut dipelihara
dalam kolam penetasan hingga berumur seminggu atau berukuran sekitar 1cm - 2cm,
kemudian dipindahkan dalam kolam pendederan untuk pembesaran benih.