PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rangkaian tahapan perkembangan embrio atau janin adalah salah satu peristiwa yang
terjadi di dalam reproduksi. Pada tahap ini terjadi perkembangan yang signifikan dari janin,
mulai dari awalnya hanya berupa satu sel dan kemudian terus membelah menjadi beberapa
sel dan akhirnya terbentuk organisme sempurna yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan sel.
Semua proses tersebut terangkai dan terangkum dalam beberapa tahapan seperti tahapan
morula, blastula, gastrula, neurula, dan organogenesis.
Proses reproduksi bukanlah merupakan sebuah proses yang instant, akan tetapi
melibatkan serangkaian proses yang berkesinambungan, seperti gametogenesis, fertilisasi,
perkembangan embrio sampai akhirnya terlahir individu baru. Salah satu ciri-ciri suatu dasar
organisme adalah memiliki kemampuan untuk membentuk organisme baru yang bertujuan
mempertahankan kelestarian jenis atau speciesnya. Kemampuan ini dinamakan kemampuan
bereproduksi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan suatu kegiatan praktikum yang akan
memperkenalkan kita dengan proses perkembangan dan tahapan-tahapan perkembangan
embrio yang menyertainya, dalam hal ini adalah embrio ayam. Oleh karena itu, dengan
adanya pelaksanaan praktikum ini, sangat membantu kita untuk mengetahui lebih lanjut
perkembangan embrio pada ayam dari tahapan inkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam;
sehingga kita tidak hanya mngetahui dari teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa
sumber informasi yang ada tetapi juga kita memeroleh manfaatnya dari kegiatan prakikum
kali ini
B. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembentukan bakal organ ayam dari berbagai umur
embrio ayam.
B. Pembahasan
1. Embrio ayam utuh umur 24 jam
Pada pengamtan ini yang di amati adalah ayam umur inkubasi 24 jam, antara lain:
area embrional, area pellusida, area opaka vaskulosa, area opaka vitellin, lipatan kepala,
proamnion, lipatan neural, usus depan, porta usus depan, somit, dan daerah primitive.
Pengmatan ini sesuai dengan teori yangdiuraikan oleh Syahrum (1994), yaitu bahwa
setelah masa inkubasi 24 jam, dapat dibedakan antara daerah intraembrional dengan
daerah ekstraembrional. Daerah ekstraembrional terdiri dari area pellusida dan area opaka
. daerah kepala mengalami perkembangan yang agak cepat, namun karena adanya daerah
batas pertumbuhan (zone over growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke
ventral, setelah ke ventral daerah kepala agak terangkat dan melipat ke posterior. Hal ini
diikuti oleh lipatan ectoderm, sehingga terbentuklah kantung buntu sebelah anterior yang
membuka ke arah kunir, disebut anterior intestinal portal (seperti gerbang menuju
terowongan buntu). Kantung buntu di sebelah anterior adalah fore gut (usus depan),
sedangkan ke arah sebelah posterior endoderm masih lurus sampai ke primitive streak.
Celah di sebelah vebtral kepala akibat terjadinya lipatan kepala disebut subchepalic
pocket. Lapisan tepi yang membatasi fore gut disebut margin of intestinal portal.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Syahrum (1994), dalam 24 jam inkubasi
ternyata spalachnic mesoderm di daerah AIP mengalami penebalan yang nantinya akan
berkembang menjadi buluh jantung, sedangkan di daerah opaka (opaca area) mesoderm
berkelompok (memberi gambaran gelap secara mikroskopis) disebut blood island dan
area opaka sekarang dinamakan area vasculosa
2. Embrio ayam utuh umur 48 jam
Pada pengamtan bagian-bagian yang kami amati pada telur ayam umur inkubasi 48
jam, antara lain: telenchepalon, dienchepalon, rhombenchepalon, mesenchepalon,
mielenchepalon, vesikula optic, vesikula otic, usus depan, sinus venosus, celah viceral,
atrium, ventrikel, somit, batas amnion, tunas ekor, dan sisa daerah primitive. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Syahrum (1994), yang menyatakan bahwa
pada embrio ayam umur inkubasi 48 jam, kepala embrio mengalami pelekukan (chepalic
flexure) sehingga mesenchepalon tampak di sebelah drsal dan prosenchepalon dan
rhombenchepalon tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbunya sehingga
sehingga bagian kiri menjadi kunir dibagian atas sedangkan pandangan dari dorsal
tampak kepala bagian kanan;badan bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal
(tampak sebelah atas). Bagian badan sebelah tengah telah menunjukkan adanya lipatan
lateral (lateral body fold) sedangkan di daerah ekor telah terjadi pula tail fold (lipatan
yang akan menyelubungi daerah ekor). Lama-kelamaan, seluruh bagian badan embrio
berada dalam selubung amnion, setelah semua lipatan-lipatan bertemu.
