Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN EKOLOGI PERAIRAN (TAWAR)

Sistem perairan yang menutupi bagian dari permukaan bumi dibagi dalam
dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua
sistem perairan tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih
dari 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk
aktivitas hidupnya. Sementara Perairan tawar didominasi oleh perairan
pedalaman. Sementara itu sisanya, terdapat pada wilayah danau, sungai, kolam
dan lain-lain. Salah satu ciri ekologi perairan tawar adalah kadar garam yang
sangat rendah. Dalam konteks ekosistem, perairan ini dibagi ke dalam dua bagian
yakni air tawar mengalir atau lotik dan air tawar diam atau lentik.

A. Kepentingan Mempelajari Perairan Tawar


1. Merupakan sumber daya alam terbarukan namun ketersediaannya tidak
mampu mengimbangi pertumbuhan populasi manusia akibat adanya
pertumbuhan demoteknik, jatuhnya hujan tidak merata untuk setiap
wilayah, penurunan kualitas dan kuantitas air akibat pertumbuhan
demoteknik. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat
penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis,
ekonomis, estetika, politis, dan sosial budaya. Secara ekologis perairan
dapat berperan sebagai tempat hidup (habitat) permanen maupun
temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian dari berlangsungnya siklus
materi serta aliran energi. Massa air di bumi dapat berupa massa air
permukaan, masa air tanah, massa es di kutub dan gletser, air laut, masa
air di atmosfer, dan massa air yang berada di tubuh makhluk hidup.
2. Perairan adalah suatu sistem biologis dan melibatkan proses biogeokimia.
Biogeokimia adalah suatu perubahan atau pertukaran unsur-unsur penting
yang berlangsung secara terus menerus antara komponen abiotik dan
komponen biotik. Fungsi daur biogeokimia adalah untuk menjaga
keberlangsungan kehidupan di bumi, karena materi hasil daur
biogeokimia ini bisa digunakan oleh semua komponen penyusun
ekosistem untuk memperoleh kondisi homeostatis.
3. Secara alami perairan dapat dikatakan sebagai balanced aquarium.
Perairan merupakan wilayah yang mengisi kurang lebih 1/3 dari wilayah
di permukaan bumi. Lingkungan sejak lama telah menjadi tempat hidup
dari beragam makhluk hidup. Bahkan diperkirakan, keragaman makhluk
hidup terbesar terdapat di lingkungan perairan, seperti : sungai, danau,
rawa, estuaria lautan dan samudra.

B. Sifat Kimia dan Fisika Air


1. Secara simbolik, air dilambangkan sebagai H2O.
Air (H2O) tersusun oleh dua atom hidrogen (H) dan satu atom
oksigen (O).
2. Satu molekul air terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen yang
terikat secara kovalen.
Setiap atom hidrogen itu secara kimiawi terikat pada atom oksigen.
Atom oksigen memiliki sifat elektronegatif yang tinggi, karena memiliki
tiga pasang elektron bebas pada kulit atomnya. Setiap atom hidrogen
yang berikatan dengan atom oksigen, menyumbangkan satu elektron
kepada atom oksigen, sehingga terbentuk suatu keseimbangan. Ikatan
atom-atom itu membentuk molekul air.
3. Memiliki 2 ikatan hidrogen

Muatan positif atom hidrogen dari satu molekul tertarik dengan


muatan negatif atom oksigen dari molekul yang lain, membentuk suatu
ikatan yang disebut ikatan hidrogen (hydrogen bonds). Ikatan molekul
air yang bermuatan itu lebih kuat daripada ikatan molekul tanpa muatan.
Keadaan itu membuat molekul air lebih stabil dan sulit terpisah untuk
menjadi molekul-molekul air yang terpisah.

4. Bersifat polar
Ujung-ujung atom hidrogen memiliki muatan positif yang kecil,
sedang dua pasangan elektron oksigen yang tidak berikanan membuat
ujung atom oksigen memiliki muatan negatif. Kemudian, karena muatan
itu memiliki penyebaran muatan yang tidak sama, maka disebut polar
covalent bonds yang bersifat bipolar. Dua muatan positif dari atom
hidrogen pada satu sisi dan dua muatan negatif ganda dari atom oksigen
membuat molekul-molekul air bersifat bipolar. Akibatnya adalah,
molekul-molekul air yang berdampingan cenderung untuk bergabung
bersama, tertahan oleh tarikan dari muatan yang berlawanan yang ada
pada molekul yang berdampingan.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air
memiliki sejumlah muatan parsial negatif (-) dekat atom oksigenakibat
pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah
muatan parsial positif (+) dekat atom hidrogen. Dalam air hal ini terjadi
karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom
hidrogenyang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan
tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul,
menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik
muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar
atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar
kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi
disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.
5. Pelarut universal
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan
banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase
cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk
ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
6. Tegangan permukaan tinggi
Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi
jika tekanan antar molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan
yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan
secara baik higher wetting ability.

Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh


kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat
sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul
sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih
atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis
(thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya
adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.

7. Kalor penguapan tertinggi


Air memiliki kalor jenis yang tinggi, hal ini dikarenakan kuatnya
ikatan hidrogen yang mengikat antara molekul air yang satu dengan
molekul air yang lainya sehingga akan sangat sulit untuk memutuskan
ikatan hidrogen tersebut. Dikarenakan tingginya kalor jenis yang dimiliki
oleh air, maka air dapat menyerap kalor dalam jumlah cukup besar.
Air juga dapat melepaskan kalor dalam jumlah yang cukup besar.
Dengan kemampuan uniknya ini, air dapat menjaga iklim di daratan
sekitarnya dengan cara menyerap kalor pada musim panas dan
melepaskan kalor pada musim dingin.
8. Kerapatannya ditentukan oleh suhu, salinitas dan tekanan
Ikatan hidrogen memungkinkan air menahan perubahan temperatur.
Sekalipun suhu udara di sekelilingnya mengalami peningkatan dengan
cepat, suhu air tidak serta merta mengikuti cepatnya perubahan suhu di
sekitarnya, adanya ikatan hidrogen menyebabkan air tidak mengalami
peningkatan suhu dengan cepat. Begitupun sebaliknya manakala suhu di
sekitarnya mengalami penurunan dengan tiba-tiba, air tidak begitu saja
mengikuti perubahan suhu yang terjadi, ikatan hidrogen menahan
perubahan suhu yang terjadi secara mendadak.
Dibutuhkan perubahan suhu yang besar untuk menyebabkan
terjadinya perubahan suhu dalam air. Energi yang tersimpan dalam air
untuk menahan perubahan suhu yang terjadi secara cepat dan mendadak
ini disebut dengan energi termal air.
9. Anomali kerapatan dengan suhu
Ketika air menyusut massa air tetap, sedangkan volumenya berkurang,
sehingga massa jenis air akan bertambah. Massa jenis = massa/volum.
Sifat anomali air adalah keanehan air yang menyusut ketika dipanaskan
antara suhu 0-40C. Massa jenis air terbesar diperoleh pada suhu 4 0C,
karena pada suhu ini air memiliki volum yang paling kecil. Namun jika
air didinginkan dari 40C ke 00C maka volume air akan mengembang.
Semakin menuju ke 0 derajat celsius, semakin kecil massa jenis air. Hal
tersebut juga bisa menjelaskan mengapa es mengapung di air. Jadi es
mengapung di air kerena massa jenis es lebih kecil dari massa jenis air.
Teori Archimedes mengatakan bahwa zat yang memiliki massa jenis
lebih kecil dari air akan mengapung di air, zat yang memiliki massa jenis
sama dengan massa jenis air akan melayang dan zat yang memiliki massa
jenis lebih besar dari air akan tenggelam.
10. Penghantar suhu paling tinggi
Ikatan hidrogen menyebabkan diperlukan sejumlah energi untuk
merubah air dari fase padat menjadi cair dan gas. Ikatan hidrogen ini
menyebabkan air meleleh pada temperatur 4oC dan mendidih pada 100oC.
Bila tanpa ikatan hidrogen, maka air akan mendidih pada temperatur
68oC dan membeku pada 90oC. Pada pemanasan air, kehadiran ikatan
hidrogen menyebabkan panas yang diberikan pada air bukan terpakai
untuk menggerakkan molekul air, tetapi diserap oleh ikatan hidrogen.
Setelah ikatan hidrogen rusak, maka penambahan panas akan
meningkatkan gerakan molekul air. Peningkatan gerakan molekul air
itulah yang diukur sebagai peningkatan temperatur oleh termometer.
Tingginya titik didih air menyebabkan air dapat menyerap panas dalam
jumlah besar.
11. Viskositas rendah dan akan menurun dengan meningkatnya suhu
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan di dalam fluida.Semakin besar viskositas
(kekentalan) fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir, dan
juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut. Dengan kata lain kecepatan gerak benda pada fluida tersebut
juga semakin kecil. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika
suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini
disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin
cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
12. Kapasitas panas yang tinggi (specific heat/heat capacity)
Specific heat (heat capacity, kapasitas panas) adalah banyaknya
energi panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur suatu unsur
dalam jumlah tertentu. Kalori (energi) yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 gram cairan air sebesar 1oC didefinisikan sebagai 1 kaloC-1g-
1
.

