Anda di halaman 1dari 13

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan Judul


Fertilisasi, Reproduksi dan Perkembangan Mencit yang disusun oleh:
Nama : Nur Istiqamah
NIM : 1414142011
Kelas : Biologi Sains (B)
Kelompok : VI
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan/ Koordinator Asisten dan
dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2016


KoordinatorAsisten Asisten

Ferry Irawan Ferry Irawan


NIM. 1214440001 NIM 1214440001

Mengetahui,
DosenPenanggungJawabPraktikum

Dr. Adnan, M.S.


NIP. 19650201 198803 1 033
A. JUDUL PRAKTIKUM
Judul praktikum ini adalah Fertilisasi, Reproduksi dan Perkembangan
Mencit.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum unit Fertiliasi ini, yaitu :
a. Dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam mengawinkan mencit.
b. Memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses fertilisasi pada
mamalia.
Sedangkan, tujuan praktikum unit Reproduksi dan Perkembangan Mencit ini,
yaitu :
a. Untuk mempelajari cara mengawinkan mencit dan memelihara mencit.
b. Untuk mempelajari perkembangan embrio mencit secara morfologi selama
periode kehamilan.

C. MANFAAT PRAKTIKUM
Manfaat praktikum unit Fertiliasi ini yaitu :
a. Agar mahasiswa dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam
mengawinkan mencit.
b. Agar mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses
fertilisasi pada mamalia.
Sedangkan, manfaat praktikum unit Reproduksi dan Perkembangan Mencit ini,
yaitu :
a. Agar mahasiswa dapat mempelajari cara mengawinkan mencit dan
memelihara mencit.
b. Agar mahasiswa dapat mempelajari perkembangan embrio mencit secara
morfologi selama periode kehamilan.
D. PROSEDUR KERJA
1. Fertilisasi
a. Mengawinkan Mencit

Memelihara 1 ekor mencit yang estrus dengan mencit


jantan dalam satu kandang.

Memeriksa sumbat vagina setiap hari

Menimbang berat badan mencit

Memberi makan dan mengganti sekam secara periodic

b. Pengamatan Fertilisasi Mencit Betina

Matikan mencit yang telah hamil.

Mengamati jumlah implantasi

Mengamati jumlah fetus pada uterus

Menyentuh fetus untuk mengetahui


apakah hidup atau mati

Membuka fetus dan mencari implantasi


teresorpsi
Menghitung jumlah fetus dari masing-
masing tanduk uterus

Mengambil kedua ovarium dan menghitung jumlah


korpus luteum dari masing masing ovarium

Untuk menghitung jumlah anakan dengan menghitung jumlah anak yang


lahir pada mencit yang dibiarkan melahirkan secara alami dan mencatat
datanya

2. Reproduksi dan Perkembangan Mencit

Mengumpulkan mencit mencit yang estrus dengan


mencit jantan dalam satu kandang.

Memeriksa keesokan hari

Memelihara mencit hamil dalam kandang terpisah.

Mematikan mencit dengan cara dislokasi leher.

Bedah pada hari kehamilan ke-18


Membedah tanduk uterus mencit

Mengamati posisi embrio dalam uterus,


panjang/ukuran embrio, keadaan plasenta, keadaan
selaput amnion

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pengamatan
No Hasil Pengamatan Keterangan
1
Mencit hamil
yang telah
dimatikan.