Perkembangan saluran pencernaan di daerah faring terbentuk 3 pasang kantung
faring yang merupakan evaginasi lateral, sedangkan sejajar kantung II terdapat evaginasi
ventral membentuk kelenjar tiroid. Stomodeum membentuk pharyngeal membrane terjadi
lekukan head ectoderm membentuk kantung rathke yang nantinya akan menjadi hipofisa
bagian anterior pada usus bagian belakang mengadakan evaginasi ventral membentuk
alantois merupakan organ ekskresi selama embrio berkembang. Perkembangan jantung
dan pembuluh darah ; tabung jantung telah melekuku dan memutar membentuk S.
Jantung terdiri atas sinus venosus, atrium, ventrikel bulubus dan vena aorta. Diferensiasi
mesoderm dan selama pembentukan somit memanjang ke arah posterior yang selanjutnya
berdiferensiasi menjadi skeleretom, myotom dan dermatom. Daerah nephrotom
menunjukkan perkembangan baru yaitu terbentuknya ginjal mesenephrose.
Mesenchepalon merupakan ginjal yang berfungsi pada embrio berkembang namun bukan
ginjal tetap bagi anak ayam. Pada akhir perkembangan embrio ayam umur 48 jam ,
terbentuk dua membran ekstra embrional yaitu amnion dan khorion
3. Embrio ayam utuh umur 72 jam
Bagian-bagian yang kami amati pada telur ayam umur inkubasi 72 jam, antara lain:
telenchepalon, epiphiss, vesikula otic, lensa mata, cawan optic, celah visceral, atrium,
ventrikel, unas ekor, somit sinus venosus. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Syahrum (1994), yang menyatakan bahwa pada embrio yang berumur 72 jam,
embrio mengfalami pelekukan servikal (cervical flexure), sehingga daerah
rhombenchepalon (metenchepalon dan mielenchepalon) berada di sebelah dorsal dan
telenchepalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan kepala makin berkembang ke
arah posterior, sebaliknya engan amniotic tail fold (berkembang ke arah anterior) dan
lateral body fold semakin menutup. Mata terletak lebih ke arah caudal daripada otosis. Di
daerah ventrolateral rhombenchepalon berkembang derivate neural crest berupa pasang
ganglion saraf-saraf cranial. Di daerah setingg AIP, terjadi penebalan mesoderm yang
akan berkembang menjadi upper limb bud atau wing bud, merupakan primordial sayap.
Sedangkan di daerah cauda dibentuk lower limb bud, yaitu primordial kaki.
Di daerah ventro-lateral mesenchepalon terdapat ganglion V (ganglion semilunaris)
dari nervus trigeminus yang mempersarafi mata dan daerah branchial arch yang I (daerah
maxilla dan mandibula). Dekat otosis terdapat gambaran gelap yang menunjukkan
ganglion genikuli dari nervus VII (nervus vasialis), dan ganglion VIII (nervus akustikus)
yang mempersarafi telinga bagian dalam. Di daerah posterior otosis terdapat ganglion IX
yang terdiri dari bagian proksimal, yaitu ganglion syperior dan bagian distal, yaitu
ganglion petrosal dari nervus glosopharingeal yang mempersafi daerah arkus branchialis
dua dan tiga (bagian lidah dan akar lidah). Pada daerahmedulla spinalis terdapat pula
pasangan masa, yaitu ganglion-ganglion spnalis dari saraf-saraf spinal.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam pelaksanaan praktikum kali ini adalah:
1. Perkembangan embrio ayam melalui beberapa tahap , yaitu tahap pembelahan, blastula,
gastrula, neurula, dan organogenesis, pembelahannya hnay berlangsung di keping
lembaga saja, atau dapat disebut pembelahan meroblastik.
2. Organogenesis merupakan proses lanjut setelah terbentuk neural dan bumbung neural.
Organogenesis ini meliputi tiga lapisan embrional yang membentuk bakal organ, yaitu
ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Perkembanngan embrio ayam pada berbagai umur
inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis.
B. Saran
Sebagai seorang praktikan diharapkan melakukan praktikum sebaik-baiknya dan
menggunakan waktu seefisien mungkin agar praktikum berjalan secara maksimal dan tujuan
yang dinginkan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan judul PERKEMBANGAN
EMBRIO AYAM yang disusun oleh :
Nama : DIAN UTAMI ZAINUDDIN
Nim : 1114140020
Kelas :B
Kelompok : II (Dua)
Telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.
Mengetahui
Dosen penanggung jawab