• LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati, misalnya ikan
lele (Clarias Batrachus). Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan oleh masyarakat,
terutama dengan semakin maraknya Usaha Warung Pecel Lele di Indonesia. Ikan lele sudah
sejak lama menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan
masyarakat.
Sebelum tahun 1990-an, menurut masyarakat, ikan lele merupakan binatang yang
mengelikan dengan bentuk seperti ular dan hidup di tempat yang kotor. Tetapi saat ini
pamor ikan lele menjadi naik. Kepopuleran ikan lele tidak hanya di dalam negeri saja.
Menurut warta Pasar Ikan bahwa di Melbourne, Australia masyarakat Indonesia mulai
memperkenalkan komoditar teresbut pada masyarakat Australia.
• LANDASAN TEORI
Dasar Teori
Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat dilakukan
mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat menguntungkan.
Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan permintaannya cukup
besar.
Tingkat kenaikan produksi lele konsumsi secara Nasional kenaikannya sebesar 18,3 % per
tahun. Pada tahun 1999 produksi lele sebesar 24.991 ton Pada tahun 2003 produksi lele
sebesar 57.740 ton.
Revalitas lele sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai produksi 175.000 ton
atau meningkat rata-rata 21,64 % pertahun.
Tingkat kebutuhan benih lele juga meningkat pesat. Pada tahun 1999 dibutuhkan 156 juta
ekor, pada tahun 2003 dibutuhkan 360 juta ekor, sedangkan pada akhir tahun 2009
diperkirakan akan dibutuhkan 1,9 milyar ekor atau meningkat 46 % per tahun.
• Perkembangbiakan
1. Lele di alam memijah pada awal musim penghujan. Rangsangan memijahnya di alam
berhubungan erat dengan bertambahnya volume air yang biasanya terjadi saat
musim hujan, serta ketersediaan jasad renik (pakan alami), lele terangsang memijah
setelah turun hujan lebat dan munculnya bau tanah yang cukup menyengat (bau
ampo) akibatnya tanah kering terkena hujan juga. Karena terjadi peningkatan
kedalaman air, lele suka mijah di tempat teduh dan terlindungi. Lele berkembang
biak secara ovipar (eksternal).
2. Pada pembenihan lele lokal di kolam dapat dengan dua cara yaitu secara
perpasangan dan secara masal, lele lokal biasanya akan setia pada pasangannya
yaitu dengan cara meletakkan satu lele jantan dan betina dalam satu kolam. Dengan
lele jantan atau betina yang siap memijah, lele akan bergantian untuk menjaga
telurnya. Lele yang dibudidayakan dapat dikawinkan sepanjang tahun asalkan
dikelola dengan baik. Rangsangan yang dilakukan tidak digunakan dengan
menggunakan harman tapi dengan menjernihkan kolam, menjemur dan mengisinya
dan menimbulkan bau ampa. Bau itulah yang merangsang induk ikan untuk
memijah. Pemijahan bisa dilakukan sore atau malam hari, setelah pada hari kakaban
akan dipenuhi telur. Selanjutnya kakaban dipindahkan ke wadah penetasan baru
untuk ditetaskan sampai berukuran benih waktu yang diperlukan untuk menetas
sekitar 24 – 40 jam. Larva yang berumur 1 – 9 hari masih memperoleh pakan dari
kuning telur yang masih melekat di bagian perunya. Maka larva selanjutnya disebut
cacing sutra.
• Habitat dan Tingkah Laku
1. Habitat atau lingkungan hidup lele banyak ditemukan pada perairan air tawar di
daerah dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak. Daerah ini banyak
warga pantura jawa, seperti Kendal Jawa Barat banyak digunakan untuk pembesaran
ikan lele Dumbo. Di alam ikan lele banyak tinggal di sungai-sungai yang alirannya
mengalir secara perlahan dan banyak juga hidup di daerah waduk, telaga, rawa,
serta genangan air tawar lainnya, seperti kolam dan lainnya. Karena ikan lele
menyukai air yang tenang, seperti daerah tepian yang dangkal dan terlindungi. Ikan
lele memiliki kebiasaan membuat lubang di tepian sungai atau kolam.