2
Proses
pembedahan,
mengeluarkan
fetus.
3
Fetus yang
masih
terbungkus
plasenta.

4
Fetus yang telah
dikelurkan dari
plasenta.

2. Analisis Data
= 14
= 13

Persentase Implantasi =

100%
13
= 100% = 92,85%
14

% Kegagalan Impantasi =

1413
= x 100%
14
1
= 14 x 100%
= 7,14%


% Fetus Hidup =

x 100%
13
= x 100%
13
= 100%


Persentase Fetus Mati =

x 100% = 0%

3. Pembahasan
Pada saat praktikum fertilisasi dan reproduksi perkembangan embrio
mencit, kelompok kami mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan karena
sebelumnya mencit betina yang telah disatukan dengan mencit jantan dalam
beberapa hari, mati. Sehingga mencit betina harus diganti dan kembali
disatukan dengan mencit jantan, tetapi pada saat praktikum fertilisasi,
mencit betina belum menunjukkan adanya tanda-tanda kehamilan. Pada
praktikum fertilisasi, mencit betina yang dibedah hanya satu, yaitu yang
paling jelas menunjukkan adanya kehamilan.
Fertilisasi merupakan peleburan antara inti sel telur dengan
inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut
zigot. Sel gamet, yaitu sperma dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi
atau pembuahan, merupakan jenis sel yang sangat terspesialisasi yang
dihasilkan melalui serangkaian peristiwa perkembangan yang kompleks
dalam testes dan ovarium induk. Fungsi utama fertilisasi adalah untuk
menyatukan kumpulankromosom haploid dari dua individu menjadi
sebuah sel diploid tunggal, yaitu zigot (Campbell, 2004).
Menurut Partodihardjo (1992), fertilisasi pada berbagai jenis hewan
dapat dibedakan berdasarkan tempat berlangsungnya, yaitu :
1. Fertilisasi secara eksternal adalah fertilisasi yang berlangsung di luar
tubuh induknya. Jenis fertilisasi ini banyak dijumpai pada hewan-hewan
aquatik, antara lain berbagai jenis ikan, katak, dan sebagainya. Pada
hewan yang fertilisasinya berlangsung seacra eksternal, jumlah telur
matang yang dihasilkan dalam satu kali pemisahan berkisar antara
ratusan hingga ratusan ribu buah. Kenyataan ini sangat berkaitan
dengan berbagai resiko lingkunagn yang dialami oleh gamet setelah
dilepaskan dari tubuh induknya antara lain perubahan lingkungan fisik,
kimia, dan berbagai faktor biologis lain seperti kemungkinan untuk
mangsa oleh predator.
2. Fertilisasi internal adalah fertilisasi yang berlangsung di dalam tubuh
induknya. Biasanya menghasilkan telur yang matang dalam jumlah
yang terbatas dalam satu kali siklus reproduksi (sekitar 1-15 buah).
3. Perkembangan manusia dimulai dari fertilisasi, suatu proses penyatuan
posit Dan spermatozoon dengan menghasilkan organisme Baru yaitu
zigot, berlangsung pada bagian lateral tuba uterina. Spermatozoa yang
diambil dari ejaculat dan diteteskan disekitar oosit di dalam tuba uterina
tidak mempunyai kemampuan untuk mengadakan fertilisasi.
Spermatozoa ini harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.
Reaksi akrosom menyebabkan keluarnya isi akrosom yaitu
hyaluronidase, protease dan zonalisin, yang dibutuhkan untuk
membantu spermatozoon menembus corona radiata dan zona pellucida
saat fertilisasi. Fertilisasi melalui 3 fase yaitu penetrasi corona radiata,
penetrasi zona pelusida dan fusi membran spermatozoon dengan
memhran vitelin oosit. Segera setelah spermatozoon masuk posit,
terjadi reaksi kortikal dan reaksi zona pada oosit untuk mencegah
terjadinyapolispermi. Oosit juga menyelesaikan pembelahan miosisnya
yang kedua dan nukleusnya menjadi pronukleus wanita (jumlah
kromosomnya haploid).
Menurut Adnan (2015), fertilisasi yang terjadi pada mencit adalah
fertilisasi secara internal. Fertilisai yang terjadi pada mencit betina yang
sedang dalam masa estrus akan menghasilkan zigot. Fase estrus pada mencit
dapat diamati dengan melihat vulva mencit yang berwarna kemerahan dan
bengkak. Sednagkan mencit yang telah hamil dapat diketahui denag
terbentuknya sumbat pada vagina mencit.
Menurut Syahrum (1994), urutan kejadian fertilisasi ialah :
1. Mula-mula kita lihat kepala sperma masuk ke dalam pusat telur,
kepala sperma membengkak, ekor terlepas, menjadi struktur terbuka
dan menjadi pronukleus jantan.
2. Granula mitokondria dan apparatus Golgi dari sperma tersebut di
dalam sitoplasma sel telur. pada saat ini pembelahan maturasi sel
telur telah selesai dan inti sel telur yang lebih kecil (pronukleus
betina) telah siap untuk bergabung.
3. Timbul sentrosom diantara kelompok kromosom dan membelah dua
dianggap berasal dari sentriol anterior sperma. Klimaks fertilisasi
tercapai bila kedua pronukleus saling berdekatan, bertemu dan
kemudian bersatu. Pada lainnya termasuk mamalia tiap pronukleus
kehilangan selaput inti dan kromatinnya bercampur menjadi satu sel