C. Sumber Air Tawar


1. Sumber air tawar terbesar adalah air hujan
2. Berasal dari siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah siklus yang menggambarkan proses sirkulasi
air dari lahan dan badan air di permukaan bumi menuju atmosfer yang
terus berulang. Dalam siklus hidrologi ini terdapat beberapa proses yang
saling terkait, yaitu antara proses hujan (presipitation), penguapan
(evaporation), transpirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran limpasan (runoff),
dan aliran bawah tanah.
a. Presipitasi : intersepsi, infiltrasi, percolasi
b. Transpirasi : evaporasi, evapotranspirasi
c. Overland flow : terjadi ketika tanah telah mencapai kapasitas
infiltrasi tanah
d. Lateral flow : terjadi ketika air percolasi mencapai tanah
impermeable

ga.water.usgs.gov/edu/charts/waterdistribution.gif

Siklus hidrologi dapat dimulai dari presipitasi. Presipitasi adalah


jatuhan air dalam bentuk cairan atau padatan dari atmosfer menuju
permukaan bumi yang terbentuk akibat kumpulan uap air dan tetesan air
yang jenuh di atmosfer. Selama siklus, presipitasi yang turun ke bumi
akan menjadi interception, runoff (stream flow), surface runoff (overland
flow), berinfiltrasi dan berperkolasi ke dalam permukaan tanah sehingga
membentuk interflow (lateral flow) dan groundwater flow (return
flow/base flow) serta kembali lagi ke atmosfer melalui evaporasi dan
transpirasi. Interception adalah air presipitasi yang tertahan pada batang
dan daun tanaman dan tidak sampai ke permukaan bumi. Presipitasi yang
sampai ke permukaan bumi akan berinfiltrasi ke dalam profil tanah. Air
yang berinfiltrasi ke dalam tanah akan menambah kelembapan tanah dan
dapat menguap kembali ataupun diserap oleh akar tanaman. Evaporasi
adalah proses penguapan air yang terjadi pada permukaan lahan dan
badan air seperti lautan atau danau, serta dipengaruhi oleh angin dan
penyinaran matahari. Transpirasi adalah penguapan air pada tumbuhan
yang merupakan hasil sampingan dari fotosintesis. Gabungan dari
evaporasi dan transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi. Air presipitasi
akan kembali lagi menuju atmosfer dalam bentuk uap air melalui proses
evapotranspirasi ini.