2. Lele jarang-jarang menampakkan aktivitasnya pada siang hari, lele lebih menyukai
tempat yang gelap dan teduh juga dalam. Karena lele hewan nakturnal yaitu
mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Pada
siang hari ikan lele memilih bersembunyi di dalam tempat yang gelap. Ikan lele
relatif dapat bertahan pada lingkungan yang jelek dan kandungan oksigennya sangat
sedikit. Namun, pertumbuhan ikan lele bakal lebih cepat dan sehat dipelihara dari
sumber air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran irigasi, ataupun air
sumur.
• Persiapan Induk
Induk betina harus dipelihara secara terpisah pada kolam tersendiri dengan induk jantan.
Kolam khusus ini bertujuan mempercepat proses kematangan Gonad. Penyimpangan induk
yang telah dikawinkan, serta mempermudah dalam pengelolaan, pengontrolan dan
menghindarkan terjadinya pemijahan diluar kehendak pemelihara. Ciri-ciri induk lele betina
dan jantan siap pijah.
Kebiasaan Makan
Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam. Lele adalah hewan
karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron,
jentik-jentik serangga, kutu air, dll. Pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak
mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati
pertumbuhannya lambat. Lele merupakan hewan yang suka memakan jenisnya sendiri
(kanibalisme) jika lele kekurangan makan. Oleh karena itu jangan sampai terlambat memberi
makan sifat kanibalisme juga timbula karena perbedaan ukuran.
• Pemberokan
Pemberokan adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan secara dipuaskan saat induk
ikan selesai diseleksi dan sebelum dipijahkan 1 – 2 hari. Pemberokan induk jantan dan betina
harus di wadah terpidah.
• Fungsi pemberokan adalah menghilangkan stress pada saat ditangkap. Selain itu mengurangi
kandungan lemak dalam gonad dan meyakinkan hasil seleksi induk betina.
Setelah diberok kematangan induk lele betina diperiksa kembalik, apabila perut induk betina
menjadi kempes, berarti buncit karena adanya pakan bukan karena adanya telur.
Penebaran Benih
• Benih lele sudah dapat didederkan di bak atau tempat terbuka setelah benih berumur 3
minggu. Saat penebaran benih ikan ketinggian air kolam sekitar 20 – 30 cm, karena benih
masih kecil.
• Cara penebaran benih lele adalah dengan cara aklimatisasi yaitu wadah berisi benih lele dan
diletakkan pelan-pelan, setelah itu benih merasa beradaptasi, benih akan lepas dengan
sendirinya. Kepadatan benih berkisar 300 – 600 ekor / m2.
• Setelah benih berada di dalam kolam, benih lele diberi pakan palet berbentuk tepung
dengan kandungan protein minimal 40 %. Setelah benih agak besar, pemberian pakan
berupa palet berbentuk butiran kecil dengan kandungan protein 38 %. Semakin besar
ukuran tubuh dan bukaan mulut. Semakin besar ukuran pakan, frekuensi pemberian pakan
lele yang masih kecil yaitu 4 – 5 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
• Pemanenan Benih
• Lama pendederan benih lele untuk menghasilkan benih lele siap terbar (ukuran 5 – 7 cm /
ekor) sekitar 5 – 6 minggu. Pemanenan benih bisa dilakukan sore atau pagi hari sewaktu
suhunya tidak terlalu panas.
• Cara pemanenan dengan mengurangi air pelan-pelan hingga air berada pada kemalir. Air
pelan-pelan disurutkan hingga air akan mengumpul pada kubangan dekat pintu
pengeluaran. Pemanenan dilakukan dengan secara bertahap dengan menggunakan seser
halus. Usahakan benih lele tidak luka. Pada saat pemanenan benih berukuran berkisar 5 – 7
cm / ekor.
• Cara Panen Lele Hasil Pembesaran
• Cara memanen lele ukuran konsumsi tergantung sistem kolam. Jika di kolam semen
umumnya menggunakan model pipa goyang atau sistem sipon.
• Mekanisme kerja seperti sistem pipa U. sistem ini mempermudah penggantian air, pipa
tersebut dari paralon dengan diameter 3 – 4 inchi. Digunakan untuk mengatur ketinggian air
saat pemeliharaan serta sebagai saluran pembuangan air saat pemanenan.
• Tahap-tahapnya :
1) Cabut pipa paralon yang menghubungkan saluran pembuangan mendatar untuk
pengurasan.
2) Pasang saringan atau kasa kawat pada ujung paralon bagian dalam saluran
pembuangan agar lele tidak ikut arus.
3) Hentikan pengurasan jika ketinggian air mencapai 20 – 30 cm.