kromosom. Lalu tiap sel sebagai satu unit melakukan pembelahan
pertama.
4. Di sini jumlah kromosom menjadi lengkap lagi, setelah untuk
sementara menjadi setengah yaitu dalam gamet setyelah proses
maturasi.
5. Sekarang fertilisasi menjadi sempurna, dan sel telur membelah
dengan cara meiosis biasa.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada mencit betina yang
mengalami kehamilan, didapatkan fetus yang masih terbungkus plasenta
yang berada disebelah kiri berjumlah 7, sedangkan fetus yang berada di
sebelah kanan berjumlah 6. Berdasarkan analisa data, presentase
perhitungan pada fetus hidup adalah 100% dan fetus mati 0%. Sedangkan
presentase implantasi 92,85%, sehingga kegagalan implantasi hanya 7,14%.
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang embrio dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan embrio. Sedangkan yang dimaksud
dengan embrio ialah hasil peleburan sel zigot yang membelah secara mitosis
dan terus-menerus (Yatim, 1994).
Menurut Adnan (2015), perkembangan embrio mencit terjadi
beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap 2 sel dan banyak sel pada embrio
Pada mamalia, pembelahan terjadi secara holoblastik. Pembelahan
pertama akan melalui bidang longitudinal yang terletak di bagian atas
ekuatorial. Pembelahan kedua melalui bidang meridional tetapi hanya
pada blastomer kutub vegetatif. Kemudian diikuti dengan pembelahan di
kutub anima sehingga terbentuk empat blastomer di kutub anima.
Pembelahan ketiga terjadi pada kutub vegetatif secara serentak.
Kemudian diikuti dengan pembelahan blastomer di kutub anima yang
juga terjadi secara tidak bersamaan. Diakhir pembelahan ketiga akan
terbentuk 8 blastomer dan selanjutnya terjadi secara tidak beraturan.
b. Tahapan morulla
Pada tahap morula, sel-sel yang telah membelah akan mengalami
perkembangan yang sangat jelas dan inti akan bertambah besar seiring
dengan bertambah besarnya nukleolus. Pada tahap ini pula dapat kita
lihat ukuran antara sel yang satu dengan sel yang lainnya tidak sama
besar. Pada tahap ini pula tampak sel dengan koloni atau kelompok yang
berbentuk bulat. Pada beberapa bagian sel tampak granula-granula yang
berupa bintik hitam sehingga membentuk daerah noktah.
c. Tahapan blastula
Pada tahap blastula, Pada tahap ini, tampak kumpulan sel-sel yang
membalut seakan-akan memanjang pada bagian tertentu biasanya pada
bagian bawah, dan juga tampak berupa rongga yang dikenal dengan
rongga blastocoel.
d. Tahap Gastrula
Gastrula ditandai dengan adanya rongga massa sel dalam yang makin
lama makin membesar yang disebut rongga amnion. Massa sel-sel di
bawah amnion dikenal dengan embrio decak atau kepingan embrio.
Kepingan embrio ini kelak akan menghasilkan embrio. Keping embrio
ini berbatasan dengan rongga amnion dan blastocoel. Blastocoel terletak
di rongga uterus, sedangkan keping embrio dan rongga embrio tertanam
di dinding uterus. Pada keping embrio berlangsung proses gastrulasi
yang serupa dengan gastrula ayam sehingga terdapat stadium daerah
primitif dan lapisan lembaga ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Gastrulasi pada mamalia berlangsung dalam uterus dan embrio mencapai
rongga uterus telah berada fase blastula.
e. Tahapan perkembangan embrio
Pada diagram perkembangan embrio dapat kita lihat denga jelas pada
hari kehamilan 10 hari sampai pada hari kehamilan ke 18 dan hal ini
memperlihatkan waktu pertumbuhan yang kontinu yang bersifat
signifikan. Pada saat kami melakukan praktikum yaitu pembelahan
mencit kami tidak mendapatkan hasil sesuai dengan teori yang
diinginkan karena mencit betina tidak mengalami kehamilan dan tidak
lama kemudian kedua mencit hilang sehingga praktikum kali ini tidak
mendapatkan hasil yang sempurna.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum diatas, dapat diketahui bahwa :
1. Mencit betina akan melakukan perkawinan dengan mencit jantan apabila
mencit betina berada dalam fase estrus.
2. Zigot hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi embrio yang akan menempel
atau terimplantasi pada dinding uterus.
3. Agar mencit dapat kawin, harus diperhatikan makanan dan kondisi
kandangnya.
4. Tahapan perkembangan embrio ada beberapa fase seperti tahan pembelahan
sel, fase morula, blastula, gastrula, dan perkembangan embrio.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, 2015. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA


Universitas Negeri Makassar.

Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3 edisi ke lima.
Jakarta: Erlangga.

Partodihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber


Widya

Yatim, Wildan . 1994. Embryologi. Bandung: Penerbit Tarsito

Anda mungkin juga menyukai