D. Perairan Tawar
Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan
mengalir (lotic water) dan perairan menggenang (lentic water). Perairan lotik
dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi
sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus.
Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu
perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan
massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama.
1. Peairan Lotik
Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya
bergerak mengalir, misalnya selokan, parit, atau sungai.
Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir,
merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut
relatif tinggi. Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan
faktor pembatas bagi organisme yang ada di dalamnya.
Artinya organisme yang tidak dapat melakukan adaptasi
terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga
dapat menjadi penentu jenis dan komposisi komponen
biotik dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada
topografi, besarnya sungai dan debit air yang mengalir.
Misalnya, jenis organisme di pinggir sungai berbeda
dengan jenis organisme di dalam atau di dasar sungai.
Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah
tergantung pada musim. Di pulau Jawa, pada umumnya
air sungai keruh dan banjir di musim hujan sedangkan di
musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering.
Keadaan ini merupakan suatu indikator adanya kerusakan
ekosistem darat didaerah hulu sungai.
Sebagai suatu ekosistem terbuka, kosistem lotik
memperoleh kiriman bahan organik yang terbawa aliran
air dari daerah hulu atau daratan misalnya, berupa
bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai.
Meskipun dari ekosistem lotik itu sendiri hewan-hewan
dapat memperoleh makanan, beberapa hewan sungai ada
yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air.
Jadi, ekosistem lotik mendapat pengaruh yang besar dari
ekosistem daratan.
Aliran air memudahkan terjadinya persentuhan
antara permukaan air yang luas dengan udara. Apalagi,
jika disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak
kecil, dan air terjun. Keadaan yang demikian
menyebabkan kadar oksigen terlarut relatif tinggi.
Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-
hewan sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup
oksigen, sehingga mereka menjadi peka terhadap
kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat
mereduksi (mengurangi) oksigen terlarut dapat
menimbulkan bencana bagi hewan air itu.
2. Peairan Lentik
Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk
ekosistem perairan yang di dalamnya aliran atau arus air
tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air
tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan
organisme yang ada di dalamnya. Pada perairan ini faktor
yang amat penting diperhatikan adalah pembagian
wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat
untuk tiap lapisannya, contoh dan jenis perairan ini adalah
danau, rawa, situ, kolam dan perairan menggenang
lainnya.
Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan
utama yang didasari oleh ada tidaknya penetrasi cahaya
matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan
profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur
perairannya, perairan menggenang dibagi menjadi 3
kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan hipolimnion.
Kelompok organisme di perairan menggenang
berdasarkan niche utama dalam kedudukan rantai
makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer
(heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok
organisme yang ada di perairan menggenang berdasarkan
cara hidupnya meliputi: benthos, plankton, perifiton,
nekton dan neuston.
Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem
sungai dimana terdapat aliran air dan ekosistem danau
yang airnya tenang/menggenang.
a) Adanya arus
b) Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif
karena adanya arus.
c) Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi
dibandingkan air tenang
d) Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata

PERAIRAN SUNGAI (LOTIK)

A. Kepentingan Sungai
1. Penyedia air dan nutrisi untuk pertanian.
Sungai menyediakan banyak sekali air tawar yang dibutuhkan oleh
semua makhluk hidup. Manusia memerlukan air tawar dalam jumlah
yang banyak untuk mencukupi segala macam kebutuhan, seperti minum,
memasak, mencuci, hingga kebutuhan untuk industri. Tidak hanya
manusia saja, binatang dan tumbuhan juga sangat memerlukan air agar
mereka bisa bertahan hidup.
2. Penyedia habitat untuk berbagai hewan dan tumbuhan.
3. Sarana transportasi untuk kepentingan komersial. Jika lembah sungai
mempunyai lebar dan kedalaman memadai, serta arus sungai tenang
maka sungai tersebut dapat digunakan sebagai sarana transportasi air.
4. Sarana rekreasi. Sungai biasa dimanfaatkan bagi masyarakat untuk
rekreasi.
5. Sumber tenaga listrik. Potensi air sungai sebagai sumber energi terutama
digunakan sebagai penyedia energi listrik melalui pembangkit listrik
tenaga air maupun mikrohidro.

B. Konsep DAS/Watershed/Drainage Basin/Catchment


(Daerah Aliran Sungai) merupakan daerah dekat sungai, ketika turun
hujan, air akan dialirakan menuju sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)
adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Seluruh daratan adalah watershed. DAS dalam bahasa Inggris disebut
Watershed atau dalam skala luasan kecil disebut Catchment Area adalah suatu
wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah
topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan mengalirkan curah
hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai dan terus mengalir ke anak
sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk atau ke laut.
Watershed dapat berupa Watershed terbuka yaitu jika aliran air ada diatas
permukaan tanah, sedangkan Watershed tertutup jika aliran air ada di dalam
tanah. Suatu watershed terdiri dari jalinan anak-anak sungai membentuk
sungai besar. Drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri
dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang
terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai
induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu drainage basin, semua airnya
akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut. oleh sebab itu,
areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau disebut cathcment
area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak meninggalkan daerah
daerah tangkapan sungai (DAS) dengan atau tampa memperhitungkan jalan
yang ditempuh sebelum mencapai limpasan (run off).
Jalinan sungai diklasifikasikan menurut orde (Gordon et. al, 1992).
Jaringan pada sistem sungai dapat mempengaruhi besar debit aliran sungai
yang dialirkan oleh sungai indukannya. Parameter ini dapat diukur secara
kuantitatif dari hubungan percabangan, yaitu perbandingan antara jumlah alur
sungai orde tertentu dengan orde sungai satu tingkat di atasnya. Nilai ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi nisbah percabangan berarti sungai
tersebut memiliki banyak anak-anak sungai dan fluktuasi debit yang terjadi
juga semakin besar. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di
dalam urutannya terhadap induk sungai pada suatu sistem sungai.

C. Bagian-Bagian Sungai
Menurut Forman dan Gordon (1983), morfologi sungai pada hakekatnya
merupakan bentuk luar yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :
A = Bantaran sungai
B = Tebing Sungai
C = Badan Sungai
D = Batas tinggi air semu
E = Dasar sungai
F = Vegetasi riparian
Menurut Forman dan Gordon (1983) :
1. Bantaran sungai
Forman dan Gordon (1983) menyebutkan bahwa bantaran sungai
merupakan bagian dari struktur sungai yang sangat rawan. Terletak antara
badan sungai dengan tanggul sungai, mulai dari tebing sungai hingga
bagian yang datar. Peranan fungsinya cukup efektif sebagai penyaring
(filter) nutrien, menghambat aliran permukaan dan pengendali besaran laju
erosi. Bantaran sungai merupakan habitat tetumbuhan yang spesifik
(vegetasi riparian), yaitu tetumbuhan yang komunitasnya tertentu mampu
mengendalikan air pada saat musim penghujan dan kemarau.
2. Tebing/jering sungai
Bentang alam yang menghubungkan antara dasar sungai dengan tanggul
sungai disebut dengan tebing sungai. Tebing sungai umumnya
membentuk lereng atau sudut lereng, yang sangat tergantung dari bentuk
medannya. Semakin terjal akan semakin besar sudut lereng yang
terbentuk. Tebing sungai merupakan habitat dari komunitas vegetasi
riparian, kadangkala sangat rawan longsor karena batuan dasarnya sering
berbentuk cadas.
3. Badan sungai
Alur sungai/Badan sungai (Forman & Gordon, 1983; dan Let, 1985),
adalah bagian dari muka bumi yang selalu berisi air yang mengalir yang
bersumber dari aliran limpasan, aliran sub surface run-off, mata air dan air
bawah tanah (base flow). Lebih jauh Sandy (1985) menyatakan bahwa alur
sungai dibatasi oleh bantuan keras, dan berfungsi sebagai tanggul sungai.
4. Dasar sungai
Forman dan Gordon (1983) in Waryono (2008), menyebutkan bahwa dasar
sungai sangat bervariasi, dan sering mencerminkan batuan dasar yang
keras. Jarang ditemukan bagian yang rata, kadangkala bentuknya
bergelombang, landai atau dari bentuk keduanya sering terendapkan
material yang terbawa oleh aliran sungai (endapan lumpur). Tebal tipisnya
dasar sungai sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya. Dasar sungai dari
hulu ke hilir memperlihatkan perbedaan tinggi (elevasi), dan pada jarak
tertentu atau keseluruhan sering disebut dengan istilah gradien sungai yang
memberikan gambaran berapa peresen rataan kelerengan sungai dari
bagian hulu kebagian hilir. Besaran nilai gradien berpengaruh besar
terhadap laju aliran air.
5. Vegetasi riparian
Vegetasi riparian adalah vegetasi yang berada di tepian sungai, berupa
tumbuhan yang telah beradaptasi untuk hidup di tempat yang seringkali
tergenang air sungai (vegetasi herba dan pohon) terutama saat hujan turun
dan secara periodik dipengaruhi oleh penggenangan air.
Vegetasi ini memiliki fungsi diantaranya :
a) Memelihara temperatur dan Dissolved Oxygen yang sangat penting
bagi organisme akuatik.
b) Sebagai habitat untuk berlindung, berkembang biak, serta mencari
makan bagi organisme akuatik maupun teresterial.
c) Menstabilkan pinggiran sungai melalui akar vegetasi yang tumbuh
untuk mengurangi dampak erosi.
d) Memelihara kualitas air dengan menyaring pollutan dalam aliran air
(run off), seperti sedimen, nutrien, pestisida, dan bakteri koliform
sebelum masuk badan sungai.
MAKALAH
EKOLOGI PERAIRAN

Oleh:
NUR ISTIQAMAH
1414142011
Biologi Sains 2014

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017

Anda mungkin juga menyukai